Anda di halaman 1dari 7

Diagnosa Keperawatan ( MENINGITIS )

N Diagnosa Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI) Instrument Jurnal Hasil penelitian Analisia
o Keperawatan
(SDKI)
1 Resiko perfusi Luaran Utama : perfusi Intervensi Pemantauan neurologis Lilis Bagi pelayanan kesehatan Uuntuk melakukan
serebral tidak serebral 1. Manajemen peningkatan tekanan dan tingkat kesadaran Alfiyanti,Wayan dalam melakukan pemantauan neurologis
efektif D..0017 Luaran Tambahan : intrakraial dan Pemantauan tekanan Glasgow Coma Scale (2021) pengkajian defisit Rs dapat
1. Komunikasi intracranial dengan Posisi head up 30 (GCS), Allen Score atau EFEKTIFITAS neurologis pada pasien menggunakan
verbal derajat Guys Hospitalscore INSTRUMEN stroke bisa menggunakan instrument tersebut
2. Control resiko 2. Tingkat kesadaran GCS , Siriraj Stroke Score PENGKAJIAN beberapa instrumen selain dapat diterapkan
3. Memori 3. Pemantauan Tanda-tanda vital (SSS), DEFISIT tersebut dan terlebih lagi langsung dengan paper
4. Mobililtas 4. Pemantauan neurologis Algoritma Stroke Gadjah NEOROLOGIS instrumen GCS, SSS, atau dengan aplikasi
fisik 5. Edukasi diet Mada, aplikasi Dave dan PADA PASIEN NIHSS,
5. Status 6. Edukasi program pengobatan Djoenaidi, National STROKE: Gajah Mada Aplikasi, Kekurangan: masih
neurologis 7. Edukasi prosedur Tindakan Institutes of Health LITERATURE KPSS, sangat penting banyak perawat yang
Kolaborasi Stroke Scale (NIHSS) REVIEW. Program diaplikasikan pada belum memahami
1. Pemberian obat dan Kurashiki studi sarjana fasilitas kesehatan yang beberapa aplikasi
Prehospital Stroke Score keperawatan belum memiliki CT Scan tersebut
(KPSS) Fakultas kesehatan
Universitas sari Untuk meningkatkan
Head up 30 derajat mulia Banjarmasin Tingkat keparahan stroke sirkulasi oksigen
berdasarkan skor NIHSS implementasi pada
http:// awal merupakan faktor pasien stroke dapat
repository.unism.ac.id/ determinan disabilitas pada melakukan head up 30
id/eprint/1963 pasien 30 hari pasca stroke
iskemik

ada pengaruh pemberian


posisi head up 30 derajat
terhadap saturasi oksigen
pada
pasien
stroke di IGD RSUD dr.
Teressa et al, T.C.
(2020) Baseline Hiller Maumere.
Stroke Severity as Rekomendasi dari
a Predictor of 30- penelitian ini
Day Post- ditujukan kepada perawat
Ischemic Stroke agar dapat menerapkan
Disability pemberian posisi head up
Outcome (NIHSS) 30 derajat sebagai salah
https://doi.org/10.2 satu tindakan keperawatan
1776/ub.jkb.2022. mandiri pada pasien stroke
032.01.6 dan kepada pihak rumah
sakit untuk menyusun SOP
posisi head up 30 derajat

Trisilia, et al, 2022.


Pengaruh Pemberian
Posisi Head Up 30
DerajatTerhadap
Saturasi Oksigen
Pada Pasien Stroke
Di Igd Rsud Dr. T.
C. Hillers
Maumere
Kabupaten Sikka
2 Penurunan Setelah dilakukan Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial : Pemeriksaan pungsi Wijaya, M. Penderita HIV yang Tindakan pemeriksaan
kapasitas asuhan keperawatan Observasi: lumbal (2021). diduga menderita pungsi lumbal sangat
adaptif selama 3 x 24 jam 1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK Meningitis Meningitis kriptokokus direkomendasikan
intracranial b.d diharapkan kapasitas (edema serebral) Kriptokokus (MK) dapat menjalani untuk pasien
edema serebral adaptif intrakranial 2. Monitor tanda dan gejala peningkatan TIK pada Penderita pemeriksaan penunjang Meningitis
D.0066 meningkat dengan HIV. Cermin baik laboratorium kriptokokus (MK)
(TD & nadi meningkat, pola nafas ireguler,
kriteria hasil : Dunia maupun radiologi. Jika yang tidak memiliki
bradikardi, pola napas iregular, kesadaran Kedokteran, 48( tidak ada kontraindikasi, kontradiksi selain
1. tingkat kesadaran menurun) 1), 8-11. tindakan pungsi lumbal untuk pemeriksaan
meningkat dengan 3. Monitor CPP (Cerebral Perfusion Pressure) https://doi.org/10 sangat direkomendasikan. laboratorium menurut
GCS 15 4. Monitor status pernapasan .55175/cdk.v48i Pencitraan otak perlu penelitian
2. sakit kepala 5. Monitor intake dan output cairan 1.25 dilakukan sebelum pemeriksaan
menurun 6. Monitor cairan serebro-spinalis (warna) prosedur pungsi laboratorium CSS
https:// lumbal, terutama pada juga dapat
3. bradikardi
cdkjournal.com/ pasien yang memiliki mengurangi tekanan
menurun Terapeutik: index.php/cdk/ defisit neurologis fokal intrakranial yang
4. TD & nadi dalam 1. Berikan posisi semi fowler article/view/ atau gangguan kesadaran. biasanya meningkat
batas normal (TD 2. Meminimalkan stimulus, sediakan lingkungan 25/14 Tindakan ini selain pada pasien MK.
= 120/90mmhg, N yang tenang untuk pemeriksaan
= 60-100x/menit) 3. Pertahankan suhu tubuh normal laboratorium CSS juga
5. Pola napas 16 – 4. Hindari manuver valsava untuk mengurangi
20x/menit 5. Cegah terjadinya kejang tekanan intrakranial yang
biasanya meningkat pada
6. Respon pupil 6. Atur ventilator agar PCO2 optimal pasien MK.
membaik
7. Reflex neurologis Kolaborasi:
membaik 1. Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
konvulsan
2. Kolaborasi pemberian diuretic osmosis

3 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen nyeri : 1. P-CPOT Tao, H., & Galagarza, S. 1.P-CPOT merupakan 1. Perawat sangat
agen asuhan keperawat Observasi : pengkajian nyeri R. (2020). P- skala yang valid untuk perlu memiliki alat
pencendera selama 3x24 jam di pada anak CPOT: An menilai nyeri pada penilaian nyeri
fisiologis harapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, Adaptation of the pasien PICU dengan yang tepat yang
(inflamasi) menurun dengan 2. Manajemen nyeri Critical-Care Pain peforma psikometri dapat digunakan
D.0077 kriteria hasil :
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dengan guide Observation Tool sangat baik. Efektif secara rutin untuk
1. Keluhan nyeri nyeri imagery for Pediatric dalam mendeteksi rasa menilai nyeri dan
menurun 2. Identifikasi skala nyeri relaxation Intensive Care Unit nyeri pada pasien yang cukup sensitif
2. Meringis menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal Patients. Pain terpasang ventilator. untuk mendeteksi
3. Sikap protektif 4. Identifikasi faktor yang Management adanya nyeri pada
menurun Nursing, 21(2), P-CPOT memiliki lima pasien berventilasi.
memperberat dan memperingan
4. Geliah dan nyeri 172–178. kategori: ekspresi Studi ini
kesulitan tidur 5. Identifikasi pengetahuan dan https://doi.org/10.1 wajah, gerakan tubuh, menemukan bahwa
menurun 016/j.pmn.2019.07. kepatuhan dengan P-CPOT lebih
5. Anoreksia, mual
keyakinan tentang nyeri 012 ventilator (pasien yang responsif dalam
muntah menurun 6. Identifikasi pengaruh budaya https://sci- diintubasi) atau mendeteksi nyeri
6. Ketegangan otot terhadap respon nyeri hub.se/https:// vokalisasi (pasien yang pada anak yang
dan pupil dilatasi 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada doi.org/10.1016/ diekstubasi), terpasang ventilator
menurun kualitas hidup j.pmn.2019.07.0 ketegangan otot, dan di PICU daripada
7. Pola napas dan 12 kemampuan konsol, skala FLACC.
tekanan darah
8. Monitor ke berhasilan terapi yang masingmasing
membaik komplementer yang sudah diberi skor 0, 1, atau P-CPOT adalah
diberikan Firmada, M. A., 2 Skala dinilai dalam instrumen responsif
9. Monitor efek samping penggunaan Kristianti, M., & kisaran 0 (mewakili untuk mengukur
analgetik Husain, F. (2021). tidak ada nyeri) nyeri pada sampel
Manajemen Nyeri hingga 10 (nyeri 78 pasien kami.
dengan Guide hebat). Dengan pengujian
Terapeutik :
Imagery Relaxation tambahan, alat ini
pada Pasien Cedera dapat disesuaikan
10. Berikan teknik nonfarmakologis Kepala Ringan di 2.Intervensi yang dapat secara global untuk
untuk mengurangi rasa nyeri (mis. Instalasi Gawat dilakukan pada saat populasi PICU.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi Darurat (IGD) : terjadi nyeri pada cidera Perawat perlu
Literature Review. kepala ringan yaitu dididik untuk
musik, biofeedback, terapi pijat, ASJN (Aisyiyah guide imagery serta mengenali manfaat
aroma terapi, teknik imajinasi Surakarta Journal dapat dikombinaksian dan keterbatasan P-
terbimbing, kompres hangat/dingin, of Nursing), 2(1), dengan sloowdeep CPOT dalam
terapi bermain) 20–25. breathing. praktik klinis dan
11. Kontrol lingkungan yang https://doi.org/10.3 dilatih dengan tepat
0787/asjn.v2i1.814 Teknik relaksasi untuk memastikan
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
imajinasi terbimbing keandalan
ruangan, pencahayaan, kebisingan) (guide imagery interrater.
12. Fasilitasi istirahat dan tidur https://jurnal.aiska- relaxation) merupakan
13. Pertimbangkan jenis dan sumber university.ac.id/ salah satu teknik 2. Manajemen untuk
nyeri dalam pemilihan strategi index.php/ASJN/ merelaksasi menstabilkan pasien
article/view/814 menggunakan semua cidera kepala ringan
meredakan nyeri
panca indera melalui dapat dilakukan
audio yang diberikan. dengan memberikan
Edukasi : Yang membantu intervensi berupa
memenuhi kebutuhan Guided imagery atau
14. Jelaskan penyebab, periode, dan tidur yang terganggua imajinasi terbimbing
pemicu nyeri karena faktor nyeri, adalah upaya untuk
lingkungan, menciptakan kesan
15. Jelaskan strategi meredakan nyeri
kecemasan,dan tindakan dalam pikiran klien
16. Anjurkan memonitor nyri secara keperawatan kemudian
mandiri berkonsentrasi
17. Anjurkan menggunakan analgetik dalam kesan tersebut
secara tepat sehingga secara
18. Ajarkan teknik nonfarmakologis bertahap dapat
untuk mengurangi rasa nyeri menurunkan
presepsi klien
terhadap nyeri.
Kolaborasi :
Relaksasi guide
19. Kolaborasi pemberian analgetik, imagery ini akan
jika perlu membuat pasien
menjadi rileks dan
lebih nyaman.
Terapi ini lebih
efektif bila
digabungan dengan
terapi
nonfarmokologi
yang lain seperti
relaksasi nafas
dalam.

Anda mungkin juga menyukai