NIM : 126201211046
KELAS : 2A
2. Madrasah Nizamiyah
Kurikulum pendidikan Islam klasik merupakan suatu sistem pendidikan klasik yang
berbeda dengan sistem pendidikan Islam yang ada pada saat ini. Kalau ditinjau dari aspek
tujuan, guru, murid, kurikulum, metode, fasilitas, dan sarana prasarana, jelas terlihat
perbedaannya. Pada hakikatnya kurikulum pendidikan Islam klasik berbeda-beda menurut
wilayah masing-masing. Di Mesir misalnya kurikulum di titik beratkan kepada fiqih,
sedangkan di Madinah lebih menitik beratkan kepada kajian hadist. Meskipun perbedaan
kurikulum berbeda dengan tempat yang satu dengan yang lainnya, akan tetapi di sepakati
bahwa kitab suci al-Qur’an di jadikan sebagai sumber pokok ilmu-ilmu agama dan umum.
Pada awalnya kurikulum yang diajarkan berkisar pada belajar membaca al-Qur’an, menulis,
keimanan, ibadah, akhlak, dasar-dasar ekonomi dan politik yang semuanya bersumber kepada
al-Qur’an. Kurikulum pendidikan Islam sebelum berdirinya Madrasah tidak ada tingkatan
dalam pendidikan islam. Sedangkan Kurikulum pendidikan Islam setelah berdirinya
Madrasah memiliki aktivitas-aktivitas yang menyelidiki cabang ilmu pengetahuan manusia.
Kemajuan peradaban agama islam berkaitan dengan seluruh aspek atau bidang-bidang
keilmuan yang berkembang. Tak terkecuali Perpustakaan islam yang juga berkembang
disertai dengan munculnya berbagai perpustakaan yang ada pada masa kejayaannya.
Perpustakaan di dunia Islam mulai terjadi pada masa pemerintahan Bani Umayah. Yang
mana perpustakaan Islam terletak di sebuah masjid dan buku pertama yang menjadi koleksi
adalah Al Qur’an. Diantara peran dan fungsi perpustakaan islam klasik pada masa
perkembangan islam adalah Perpustakaan sebagai pusat belajar, Pusat penterjemahan, dan
Pusat penyalinan dan penerbitan. Perkembangan perpustakaan islam klasik mempunyai 2 fase
yakni kemajuan dan kemunduran. Kemajuan umat Islam terjadi pada tahun 650-1250 M yang
ditandai dengan meluasnya kekuasaan Islam dan adanya penyatuan wilayah sehingga
berkembanglah ilmu pengetahuan baik dalam bidang sains dan ilmu pengetahuan lain. Hal ini
dilatarbelakangi karena adanya kaum intelektual yang sudah paham dan cinta terhadap ilmu
pengetahuan. Kemudian pada fase kemunduran terjadi pada tahun 1250-1500 yang ditandai
dengan terpecahnya kekuasaan Islam dan mulai menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang
terpisah.