Anda di halaman 1dari 15

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PROGRAM STROKE SELF MANAGEMENT


TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN PASCA
STROKE DI KOTA PONTIANAK

PEDRO DIAN PAMUNGKAS


NIM: I1031131069

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017

1
NASKAH PUBLIKASI

2
PENGARUH PROGRAM STROKE SELF MANAGEMENT TERHADAP
KUALITAS HIDUP PASIEN PASCA STROKE
DI KOTA PONTIANAK

(THE EFFECT OF STROKE SELF MANAGEMENT PROGRAM ON


QUALITY OF LIFE POST-STROKE PATIENTS
IN PONTIANAK)

Pedro Dian Pamungkas*, Herman,**, Sukarni***


*Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tanjungpura
**Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tanjungpura
Email: pedrodianpamungkas@gmail.com

ABSTRAK
Stroke merupakan cedera vascular serebral (CVS) yang terjadi karena gangguan
peredaran darah di otak, yang disertai dengan manifestasi klinis seperti defisit neurologis.
Angka kejadian stroke didunia sebesar 140/100.000 orang, di Indonesia sendiri sebesar
7,0‰, dan di Kalimantan Barat sebesar 5,8‰. Diharapkan dengan adanya program stroke
self management dapat dijadikan suatu intervensi yang mendukung pasien untuk
mengelola penyakit yang dideritanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
program stroke self management terhadap kualitas hidup pasien pasca stroke di Kota
Pontianak.. Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan quasy eksperiment dengan
pre-test dan post-test non equivalent control group. Metode pengambilan sampel dengan
purposive sampling berjumlah 28 responden yang dibagi menjadi 14 responden kelompok
intervensi dan 14 responden kelompok kontrol. Intervensi yang diberikan kepada setiap
responden adalah program stroke self management. Analisa mengunakan independent t
test dengan nilai p < 0,05. Analisis Bivariat pada kelompok intervensi dengan kelompok
kontrol sesudah diberikan program stroke self management, didapatkan nilai p = 0,000.
Terdapat pengaruh program stroke self management terhadap kualitas hidup pasien pasca
stroke di Kota Pontianak.
Kata Kunci: Pasca Stroke, self management, kualitas hidup.

ABSTRACT
Background: Stroke is a cerebral vascular injury (CVI) that occurs due to
circulatory disorders in the brain, which is accompanied by clinical
manifestations such as neurological deficits. The stroke self management program
comes as an intervention that can support patients to manage the illness. The
Stroke Self management program can influence individual behavior so as to
improve the quality of life of the patient. The purpose is to knowing the influence
of stroke self management program on the quality of life of post-stroke patients in
Pontianak.Using quasi experimental design with pretest and posttest non
equivalent control group. Sampling method with purposive sampling was 28
respondents divided into 14 responder intervention group and 14 control group
respondents. Analysis using independent t test. Bivariate analysis in both groups
before and after given self management stroke program, obtained p value =
0.000.There is influence of stroke self management program to the quality of life
of post-stroke patients in Pontianak.
Keywords: Post Stroke, self management, quality of life
3
PENDAHULUAN Pasien pasca stroke
Serangan otak atau yang kemungkinan akan mengalami
sering disebut dengan stroke gangguan yang bervariasi,
merupakan cedera vaskular serebral tergantung pada bagian otak yang
(CVS) yang berkaitan dengan terkena Pasien dengan pasca stroke
obstruksi peredaran darah di otak.⁽¹⁾ akan mengalami kelumpuhan
Stroke merupakan suatu sindrom separuh badan, sulit untuk berbicara
yang terdiri dari tanda dan gejala dengan orang lain (aphasia), keadaan
kehilangannya fungsi dari sistem mulut yang moncong (facial drop),
saraf pusat fokal, kehilangan fungsi lengan dan kaki yang lemah,
ini dapat berkembang secara cepat gangguan kordinasi tubuh,
dalam hitungan detik atau menit.⁽²⁾ perubahan mental, gangguan
Data dari World Stroke emosional, gangguan komunikasi
Organization yang telah diteliti dan kehilangan indera rasa.⁽⁶⁾
menunjukkan angka kejadian stroke
Perubahan fisik yang terjadi
didunia sebesar 140/100.000 orang.
akibat dari stroke akan memengaruhi
Negara dengan angka kejadian stroke
kondisi emosional. Pasien akan
tertinggi di dunia adalah Tanzania
seringkali merasa tidak percaya diri,
sebesar 316/100.000 orang.⁽³⁾ Di
tidak berguna, tidak dapat menerima
benua Asia sendiri negara dengan
kenyataan, mudah tersinggung,
angka kejadian stroke tertinggi
mudah marah dan selalu bersedih.⁽⁶⁾
adalah India sebesar 545/100.000
Akibat dari timbulnya berbagai
orang.⁽⁴⁾ Di Indonesia jumlah pasien
masalah yang diakibatkan oleh
dengan penyakit stroke di tahun 2013
stroke akan sangat berdampak
berdasarkan diagnosis tenaga
negatif terhadap kualitas hidup
kesehatan (Nakes) dapat
pasien karena dapat menganggu
diperkirakan sebanyak 1.236.825
aktivitas kehidupan sehari- hari
orang (7,0‰), sedangkan
(activity of daily living).⁽⁷⁾
berdasarkan diagnosis gejala
Adanya program yang
diperkirakan sebanyak 2.137.941
berbasis bagi pasien pasca stroke
orang (12,1‰).⁽⁵⁾ Prevalensi stroke
mungkin akan membantu para pasien
di Provinsi Kalimantan Barat tahun
pasca stroke untuk mengurangi
2013 berdasarkan diagnosis Nakes
risiko kekambuhan dan
sebanyak 17.821 orang (5,8‰) dan
meningkatkan kualitas hidupnya.
berdasarkan diagnosis gejala
Program ini adalah self management,
sebanyak 25.195 orang (8,2‰).⁽⁵⁾ program self management muncul
Di Kota Pontianak sendiri sebagai sebuah mekanisme untuk
kejadian stroke setiap tahunnya terus meningkatkan pelayanan
meningkat. Data pada tahun 2016
kesehatan.⁽⁸⁾ Self management
menunjukkan bahwa 114 orang
merupakan suatu intervensi yang
penduduk Kota Pontianak menderita
telah direkomendasikan sebagai
stroke. Di RSUD Sultan Sy. M.
sebuah metode untuk mendukung
Alkadrie Kota Pontianak pasien
individu, dan mengatur koping
pasca stroke yang melakukan kontrol
individu dengan penyakit kronis,
ulang sepanjang tahun 2016
program selfmanagement juga bisa di
sebanyak 403 orang.
4
aplikasikan pada pasien pasca experimental dengan rancangan non-
stroke.⁽⁹⁾ equivalent pre-test and post-test
Program ini dibuat untuk control group design. Metode
melatih setiap individu yang sudah pengambilan sampel dengan
mengalami stroke terhadap purposive sampling berjumlah 28
kemampuan-kemampuan yang responden yang dibagi menjadi 14
mereka perlukan untuk mengontrol responnden kelompok intervensi dan
kondisi dan persoalan sosial 14 responden kelompok kontrol.
mereka.⁽⁹⁾ Efek dari program self Intervensi yang diberikan kepada
management yang diaplikasikan pada setiap responden adalah program
pasien pasca stroke salah satunya stroke self management. Analisa
ialah dapat menjadikan pasien pasca mengunakan independent t test
stroke lebih baik dalam pengelolaan dengan nilai p < 0,05.
mandiri pada dirinya sendiri yang Kriteria inklusi pada
meliputi peningkatan sikap, penelitian ini adalah pasien stroke
kepercayaan diri dan keterampilan iskemik serangan pertama, setelah 3-
memanajemen diri sehigga membuat 12 bulan pasca stroke, bisa membaca
kualitas hidup pasien menjadi lebih dan bisa diajak berkomunikasi.
baik.⁽¹⁰˒ ¹¹⁾ Sedangkan kriteria ekslusi dalam
Berdasarkan dari analisis penelitian ini adalah pasien pasca
beberapa jurnal terhadap beberapa stroke berat dengan prognosis buruk
hasil penelitian mengenai program dan pasien yang masih berbaring
stroke self management, pemberian ditempat tidur. Variabel independen
program stroke self management dalam penelitian ini adalah program
dilakukan rata-rata dalam waktu stroke self management variabel
jangka panjang sekitar 6-12 bulan dependennya adalah kualitas hidup
dibandingkan dengan waktu jangka pasien pasca stroke.
pendek.⁽¹²⁾ Penelitian ini akan dilakukan
Perlu adanya penelitian lebih dirumah responden yang menjalani
lanjut mengenai pemberian Program rawat jalan di poli saraf RSUD
Stroke Self Management dengan Sultan Sy. M. Alkadrie yang berada
waktu jangka pendek dengan waktu di Kota Pontianak.Waktu. Penelitian
3 minggu atau 4 minggu. Untuk ini akan dilakukan pada bulan 12
mengetahui kualitas hidup pasien Juni-3 Juli 2017.
pasca stroke di Kota Pontianak dan
mengenai pengelolaan diri pada
pasien pasca stroke dalam
menghadapi masalahnya, sangat
perlu diberikan intervensi program
Stroke Self Management pada pasien
pasca stroke.
METODE
Penelitian ini termasuk
kedalam jenis penelitian kuantitatif
dengan pendekatan quasy

5
HASIL

Tabel 1 Karakteristik Responden

Karakteristik Intervensi (n=14) Kontrol (n=14) N %


F % f %
Usia
29-44 1 7,1 1 7,1 2 7,1
45-59 7 50,0 8 57,1 15 53,6
60-74 6 42,9 5 35,7 11 39,3

Jenis Kelamin
Laki-laki 9 64,3 10 71,4 19 67,9
Perempuan 5 35,7 4 28,5 9 32,1
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah
SD 1 7,1 0 0 1 3,6
SMP 0 0 0 0 0 0
SMA 3 21,4 3 20,0 6 21,4
PT 8 57,1 8 53,3 16 57,1
2 14,3 3 20,0 5 17,9
Lama Stroke
< 6 bulan 2 14,3 4 28,6 6 21,4
≥ 6 bulan 12 85,7 10 71,4 22 78,6
Keluaraga Merawat
Suami
Istri 0 0 0 0 0 0
Anak 9 64,3 9 64,3 18 64,3
Ayah/Ibu 5 35,7 5 35,7 10 35,7
0 0 0 0 0 0

Tabel 2 Skor Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke Sebelum dan Sesudah Diberikan Program Stroke
Self Management
Variabel N Mean±SD CI (95%) p

Intervensi
Pretest 14 22,21±2,940 12,33-7,66 0,000
Posttest 32,21±3,683
Kontrol
Pretest 14 21,86±2,931 5,56-0,42
Posttest 24,43±5,840 0,086

Tabel 3 Perbedaan Skor Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke pada Kelompok Intervensi dan
Kontrol
Variabel Kelompok N Mean±SD RR(CI 95%) p
14 32,21±3,683 7,8(3,95-11,61)
Intervensi
Posttest 0, 000
Kontrol 14 24,43±5,840

6
Berdasarkan tabel 1 dapat usia 45-59 tahun. Usia merupakan
disimpulkan bahwa jumlah usia faktor resiko untuk terjadinya stroke
responden pada kelompok intervensi yang tidak dapat diubah maupun
dan kelompok kontrol terbanyak dikendalikan oleh individu.⁽²⁾ Usia
adalah rentang usia 45- 59 tahun. pasien dari penelitian ini termasuk
Jumlah responden terbanyak pada dalam usia produktif dan pada usia
kelompok intervensi dan kelompok ini akan memasuki lanjut usia.
kontrol adalah berjenis kelamin laki- Individu yang sangat berisiko
laki. Pada tingkat pendidikan mengalami stroke adalah individu
kelompok intervensi dan kelompok yang memiliki usia semakin
kontrol adalah tingkat SMA. bertambah yang disertai dengan
Lamanya responden penyakit degeneratif arterial.⁽¹ ˒²⁾
mengalami pasca stroke pada
kelompok intervensi dan kelompok Usia biasanya mempengaruhi
kontrol adalah > 6 bulan dari kualitas hidup seseorang, semakin
kelompok intervensi dan kelompok bertambah usianya seseorang maka
kontrol keluarga yang sering kualitas hidup seseorang menjadi
merawat pasien pasca stroke adalah tidak baik. Hal ini mungkin
istri responden. dikarenakan pada usia lanjut
Berdasarkan hasil analisis seseorang lebih pasrah akan masalah
pada tabel 2 didapatkan bahwa kesehatan dan masalah pribadinya
bahwa nilai rata-rata skor sebelum yang menyebabkan menurunnya
diberikan program stroke self suasana hati pada orang lanjut usia
management pada kelompok yang mengalami stroke. Namun
intervensi adalah 22,21 dan setelah berdasarkan hasil penelitian bahwa
diberikan program stroke self tidak ada hubungan mengenai
management adalah 32,21 dengan tingkatan usia pada pasien pasca
nilai p= 0,000 < 0,05. Hasil yang stroke terhadap perubahan kualitas
didapatkan yaitu terdapat pengaruh hidup. Tidak adanya perbedaan
program stroke self management kualitas hidup pada tingkatan usia
terhadap perubahan skor kualitas pasien pasca stroke dikarenakan
hidup pada pasien pasca stroke. kemampuan setiap individu berbeda-
Berdasarkan pada uji statistik beda dalam mengatasi perubahan
tabel 3 terhadap kualitas hidup emosional, dan koping yang dimiliki
pasien pasca stroke pada kelompok seseorang.⁽¹³⁾
intervensi dan kelompok kontrol Jenis Kelamin
didapatkan nilai p = 0,000 < 0, 05 Berdasarkan hasil distribusi
yang berarti bahwa terdapat jenis kelamin pada penelitian ini
perbedaan kualitas hidup antara didapatkan bahwa dari kedua
kelompok intervensi dan kelompok kelompok jumlah jenis kelamin laki-
kontrol. laki memiliki jumlah yang besar.
PEMBAHASAN Penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa penderita stroke
USIA yang berjenis kelamin laki-laki lebih
Penelitian ini menunjukkan besar dibandingkan dengan dengan
bahwa pasien stroke terbanyak pada perempuan dan lebih berisiko 1,29
7
kali untuk mengalami stroke individu dalam memahami masalah
daripada perempuan.⁽¹⁴⁾ Sejalan kesehatannya.⁽¹⁷⁾ Penelitian yang
dengan penelitian lainnya yang telah dilakukan menyatakan tidak
menyatakan bahwa angka kejadian terdapat hubungan antara tingkat
stroke pada jenis kelamin laki-laki pendidikkan yang tinggi maupun
lebih besar dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang rendah
jenis kelamin perempuan.⁽¹⁵⁾ terhadap kualitas hidup pasien pasca
Biasanya pasien pasca stroke stroke.⁽¹³⁾
yang berjenis kelamin perempuan
lebih sensitif terhadap masalah Lama Stroke
pribadi, sosial dan kondisi kesehatan, Hasil dari penelitian ini
sehingga dapat menyebabkan menyatakan bahwa rata-rata stroke
tekanan pada dirinya yang akan yang dialami oleh pasien adalah > 6
memengaruhi kualitas hidupnya. bulan. Penelitian yang telah
Namun tidak menutup kemugkinan dilakukan menunjukkan bahwa rata-
juga bahwa laki-laki mempunyai rata stroke yang dialami oleh pasien
kualitas hidup yang tidak baik karena adalah 6- 12 bulan.⁽¹³⁾ Proses
beberapa faktor seperti tuntutan penyembuhan yang lama dan
ekonomi, perubahan fisik, dan takut kepatuhan berobat pasien pasca
kehilangan keluarganya sendiri. stroke serta kurangnya kepercayaan
Berdasarkan hasil penelitian diri inilah yang biasanya
menunjukkan bahwa dari beberapa memengaruhi kualitas hidup pasien
laki-laki dan perempuan mempunyai pasca stroke. Berdasarkan hasil
kualitas hidup yang baik, dan penelitian menyatakan bahwa pasien
sebaliknya ada juga yang pasca stroke 2-6 bulan mempunyai
mempunyai kualitas yang kurang kualitas hidup yang baik,
baik.⁽¹⁵˒ ¹⁶⁾ dibandingkan dengan pasien pasca
stroke 6-12 bulan.⁽¹³⁾
Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil analisis Keluarga yang Merawat
pada tingkat pendidikan bahwa Hasil penelitian ini keluarga
responden dengan tingkat pendidikan yang merawat pasien pasca stroke
SMA lebih banyak mengalami adalah istri dari pasien. Selama
stroke. Kurangnya informasi dan pasien mengalami stroke, istri pasien
ketidakpedulian mereka terhadap lah yang merawat dan mengasuh
masalah kesehatannya menyebabkan pasien. Penelitian yang telah
mereka tidak dapat mencegah dilakukan menunjukkan bahwa
terjadinya stroke. dukungan keluarga dari pasien pasca
Hasil dari penelitian ini stroke mampu meningkatkan
menunjukkan bahwa pada tingkat kepatuhan pasien dalam menjalani
pendidikan yang menengah dan rehabilitasi.⁽⁶⁾
tinggi juga dapat memengaruhi Perubahan kualitas hidup
terjadinya resiko stroke, walaupun pasien pasca stroke ternyata
menurut teori menyatakan bahwa dipengaruhi oleh hubungan sosial
tingkat pendidikan yang tinggi dapat pasien seperti hubungan sosial dari
memengaruhi pengetahuan setiap bagian terkecil yaitu keluarga dan

8
kondisi psikologis keluarga yang Informasi yang diberikan
merawat pasien pasca stroke.⁽¹⁸⁾ pada program stroke self
management sendiri adalah tentang
Pengaruh Program Stroke Self stroke, self management, aktivitas
Management terhadap Kualitas sehari-hari, dan pola gaya hidup
Hidup Pasien Pasca Stroke yang sehat. Informasi yang telah
Berdasarkan tabel 2 didapatkan inilah yang akan menjadi
menunjukkan hasil yang dilakukan stimulus yang dapat meningkatkan
oleh peneliti bahwa ada perubahan pengetahuan, hal ini lah yang dapat
kualitas hidup yang baik pada pasien menimbulkan kesadaran kepada
pasca stroke pada kelompok pasien untuk berperilaku yang dapat
intervensi dibandingkan dengan diharapkan, dengan adanya
kelompok kontrol. Program stroke perubahan perilaku yang baik dan
self management dilakukan oleh pengetahuan yang kuat membuat
peneliti dapat merubah perilaku pasien mampu mengoptimalkan
pasien pasca stroke melalui manajemen dirinya dan mampu
informasi yang diberikan kepada melakukan perawatan diri menjadi
pasien. Informasi yang diberikan lebih baik sehingga dapat
pada program stroke self meningkatkan kualitas hidup pasien
management sendiri adalah tentang pasca stroke.
stroke, self management, aktivitas Berdasarkan teori bahwa
sehari-hari, dan pola gaya hidup program self management ini adalah
yang sehat.Pasien yang diberikan tugas yang harus diselesaikan pasien
program stroke self management untuk meningkatkan kemampuan
mengalami perubahan kualitas hidup dirinya dalam mengelola kesehatan
menjadi lebih baik. Adanya pengaruh dirinya sendiri dengan penyakit
terhadap perubahan kualitas pasien kronis yang dialaminya. ⁽⁹˒¹⁰⁾ Tugas
pasca stroke menjadi lebih baik, ini diselesaikan oleh pasien secara
karena program stroke self bertahap dan pelan-pelan. Pasien
management ini dapat meningkatkan memahami setiap tugas yang
pengetahuan, perilaku dan sikap diberikan sehingga dapat
pasien dalam menangani masalah menerapkannya dalam kehidupan
kesehatan yang dialami oleh pasien sehari-hari untuk mencapai
secara mandiri. Pemberian program keinginan yang diperoleh pasien
ini kepada pasien mampu mendorong demi meningkatkan kondisi
pasien untuk mengubah perilakunya kesehatannya menjadi lebih baik.
dalam mengelola kesehatan dirinya Hasil dari penelitian ini
sendiri. Perubahan perilaku ini menunjukkan perubahan kualitas
didapatkan dengan cara memberikan hidup pasien pasca stroke menjadi
informasi kepada pasien, pemberian lebih baik dari sebelumnya. Sejalan
informasi pada program ini seperti dengan Damush et al (2011) yang
meningkatkan cara untuk mencapai menunjukkan bahwa program stroke
hidup yang sehat, cara pasien self management ini dapat mengubah
menjaga kesehatannya, dan cara perilaku pasien dengan mampu
pasien untuk mecegah suatu mengedalikan diri menjadi lebih baik
penyakit. dari sebelumnya sehingga dapat

9
meningkatkan kualitas hidup pasien. dukungan keluarga. Penelitian yang
⁽¹⁰⁾ Sesuai dengan tujuan dari progam dilakukan oleh Handayanni & Dewi
self management yaitu melatih (2009) menunjukkan ada beberapa
pasien untuk mampu berdaptasi faktor yang dapat memengaruhi
dengan keadaannya yang sekarang, kualitas hidup pada pasien pasca
namun tidak hanya mampu stroke seperti aktivitas yang
mengontrol masalah kesehatannya dilakukan oleh pasien, cara pasien
mealainkan mampu mengatasi berkomunikasi, hubungan sosial,
persoalan sosial pasien sendiri.⁽⁹⁾ Hal energi, dan masalah psikologis yang
ini lah yang mampu dialami pasien maupun keluarga. ⁽²⁰⁾
mengembangkan kemampuan pasien
Pemberian program stroke
untuk ikut berperan aktif dalam
self management pada pasien pasca
recana kepererawatanya secara
stroke pada penelitian ini ternyata
mandiri.⁽¹⁹⁾
dapat meningkatkan rasa
Perbedaan Kualitas Hidup Pasien kepercayaan diri pasien dalam
Pasca Stroke pada Kelompok melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi dan Kelompok Perubahan kualitas hidup pada
Kontrol pasien pasca stroke dapat dinilai
Hasil penelitian menunjukkan dengan melihat beberapa aspek yang
adanya perubahan kualitas hidup mencakup dalam biopsikososial.
yang baik pada kelompok intervensi Hasil penelitian ini berdasarkan dari
dibandingkan dengan kelompok penilaian dengan menggunakan
kontrol. Adapun hasil uji yang Stroke Specific Quality of Life
dilakukan oleh peneliti dari kedua terdapat perubahan kualitas hidup
kelompok didapatkan bahwa nilai p yang baik pada pasien pasca stroke.
= 0, 000. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Tidak terjadinya perubahan Harwood et al (2011) menunjukkan
kualitas hidup yang baik pada bahwa program self management
kelompok kontrol dikarenakan yang diberikan pada pasien pasca
pasien tidak mendapatkan informasi stroke dapat meningkatkan sikap, self
mengenai program self management efficacy, dan keterampilan dalam
untuk mengatasi masalah mengelola masalah kesehatan
kesehatannya. Kurangnnya dirinnya sehingga mampu
pengetahuan dan perilaku yang meningkatkan kualitas hidup pasien
lemah mengenai kesehatan dalam pasca stroke.⁽¹¹⁾
melakukan perawatan mandiri yang Hasil penelitian yang
menyebabkan pasien menjadi tidak dilakukan oleh Tielemans et al
berdaya dan kurang tertarik dengan (2015) yang menyatakan bahwa
masalah dirinya sendiri. program self management dapat
Kualitas hidup pada pasien meningkatkan kualitas hidup pasien
pasca stroke pada penelitian ini pasca stroke, program ini tidak
dipengaruhi oleh gangguan fisik hanya dapat meningkatkan kualitas
yang dialaminya, dan perubahan hidup pasien saja melainkan juga
psikososial seperti kurang dapat meningkatkan self-efficacy,
bersosialisasi dan kurangnya dan koping pasien serta menurunkan

10
kecemasan dan depresi pada Self efficacy juga termasuk
pasien.⁽²¹⁾ dalam teori yang mendasasri progam
self management. Terdapat tiga teori
Sejalan dengan hasil lain yang mendasari program self
penelitian ini menunjukkan management untuk meningkatkan
perubahan pada pasien pasca stroke kualitas hidup pasien pasca stroke,
yang dinilai dari aspek psikososial. teori yang pertama ialah the chronic
Pasien pasca stroke yang sudah care model, pada teori ini dapat
mampu melakukan aktivitas sehari- memengaruhi kualiatas klinis pada
hari dapat menurunkan kecemasan diri pasien. Kedua, perceived control
dan meningkatkan rasa kepercayaan yang penting bagi pasien sendiri
diri pasien. Pasien merasa tidak untuk meningkatkan kegiatan sehari-
menjadi beban bagi keluarga dan hari dengan aktifitas dan mobilitas
merasa kondisi fisik yang dialami fisik yang baik. Perceived control
pasien tidak menganggu dalam dapat memengaruhi niat terhadap
kehidupan sosial mereka. perilaku pasien yang membantu
Pasien pasca stroke yang mendorong dan memotivasi pasien.
diberikan program ini merasa ada Teori yang terakhir ialah the trans
yang berubah pada diri mereka. theoretical model of charge, teori ini
Mereka menjadi lebih mengetahui dapat diaplikasikan pada pasien
kondisi kesehatan mereka seperti untuk meningkatkkan aktivitas fisik,
tanda dan gejala dari stroke, dampak mengontrol diet, dan kepatuhan
stroke, terapi yang dapat dilakukan dalam menjalani perawatan dan
pasien, dan mampu memecahkan pengobatan. ⁽²⁴⁾
masalah kesehatan mereka secara Pemberian program ini
mandiri. Wolf et al (2016) dari hasil kepada pasien menjadikannya
penelitianya mengenai program self mampu mengerjakan tugasnya dalam
management pada pasien pasca mengontrol dan mengobservasi
stroke menunjukkan bahwa program kesehatan dirinya sendiri seperti
self management dapat mengubah manifestasi klinis yang akan timbul,
perilaku pasien dengan kepatuhan pengobatan, perubahan
meningkatkan self efficacy pada gaya hidup, perubahan emosional
pasien pasca stroke.⁽²²⁾ dan mampu memecahkan masalah
secara mandiri. Hal ini lah yang
Self efficacy menjadi faktor meningkatkan kualitas hidup pasien
yang berhubungan dengan menjadi lebih baik.⁽⁹ ˒¹⁰˒²³⁾
peningkatan kualitas hidup pasien
pasca stroke. Meningkatkan kualitas KESIMPULAN
hidup pasien pasca stroke dengan Hasil penelitian ini dari
meningkatkan self efficacy yang ada kedua kelompok usia yang terbanyak
pada diri pasien. Self efficacy pada adalah pada usia 45-59. Adapun
diri pasien sangat berperan penting jenis kelamin yang terbanyak pada
dalam mengelola keterampilan diri kedua kelompok yaitu jenis kelamin
dan membuat pasien mampu laki-laki. Berdasarkan tingkat
megendalikan diri dalam kehidupan pendidikan dari kedua kelompok
sehari-harinya.⁽²³⁾ bahwa, tingkat pendidikan SMA

11
paling tinggi yang mengalami stroke. 2. Ginsberg, L.(2008). Lecture
Lama dirawat pasien pasca stroke Notes:Neurology. Ed.8.
selama > 6 bulan dan keluarga yang Jakarta:Erlangga
sering merawat pasien adalah istri 3. Thrift, A. G., Cadilhac, D.
pasien pasca stroke. A., Thayabaranathan, T.,
Terdapat perubahan kualitas Howard, G., Howard, V. J.,
hidup yang lebih baik pada pasien Rothwell, P. M., Donnan, G.
pasca stroke setelah diberikan A. (2014). Global Stroke
program stroke self management Statistics. International
pada kelompok intervensi. Terdapat Journal of Stroke, 9(1), 6-18
perbedaan kualitas hidup pada pasien 4. Mehndiratta, M.M., Khan,
pasca stroke yang diberikan program M., Mehndiratta, P., Wasay,
stroke self management. Terjadi M. (2014). Stroke in Asia:
perubahan kualitas hidup yang lebih Geographical Variations and
baik pada kelompok intervensi Temporal Trends. J Neurol
dibandingkan kelompok kontrol Neurosurg Psychiatry, 85,
dengan nilai p = 0,000. 1308-1312. Doi:
10.1136/jnnp
SARAN 5. Kementerian Kesehatan RI.
Penelitian ini dapat menjadi (2013). Riset Kesehatan
dasar megenai program self Dasar. Badan Litbangkes.
management terhadap peneliti Diakses pada bulan Januari
selanjutnya. Rekomendasikan 2017
penelitian yang perlu dilakukan oleh 6. Wardhani, I. O., & Martini,
peneliti lain, seperti mengguakan S.(2015). Hubungan Antara
jumlah sampel yang lebih besar dan Karakteristik Pasien Stroke
penelitian kualitatif mengenai dan Dukungan Keluarga
persepsi pasien pasca stroke Dengan Kepatuhan Menjalani
terhadap pemberian program stroke Rehabilitasi. Jurnal Berkala
self management. Epidemiologi. 3, 24-34
Program stroke self 7. Paker, N.,Bugdayci, D.,
management ini dapat dijadikan Tekdos, D., Kaya, B.,
sebagai suatu program promosi Dere,C.(2010). Impact of
kesejhatan untuk meningkatkan Cognitive Impairment on
kemampuan mandiri pasien pasca Functional Outcome in
stroke. Program ini dapat dijadikan Stroke. Stroke Research and
suatu SOP sumber referensi, atau Treatment. Di akses Januari
acuan dalam penanganan pasien 2017 tersedia di:
pasca stroke. doi:10.4061/2010/ 652612.
8. Cadhilhac, D., Hoffmann, S.,
et al. (2011). A Phase II
DAFTAR PUSTAKA Multicentered, Single-
Blind , Randomized,
1. Corwin, E.J.(2009). Buku Controlled Trial of The
Saku:Patofisiologi.Jakarta:E Stroke Self Management
GC2 Program. Stroke; Journal of

12
CerebralCirculation,42(6),16 14. Muthmainna et al., (2013).
73-1679 Faktor Resiko Kejadian
9. Lennon, S., McKenna ,S., Stroke Pada Dewasa Awal
Jones ,F. (2013). Self (18-40) tahun di Kota
Management Programmes Makasar tahun 2010-2012.
for People Post Stroke: A Jurnal Penelitian epidemiolgi
Systemic Review. Journal Fakultas Kesehatan
ClinicalRehabilitation,27(10) Masyarakat Universitas
, 867-878 Hasannudin Makasar
10. Damush, M. T.,Ofner, 15. Rahmi, Upik. (2011).
S.,Zhangsheng, Yu.,Plue, L., Pengaruh Discharge
Nicholas, G., Williams, L. S. Plannning Terstruktur
(2011). Implementation of A Terhadap Kualitas Hidup
Stroke Self-Management Pasien Stroke Iskemik Di
Program A Randomized RSUD AL-IHSAN dan RS AL-
Controlled Pilot Study of ISLAM. Tesis, Universitas
Veterans with Stroke. Indonesia.
Translational Behavioral 16. Bhusnell, C. D., Reeves, M.
Medicine, 1 (4), 561-572 J., Xin, Z., Pan, W., Prvu-
11. Harwood,M., Weatherall, M., Bettger, J., Zimmer, L., et al.
et al.(2011). Taking Charge (2014). Sex Differences In
After Stroke: Promoting: Quality Of Life After
Self- Directed Rehabilitation Ischemic Stroke. American
to Improve Quality of Life- A Academy of Neurology,82,
Randomized Controlled Trial. 922-931. Doi:
Journal Clinical 10.1212/WNL.00000000000
Rehabilitation, 26(6), 493- 00208
501 17. Notoatmojo, S. (2003).
12. Freyer, C. E.,Luker , J. Pendidikan dan Perilaku
A.,McDonnell, M. N.,Hiller, Kesehatan. Edisi: 1. Jakarta:
S. L.(2016). Self PT.Rineka Cipta
ManagementProgrammes For 18. Handayani, D. Y., Dewi, D.
Quality of Life in People E. (2009). Analisis Kualitas
With Stroke Hidup Penderita dan
(Review).Cochrane Corner Keluarga Pasca Serangan
Stroke, 47(12), e266-e267 Stroke (Dengan Gejala Sisa).
13. Mierlo, M. L.V., Heugten, C. Psychoidea, 7(1), 35-44
M. V., Post, M. W. M., 19. Morais, H. C. C., Gonzaga,
Hajós, T. R. S., Kappelle, N. C., Aquino , P . de S., de
L. J., Visser-Meily, J. M. Araujo, T. L. ( 2015).
A.(2016). Quality of Life Strategies for Self-
During the First Two Years Management Support by
Post Stroke: The Patients with Stroke:
Restore4Stroke Cohort Integrative Review. Journal
Study. Cerebrovascular Of School Nursing, 49(1),
Diseases, 41(1-2), 19-26. 134-141

13
20. Handayani, D. Y., Dewi, D.
E. (2009). Analisis Kualitas
Hidup Penderita dan
Keluarga Pasca Serangan
Stroke (Dengan Gejala Sisa).
Psychoidea, 7(1), 35-44
21. Tielemans, N. S., Vieser-
Meily. J. M. A., Schepers. V.
P. M., Passier. P. E., Van de
Port. I. G L., Vloothuis. J. D.
M., Struyf. P. A. A., et al.
Effectiveness Of The
Restore4stroke Self-
Management Intervention
“Plan Ahead!”: A
Randomized Controlled Trial
In Stroke Patients And
Partners. Journal
Rehabilition Medic, 47, 901-
909. Doi: 10.2340/16501977-
2020
22. Wolf, T. J., Baum. C. M.,
Lee. D., Hammel, J. (2016).
The Development of the
Improving Participation after
Stroke Self-Management
Program (IPASS): An
Exploratory Randomized
Clinical Study. 20, 1945-
5119. Doi:
10.1080/10749357.2016.115
5278
23. Parke, H. L., et al. (2015) .
Self – Management Support
Interventions for Stroke
Survivors:A Systematic
Meta-Review. Journal Plos
One, 10(7), 1-22
24. Boger, E. J.(2014). Self-
management following
stroke. Concepts and
measurement Doctoral
dissertation, University of
Southampton.

14
15

Anda mungkin juga menyukai