Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Qodri Azizi Habibi Nasution

Nomor induk Mahasiswa : 048790309

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4108/Bahasa Indonesia

Kode/NamaUPBJJ :12/Medan

Masa Ujian : 2022/23.2 (2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
SOAL
Jawaban

1.Pembelajaran daring merupakan pendekatan pembelajaran melalui perangkat

komputer yang tersambung ke internet, dimana peserta didik berupaya memperoleh

bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Pendidikan yang mungkin tersedia di

abad ke-21 yaitu pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi computer.

Hasil analisis data menunjukkan dalam pembelajaran daring selama adanya

pandemic covid 19 kurang berjalan efektif, karena banyak permasalahan diantaranya dari

internet, guru, siswa dan belum matang dalam menjalankan pembelajaran ini.

2.dalam proses yg dikatakan menumbuhkan minat membaca tentu saja yg pertama kita sudah
pasti sudah mengantongi beberapa nama sebagai objek target untuk kita tumbuhkan minatnya
dalam membaca.

3. Assalammu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirobil‟alamin, puji serta syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT.
Yang telah melimpahkan rahmatNya kepada kita sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang
berbahagia ini. Shalawat dan salam tak lupa kita curahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang-benderang ini.
Terimakasih saya ucapkan kepada hadirin yang telah rela meluangkan waktunya untuk
menghadiri acara sosialisasi pentingnya sopan santun berbahasa ini.

Hadirin yang saya cintai.

Pada kesempatan ini, marilah sejenak kita memikirkan betapa kayanya bahasa yang
dimiliki bangsa kita ini. beragam bahasa yang kita miliki merupakan suatu hal yang sangat
berarti bagi negeri ini. Namun, tidak ada artinya bila pemilik bahasa tidak mampu menggunakan
bahasanya secara santun. Sopan santun berbahasa merupakan salah satu unsur luar bahasa atau
sebagai salah satu unsur dalam pragmatik. Pragmatik adalah telaah umum tentang cara kita
menafsirkan kalimat dalam suatu konteks. Pada pembahasan kali ini, kiranya saya tidak akan
membahas secara keseluruhan mengenai pragmatik. Namun, yang ingin saya tekankan adalah
sopan santun berbahasa itu perlu di tanamkan pada setiap individu.

Kesantunan menurut beberapa pakar memiliki definisi yang berbeda-beda. Ada yang
mengatakan bahwa “kesantunan itu adalah realisasai penghormatan dari seorang penutur kepada
petutur”. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa kesantunan dan penghormatan
adalah dua istilah yang saling terkait. Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
halaman 997 tertera kata „santun‟ yang memiliki arti: (1) halus dan baik budi bahasanya (tingkah
lakunya), sabar dan tenang. (2) penuh rasa belas kasihan. Kata „etiket‟ bermakna tata cara (adat
sopan santun, dsb.) dalam masyarakat beradab untuk memelihara hubungan baik antara sesama
manusia. Sedangkan menurut Hindun, M. Pd dalam bukunya yang berjudul Pragmatik untuk
Perguruan Tinggi tertera pada halaman 69, bahwa kesantunan bermakna aturan perilaku yang
ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu, sehingga menjadi prasyarat
dalam perilaku sosial. Kesantunan biasa disebut juga tatakrama.

Hadirin sekalian, dasar-dasar kesantunan terdiri dari lima hal. Yang pertama ialah kesantunan
sangat berlaku dalam masyarakat, tempat atau situasi tertentu tetapi belum tentu berlaku bagi
masyarakat, tempat atau situasi yang berlainan. Kemudian, yang kedua ialah kesantunan selalu
memiliki hubungan dua kutub. Yang ketiga yaitu kesantunan dapat tercermin dalam cara
bertutur, cara berbusana/berpakaian, dan cara berbuat atau bertindak. Keempat yaitu kesantunan
berbahasa tampak dalam tata cara berkomunikasi. Kelima yaitu ketika berkomunikasi kita
tunduk pada norma-norma budaya, tidak hanya sekedar menyampaikan gagasan yang kita
pikirkan.

Apabila tata cara berbahasa seseorang tidak sesuai dengan norma-norma budaya, maka ia
mendapat nilai negatif seperti: disebut sebagai orang sombong, egois, angkuh, bahkan tidak
berbudaya. Oleh karena itu, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan terkait kesantunan
berbahasa. Hal-hal tersebut yaitu: Apa yang sebaiknya dikatakan pada waktu dan keadaan
tertentu, ragam bahasa apa yang sewajarnya dipakai dalam situasi tertentu, kapan dan bagaimana
giliran berbicara atau menyela pembicaraan diterapkan, bagaimana mengatur kenyaringan suara
ketika berbicara, bagaimana sikap dan gerak-gerik ketika berbicara, kapan harus diam dan
mengakhiri pembicaraan.

Setelah memahami dasar-dasar kesantunan dan hal-hal yang harus diperhatikan terkait
kesantunan berbahasa, maka perlu adanya upaya lebih lanjut untuk mengaplikasikan dasar-dasar
kesantunan dan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Apabila upaya yang dilakukan belum
maksimal, maka kesantunan dalam berbahasa belum terealisasi secara baik.

Para hadirin yang berbahagia.

Peran penting kita sangat diperlukan demi terciptanya dan terlestarinya sopan santun berbahasa.
Tampak bahwa semua penutur diharapkan berpikir jernih agar kata-kata yang diucapkan sesuai
dengan norma-norma budaya setempat. Tentunya, kita sebagai manusia sosial tidak ingin disebut
sebagai orang sombong, egois, angkuh, bahkan tidak berbudaya. Oleh karena itu, marilah kita
bersama-sama menanamkan sikap sopan santun berbahasa dimana dan kapanpun demi
kehidupan berbahasa yang lebih baik. Ayo kita dukung gerakan sopan santun berbahasa!

Sebagai penutup, terdapat kata motivasi semangat, yaitu “Cintai, hargai dan jadikan sopan santun
berbahasa sebagai hal yang nomor satu”. Sekian pidato yang dapat saya sampaikan, sekiranya
dapat memberi pengarahan agar kita tidak ceroboh dan tidak salah melangkah. Terimakasih atas
perhatian hadirin sekalian, mohon maaf bila ada kesalahan ataupun kekeliruan. Saya akhiri.

wassalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

4.

Menumbuhkan Minat Membaca

5 Tips Meningkatkan Minat Baca

Anda mungkin juga menyukai