Anda di halaman 1dari 5

PERTEMUAN KE LIMA

LINGUISTIK
Untuk membicarakan lebih lanjut tentang perkembangan
linguistic akan dibicarakan berturut-turut mengenai jaman
perkembangan ilmu linguistic:

Ad 1. linguistic jaman kuno


Pada jaman kuno ada dua Negara yang menonjol yang perlu
dibicarakan dalam hubungannya dengan pertumbuhan ling. yaitu
keadaan studi ling. di India kuno, dan keadaan pertumbuhan ling. di
Yunani kuno.

Linguistik pada jaman India Kuno


Ling. mulai dianggap berkembang pada jaman India kuno. Orang-
orang India pada jaman itu menciptakan weda yang memakai bahasa
sansekerta. Buku-buku weda yang berbahasa sansekerta itu dianggap
suci oleh para penganutnya. Dengan dasar pandangannya yang
relegius terhadap kitab sucinya membawa akibat pandangan suci
terhadap bhs wedanya, sehingga dalam cara mempelajari weda
sebagai ajaran tuhan sangat berhati-hati dan teliti dalam ucapan dan
susunan kalimat di dalamnya.

Mereka mempergunakan metode empiris untuk mencapai


kesimpulan yang ilmiah dari kitab sucinya. Ilmu bhs. yang modern
timbul langsung dari cara-cara yang dipergunakan oleh orang-orang
India kuno itu. orang-orang India yang telah mewariskan kepustakaan
yang luas dalam bidang gramatika, sebagai bukti ketekunannya
dalam bidang ilmu bhs.

Tokoh-tokoh pada jaman India kuno


1. Panini (300SM) adalah tokoh yang sangat terkemuka dalam bidang
gramatika. Pengaruhya sangat besar. Beliau telah menelaah bhs.
dengan prinsip-prinsip ilmu bhs modern, bukunya bernama Sutra
(semacam komentar tentang weda) disusun secara ringkas, terperinci,
mudah diingat dan sistematis karena disusun dari unsure-unsur yang
paling sederhana ke bentuk-bentuk yang lebih ruwet. Buku sutra ini
berisi 400 pelajaran ilmu bhs. yang sistematis. Metode
penyusunannya adalah metode sentetis dengan melewatkan yang
bersifat analitis.
Isi buku sutra karya panini itu antara lain adalah sbb:
1. bunyi-bunyi bhs sampai berkecil-kecil
2. perpindahan bunyi ujaran dari satu bunyi ke bunyi yang lain
3. pembentukan kata dengan kata bersusun
4. bentuk-bentuk bahasa
5. aksentuasi
6. sandhi
7. sintaksis

Jasa-jasa orang India dapat dirumuskan sbb:


1. merintis jalanya pelajaran ilmu bhs.
2. orang –orang India mengatakan bahwa Kata Kerja lebih tua dari
pada kata benda
3. Orang India menemukan pergantian vocal secara tetap 

Linguistik pada jaman Yunani kuno


• Cara orang Yunani mempelajari ilmu bhs. berbeda dengan orang
India. Orang Yunani mempelajari ilmu bhs bertitik pangkal pada
ilmu filsafat. Antara bhs dan filsafat dihubungkan tertalu erat.
Karena itu hasil yang dicapai oleh orang Yunani tidak setinggi
ilmu bhs orang-orang India. Yang menjadi pemikiran orang
Yunani adalah bagaimana hubungan antara pengertian dan
penyebutan bhs.

Tokoh-tokoh pada jaman Yunani kuno 


1. Plato (429-348) adalah seorang filsuf dan sekaligus sebagai ahli bhs
yang mengarang buku Kratylos. Dalam buku itu terdapat dialong
antara Socrates (guru Plato) yang hidup antara (469-348SM) dengan
dua orang pemuda yang mewakili aliran yang bertentangan pada
jaman itu. aliran yang bertentangan pada jaman itu adalah:
– aliran yang menganggap bahwa hubungan antara benda
dengan nama mempunyai hubungan yang erat secara
kodrati. Aliran ini didukung oleh kaum analogi
– aliran yang menganggap bahwa hubungan antara benda
dengan nama tidak mempunyai hubungan sama sekali
secara kodrati, tetapi hubungan tradisi saja. Pandangan
ini didukung oleh kaum anomali
pembuktian dari kedua aliran ini bersifat abstrak dan tidak
menunjukkan persamaan dengan bukti ilmu bhs. modern.
2. Aristoteles (384-322) adalah murid plato beliau seorang filsuf
yang juga menekuni bidang bhs. beliau yang pertama kali
membicarakan tentang jenis kata sebagai perbedaan gramatikal.
Jenis kata dibagi atas tiga bagian sbb:
 kata benda
 kata keja
 kata sambung yang meliputi :
kata depan
kata sandang
kata ganti
pembagian jenis kata di atas berkembang menjadi sepuluh jenis. Jasa
Aristoteles yang lain adalah tentang pengertian kasus dan jenis
kelamin.

Pengertian kasus menurut Aristoteles ialah semua bentuk turunan.


Sedangkan perbedaan jenis kelamin dibagi atas tiga bagian yaitu :
 maskulin (laki-laki),
 Feminim(perempuan)
 Neutrum (banci).
Kaum Stoisi pada jaman Yunani adalah golongan yang banyak pula
menaruh perhatian terhadap bhs.
Pandangan kaum stoisi (stoik) terhadap bhs. dapat disimpulkan
sebagai berikut:
 Menitikberatkan penelitian bhs. pada logika.
 termasuk golongan atau aliran analogi yang menganggap
bahwa hubungan antara benda dengan nama memiliki hub.
yang erat secara kodrati. Kodrati bhs dsb. Etymon.
 mengadakan penelitian tentang etimologi
 meyelaraskan katagori ilmu bhs. dengan katagori logika.
 menambah pembagian jenis kata yang telah dikemukakan
oleh Aristoteles dengan tiga jenis kata baru yaitu : artikel, kata
sandang, dan kata ganti
 membatasi kata kasus pada bentuk-bentuk kata benda saja.
Sedang bagi aristoteles kasus adalah semua bentuk turunan
dari suatu kata
Di bawah raja Iskandar Zulkaranain keb. Yunani berkembang ke
seluruh Eropah. Keb. Yunani yang disebut Hellenisme itu membawa
pula pengaruh bhs. Rumawi terhadap bhs.-bhs. Eropah. Bhs. Rumawi
menjadi bhs. kebudayaan yang diagung-agungkan. Bhs. Romawi
akhirnya menjadi Induk bahasa-bahasa Roman (latin). Seperti bhs.
perancis, sepanyol,Italia, portugis dllnya.

Linguistik jaman pertengahan sampai abad ke 18  

 Setelah jaman Yunani Kuna adalah jaman sekolastik


yaitu jaman abad pertengahan (abad ke 11- 15) dan jaman
abad Renaissance dan Humanisme(abad ke 15—17) tidak
banyak membawa kemajuan dalam bidang ilmu bhs.

 Pada jaman renaissance orang-orang kembali


mempelajari jaman kuno (Yunani dan Rumawi),demikian pula
jaman Humanisme. Bahasa Rumani yang mula-mula menjadi
bhs. keb.yang di agung-agungkan dialikan kepada tempatnya
sebagai bhs. konu.

 Perkembangan yang dapat dicatat sebagai sumbangan


terhadap linguistic pada jaman humanisme ini adalah
banyaknya bhs. daerah dipakai sebagai media terjemahan
kitab injil.

 Mejelang awal abad ke -18 perhatian terhadap


kekeluargaan bhs. sudah mulai muncul terutama berkat hasil
penelitian J.J Scaliger. Scaliger waktu itu telah membagi bhs.-
bhs. Eropah ke dalam sebelas bhs.Induk yang tiap-tiap Induk
memiliki dialek-dialek. Diantara sebelas bhs induk itu ada
empat yang besar yaitu bhs. yunani, Romawi, German, dan
slavia yang masing-masing memiliki hubungan yang sangat
erat sebagai bhs. yang berkeluarga

Pada jaman abad ke delapan belas ada tiga ciri kegiatan bhs.
yang patut dicatat yaitu :
1. semakin bertumbuhnya perhatian terhadap kekeluargaan bhs.
2. tinjauan bhs. yang semakin kritis
3. adanya pengumpulan bhs. secara besar-besaran 

• G.W. Leibnitz (1646-1716) adalah tokoh yang mencoba


membagi bhs. Eropah dan Asia. Beliau membedakan bhs. Smit
yang dimasukan ke dalam bagian selatan dan bhs- bhs. Indo
German yang termasuk ke dalam bagian Utara.
• Lambertten Kate adalah sarjana yang mulai kritis
pandangannya. Ada Beberapa pandangannya yang dapat
disimpulkan SBB:
1. segala hukum bhs. harus dicari atas dasar penyelidikan kenyataan
peristiwa bhs. dan tidak boleh ditetapkan secara apriori.
2. penelitian tentang bunyi –bunyi bhs. hendaknya berdasarkan ilmu
bunyi yang sesungguhnya (alamiah). Beliau menjelaskan factor-faktor
alamiah mengenai pembentukan bunyi terutama getaran udara serta
penyebarannya.
3. Beliau juga menjelaskan perbedaan bunyi ejaan.
4. beliau juga menjelaskan bagaimana seharusnya meninjau
perhubungan antara bhs. kuno dengan bhs. yang lebih muda dalam
satu kelompok kekeluargaan.

Anda mungkin juga menyukai