Anda di halaman 1dari 2

PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

LABORATORIUM YANG KRITIS NILAI


AMBANG KRITIS
No.Dokumen : 440/C.VIII.SOP.0015.12/436.6.3.17/2016
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 27 Desember 2016
Halaman : 1/1

UPTD dr. Rahmat Suudi


Puskesmas Gundih NIP. 19660228200604 1 008

1. Pengertian 1. Nilai ambang kritis adalah hasil pemeriksaan yang nilainya jauh diatas
normal atau jauh dibawah normal;
2. Hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis adalah hasil pemeriksaan
yang nilainya jauh diatas normal atau dibawah normal, sehingga
memerlukan perhatian, atau memerlukan penanganan segera;
3. Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis adalah suatu
tindakan melaporkan secara tertulis dari hasil kritis pasien kepada
dokter.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelaporan hasil
pemeriksaan laboratorium yang kritis
3. Kebijakan Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Gundih Nomor :
445/C.VIII.SP.0004.12/436.7.2.16/2016 tentang Waktu Penyampaian
Laporan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Untuk Pasien Non urgen dan
Pasien urgen/ Cito di UPTD Puskesmas Gundih
4. Referensi 1. Permenkes nomor 037 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Puskesmas;
2. Pedoman Interpretasi Data Klinik Kemenkes 2011.
5. Prosedur 1. Petugas melakukan pemeriksaan laboratorium;
2. Petugas mendapatkan hasil laboratorium yang kritis;
3. Petugas menuliskan hasil pemeriksaan sesuai analisa yang telah
dilakukan;
4. Nilai kritis tersebut ditulis di formulir hasil pemeriksaan laboratorium
dengan diberi tanda khusus (berupa *), di buku hasil pemeriksaan
laboratorium diberi tanda dengan stabillo, dan sudah dilakukan
pemeriksaan ulang dengan spesimen yang sama;
5. Petugas segera menyampaikan hasil kritis dokter pemeriksa;
6. Dokter yang menerima hasil laboratorium, menandatangani dan
menuliskan tanggal dan jam penerimaan hasil tersebut;
7. Berikut adalah daftar nilai hasil laboratorium kritis (penetapan nilai
ambang kritis, bila diatas atau dibawah normal) yang harus
diwaspadai:
a. Hct (Hematocrit) < 20% bisa sebabkan gagal jantung, kematian,
Hct > 60% dapat terjadi pembekuan darah spontan (resiko
sumbatan vaskular);
b. Hb (Hemoglobin) < 5g/dl sebabkan gagal jantung, kematian, Hb >
20g/dl sebabkan kapiler clogging karena hemokonsentrasi;
c. Lekositosis > 30.000/mmᶟ, lekopeni < 500/mmᶟ;.
d. Agranalusitosis (neutropeni + leukopeni) sebabkan tubuh sangat
rentan terhadap infeksi dan berakibat fatal;
e. Limfosit < 500/mmᶟ pasien dalam bahaya rentan infeksi;
f. Platelet/ trombosit pada dewasa < 50.000/mmᶟ, pada anak-anak <
20.000/mmᶟ cenderung terjadi perdarahan spontan, perpanjangan
waktu perdarahan, peteki dan ekimosis. Dan > 1.000.000/mmᶟ;
g. LED > 100 mm/jam dihubungkan dengan kondisi serius, misalnya
infeksi, malignansi;
h. Kadar glukosa darah acak < 60 mg/dl atau GDA > 500 mg/dl.
6. Diagram Alir -
7. Unit terkait 1. Poli Umum;
2. Poli KIA;
3. Unit Laboratorium.

8. Rekaman historis perubahan

No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

2/3

Anda mungkin juga menyukai