2) Panduan klinis dan prosedur disusun dan Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan PPK pelayanan darah dan produk darah
diterapkan untuk pelayanan darah serta sesuai regulasi/PPK
produk darah
3) Staf yang kompeten bertanggung jawab Bukti penanggung jawab Pelayanan Darah Bukti tandatangan petugas yang memberikan transfusi
terhadap pelayanan darah di RS kompeten dan berwenang
C. Pemberian Makanan dan Terapi Nutrisi
1. Standar PAP 3 : RS memberikan makanan
untuk pasien rawat inap dan terapi nutrisi
terintegrasi untuk pasien dengan risiko
nutrisional
1) Berbagai pilihan makanan atau terapi Bukti tersedia dan disediakan tepat waktu berbagai 1. Daftar menu pasien
nutrisi yang sesuai untuk kondisi, pilihan makanan atau terapi nutrisi yang sesuai 2. SPO jadwal makanan pasien (belum direvisi)
perawatan, dan kebutuhan pasien tersedia untuk kondisi, perawatan dan kebutuhan pasien 3. Form pendistribusian makanan pasien
dan disediakan tepat waktu
2) Sebelum pasien rawat inap diberi Bukti dalam rekam medis tentang instruksi Bukti asuhan gizi di CPPT
makanan, terdapat instruksi pemberian pemberian makanan pasien sesuai dengan status
makanan dalam rekam medis pasien yang gizi dan kebutuhan pasien
didasarkan pada status gizi dan kebutuhan
pasien
3) Untuk makanan yang disediakan a. Makanan dari luar RS dapat diadakan sesuai Leaflet 10 penyakit terbanyak (setelah diberikan leaflet
keluarga, edukasi diberikan mengenai dengan ketentuan RS ttd pasien dan keluarga)
batasan-batasan diet pasien dan b. Bukti pemberian edukasi tentang batasan-
penyimpanan yang baik untuk mencegah batasan diet pasien dan penyimpanan yang
kontaminasi
baik untuk mencegah kontaminasi bila
makanan disediakan oleh keluarga
4) Memiliki bukti pemberian terapi gizi a. Bukti dalam rekam medis tentang pemberian Bukti asuhan gizi di CPPT (ADIME)
terintegrasi (rencana, pemberian dan terapi gizi terintegrasi pada pasien resiko gizi
evaluasi) pada pasien risiko gizi mencakup rencana, pemberian dan evaluasi
terapi gizi
b. Bukti terapi gizi terintegrasi berupa
pendokumentasian IAR oleh Dietfisien
direview/verifikasi oleh DPJP
(lihat juga Std AKP 3 pada maksud dan tujuan
poin e))
5) Pemantauan dan evaluasi terapi gizi Bukti dalam rekam medis tentang hasil evaluasi
dicatat di rekam medis pasien dan monitoring terapi gizi
D. Pengelolaan Nyeri
1. Standar PAP 4 : Pasien mendapatkan
pengelolaan nyeri yang efektif
1) RS memiliki proses untuk melakukan a. Regulasi tentang proses untuk melakukan SPO/PPK tata lakasana nyeri
skrining, pengkajian, dan tata laksana skrining, pengkajian dan tatalaksana nyeri
nyeri meliputi poin a-e pada maksud dan meliputi :
tujuan a) Identifikasi pasien dengan rasa nyeri pada
pengkajian awal dan pengkajian ulang
b) Pemberian informasi kepada pasien bahwa
rasa nyeri dapat merupakan akibat dari
terapi, prosedur, atau pemeriksaan
c) Tatalaksana untuk mengatasi rasa nyeri,
terlepas darimana nyeri berasal
d) Komunikasi dan edukasi kepada pasien
dan keluarga mengenai pengelolaan nyeri
sesuai dengan latar belakang agama,
budaya, nilai-nilai yang dianut
e) Edukasi kepada seluruh PPA mengenai
pengkajian dan pengelolaan nyeri
b. Regulasi termasuk pengkajian awal pada
pasien nyeri hebat/membutuhkan penanganan
segera, terdiri dari skrining (rapid assesment)
dan pengkajian lanjutan (lihat Std PP 1)
2) Informasi mengenai kemungkinan adanya Bukti pelaksanaan tentang pemberian informasi Form pengkajian awal dan ulang nyeri
nyeri dan pilihan tata laksana nya kemungkinan timbulnya nyeri dan pilihan Skala nyeri 0, form pengkajian awal cukup di pengkajian
diberikan kepada pasien yang menerima tatalaksananya diberikan kepada pasien yang awal rawat inap
terapi/prosedur/pemeriksaan terencana menerima terapi/prosedur/pemeriksaan terencana Skala nyeri diatas 0, dilakukan pengkajian awal,
yang sudah dapat diprediksi pengkajian ulang dan intervensi dalam form tersendiri
yang sudah dapat diprediksi menimbulkan rasa
menimbulkan nyeri dan dilampirkan di rekam medik
nyeri.
3) Pasien dan keluarga mendapatkan Bukti pasien dan keluarga mendapatkan edukasi Form edukasi nyeri (pasien dengan skala nyeri diatas 0)
edukasi mengenai pengelolaan nyeri mengenai pengelolaan nyeri sesuai dengan latar
sesuai dengan latar belakang agama, belakang agama, budaya, nilai-nilai yang dianut
budaya, nilai-nilai yang dianut (lihat Std KE 4 dan KE 5, HPK 1.2)
4) Staf RS mendapatkan pelatihan mengenai Bukti pelaksanaan pelatihan staf mengenai cara Pelatihan staf tentang pengelolaan nyeri (dijadwalkan di
cara melakukan edukasi bagi pengelolaan melakukan edukasi bagi pengelolaan nyeri, berupa diklat)
nyeri : TOR, Undangan, daftar hadir, Materi, laporan,
evaluasi, sertifikat. (lihat juga Std KE 7)
E. Pelayanan Menjelang Akhir Kehidupan
1. Standar PAP 5 : RS memberikan asuhan
pasien menjelang akhir kehidupan dengan
memperhatikan kebutuhan pasien dan
keluarga, mengoptimalkan kenyaman dan
martabat pasien, serta mendokumentasikan
dalam rekam medis
1) RS menerapkan pengkajian pasien a. Bukti dalam rekam medis tentang penerapan 1. Form asesmen awal dan ulang pasien terminal
menjelang akhir kehidupan dan dapat pengkajian pasien menjelang akhir kehidupan, 2. Form Tindakan pasien tahap terminal
dilakukan pengkajian ulang sampai didahului skrining 3. Form DNR
pasien memasuki fase akhir
kehidupannya, dengan memperhatikan b. Selanjutnya dilakukan pengkajian awal yang 4. Format doa untuk pasien menjelang akhir kehidupan
poin 1-9 pada maksud dan tujuan khusus pada fase menjelang akhir kehidupan. masing masing agama.(dimasukkan di rekam medik)
Kemudian akan dilakukan dengan pengkajian 5. Dibuatkan SPO penatalaksaan :
ulang a. kriteria batasan penyakit pasien terminal (kanker
c. Bukti pengkajian ulang sampai pasien yang stadium lanjut, gagal ginjal dengan gangguan
memasuki fase akhir kehidupannya, meliputi koagulopati, stroke multiple sclerosis, pasien diatas
a) Gejala dan respon pasien, termasuk mual, umur 80 tahun dengan multiple penyakit, stroke
kesulitan bernapas dan nyeri dengan saturasi rendah dibawah 80%, HIV/AIDS
b) Faktor yang memperparah gejala fisik dengan komplikasi berat, bayi dengan kelainan
c) Orientasi spiritual pasien dan keluarga kongenital berat, sarcoma)
nya, termasuk keterlibatan dalam b. penatalaksaan (DNR)
kelompok agama tertentu c. edukasi
d) Keprihatinan spiritual pasien dan
keluarganya seperti putus asa, penderitaan,
rasa bersalah
e) Status psikososial pasien dan keluarga
nya, seperti kekerabatan, kelayakan,
perumahan, pemeliharaan lingkungan, cara
mengatasi, reaksi pasien dan keluarganya
menghadapi penyakit
f) Kebutuhan bantuan atau penundaan
layanan untuk pasien dan keluarganya
g) Kebutuhan alternatif layanan atau tingkat
layanan
h) Factor resiko bagi yang ditinggalkan
dalam hal cara mengatasi dan potensi
reaksi patologis
i) Pasien dan keluarga dilibatkan dalam
pengambilan keputusan asuhan termasuk
keputusan do not resuscitate/DNR
Lihat HPK 2.2
2) Asuhan menjelang akhir kehidupan Bukti dalam rekam medis asuhan menjelang akhir Hasil kesimpulan DPJP di CPPT yang menjelaskan
ditujukan terhadap kebutuhan psikososial, kehidupan ditujukan terhadap kebutuhan biopsiko- bahwa pasien tersebut adalah pasien terminal
emosional, kultural dan spiritual pasien
dan keluarga nya sosial, emosional, budaya dan spiritual pasien dan
keluarga