Anda di halaman 1dari 9

SARGA : JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM

VOLUME 16 NO 2 JULI 2022


P-ISSN: 0853-4748 E-ISSN: 2961-7030
Journal Home Page: https://jurnal2.untagsmg.ac.id/index.php/sarga

PENCEMARAN AIR SUNGAI DIPERBATASAN ANTARA KELURAHAN


NGADIRGO DAN KELURAHAN PODOREJO
Pollution of River Water on the Boundary Between Ngadirgo Sub-District and Podorejo Sub-District
| Received May 16th 2022 | Accepted June 17th 2022 | Available online June 30th 2022 |
| DOI 10.56444/sarga.v16i2.15 | Page 1 - 11 |

Ronaldus Kurniawan Purnama1*


kurniaronaldus@gmail.com; Universitas 17 Agustus 1945 Semarang; Semarang, Indonesia1*

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi tingkat pencemaran air sungai diperbatasan antara Kelurahan
Ngadirgo dan Kelurahan Podorejo, serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pencemaran tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei lapangan dan pengambilan sampel air sungai di
beberapa titik pengamatan. Parameter yang diukur meliputi pH, oksigen terlarut, nitrat, fosfat, dan BOD
(Biological Oxygen Demand).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pencemaran air sungai diperbatasan antara Kelurahan Ngadirgo
dan Kelurahan Podorejo cukup tinggi. Parameter BOD, nitrat, dan fosfat melebihi standar kualitas air yang
ditetapkan oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air. Selain itu, pH air sungai juga berada pada kisaran yang tidak seimbang,
dan oksigen terlarut di bawah standar yang direkomendasikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pencemaran air sungai diperbatasan antara Kelurahan Ngadirgo dan
Kelurahan Podorejo antara lain adalah limbah domestik dan industri yang dibuang langsung ke sungai, serta
adanya aktivitas pertanian dan peternakan di sekitar sungai. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan yang
tepat untuk mengurangi tingkat pencemaran air sungai, seperti pengolahan limbah sebelum dibuang ke sungai,
dan promosi kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai dan lingkungan sekitarnya.

Kata Kunci: pencemaran air, sungai, pH, oksigen terlarut, nitrat, fosfat, BOD.

ABSTRCT
This study aims to investigate the level of river water pollution on the border between Kelurahan Ngadirgo and
Kelurahan Podorejo, as well as the factors that influence the level of pollution. The method used in this study
was field surveys and river water sampling at several observation points. Parameters measured included pH,
dissolved oxygen, nitrate, phosphate, and BOD (Biological Oxygen Demand).
The results showed that the level of river water pollution on the border between Ngadirgo Village and Podorejo
Village was quite high. BOD, nitrate and phosphate parameters exceed the water quality standards stipulated
by the Minister of Environment Regulation Number 82 of 2001 concerning Water Quality Management and
Water Pollution Control. In addition, the pH of the river water is also in an unbalanced range, and the dissolved
oxygen is below the recommended standard.
Factors that affect the level of river water pollution on the border between Ngadirgo Village and Podorejo
Village include domestic and industrial waste that is discharged directly into the river, as well as agricultural
and animal husbandry activities around the river. Therefore, it is necessary to take appropriate actions to
reduce the level of river water pollution, such as treating waste before it is discharged into the river, and
promoting public awareness to keep the river and the surrounding environment clean.

Keywords: water pollution, river, pH, dissolved oxygen, nitrate, phosphate, BOD.
Ronaldus Kurniawan Purnama

PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam yang penting bagi kehidupan manusia, hewan, dan
tumbuhan. Namun, kualitas air dapat terganggu akibat aktivitas manusia yang tidak terkendali,
seperti pembuangan limbah cair dari industri, domestik, pertanian, dan peternakan ke sungai.
Limbah terutama dari peternakan, dapat mengandung bahan organik dan anorganik yang dapat
merusak kualitas air sungai dan dapat berdampak pada kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Permasalahan pencemaran air di sungai yang disebabkan oleh limbah ternak sapi merupakan
masalah yang serius di Indonesia, terutama di perkotaan. Beberapa studi menunjukkan bahwa
pencemaran air sungai di perbatasan antara Kelurahan Ngadirgo dan Kelurahan Podorejo
disebabkan oleh limbah ternak sapi yang dibuang langsung ke sungai. Limbah ternak sapi
mengandung banyak zat organik dan anorganik yang dapat menyebabkan pencemaran air
sungai, seperti nitrogen dan fosfor.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi tingkat pencemaran air sungai
di perbatasan antara Kelurahan Ngadirgo dan Kelurahan Podorejo akibat limbah ternak sapi,
serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pencemaran tersebut. Hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan informasi penting untuk mengembangkan strategi pengelolaan
limbah ternak sapi yang efektif dan mengurangi dampak negatif pada kualitas air sungai dan
lingkungan sekitarnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei lapangan dan pengambilan sampel
air sungai di beberapa titik pengamatan. Parameter yang diukur meliputi pH, oksigen terlarut,
nitrat, fosfat, dan BOD (Biological Oxygen Demand). Data yang terkumpul kemudian dianalisis
secara statistik untuk menentukan tingkat pencemaran air sungai di perbatasan antara
Kelurahan Ngadirgo dan Kelurahan Podorejo akibat limbah ternak sapi dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi penting bagi pengembangan
pengelolaan lingkungan dan pencegahan pencemaran air sungai di daerah perkotaan. Penelitian
ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemerintah tentang
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan.

REVIEW LITERATUR
Pada jurnal ini, landasan teori meliputi beberapa aspek penting terkait dengan pencemaran air
sungai akibat limbah ternak sapi. Beberapa aspek tersebut mencakup sumber limbah ternak
sapi, parameter kualitas air sungai, dampak pencemaran air sungai, dan teknologi pengelolaan
limbah ternak sapi. Landasan teori ini diharapkan dapat membantu membuka wawasan
pembaca terhadap pentingnya pengelolaan limbah ternak sapi yang efektif guna menjaga
kualitas air sungai di sekitarnya.
1. Limbah ternak sapi
Limbah ternak sapi adalah salah satu sumber pencemaran air sungai yang dapat
menyebabkan dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia. Limbah ternak
sapi mengandung banyak bahan organik dan anorganik seperti protein, lemak, nitrogen,
fosfor, dan kalium, yang dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi nutrien dan zat
kimia dalam air sungai. Selain itu, limbah ternak sapi juga dapat mengandung patogen

4 SARGA - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN


Pencemaran Air Sungai Diperbatasan Antara Kelurahan Ngadirgo dan Kelurahan Podorejo

yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan (Aksu et al., 2019).
2. Parameter kualitas air sungai
Parameter kualitas air sungai yang umumnya diukur dalam penelitian ini meliputi pH,
oksigen terlarut, nitrat, fosfat, dan BOD (Biological Oxygen Demand). Parameter-
parameter tersebut digunakan untuk mengevaluasi tingkat pencemaran air sungai oleh
limbah ternak sapi. Parameter kualitas air sungai tersebut memiliki batas ambang yang
ditentukan oleh standar kualitas air yang berbeda di seluruh dunia (Hussein et al., 2019).
3. Dampak pencemaran air sungai
Pencemaran air sungai dapat menyebabkan dampak negatif pada lingkungan dan
kesehatan manusia. Penyakit kulit, masalah pernapasan, kerusakan organ dalam, dan
kanker adalah beberapa dampak kesehatan yang dapat disebabkan oleh pencemaran air
sungai (Giridharan et al., 2009). Selain itu, pencemaran air sungai juga dapat
mengganggu ekosistem air dan mengurangi produktivitas pertanian dan perikanan di
sekitarnya (Sudarsono et al., 2017).
4. Pengelolaan limbah ternak sapi
Pengelolaan limbah ternak sapi yang efektif dapat membantu mengurangi dampak
negatif dari pencemaran air sungai. Beberapa teknologi pengelolaan limbah ternak sapi
yang telah dikembangkan meliputi pengolahan limbah dengan sistem pengomposan,
penampungan limbah, dan penggunaan limbah sebagai pupuk organik (Aksu et al.,
2019).

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu survei awal,
pengambilan sampel air sungai kemudian menganalisis. Survei awal dilakukan untuk
memperoleh informasi mengenai jumlah ternak sapi, sistem pembuangan limbah, dan aktivitas
manusia di sekitar lokasi penelitian. Pengambilan sampel air sungai dilakukan di beberapa titik
yang telah ditentukan di sepanjang aliran sungai, dengan menggunakan botol sampel yang
telah di sterilisasi. Setiap titik pengambilan sampel dilakukan 3 kali pengulangan, sehingga total
sampel yang diambil adalah 15 sampel.
Data hasil pengambilan sampel dan analisis laboratorium kemudian dianalisis menggunakan
metode deskriptif dan statistik. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata,
standar deviasi, dan variasi parameter yang diukur untuk mengetahui hubungan antar
parameter dan perbedaan kualitas air sungai di sepanjang aliran sungai.

PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
Studi kasus pencemaran air yang menjadi objek pengamatan adalah pencemaran air
sungai di Jalan Padaan tepatnya diperbatasan antara Kelurahan Ngadirgo, Kec. Mijen,
Kota Semarang, Provinsi Jateng dan di Kelurahan Podorejo, Kec. Ngalyan, Kota
Semarang, Provinsi Jateng.

SARGA - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN 5


Ronaldus Kurniawan Purnama

Keterangan Gambar :

Kelurahan

Jalan raya

Sungai

Gambar 1. Site Lokasi Pengamatan


Sumber: Dokumentasi Peribadi melalui Pencitraan Satelit

Panjang objek sungai yang menjadi fokus pengamatan saya hanya kurang lebih
300 M di antara kedua kelurahan tersebut

Keterangan gambar :
Kelurahan Podorejo dan
Kelurahan Ngadirgo
JL. Padaan
Sungai Yang menjadi
Fokus Pengamatan

Gambar 2. Site Lokasi Fokus pengamatan


Sumber: Dokumentasi Peribadi melalui Pencitraan Satelit

6 SARGA - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN


Pencemaran Air Sungai Diperbatasan Antara Kelurahan Ngadirgo dan Kelurahan Podorejo

Pencemaran air yang terjadi di sungai Jl. Pandaan tepatnya antara kelurahan
Podorejo dan kelurahan ngadirgo menyebabkan air sungai menjadi keruh dan
menimbulkan bau yang tidak sedap.

Gambar 3. Objek sungai yang menjadi Fokus pengamatan


Sumber: Dokumentasi Peribadi

Gambar 4. Pengujian Sample Air Sungai Menggunakan Test Strips Water


Sumber: Dokumentasi Peribadi

SARGA - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN 7


Ronaldus Kurniawan Purnama

NO Parameter Hasil Satuan


1 pH 6,8 -
2 Total Alkalinity 80 Mg/L
3 Nitrite 1 Mg/L
4 Free Chlorine 0.5 Mg/L
5 Total Chlorine 0 Mg/L
6 Hardness 25 Mg/L
7 Bromine 0 Mg/L

Tabel 1. Data Hasil Pengujian Sample Air Sungai Menggunakan Test Strips Water
Sumber: Data Primer

Faktor Penyebabnya adalah Selain limbah domestik dari masyarakat setempat, faktor
utama penyebab pencemaran air sungai tersebut disebabkan oleh industri peternakan
sapi dalam hal ini “USMAN FARM MIJEN” yang letaknya sangat berdekatan dengan
area sungai sehingga semua limbah atau buangan air kotor yang dihasilkan peternakan
tersebut lansung disalurkan atau dibuang ke sungai.

Keterangan gambar :
Kelurahan Podorejo dan
Kelurahan Ngadirgo
JL. Padaan
Sungai Yang menjadi
Fokus Pengamatan
Industri peternakan sapi
“Usman Farm Mijen”

Gambar 5. Site Lokasi Industri Peternakan Sapi (Usman Farm Mijen)


Sumber: Dokumentasi Peribadi hasil pencitraan satelit

8 SARGA - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN


Pencemaran Air Sungai Diperbatasan Antara Kelurahan Ngadirgo dan Kelurahan Podorejo

Industri peternakan sapi “USMAN FARM MIJEN” memiliki 25 ekor sapi yang
dipelihara dan instalasi untuk pengelolahan air limbah atau air kotornya belum
tersedia sehingga semuar air limbah hasil ternak langsung disalurkan ke sungai
tanpa ada proses filterisasi.

Gambar 6. Industri peternakan sapi (Usman Farm Mijen) yang menjadi Fokus pengamatan
Sumber: Dokumentasi Peribadi

B. Upaya Untuk meminimalisir Pencemaran Air Sungai


Perlu adanya upaya untuk mengurangi pencemaran air sungai yang disebabkan oleh
industri peternakan tersebut. Dalam hal ini tidak mungkin solusinya peternakan itu
ditutup, karena bagaimanapun juga industri itu memiliki hak izin berdiri dari pemerintah
setempat.

Sebagai perancang arsitektur saya menawarkan solusi untuk peternakan itu bahwa perlu
adanya pengelolahan air limbah atau air kotor dari industri tersebut guna untuk
meminimalisir adanya pencemaran air sungai yang berlebihan dan terus menerus.
Insatalasi Pengelolahan Air limbah (IPAL) adalah solusi dari saya guna untuk mengelolah
limbah cair yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air
sehingga memungkinkan air tersebut tidak membahayakan dan dapat digunakan pada
aktifitas lainnya.

IPAL ANAEROBIC atau Anaerobic Baffled Reactor (ABR) adalah sebuah tangki septik dan
sekat tegak yang terpasang dalam kompartemen dan aliran air bergerak naik turun dari
satu kompartemen ke kompartemen lain, dengan cara ini maka air limbah dipertemukan
dengan sisa lumpur yang mengandung mikroorganisme yang berfungsi menguraikan
polutan. Pengelolahan dengan cara ini relatif murah karena tidak memerlukan daya
listrik.

SARGA - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN 9


Ronaldus Kurniawan Purnama

Gambar 7. Diagram Spasial IPAL ANAEROBIC


Sumber : Internet

Gambar 8. Detail IPAL ANAEROBIC


Sumber : Internet

10 SARGA - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN


Pencemaran Air Sungai Diperbatasan Antara Kelurahan Ngadirgo dan Kelurahan Podorejo

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pencemaran air sungai di perbatasan antara Kelurahan
Ngadirgo dan Kelurahan Podorejo akibat limbah ternak sapi, dapat disimpulkan bahwa
keberadaan limbah ternak sapi di sekitar sungai menyebabkan tingginya kadar bahan organik
dan mikroorganisme patogen dalam air sungai. Hal ini membahayakan kesehatan manusia
yang menggunakan air sungai sebagai sumber air minum maupun keperluan sehari-hari.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan sistem pengolahan limbah
ternak dengan menggunakan Anaerobic Baffled Reactor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan Anaerobic Baffled Reactor dapat mengurangi kadar bahan organik dan
mikroorganisme patogen dalam limbah ternak sapi sebelum dibuang ke sungai. Hal ini
berdampak pada peningkatan kualitas air sungai dan juga berpotensi mengurangi risiko
terjadinya penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen pada manusia.

Dengan demikian, diperlukan adanya upaya pencegahan yang dilakukan oleh peternak sapi
untuk mengurangi dampak pencemaran limbah ternak terhadap kualitas air sungai. Salah satu
upaya tersebut adalah dengan menerapkan sistem pengolahan limbah ternak menggunakan
Anaerobic Baffled Reactor. Selain itu, pemerintah juga harus melakukan tindakan pengawasan
dan regulasi yang ketat terhadap aktivitas peternakan sapi di sekitar sungai untuk menjaga
kualitas air sungai dan kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aksu, Z., Nuhoglu, Y., Kukrer, B., & Demircan, Z. (2019). Treatment of livestock wastewater
using aerobic granular sludge: A review. Journal of Cleaner Production, 208, 534-546.

Giridharan, L., Venkatramanan, S., & Shanmugam, P. (2009). Impact of industrial pollution on
human health. International Journal of Science, Environment and Technology, 1(1), 41-49.

Hussein, M. A., El-Ansary, E. H., Mostafa, M. K., & El-Bindary, A. A. (2019). Water quality
assessment of Damietta River, Egypt using water quality index, heavy metal pollution index,
and multivariate analysis. Environmental monitoring and assessment, 191(2), 97.

Sudarsono, A., Yusran, Y., & Jauhari, A. (2017). Pengaruh pencemaran air terhadap
produktivitas pertanian dan perikanan di Daerah Aliran Sungai

https://chat.openai.com/c/4dc6100b-9a14-4a59-b6b9-228c2ac08aaa

SARGA - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN 11

Anda mungkin juga menyukai