Anda di halaman 1dari 3

JANGAN TERLENA KENIKMATAN DUNIA Ketika sehat, manusia lupa betapa pentingnya nikmat kesehatan itu.

Saat terbaring lemah, barulah sadar betapa berharganya nikmat


sehat itu. Begitu juga ketika memiliki waktu luang manusia tidak
‫ت‬ِ ‫شر ُْو ِر َأ ْنفُسِ َنا َو ِمنْ َس ِّيَئ ا‬
ُ ْ‫ َو َنع ُْو ُذ باهلل ِمن‬،ُ‫ِإنَّ ْال َحمْ دَ هلل َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُره‬ merasakan nikmatnya waktu tersebut. Hari-harinya kadang hanya
dihabiskan untuk berfoya-foya. Saat semua itu telah hilang dari
‫ َأ ْش َه ُد َأنْ اَل إل َه إال هللا‬،ُ‫ِي َله‬ َ ‫ َمنْ َي ْه ِد ِه هللا َفاَل مُضِ َّل َل ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفاَل َهاد‬،‫َأعْ َمالِ َنا‬ dirinya, barulah manusia menyadarai betapa berharganya
‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه‬،ُ‫ك َله‬ َ ‫ َوحْ دَ هُ اَل َش ِر ْي‬. kenikmatan yang diberikan. Ketika sudah seperti itu, yang ada
hanyalah penyesalan dan harapan agar kesempatan itu bisa terulang
kembali. Tentu saja hal itu mustahil bisa terjadi, yang sudah berlalu
َ ‫ِين َءا َم ُنوا ا َّتقُوا هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َوالَ َتمُو ُتنَّ ِإالَّ َوَأن ُتم مُّسْ لِم‬
‫ُون‬ َ ‫ َياَأيُّها َ الَّذ‬:‫الى‬
َ ‫َقا َل َت َع‬ tidak mungkin kembali. Kesehatan dan kesempatan yang Allah
berikan seharusnya dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah upaya melakukan ketaatan.

Dalam Al-Qur’an Allah menyebutkan sifat manusia yang cenderung Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
memiliki rasa cinta terhadap kenikmatan dunia.
Waktu begitu cepat berlalu. Oleh sebab itu, seyogyanya hari-hari
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa- yang kita lalui selalu terisi dengan aktivitas-aktivitas yang
apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang bermanfaat. Belum tentu kesempatan yang sama bisa kita
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang dapatkan di lain waktu. Lagi pula kita tidak tahu kapan ajal datang
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di menjemput. Maka dari itu, disiplin dalam bekerja dengan tidak
sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Q.S.Ali Imran: 14). menunda-nunda pekerjaan yang mungkin dilakukan saat ini,
merupakan metode yang tepat dalam penggunaan waktu.
Memiliki kecintaan terhadap hal tersebut tentu tidak dilarang karena
itu merupakan fitrah manusia. Sebagai orang mukmin kita hanya Ungkapan Rasulullah “dimana manusia banyak tertipu karenanya”
dituntut untuk bersikap waspada dan mengelola dengan sebaik- dalam hadits diatas mengisyaratkan bahwa hanya sedikit manusia
baiknya, serta efisien dalam mempergunakan nikmat yang yang mampu mempergunakan kedua nikmat itu secara optimal.
diberikan. Segala kenikmatan yang Allah anugerahkan mesti Maka yang sedikit inilah termasuk orang yang beruntung. Orang
disyukuri dan dipergunakan sebagai sarana untuk lebih yang tidak bisa memanfaatkan dengan baik kedua nikmat itu
mendekatkan diri kepada-Nya. Rasulullah menyebutkan bahwa tergolong orang yang rugi. Dia tertipu dan terlena dengan glamornya
manusia sering kali tidak mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kenikmatan dunia yang semu, tanpa menyadari bahwa kehidupan di
kepadanya. dunia hanyalah sementara. Hal ini senada dengan firman Allah:

Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw bersabda: “Ada dua nikmat di “…Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima
mana manusia banyak tertipu karenanya, yaitu nikmat kesehatan kasih.”(Q.S. Saba’:13)
dan kesempatan.”(H.R.al-Bukhari).
Dalam kitab Fathul Bari, al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah rahimahullah berkata: ”kenikmatan adalah keadaan yang baik. Ada
yang mengatakan, kenikmatan adalah manfaat yang dilakukan
dengan bentuk melakukan kebaikan untuk orang lain.”
akhirat. Kemewahan dunia yang dimiliki tidak menyebabkannya
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah terlena dan terpedaya dengan bujuk rayu setan. Seluruh waktunya
didedikasikan untuk beramal sebanyak-banyaknya. Semakin
Ketika fisik masih bugar dan kesempatan masih ada, apapun yang bertambah kenikmatan yang diberikan, semakin besar pula rasa
kita inginkan bisa terlaksana dengan baik. Tapi, perlu diingat bahwa syukurnya kepada Allah. Tiada hari yang dilalui tanpa bermunajat
kesehatan dan kesempatan tidak selamanya bisa kita nikmati. Ada dan bersyukur kepada Allah atas segala limpahan karunia yang
kalanya kita ditimpa sakit yang menyebabkan tersendatnya aktivitas diberikan kepadanya.
sehari-hari. Ketika sakit menimpa, maka tubuh akan terasa lemah,
mata sulit terpejam, mulut tidak selera makan dan kaki sulit untuk Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
digerakkan kemana saja. Efeknya ibadah tidak bisa terlaksana
secara maksimal. Adakalanya juga kita disibukkan dengan rutinitas Di akhirat kelak seluruh kenikmatan itu akan dimintai pertanggung
yang melelahkan, menghadapi berbagai problematika kehidupan jawaban. Ketika dikumpulkan di padang mahsyar, setiap manusia
yang menguras tenaga dan pikiran. akan diinterogasi terhadap apa saja yang telah dikerjakannya di
dunia, selama kesempatan hidup Allah berikan kepadanya. Amal
Selama nikmat kesehatan dan kesempatan masih kita rasakan, perbuatan semuanya akan diperlihatkan, tidak ada yang bisa
maka selama itu pulalah hendaknya kita habiskan untuk mengabdi mengelak dan berbobong dihadapan Allah. Baru setelah itu
kepada Allah. Itulah waktu yang tepat untuk mempersiapkan amal diputuskan ketempat manakah ia akan tinggal; di surga yang penuh
sebanyak-banyaknya sebagai bekal perjalanan menuju alam kenikmatan atau neraka yang penuh siksaan. Semua tergantung
keabadian. Dunia merupakan ladang untuk bercocok tanam yang pada amal perbuatannya masing-masing.
hasil panennya akan diperoleh kelak di akhirat. Jangan sampai
kesempatan yang kita miliki terlewatkan dengan sia-sia, agar tidak ‫ُ<<و َن‬ ْ ‫آن ْال َك ِري ِْم َو َج َع َل َنا هللاُ م َِن الَّ ِذي َْن َيسْ َت ِمع ُْو َن ْال َق ْو َل َف َي َّت ِبع‬
ِ ْ‫ك هللا لِيْ َو َل ُك ْم فِي ْالقُر‬
َ ‫ار‬
َ ‫َب‬
menyesal di kemudian hari, karena penyesalan pasti selalu datang di ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
akhir. ‫ قُ ْو ُل َق ْولِيْ هذا َو سْ َت ْغفِـ ُر هللا لِيْ َو َل ُك ْم‬.ُ‫ حْ َس َنه‬.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Manusia yang terlena dengan kenikmatan dunia, akan selalu


mengejar dunia dengan berbagai cara. Orientasi hidupnya hanyalah
untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Hawa nafsu
diperturutkan tanpa menyadari bahwa segala kenikmatan itu
hanyalah titipan sementara waktu, yang mesti dipelihara sebaik
mungkin. Semakin dia mengejar dunia, semakin menjauhkannya
dari cahaya ilahi. Ibarat minum air laut, semakin banyak diminum,
akan semakin membaut dahaga. Kesibukannya mengurus harta
melalaikannya dari mengingat Allah dan mensyukuri segala nikmat
yang diberikan kepadanya.

Sebaliknya hamba Allah yang saleh, akan memanfaatkan segala


kenikmatan dunia sebagai alat untuk memudahkannya menuju alam
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬
‫هلل‪َ .‬وَأ ْش < َه ُد َأنْ‬
‫هللا‪َ ،‬والَ َح ْو َل َوالَ قُ<<وَّ َة ِإالَّ ِبا ِ‬ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َع َلى َرس ُْو ِل ِ‬ ‫اَ ْل َحمْ ُد هَّلِل ِ َوال َّ‬
‫ص< ِّل َو َس<لِّ ْم‬ ‫ْك َل ُه َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس< ْولُهُ‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫الَ ِإ َل َه ِإالَّ هللا َوحْ دَ هُ الَ َش ِري َ‬
‫ك م َُح َّم ٍد َو َع َلى آلِ ِه َو َمنْ َت ِب َع ُهدَاهُ ِإ َلى َي ْو ِم ْالقِ َيا َمةِ‪َ .‬م َعاشِ َر ْالم ُْس<لِ ِمي َْن‬ ‫اركْ َع َلى َن ِب ِّي َ‬ ‫َو َب ِ‬
‫هللا‪َ ،‬أمَّا َبعْ ُد؛‬ ‫َّاي ِب َت ْق َوى ِ‬‫َأرْ َش َد ُك ُم هللاُ ُأ ْوصِ ْي ُك ْم َوِإي َ‬

‫صلُّوا َع َل ْي ِه َو َسلِّمُوا َتسْ لِيمًا‬ ‫ون َع َلى ال َّن ِبيِّ َيآَأ ُّي َها الَّذ َ‬
‫ِين َءا َم ُنوا َ‬ ‫صلُّ َ‬
‫هللا َو َمالَِئ َك َت ُه ُي َ‬
‫ِإنَّ َ‬

‫<را ِه ْي َم‪،‬‬‫آل ِإ ْب< َ‬‫ْت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِ‬ ‫صلَّي َ‬


‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ص ِّل َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ْ<<را ِه ْي َم‪،‬‬
‫آل ِإب َ‬ ‫ْ<<را ِه ْي َم َو َع َلى ِ‬ ‫ت َع َلى ِإب َ‬ ‫<<ار ْك َ‬
‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َب َ‬ ‫<<اركْ َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬ ‫َو َب ِ‬
‫ت ْاَألحْ َي<<ا ِء‬ ‫ت َو ْال ُم<<ْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َن<<ا ِ‬ ‫اغفِرْ ل ِْلم ُْس<لِ ِمي َْن َو ْالم ُْس<لِ َما ِ‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اَللَّ ُه َّم ْ‬ ‫ِإ َّن َ‬
‫اج< اتِ‪َ ,‬ر َّب َنا‬ ‫اض < َي ْال َح َ‬ ‫ت َو َيا َق ِ‬ ‫<ريْبٌ ُم ِجيْبُ ال < َّد َع َوا ِ‬ ‫ك َس < ِم ْي ٌع َق< ِ‬ ‫ت ‪ِ ،‬إ َّن َ‬ ‫<وا ِ‬ ‫ِم ْن ُه ْم َو ْاَأل ْم< َ‬
‫اغفِرْ َل َنا َوِإل ْخ َوا ِن َنا الَّ ِذي َْن‬ ‫ص<< َغارً ا‪َ .‬ر َّب َنا ْ‬ ‫رحمْ ُه َما َك َما َر َّب َيا َنا ِ‬ ‫اغفِرْ َل َنا َول َِوالِ ِد ْي َنا َو ْا َ‬ ‫ْ‬
‫ك َرءُوفُ رَّ ِح ْي ٌم‪،‬‬ ‫<<وا َر َّب َنآ ِإ َّن َ‬ ‫وب َنا غِ الًّ لِلَّ ِذي َْن َءا َم ُن ْ‬ ‫<<ان َوالَ َتجْ َع<< ْل فِي قُلُ ِ‬ ‫َس<< َبقُو َنا ِباِإل ْي َم ِ‬
‫ِين ِإ َمامً<<<<ا‪َ .‬ر َّب َنا آ ِت َنا فِي‬ ‫َر َّب َنا َهبْ َل َنا ِمنْ َأ ْز َوا ِج َنا َو ُذرِّ يَّا ِت َنا قُ<<<<رَّ َة َأعْ ي ٍُن َواجْ َع ْل َنا ل ِْل ُم َّتق َ‬
‫اب ال َّنار‬ ‫ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي اآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬

Anda mungkin juga menyukai