Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SD 1

“DASAR-DASAR MATERI AJAR”

Dosen Pengampu :
Prof. Drs. H. Rustam Effendi,M.Pd,Ph.D/Faradina, M.Pd
Kelompok 5
Nama Anggota :
Khalawatul Zakiah 1910125120047
Muhammad Fajar Tamami 1910125210127
Siti Firda Anggraini 1910125220042
Wulan Maulidasari 1910125220052
Nur Khalifah 1910125220057
Noer Dwi Saputri 1910125220102
KELAS 3B PGSD

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT


serta sholawat dan salam tak lupa senantiasa kita hanturkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad saw yang mana atas karunia-Nya dan syafaat beliau kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 Semester 3 Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lambung Mangkurat, dengan materi pembahasan mengenai
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Drs. H. Rustam
Effendi,M.Pd,Ph.D. selaku dosen pengampu beserta pihak-pihak yang sudah
mendukung penulisan makalah ini. Kami pun sangat menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan guna menjadikan makalah ini menjadi lebih sempurna. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin Yarobbal
Aalamiin.

Banjarmasin, Oktober 2020

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................3
C. TUJUAN.......................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
A. PENGERTIAN BAHAN AJAR ATAU MATERI AJAR............................4
B. PEMILIHAN MATERI AJAR YANG DIDASARKAN PADA TINGKAT
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK..............................................................8
C. PEMILIHAN MATERI AJAR YANG DIDASARKAN PADA
LINGKUNGAN...................................................................................................9
D. PEMILIHAN MATERI AJAR YANG DIDASARKAN PADA
KETERSEDIAAN SARANA..............................................................................9
E. KRITERIA MENGKAJI BUKU PAKET..................................................10
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
A. KESIMPULAN...........................................................................................15
B. SARAN.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
bahan ajar merupaka seperangkat materi yang disusun secara
sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/
suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.oleh karena itu kita
mencari tahu bagaimana cara menetukan bahan ajar yang baik dan
bagaimana pemilihan materi ajar yang didasarkan pada kurikulum
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials)
secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang
telah ditentukan. Secara terperinci, jenis- jenis materi pembelajaran terdiri
dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan
sikap atau nilaiyang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana menentukan pemilihan materi ajar yang didasarkan
pada kurikulum?
2. Bagaimana menetukan pemilihan materi ajar yang didasarkan pada
tingkat perkembangan peserta didik?
3. Bagaimana menetukan pemilihan materi ajar yang didasarkan pada
lingkungan?
4. Bagaimana menetukan pemilihan materi ajar yang didasarkan pada
ketersediaan sarana?
5. Apa kriteria untuk mengkaji buku paket?

C. TUJUAN
1. Untuk memahami pemilihan materi ajar yang didasarkan pada
kurikulum.
2. Untuk memahami pemilihan materi ajar yang didasarkan pada
tingkat perkembangan peserta didik.
3. Untuk memahami pemilihan materi ajar yang didasarkan pada
lingkungan.
4. Untuk memahami pemilihan materi ajar yang didasarkan pada
ketersediaan sarana.
5. Untuk memahami kriteria untuk mengkaji buku paket.
6.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BAHAN AJAR ATAU MATERI AJAR


Menurut Ahmad Sudrajad, bahan ajar adalah seperangkat materi yang
disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta
lingkungan/ suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Menurut Tim Sosialisasi KTSP, bahan ajar adalah segala bentuk bahan
yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas.Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan
tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Sedangkan menurut Abdul Majid, bahan ajar adalah segala bentuk bahan,
informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktor
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa
berupa tertulis maupun bahan yang tidak tertulis. Bahan ajar atau materi
kurikulum (curriculum material) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus
dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis
besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari
siswa dalam rangkamencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Secara terperinci, jenis- jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan
(fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilaiyang
harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan.
a. Pengertian Kurikulum
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, curir yang
berarti “pelari” dan curere yang artinya “tempat berpacu”. Jadi, istilah
kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Rumawi kuno di
Yunani yang mengandung makna suatu jarak yang harus ditempuh oleh
pelari.
Secara terminologis, istilah kurikulum digunakan dalam dunia
pendidikan, dengan pengertian semula sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik untuk mencapai suatu tingkatan atau ijazah.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, peledakan informasi dan jumlah penduduk, berdampak pada
tugas sekolah yang semakin bertambah berat, maka pengertian kurikulum
pun berkembang menjadi luas. Pengertian kurikulum tidak hanya terbatas
pada sejumlah mata pelajaran, tetapi juga semua kegiatan yang dilakukan
peserta didik dalam rangka belajar. Kegiatan belajar ini baik dilakukan di
kelas maupun di luar kelas. Misalnya, mengikuti ceramah, membaca di
perpustakaan, memperingati hari-hari besar nasional atau keagamaan,

4
kegiatan yang dilakukan oleh organisasi siswa, dan sebagainya. Pengertian
lebih luas lagi, yaitu ditambah dengan semua kegiatan yang berpengaruh
terhadap pembentukan pribadi peserta didik yang sesuai dengan tujuan
pendidikan. Sementara itu Tanner dan Tanner (dalam Ali, 1992: 6-7)
mengungkapkan bahwa pengertian kurikulum mencakup berbagai
pengetahuan yang terorganisasi, modus-modus, pikiran, pengalaman ras,
pengalaman terpadu, suatu lingkungan belajar yang terencana, isi dan
proses kognitif/afektif, rencana pengajaran, tujuan dan hasil pengajaran,
dan suatu sistem teknologi produksi. Berikutnya, Ali (199216)
mengkategorikan pengertian kurikulum ke dalam tiga kelompok, yaitu: (1)
kurikulum sebagai rencana pembelajaran, (2) kurikulum sebagai
pengalaman belajar, dan (3) kurikulum sebagai rencana belajar.
Stratemeyer, Forkner, dan McKim (dalam Ali, 1992:5) mengartikan
kurikulum dalam tiga cara, yaitu: (1) mata pelajaran-mata pelajaran dan
kegiatan-kegiatan lain di kelas, (2) seluruh pengalaman belajar, baik yang
diperoleh dari dalam kelas maupun dari luar kelas, yang diprakarsai
sekolah, dan (3) seluruh pengalaman peserta didik. Saylor, Alexander, dan
Lewis (dalam Ali, 1992:2) merumuskan pengertian kurikulum ke dalam
empat kategori, yaitu:
1. kurikulum sebagai rencana tentang mata pelajaran,
2. kurikulum sebagai rencana pengalaman belajar,
3. kurikulum sebagai rencana tujuan pendidikan yang hendak dicapai,
dan
4. kurikulum sebagai rencana kesempatan belajar.
Rumusan Ali lebih sederhana, tetapi mempunyai cakupan yang luas.
Kategori kelompok pertama mengartikan kurikulum sebagai rencana
pelajaran atau bahan-bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh pesera
didik selama mengikuti pendidikan di suatu sekolah atau perguruan tinggi,
sebagai syarat untuk memperoleh ijazah. Kategori kelompok kedua
menjelaskan kurikulum sebagai seluruh pengalaman belajar peserta didik
yang diperoleh selama mengikuti pendidikan di sekolah, baik diperoleh di
dalam maupun di luar sekolah, atas prakarsa sekolah. Kelompok ketiga
memaknai kurikulum sebagai rencana belajar di suatu sekolah yang
disusun dengan mempertimbangkan teori-teori psikologi, belajar dan
psikologi perkembangan..
b. Kriteria Memilih Isi Kurikulum
Penentuan isi kurikulum didasarkan pada tingkat pengembangannya.
Kurikulum tingkat sekolah tidak sama dengan tingkat bidang studi, dan
berbeda dengan tingkat pengajaran. Pada tingkat sekolah berisi , mata
pelajaran-mata pelajaran yang akan diajarkan. Pada tingkat mata
pelajaran/bidang studi, isi kurikulum berupa topik-topik yang diajarkan
tercakup pada bidang studi yang bersangkutan. Pada tingkat pengajaran
kurikulum berisi bahan-bahan pelajaran atau pokok-pokok bahasan dari
masing-masing topik. Berkaitan dengan kriteria ini Taba (dalam Ali,
1992:96) mengungkapkan kriteria isi kurikulum, sebagai berikut.

5
1. Isi kurikulum harus sahih dan terpercaya.
2. Isi kurikulum harus berpegang pada kenyataan sosial.
3. Kedalaman dan keluasan kurikulum harus seimbang.
4. Isi kurikulum harus meliputi ranah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
5. Isi kurikulum harus dapat dipelajari dan disesuaikan dengan
pengalaman peserta didik.
6. Isi kurikulum harus dapat memenuhi kebutuhan dan menarik
peserta didik.
Selanjutnya, mari kita pelajari pendapat Tyler (dalam Ali, 1992:98-99)
sebagai berikut.
1. Isi kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mempraktikkan jenis perilaku yang sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Umpamanya, jika tujuan agar peserta dapat menulis paragraf
dengan baik, maka pengalaman harus memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menulis paragraf.
2. Pengalaman belajar harus dapat memberikan kepuasan kepada
peserta didik melalui pelaksanaan atau penampilan perilaku yang
sesuai dengan tujuan.
3. Pengalaman belajar harus dalam batas kemungkinan peserta didik
dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
4. Pengalaman belajar hendaknya diseleksi, pilih yang paling tepat
dilaksanakan.
5. Pengalaman belajar diupayakan dapat mencapai suatu jenis prilaku
dan dapat mengembangkan kemampuan lain.
Kedua pendapat di atas tampaknya saling melengkapi dalam memilih
isi kurikulum. Berdasarkan kriteria-kriteria di atas agaknya kurikulum
yang digunakan di SD.
c. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsisp-prinsip
pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut adalah:
1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang
kongkret untuk memahami yang abstrak. Siswa akan lebih mudah
memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari
yang mudah atau sesuatu yang kongkret, nyata ada di lingkungan
mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep pasar, maka mulailah
siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di tempat
mereka tinggal. Setelah itu, mereka dibawa untuk berbicara tentang
berbagai jenis pasar lainnya.
2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman Dalam pembelajaran,
pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu
konsep. Dalam prinsip ini dikatakan bahwa 5 x 2 lebih baik daripada

6
2 x 5. Artinya, walaupun jumlahnya sama, sesuatu informasi yang
diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan.
3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap
pemahaman siswa, respon yang diberikan oleh guru terhadap siswa
akan menjadi penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang guru
seperti ’ya benar’ atau ’ya kamu pintar’ atau, ’itu benar, akan lebih
baik kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa
bahwa ia telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar.
Sebaliknya, respon negatif akan mematahkan semangat siswa. Untuk
itu, jangan lupa berikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja
siswa.
4. Motivasi belajar yang tinggi adalah salah satu faktor penentu
keberhasilan belajar, Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
akan lebih berhasil dalam belajar, sehinggga salah satu tugas guru
dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan motivasi
agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi,
antara lain dengan memberikan pujian, harapan, menjelaskan tujuan
dan manfaat, memberi contoh, menceritakan sesuatu yang membuat
senang belajar, dan sebagainya
5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya
akan mencapai ketinggian tertentu. Pembelajaran adalah proses yang
bertahap dan berkelanjutan. Untuk mencapai standar kompetensi
yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga,
semakin lebar anak tangga semakin sulit melangkah, namun anak
tangga yang terlalu kecil juga terlampau mudah dilewati. Untuk itu,
guru perlu menyusun anak tangga tujuan pembelajaran yang pas,
sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan ajar, anak tangga
tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator kompetensi.
6. Mengetahui hasil yang telah dicapai mendorong siswa untuk terus
mencapai tujuan Ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk mencapai
kota yang dituju, sepanjang perjalanan akan melewati kota-kota lain.
Jika pemandu perjalanan memberitahukan setiap kota yang dilewati,
agar peserta menjadi tahu sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi
perlu berjalan. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru
ibarat pemandu perjalanan yang baik, yang akan memberitahukan
kota tujuan akhir yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya,
kota apa saja yang akan dilewati, dan memberitahukan sudah sampai
di mana dan berapa jauh lagi perjalanan. Semua peserta dapat
mencapai kota tujuan. Dalam pembelajaran, setiap siswa akan
mencapai tujuan dengan kecepatannya sendiri, namun mereka akan
sampai kepada tujuan dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah
sebagian dari prinsip belajar tuntas.

d. Pengembangan Kurikulum Terhadap Bahan Ajar


Ada beberapa alasan, mengapa guru perlu untuk mengembangkan
bahan ajar. Beberapa alasan-alasan tersebut didasarkan antara lain;

7
ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran, dan
tuntutan pemecahan masalah belajar. Selain itu, pengembangan bahan ajar
harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang akan
kita kembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
telah ditetapkan oleh pemerintah, namun bagaimana strategi untuk
mencapainya serta apa saja bahan ajar yang hendak digunakan merupakan
kewengan penuh dari para pendidik sebagai tenaga profesional. Dalam hal
ini, guru dituntut sebagai pengembang kurikulum termasuk di dalamnya
memiliki kemampuan dalam mengembangkan bahan ajar sendiri.
Jadi untuk memilih materi ajar atau bahan ajar yang didasarkan dengan
kurikulum, kita harus memahami dulu beberapa penjelasan poin-poin
diatas seperti pengertian bahan ajar, kurikulum, kriteria kurikulum, prinsip
untuk mengembangkan bahan ajar dan pengembangan kurikulum terhadap
bahan ajar. Agar nantinya kita bisa memilih bahan ajar yang sesuai dengan
kurikulum dan sesuai dengan keadaan agar proses pembelajaran nantinya
bisa berjalan dengan lancar.

B. PEMILIHAN MATERI AJAR YANG DIDASARKAN PADA


TINGKAT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Skop atau ruang-lingkup bahan ajar berkaitan dengan keluasan bahan ajar
yang dipandang relevan untuk mengantarkan peserta didik mencapai tujuan,
dan sequence abahan ajar menyangkut tahapan-tahapan struktural bahan ajar
dengan pertimbangan kapan bahan ajar perlu didahulukan atau diakhirkan
untuk dipelajari siswa. Pengembangan sequence bahan ajar terdapat beberapa
model yakni;
1. Sequence logis; yakni pengembangan bahan ajar dimulai dari yang mudah
menuju yang kompleks, dari bagian-bagian menuju keseluruhan
2. Sequence psikologis yakni; pengembangan bahan ajar kebalikan dari
nomor 1 di atas.
3. Sequence historis; pengembangan bahan ajar sesuai dengan fenomena-
fenomena kesejarahan, yuang bergerak maju dari fenomena awal meunju
berikutnya.
4. Sequence kronologis; pengembangan bahan ajar sesuai dengan
krponologis kejadiannya secara berurutan, hamper sama dengan sequence
historis tapi bukan kesejarahan.
5. Sequence kausal; yakni pengembangan bahan ajar didasarkan pada kasus-
atau fenomena tertentu yang dipandang sebagai penyebab perlu dipelajari
lebih dahulu sebelum sesuatu yang dianggap sebagai akibat.
6. Sequence spiral; yakni pengembangan pembelajaran sesuai dengan sesuatu
atau fakta tertentu yang sangat berdekatan dengan siswa, kemudian
dikembangkan menuju kepada yang lebih luas dan lebih tinggi.

8
C. PEMILIHAN MATERI AJAR YANG DIDASARKAN PADA
LINGKUNGAN

Pemilihan bahan ajar berdasarkan pada ketersediaan lingkungan


menulis atau mengarang maka pilihlah tema yang berkaitan dengan
perikehidupan di lingkungan peserta didik.
Jadi, kita jangan menugasi anak mengarang dengan tema peristiwa
yang belum atau tidak pernah terjadi di tempat tinggalnya. Hal ini akan
menyulitkan anak. Tugasilah mereka mengarang tentang “Keindahan
Pantai Parai di Pulau Bangka.

D. PEMILIHAN MATERI AJAR YANG DIDASARKAN PADA


KETERSEDIAAN SARANA

Ketersediaan sarana juga merupakan salah satu aspek yang perlu


dipertimbangkan dalam memilih bahan ajar bahasa Indonesia. Pernyataan ini tentu
tidak diragukan lagi karena tanpa tersedia sarana tidaklah mungkin pembelajaran
Bahasa Indonesia berlangsung secara optimal. Untuk itu, Anda perlu memahami apa
yang dimaksud dengan sarana dan sarana apa saja yang diperlukan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk mencapai suatu tujuan
(Depdikbud, 1988:784). Sarana juga diartikan alat atau media. Berikutnya dalam
bahan ajar ini digunakan istilah media.
Media dibedakan atas media yang komersial, dijual-belikan dan media
buatan sendiri. Media dikelompokkan juga atas media yang didengar (auditory), yang
dilihat (visual), yang didengar dan yang dilihat (audio-visual).
Berkaitan dengan media ini, Erdmenger dalam Nababan (1993:206—207)
memberikan sudut pandangan untuk memeriksa atau menggambarkan media
pembelajaran bahasa sebagai berikut.
1. Ciri informasi yang disampaikan melalui alat (yakni informasi linguistik atau
nonlinguistik).
2. Jalur informasi (auditory, visual, audio-visual).
3. Fase-fase dalam proses pembelajaran dan penilaian (apakah digunakan untuk
penyajian, pengulangan materi ajar, atau penilaian).
4. Fungsi pendidikan, apakah media itu untuk memberi motivasi kepada peserta
didik, menyampaikan pesan, atau mendorong penggunaan bahasa dengan bebas).
5. Kemungkinan-kemungkinan untuk membantu, melengkapi, atau bahkan untuk
menggantikan tugas guru).
6. Penggunaan media oleh individu-individu atau oleh kelompok-kelompok).

9
Media yang didengar adalah radio dan tape recorder, sedangkan yang dapat
didengar dan dilihat meliputi film, video, dan televisi. Kegunaan media tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih secara mandiri di
dalam dan di luar kelas.
2. Meringankan, membantu, dan melengkapi peran guru
3. Memberikan model yang tetap kepada peserta didik, khususnya kalau rekaman
berisi ulangan-ulangan yang banyak dan intonasi-intonasi tertentu
4. Mendengarkan suara beberapa orang penutur asli di kelas sehingga peserta didik
dapat membedakan suara wanita, pria, anak, pemuda dengan segala ragamnya.
5. Merekam suara peserta didik agar dapat digunakan oleh guru dalam
mengevaluasi penguasan bahasa yang dipelajari dan oleh peserta didik untuk
mengevaluasi hasil produksi diri sendiri.

Penggunaan ilustrasi dalam bahan ajar juga merupakan media yang memiliki
ragam manfaat, antara lain membuat bahan ajar menjadi lebih menarik melalui variasi
penampilan. Ilustrasi dapat dibuat sendiri oleh dosen atau guru sebagai pengembang
bahan ajar, Namun, ilustrasi juga dapat dibuatkan oleh perancang grafis atau pelukis,
yang menerjemahkan gambar-gambar yang diinginkan ke dalam ilustrasi yang baik
dan tepat. Selain itu, ilustrasi juga dapat diambil dari sumber langsung (misalnya
foto), sumber atau buku lain (misalnya majalah atau ensiklopedia). Jika ilustrasi
diperoleh dari sumber atau buku lain, Anda berkewajiban memberi penjelasan
tentang hal itu dalam bahan ajar yang Anda tulis.
Ilustrasi digunakan untuk memperjelas pesan atau informasi yang
disampaikan. Selain itu, ilustrasi dimaksudkan untuk memberi variasi bahan ajar
sehingga bahan ajar menjadi menarik, memotivasi, komunikatif, membantu retensi
dan pemahaman peserta terhadap isi pesan. Ilustrasi yang biasa digunakan dalam
bahan ajar, antara lain daftar atau tabel, diagram, grafik, kartun, foto, gambar, sketsa,
simbol, dan skema
Media yang dilihat antara lain gambar, papan tulis, papan flannel, slide
proyektor (OHP), buku, surat kabar, dan majalah. Nah Saudara, setelah memahami
pengertian sarana atau media dan macam macamnya tentu sudah dapat memilih
bahan ajar sesuai dengan ketersediaan sarana yang ada di sekolah atau di daerah
tempat Anda bertugas. Di samping itu, sangat diharapkan Anda dapat membuat
sendiri media pembelajaran yang akan diperlukan dengan memanfaatkan bahan-
bahan atau benda-benda atau fasilitas-fasilitas ada.
Dukungan, layanan serta ketersediaan bahan ajar yang beragam akan sangat
memberikan manfaat yang sangat besar pada siswa diantaranya suasana dan kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik dan menantang, mendorong siswa agar
memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk belajar secara mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap sumber informasi dari guru.

E. KRITERIA MENGKAJI BUKU PAKET


1. Pengertian Buku Paket
Istilah buku paket terbentuk dari dua kata yaitu kata “buku” dan
“paket”. Buku berarti lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau
kosong. Sementara, paket berarti sejumlah buku yang dibungkus

10
dikirimkan atau dijual secara keseluruhan sebagai satu nomor
(Depdikbud, 1988:132).
Pengertian di atas agaknya didasarkan pada proses munculnya
buku tersebut di sekolah-sekolah, yaitu dipaketkan lewat jasa
pengiriman (Elteha, umpamanya). Namun, istilah ini dibatasi hanya
untuk buku yang djpaketkan oleh pemerintah, dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional, kepada sekolah-sekolah. Untuk
buku-buku yang dijual di pasaran oleh para penerbit (Tiga Serangkai,.
Erlangga, Intan Pariwara, dan sebagainya) disebut buku penunjang.
Buku paket berisi pelajaran, ditulis oleh para pakar, relevan dengan
mata pelajaran tertentu, memiliki kualitas standar, mempunyai tujuan
umum pengajaran, dilengkapi dengan sarana penunjang, untuk tingkat
satuan pendidikan tertentu, dan mempunyai tujuan khusus untuk
menunjang pengajaran tertentu (umpamanya untuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia).
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh buku paket, maka
pada hakikatnya buku paket dapat disebut pula buku teks. Hal ini
didasarkan pada definisi buku teks yang diungkapkan oleh para pakar
antara lain sebagai berikut.
Hall Quest (dalam Tarigan, 1986:11) mengemukakan buku teks
adalah buku yang disusun untuk tujuan instruksional. Sementara,
Lange (dalam Tarigan, 1986:11) mendefinisikan buku teks adalah
buku standar untuk bidang tertentu yang terdiri atas buku pokok dan
buku tambahan. Selanjutnya, Bacon (dalam Tarigan, 1986:11)
menjelaskan bahwa buku teks adalah buku yang dirancang dengan
cermat, disiapkan oleh para pakar dalam bidang terkait; dan dilengkapi
dengan sarana yang sesuai dan serasi. Pakar lain mengungkapkan buku
teks adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah dan di
perguruan tinggi untuk menunjang program pengajaran (Buckingham
dalam Tarigan, 1986:11). Dari beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa buku teks atau buku paket adalah buku pelajaran
dalam mata pelajaran tertentu merupakan buku standar, disusun oleh
oleh para ahli di bidangnya, untuk tujuan instruksional, dilengkapi
dengan sarana pembelajaran yang serasi, mudah dipahami oleh
penggunanya di sekolah.
2. Jenis-jenis Buku Paket
Penjenisan buku paket dilakukan atas dasar mata pelajaran, mata
kuliah, penulisannya, dan jumlah penulisnya (Tarigan, 1986: 29).
Dalam buku ajar ini hanya disebutkan jenis buku paket didasarkan
pada nama mata pelajaran saja. Berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), jenis buku paket meliputi buku paket mata
pelajaran:
1) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
2) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
3) Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
4) Matematika
5) Bahasa Indonesia
6) Seni Budaya dan Keterampilan

11
7) Pendidikan Jasmani Olahraga
8) Bahasa Inggris dan
9) Teknologi Industri dan Komunikasi.

3. Kriteria Mengkaji Buku Paket


Saudara, untuk mengkaji buku paket, tentu kita harus mengetahui
dulu kriteria buku paket yang berkualitas. Berkaitan dengan ini,
Greene dan Petty (dalam Tarigan, 1986:20) mengungkapkan sepuluh
kriteria buku paket yang dikatakan berkualitas, yaitu buku paket harus:
1) Menarik minat
2) Mampu memberikan motivasi
3) Memuat ilustrasi yang menarik hati peserta didik
4) Mempertimbangkan aspek linguistik
5) Isinya harus berhubungan dengan mata-mata pelajaran yang
lain
6) Dapat merangsang aktivitas pribadi para peserta didik
7) Jelas konsep-konsepnya
8) Memiliki sudut pandang yang jelas dan tegas
9) Mampu memberikan pemantapan dan penekanan pada nilai-
nilai peserta didik
10) Buku paket harus dapat menghargai perbedaan-perbedaan
pribadi para peserta didik.
Kriteria yang diungkapkan Greene dan Petty tersebut oleh Tarigan
dimodifikasi menjadi buku paket harus:
1) Memiliki sudut pandang tertentu yang melandasinya
2) Memiliki konsep yang jelas
3) Relevan dengan kurikulum
4) Menarik minat
5) Dapat menumbuhkan motivasi
6) Merangsang aktivitas peserta didik
7) Dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik
8) Mudah dipahami
9) Menunjang mata pelajaran lain dan
10) Menghargai perbedaan individu.
Sementara itu, Sudjana (dalam Djuanda,2006: 40) mengemukakan
kriteria umum pemilihan sumber belajar (disetarakan dengan buku
paket) secara umum adalah sumber belajar harus:
1) Harus ekonomis
2) Praktis dan sederhana
3) Mudah diperoleh
4) Fleksibel
5) Dapat memotivasi peserta didik, dan
6) Dapat menunjang pencapaian tujuan.
Agaknya hasil modifikasi Tarigan dapat dijadikan acuan untuk
mengkaji buku paket yang akan digunakan sebagai pegangan
mengajar. Mari kita mencoba menelaah salah satu buku paket mata

12
pelajaran Bahasa Indonesia kelas V.berdasarkan sepuluh kriteria
menurut Tarigan.

a. Identitas Buku
1) .Judul Buku : Cinta Bahasa Kita, Pelajaran Bahasa Indonesia
untuk Kelas 5 SD
2) Pengarang : Teguh Wibowo, Imam Taufik, Sugeng
Budiarto,Sukamiyati
3) Cetakan : Pertama
4) Tahun Terbit : 2004
5) Tempat Terbit : Bandung
6) Penerbit : Ganeca Exact
7) Ditujukan untuk : Kelas V SD Semester 2
b. Sudut Pandang
Sudut pandang yang melandasi buku teks ini adalah prisip
kontekstual. Materi- materi yang disajikan sesuai dengan
kehidupan anak.
c. Kejelasan Konsep
Konsep yang diuraikan jelas, diberikan secara
berkesinambungan.
d. Relevan dengan Kurikulum
Relevan dengan Kurikulum 2004
e. Menarik Minat
Buku tersebut menarik minat peserta didik bahkan
menyenangkan karena anak merasa terlibat langsung.
f. Menumbuhkan Motivasi
Materi yang disajikan, tugas atau latihan-latihan memang
dapat memotivasi belajar murid.
g. Ilustratif
Materi sajiannya memang cukup ilustratif, penyajiannya
bervariasi, dilengkapi dengan ga mbar-gambar yang menarik
berwarna-warni.
h. Komunikatif
Bahasa yang digunakan mudah dipahami anak,
komunikatif.
i. Menunjang Mata Pelajaran Lain
Materi yang disajikan dalam buku ini menunjang mata
pelajaran. Hal ini dapat dilihat pada tiap unit buku tersebut.
Umpamanya unit 11 Mewujudkan Kedisiplan dan unit 16. Mari
Menolong Sesama menunjang mata pelajaran PKN; Unit 12. Alat
Transportasi dan Unit 14 Jagalah Laut, menunjang mata pelajaran
IPS, dan sebagainya.
j. Menghargai Perbedaan Individu
Buku ini juga memenuhi perinsip Menghargai Perbedaan
Individu, lihat Materi Unit 16. Mari Menolong Sesama

13
k. Memantapkan Nilai-nilai
Unit 11 Mewujudkan Kedisiplan, Unit 14 Jagalah Laut
Kita, dan Unit 16. Mari Menolong Sesama adalah wujud bahwa
buku ini dapat mengharahkan murid Agar ikut menjaga nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakatnya. Itulah Saudara sekedar. Unit
11 Mewujudkan Kedisiplan, Unit 14 Jagalah Laut Kita, dan Unit
16. Mari Menolong Sesama adalah wujud. bahwa buku ini dapat
mengharahkan murid Agar ikut menjaga nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakatnya.

14
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara
garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari siswa dalam rangkamencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Secara terperinci, jenis- jenis materi pembelajaran terdiri dari
pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau
nilaiyang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi
yang telah ditentukan. Ketersediaan sarana juga merupakan salah satu aspek
yang perlu dipertimbangkan dalam memilih bahan ajar bahasa Indonesia.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk mencapai suatu tujuan.
Buku berarti lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong.
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh buku paket, maka pada
hakikatnya buku paket dapat disebut pula buku teks

B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari banyak kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan dari
semua pihak untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun,
untuk kelancaran pembuatan makalah selanjutnya. Namun, kami berharap
makalah kami bisa bermanfaat bagi kita semua.

15
DAFTAR PUSTAKA

HAIRUDDIN. (2012). DASAR-DASAR MATERI AJAR. JAKARTA.


masganti. (2012). perkembangan peserta didik. medan: perdana mulya saran.
romansyah, k. (2016). pedoman pemilihan dan penyajian bahan ajar mata
pelajaran bahasa dan sastra indonesia. jurnal logika, 59-66.
zain, m. (2017). pengenbangan strategi pembelajaran dan pemilihan bahan ajar.
172-178.

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/
196609301997032-SRI_HANDAYANI/
BahanAjarPerencanaanPemb_BUKUAJAR.pdf
http://pengembanganbahanjar.blogspot.com/2014/07/pemilihan-bahan-ajar.html

16

Anda mungkin juga menyukai