KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS ANDOOLO UTAMA
Nomor : 10/Pusk-Adu/SK/I/2022
TENTANG
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemenuhan dan peningkatan mutu pelayanan, dimana
Puskesmas diharapkan dapat memenuhi kegiatan standar pelayanan
pengendalian infeksi di Puskesmas;
b. bahwa dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial di
puskesmas terhadap petugas, pasien dan pengunjung;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
huruf b diatas, perlu dibentuk Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
UPTD Puskesmas Andoolo Utama yang ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Andoolo Utama.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2019
tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019
Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017
Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
MEMUTUSKAN
BUDI ISTIANAH,
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ANDOOLO UTAMA
NOMOR : 10/Pusk-Adu/SK/I/2022
TENTANG : TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
UPTD PUSKESMAS ANDOOLO UTAMA
A. SUSUNAN KEPENGURUSAN
Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas
Ketua : Ahmad Sunarto, AMK
Sekretaris / IPCN : Sukir Leksana, S.Kep, Ns
Anggota :
No Nama Profesi
1. Khaerida, AMAK Analis
2. Sulviani, A.Md.Keb Bidan
3 Siti Julaeha, SKM Sanitarian
4. Burhan, SKM Sanitarian
5. Gito Suparno Umum
6. Putu Darmika, AMK Perawat
7. Titi Yuliani, S.Tr.Keb Bidan
B. URAIAN TUGAS
1. KEPALA PUSKESMAS
a) Membentuk Tim PPI dengan Surat Keputusan.
b) Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.
c) Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk
anggaran yang dibutuhkan.
d) Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi.
e) Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan saran
dari Tim PPI.
f) Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan disinfektan di
puskesmas berdasarkan saran dari Tim PPI.
g) Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial menularkan
penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan saran dari Tim PPI.
h) Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untukPPI.
i) Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan petugas di Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
terutama bagi petugas yang berisiko tertular infeksi minimal 1 tahun sekali, dianjurkan 6
(enam) bulan sekali.
4. ANGGOTA
Kriteria:
a) Tenaga diluar dokter dan perawat yang mempunyai minat dalam PPI.
b) Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
Tugas:
a) bertanggung jawab kepada ketua komite PPI dan berkoordinasi dengan unit terkait
lainnya dalam penerapan PPI
b) Memberikan masukan pada pedoman maupun kebijakan terkait PPI.
c) Mengkoordinir pengumpulan limbah medis B3 unit terkait (pustu, poskesdes, polindes
dan posyandu)
d) Menyiapkan penampungan di puskesmas
e) Melakukan pemusnahan terhadap sampah medis menggunakan fasilitas yang tersedia.
BUDI ISTIANAH,
Format 2. Standar Operasional Prosedur
PENGELOLAAN LIMBAH
No. Dokumen : 1/Pusk-Adu/SOP/I/2022
No. Revisi : 01
SOP Tanggal Terbit :04 Januari 2022
Halaman : 1/2
1. PENDAHULUAN
Sasaran dari pembangunan kesehetan adalah meningkatkan derajat kesehatan melalui
peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan yang semakin menjangkau seluruh
masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan
( UKM ) perlu diupayakan adanya suatu kerja sama baik yang dilakukan secara internal
( lintas program ) maupun secara eksternal ( lintas sektor ).
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya .Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah ,
berkesinambungan dan realitis sesuai tahapannya.
Sesuai dengan system kesehatan nasional (SKN 2009 ) yang mengacu pada arah dan
tahapan pembangunan kesehatan yang ditetapakan dalam rencana pembangunan jangka
panjang bidang kesehatan tahun 2005-2025. Sasaran pembangunan kesehatan yang
diharapkan untuk semua potensi bangsa, baik masyarakat maupun pemerintah secara
sinergi,berhasil guna dan berdayaguna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
2. LATAR BELAKANG
Guna meningkatkan derajat kesehatan ,maka diharapkan perlu melakukan suatu
pertemuan lintas sektor yang merupakan awal dalam melaksanakan perencanaan pembinaan
secara terpadu dimasyarakat dengan mengedepankan skala prioritas. Untuk mendapatkan
hasil yang maksimal perlu adanya saling pengertian dan keterbukaan diantara komponen
terkait didalamnya.
Prinsip kerja sama saling terbuka percaya dan saling menguntungkan melalui
penyamaan presepsi pengaturan komunikasi yang efektif koordinasi oleh pembentukan
komitmen akan menntukan keberhasilan kegiatan UKM .Kerjasama lintas program
merupakan kerjasama yang dilakukan di lingkup puskesmas antara beberapa program dalam
bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama.
Sedangkan kerjasam sektor melibatkan dinas dan orang –orang di luar sektor
kesehatan yang berpengaruh secara langsung atau tindak lanjut terhadap pelaksanaan kegiatan
kesehatan .Kesehatan lintas program dan lintas sektor mempunyai peran penting dalam
keterbatasan program-program UKM.
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1) Menggalang kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam rangka pembangunan
dibidang kesehatan
2) Mengetahui peran masing-masing program dan sektor yang saling mendukung untuk
membina serta peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
b. TujuanKhusus
1) Meningkatkan program pembinaan pembangunan kesehatan dimasing-masing sektor.
2) Tergalangnya kerjasama tim baik lintas program maupun lintas sektor
3) Terciptanya kerjasama yang baik antar penanggung jawab program
4) Menentukan pembagian tugas yang terpadu antar penanggung jawab program
5) Menjalin kerjasama lintas sektor dalam rangka peningkatan peran serta menyatakan
dalam upaya kesehatan secara lebih baik.
6) Merumuskan rencana kerjasama pembinaan pembangunan dalam bidang kesehatan.
7) Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
6. SASARAN
Unsur muspika, pemerintah desa, instansi terkait, kader kesehatan dan tokoh agama /
masyarakat.