Anda di halaman 1dari 17

LINGUISTIK UMUM

Perkembangan Teori Linguistik


Dosen Pengampu :
Dr. Maguna Eliastuti, M.Pd
Anggota Kelompok :
Dini Anggraeni – 20237179009

Eko Marwanto - 20237179005

Firman Ferial – 20237179087

Harun Maulana – 20237179082

Imam Safi’i - 20237179007

Muchamad Aidil Fatriansyah – 20237179072


Pengertian Teori Linguisstik
Dalam kamus linguistik, Kridalaksana (2001:213) mendefinisikan teori
linguistik dengan seperangkat hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan
data bahasa, baik bersifat lahir seperti fonem, morfem, kata, frasa, klausa,
kalimat, wacana, maupun yang bersifat batin, seperti makna.

Adapun menurut Soeparno (2003:19) teori linguistik adalah subdisiplin


linguistik yang membahas bahasa dari sudut pandang teori tertentu.

Berdasarkan definisi di atas, serta melihat bagaimana operasional


terbentuknya sebuah teori, bisa dijelaskan bahwa teori linguistik
merupakan hasil generalisir seorang linguis terhadap bahasa, lalu
digunakan untuk meneliti data bahasa yang belum pernah diteliti
sebelumnya. Definisi teori linguistik dapat bervariasi tergantung pada
pendekatan dan perspektif yang digunakan oleh para ahli linguistik.
Sejarah dan Perkembangan Linguistik

Sejarah perkembangan linguistik mencangkup perjalanan panjang dalam


pemahaman manusia tentang bahasa. Dari pemikiran awal tentang struktur
bahasa hingga teori-teori modern tentang kognisi bahasa, evolusi ini telah
membentuk disiplin ilmu linguistik seperti yang kita kenal hari ini. Berikut
adalah penjelasan tentang sejarah, aliran, paham, teori, dari aliran-aliran
linguistik.
1. Linguistik Tradisional

Sejarah linguistik bermula dari linguistik tradisional. Dalam


Linguistik Tradisional :
linguistik sering dipertentangkan dengan istilah struktural,
sehingga dalam pendidikan formal ada istilah tata bahasa
tradisional dan tata bahasa struktural. Dalam tata bahasa Zaman Yinani
tradisional, para filsuf Yunani meneliti apa yang dimaksud Zaman Romawi
dengan bahasa dan hakekat bahasa. Para filsuf tersebut Zaman Pertengahan
berpendapat bahwa bahasa adalah sistem tanda. Manusia Zaman Renaissance
hidup dalam tanda-tanda yang mencangkup segala aspek
kehidupan.
Tata bahasa tradisonal menganalisis bahasa berdasarkan
sifat dan semiotik, sedangkan tata bahasa stuktural
menganalisis berdasarkan stuktur atau ciri-ciri formal yang
ada dalam satu bahasa tertentu.
Linguistik Zaman Yunani
Dalam sejarah studi bahasa pada zaman Yunani mempunyai sejarah yang sangat
panjang, yaitu dari kurang lebih abad ke-5 S.M. sampai lebih kurang abad ke-2 M.
Sehingga kurang lebih sekitar 600 tahun. Linguistik tradisional pada zaman Yunani kuno
memiliki akar yang dalam dalam pemikiran filsafat dan bahasa. Meskipun konsep-
konsep ini tidak selalu disajikan dalam kerangka linguistik modern, pemikiran-pemikiran
awal ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan linguistik di masa
mendatang

Tokoh (Kaum) Zaman Yunani

Plato (427-347 SM):


Aristoteles (384-322 SM)
Stoik (abad ke-3 hingga
abad ke-2 SM)
Linguistik Zaman Romawi
Linguistik tradisional pada zaman Romawi kuno berkembang dari tradisi Yunani klasik
dengan mempertahankan dan memperluas konsep-konsep bahasa yang telah ada
sebelumnya. Meskipun pemikiran tentang bahasa pada periode ini tidak setinggi pada
zaman Yunani klasik, para ahli Romawi memberikan kontribusi penting dalam
pengembangan pemikiran linguistik.

Tokoh (Kaum) Zaman Romawi


Marcus Terentius Varro (116–
27 SM)
Marcus Tullius Cicero (106–
43 SM):
Quintilian (35–100 M)
Linguistik Zaman Pertengahan

Selama periode ini, studi linguistik mendapat perhatian yang signifikan


dari para filsuf skolastik, yang mengarah pada penetapan bahasa Latin
sebagai bahasa universal. Bahasa Latin berfungsi sebagai bahasa
gereja, diplomasi, dan wacana ilmiah. Selain itu, kemunculan Modistae
dan tata bahasa spekulatif menandai perkembangan yang signifikan.
Modistae sangat mementingkan semantik, menyatakan bahwa setiap
objek memiliki karakteristik berbeda yang dikenal sebagai modi
essendi. Mereka percaya bahwa bahasa mempunyai kekuatan untuk
membentuk dan mempengaruhi pikiran melalui cara aktif dan pasif. Di
sisi lain, aliran Spekulatif mengemukakan bahwa kata-kata berfungsi
sebagai sistem tanda yang terhubung dengan suatu rujukan. Namun,
pada intinya, semua bahasa memiliki kata-kata yang sama yang
mewakili konsep dasar yang sama.
Linguistik Zaman Renaissance

Masa Renaissance terjadi sekitar abad ke 16 dan 17. Pada masa ini
diartikan sebagai masa kehidupan kembali mempelajari bahasa-
bahasa kuno, seperti Yunani dan Romawi. Dalam sejarah studi Bahasa,
terdapat dua hal penting pada zaman ini, yaitu: tuntutan untuk
menguasai bahasa Yunani, Ibrani, dan bahasa Arab, serta bahasa-
bahasa diluar Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam bentuk
pembahasan, penyusunan tata bahasa dan diperbandingkan.
2. Linguistik Modern
Pada masa perkembangan sejak abad ke-18 bahasa tidak lagi dipelajari sebagai alat, melainkan
dipelajari sebagai objek. Dengan kata lain, tidak lagi berorientasi pada logika dan filsafat, tetapi
pada apa adanya.
Linguistik Modern :

Abad ke-19
Abad ke-20
Linguistik Struktural
Linguistik Abad ke-19
Permulaan linguistik modern dikaitkan dengan abad ini, yang menyaksikan kemunduran bahasa Latin dalam kehidupan sehari-
hari, pendidikan, dan pemerintahan. Sebaliknya, fokusnya beralih ke mempelajari bahasa-bahasa yang berkaitan atau berasal
dari bahasa leluhur. Bahasa-bahasa ini dikategorikan ke dalam rumpun bahasa berdasarkan kesamaan pola bunyi dan struktur
kata. Klasifikasi ini memungkinkan kita menelusuri asal-usul bahasa tertentu hingga ke bahasa induk yang sama, yang
menunjukkan adanya hubungan genetik di antara bahasa-bahasa tersebut. Misalnya, bahasa-bahasa Romawi, seperti Perancis,
Spanyol, dan Italia, secara genetis dapat ditelusuri kembali ke bahasa Latin. Pendekatan dalam linguistik bersifat atomistik,
dimana setiap unsur bahasa dipelajari secara mandiri tanpa mempertimbangkan keterkaitannya dengan unsur lain. Misalnya,
penelitian kata dilakukan secara terpisah dari penelitian frasa atau kalimat.
Selama abad ke-19, muncul individu-individu penting yang memberikan kontribusi penting dalam bidang linguistik. Salah satu
tokoh tersebut adalah Condillac yang mengemukakan argumen bahwa bahasa berasal dari bunyi-bunyi alam. Menurut
Condillac, pengulangan suara-suara ini membawa makna karena kuatnya tekanan emosional yang terkait dengannya. Tokoh
berpengaruh lainnya, Schleicher, mengambil pendekatan historis terhadap pertumbuhan bahasa. Ia memajukan bidang linguistik
dengan merekonstruksi terbentuknya bahasa Indonesia-Jerman melalui perbandingan bahasa dan menentukan sejarah awalnya.
Namun, Schmidt kemudian menantang pandangan Schleicher. Schmidt mengemukakan bahwa perkembangan bahasa dapat
dipengaruhi oleh isoglos, yaitu garis atau batas yang melebar seperti gelombang. Dalam pandangan Schmidt, hubungan
Jerman-Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh, ibarat rantai besi yang dihubungkan dengan rangkaian gelang yang tidak
dapat dipisahkan.
Linguistik Abad ke-20
Pada abad ke-20, penelitian linguistik meluas melampaui bahasa-bahasa Eropa dan mencakup
bahasa-bahasa dari seluruh dunia, seperti bahasa-bahasa yang digunakan oleh masyarakat
adat di Amerika, berbagai bahasa Afrika, dan berbagai bahasa di Asia, termasuk bahasa
Papua. Pada awal abad ini, terdapat peningkatan penekanan pada studi tata bahasa dan
struktur bahasa dalam bidang linguistik. Hal ini menyebabkan munculnya “linguistik struktural”
pada tahun 1920-an, yang mengembangkan metode baru untuk menganalisis tata bahasa.
Keberhasilan pendekatan ini dalam merekonstruksi bahasa-bahasa Eropa berdampak besar
pada pemikiran para ahli bahasa pada abad ke-20, termasuk Ferdinand de Saussure (1857-
1913), yang sering disebut sebagai Bapak Linguistik Modern. Buku Saussure yang berpengaruh,
Cours de Linguistique Générale, memperkenalkan beberapa konsep kunci yang terus membentuk
bidang linguistik saat ini.
Linguistik Struktural
Linguistik struktural merupakan pendekatan dalam penyelidikan bahasa yang menganggap
bahasa sebagai sistem yang bebas (Harimurti Kridalaksana, 2001:130). Aliran linguistik
struktural berkembang di dua tempat, yaitu di Eropa dan Amerika. Di Eropa aliran ini
dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure yang merupakan Bapak Linguistik modern.
Pada abad 20 penelitian bahasa tidak ditujukan kepada bahasa-bahasa Eropa saja, tetapi juga
kepada bahasa-bahasa yang ada di dunia seperti di Amerika (bahasa-bahasa Indian), Afrika
(bahasa-bahasa Afrika) dan Asia (bahasa-bahasa Papua dan bahasa banyak negara di Asia).
Penganut linguistik struktural memunculkan banyak aliran, antara lain :
Aliran Praha
Aliran Glosematik
Aliran Firthian
Tujuan Teori Linguistik
Ketika mengkaji perkembangan suatu teori, khususnya hasil penelitian terhadap suatu
hipotesis yang terbukti akurat, teori linguistik berupaya menetapkan prinsip-prinsip
universal yang berlaku untuk semua bahasa. Alwasilah (1993:28) menegaskan bahwa
teori linguistik harus mampu memberikan penjelasan dan perkiraan yang komprehensif
berdasarkan data tidak hanya dari satu bahasa, tetapi setiap bahasa yang digunakan di
seluruh dunia. Lebih jauh lagi, teori linguistik diharapkan dapat memberikan wawasan
mengenai struktur dan evolusi bentuk-bentuk bahasa di masa depan, termasuk
kemunculan bahasa kreol di masa depan.
Meskipun merupakan tugas yang tidak dapat diatasi bagi para ahli bahasa untuk
mengkaji secara menyeluruh setiap bahasa yang ada, penyelidikan mereka dan teori
yang dihasilkan memungkinkan mereka mengantisipasi potensi yang melekat dalam
bahasa tertentu.
Kesimpulan
Perkembangan teori linguistik telah mengalami perjalanan panjang dan kompleks sepanjang sejarah
manusia. Dari pemikiran awal tentang struktur dan makna kata-kata pada zaman Yunani kuno hingga
perkembangan teori-teori modern tentang kognisi bahasa, setiap fase dalam sejarah ini telah
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman manusia tentang bahasa.
Pada awalnya, pemikiran tentang bahasa cenderung bersifat filosofis dan praktis, dengan pemikiran
Plato, Aristoteles, dan ahli filsafat Yunani lainnya mempertimbangkan tentang asal-usul kata-kata,
struktur kalimat, dan hubungan antara bahasa dan realitas. Selama Abad Pertengahan, minat terhadap
bahasa dibatasi oleh dominasi agama dan filsafat, tetapi pada periode Renaisans dan Iluminasi, minat
terhadap bahasa kembali bangkit.
Pada abad ke-19, pemikiran strukturalis mulai mendominasi, dengan tokoh-tokoh seperti Ferdinand
de Saussure membawa konsep-konsep seperti sistem bahasa dan tanda-tanda dalam bahasa.
Selanjutnya, pada abad ke-20, teori generatif-transformasional Noam Chomsky membawa pergeseran
paradigma dalam linguistik dengan menekankan pada struktur dasar yang tersembunyi dalam bahasa.
Kesimpulan
Dalam era modern, cabang-cabang seperti linguistik kognitif, fungsional, dan neurolinguistik telah
berkembang, menambahkan dimensi baru dalam pemahaman kita tentang bahasa manusia. Studi-studi
ini telah membuka pintu bagi aplikasi praktis dalam berbagai bidang, termasuk teknologi bahasa,
pendidikan bahasa, dan terjemahan lintas bahasa.
Secara keseluruhan, perkembangan teori linguistik telah memainkan peran penting dalam membantu
kita memahami kompleksitas dan keanekaragaman bahasa manusia serta dampaknya dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam pengembangan disiplin ilmu yang lebih luas. Dengan memahami sejarah dan
evolusi teori linguistik, kita dapat memperkaya pemahaman kita tentang salah satu aspek paling
mendasar dari pengalaman manusia.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai