Masa Renaissance terjadi sekitar abad ke 16 dan 17. Pada masa ini
diartikan sebagai masa kehidupan kembali mempelajari bahasa-
bahasa kuno, seperti Yunani dan Romawi. Dalam sejarah studi Bahasa,
terdapat dua hal penting pada zaman ini, yaitu: tuntutan untuk
menguasai bahasa Yunani, Ibrani, dan bahasa Arab, serta bahasa-
bahasa diluar Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam bentuk
pembahasan, penyusunan tata bahasa dan diperbandingkan.
2. Linguistik Modern
Pada masa perkembangan sejak abad ke-18 bahasa tidak lagi dipelajari sebagai alat, melainkan
dipelajari sebagai objek. Dengan kata lain, tidak lagi berorientasi pada logika dan filsafat, tetapi
pada apa adanya.
Linguistik Modern :
Abad ke-19
Abad ke-20
Linguistik Struktural
Linguistik Abad ke-19
Permulaan linguistik modern dikaitkan dengan abad ini, yang menyaksikan kemunduran bahasa Latin dalam kehidupan sehari-
hari, pendidikan, dan pemerintahan. Sebaliknya, fokusnya beralih ke mempelajari bahasa-bahasa yang berkaitan atau berasal
dari bahasa leluhur. Bahasa-bahasa ini dikategorikan ke dalam rumpun bahasa berdasarkan kesamaan pola bunyi dan struktur
kata. Klasifikasi ini memungkinkan kita menelusuri asal-usul bahasa tertentu hingga ke bahasa induk yang sama, yang
menunjukkan adanya hubungan genetik di antara bahasa-bahasa tersebut. Misalnya, bahasa-bahasa Romawi, seperti Perancis,
Spanyol, dan Italia, secara genetis dapat ditelusuri kembali ke bahasa Latin. Pendekatan dalam linguistik bersifat atomistik,
dimana setiap unsur bahasa dipelajari secara mandiri tanpa mempertimbangkan keterkaitannya dengan unsur lain. Misalnya,
penelitian kata dilakukan secara terpisah dari penelitian frasa atau kalimat.
Selama abad ke-19, muncul individu-individu penting yang memberikan kontribusi penting dalam bidang linguistik. Salah satu
tokoh tersebut adalah Condillac yang mengemukakan argumen bahwa bahasa berasal dari bunyi-bunyi alam. Menurut
Condillac, pengulangan suara-suara ini membawa makna karena kuatnya tekanan emosional yang terkait dengannya. Tokoh
berpengaruh lainnya, Schleicher, mengambil pendekatan historis terhadap pertumbuhan bahasa. Ia memajukan bidang linguistik
dengan merekonstruksi terbentuknya bahasa Indonesia-Jerman melalui perbandingan bahasa dan menentukan sejarah awalnya.
Namun, Schmidt kemudian menantang pandangan Schleicher. Schmidt mengemukakan bahwa perkembangan bahasa dapat
dipengaruhi oleh isoglos, yaitu garis atau batas yang melebar seperti gelombang. Dalam pandangan Schmidt, hubungan
Jerman-Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh, ibarat rantai besi yang dihubungkan dengan rangkaian gelang yang tidak
dapat dipisahkan.
Linguistik Abad ke-20
Pada abad ke-20, penelitian linguistik meluas melampaui bahasa-bahasa Eropa dan mencakup
bahasa-bahasa dari seluruh dunia, seperti bahasa-bahasa yang digunakan oleh masyarakat
adat di Amerika, berbagai bahasa Afrika, dan berbagai bahasa di Asia, termasuk bahasa
Papua. Pada awal abad ini, terdapat peningkatan penekanan pada studi tata bahasa dan
struktur bahasa dalam bidang linguistik. Hal ini menyebabkan munculnya “linguistik struktural”
pada tahun 1920-an, yang mengembangkan metode baru untuk menganalisis tata bahasa.
Keberhasilan pendekatan ini dalam merekonstruksi bahasa-bahasa Eropa berdampak besar
pada pemikiran para ahli bahasa pada abad ke-20, termasuk Ferdinand de Saussure (1857-
1913), yang sering disebut sebagai Bapak Linguistik Modern. Buku Saussure yang berpengaruh,
Cours de Linguistique Générale, memperkenalkan beberapa konsep kunci yang terus membentuk
bidang linguistik saat ini.
Linguistik Struktural
Linguistik struktural merupakan pendekatan dalam penyelidikan bahasa yang menganggap
bahasa sebagai sistem yang bebas (Harimurti Kridalaksana, 2001:130). Aliran linguistik
struktural berkembang di dua tempat, yaitu di Eropa dan Amerika. Di Eropa aliran ini
dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure yang merupakan Bapak Linguistik modern.
Pada abad 20 penelitian bahasa tidak ditujukan kepada bahasa-bahasa Eropa saja, tetapi juga
kepada bahasa-bahasa yang ada di dunia seperti di Amerika (bahasa-bahasa Indian), Afrika
(bahasa-bahasa Afrika) dan Asia (bahasa-bahasa Papua dan bahasa banyak negara di Asia).
Penganut linguistik struktural memunculkan banyak aliran, antara lain :
Aliran Praha
Aliran Glosematik
Aliran Firthian
Tujuan Teori Linguistik
Ketika mengkaji perkembangan suatu teori, khususnya hasil penelitian terhadap suatu
hipotesis yang terbukti akurat, teori linguistik berupaya menetapkan prinsip-prinsip
universal yang berlaku untuk semua bahasa. Alwasilah (1993:28) menegaskan bahwa
teori linguistik harus mampu memberikan penjelasan dan perkiraan yang komprehensif
berdasarkan data tidak hanya dari satu bahasa, tetapi setiap bahasa yang digunakan di
seluruh dunia. Lebih jauh lagi, teori linguistik diharapkan dapat memberikan wawasan
mengenai struktur dan evolusi bentuk-bentuk bahasa di masa depan, termasuk
kemunculan bahasa kreol di masa depan.
Meskipun merupakan tugas yang tidak dapat diatasi bagi para ahli bahasa untuk
mengkaji secara menyeluruh setiap bahasa yang ada, penyelidikan mereka dan teori
yang dihasilkan memungkinkan mereka mengantisipasi potensi yang melekat dalam
bahasa tertentu.
Kesimpulan
Perkembangan teori linguistik telah mengalami perjalanan panjang dan kompleks sepanjang sejarah
manusia. Dari pemikiran awal tentang struktur dan makna kata-kata pada zaman Yunani kuno hingga
perkembangan teori-teori modern tentang kognisi bahasa, setiap fase dalam sejarah ini telah
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman manusia tentang bahasa.
Pada awalnya, pemikiran tentang bahasa cenderung bersifat filosofis dan praktis, dengan pemikiran
Plato, Aristoteles, dan ahli filsafat Yunani lainnya mempertimbangkan tentang asal-usul kata-kata,
struktur kalimat, dan hubungan antara bahasa dan realitas. Selama Abad Pertengahan, minat terhadap
bahasa dibatasi oleh dominasi agama dan filsafat, tetapi pada periode Renaisans dan Iluminasi, minat
terhadap bahasa kembali bangkit.
Pada abad ke-19, pemikiran strukturalis mulai mendominasi, dengan tokoh-tokoh seperti Ferdinand
de Saussure membawa konsep-konsep seperti sistem bahasa dan tanda-tanda dalam bahasa.
Selanjutnya, pada abad ke-20, teori generatif-transformasional Noam Chomsky membawa pergeseran
paradigma dalam linguistik dengan menekankan pada struktur dasar yang tersembunyi dalam bahasa.
Kesimpulan
Dalam era modern, cabang-cabang seperti linguistik kognitif, fungsional, dan neurolinguistik telah
berkembang, menambahkan dimensi baru dalam pemahaman kita tentang bahasa manusia. Studi-studi
ini telah membuka pintu bagi aplikasi praktis dalam berbagai bidang, termasuk teknologi bahasa,
pendidikan bahasa, dan terjemahan lintas bahasa.
Secara keseluruhan, perkembangan teori linguistik telah memainkan peran penting dalam membantu
kita memahami kompleksitas dan keanekaragaman bahasa manusia serta dampaknya dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam pengembangan disiplin ilmu yang lebih luas. Dengan memahami sejarah dan
evolusi teori linguistik, kita dapat memperkaya pemahaman kita tentang salah satu aspek paling
mendasar dari pengalaman manusia.
Terimakasih