Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE sesuai dengan Undang
Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, tandatangan secara elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat
hukum yang sah.
Pedoman Teknis Perhitungan Penerimaan Tambahan
Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara (TPP ASN) di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
Nomor : 840/805/438.6.4/2023
2
Pemerincian sebagaimana tabel sebagai berikut :
Faktor Pengurang Penerimaan TPP
Jabatan Beban Kerja
Bobot 60 % Bobot 40 %
Segmen 1 : Skor Kehadiran —
a. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama / (100 %)
JPTP / Eselon II
b. Kepala OPD bukan Eselon II, yakni :
Camat
Segmen 2 : Skor Kehadiran Skor Aktivitas
Semua Jabatan selain JPTP dan Kepala (60 %) (40 %)
OPD, meliputi :
a. Pejabat Administrator / Eselon III
b. Pejabat Pengawas / Eselon IV
c. Pejabat Fungsional, termasuk JF
penyetaraan jabatan
d. Pelaksana / Staf
1.1. Skor Kehadiran
Skor kehadiran dihitung berdasarkan pengurangan karena :
a. terlambat masuk kerja;
b. pulang sebelum waktunya;
c. tidak masuk kerja, karena cuti atau sebab lainnya;
d. meninggalkan pekerjaan dan/atau kantor pada jam kerja.
3
1.1.3. Pengurangan karena Tidak Masuk Kerja, karena cuti atau sebab lainnya,
termasuk tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah. Sedangkan penugasan
Dinas Luar dan mengikuti Pendidikan/Pelatihan diperhitungkan sebagai masuk
kerja dengan kewajiban tetap melakukan presensi sesuai ketentuan.
Skor TMK dihitung dengan cara sebagai berikut :
4
Tabel 1 . Daftar Perhitungan Skor Kehadiran
FAKTOR PENGURANG
TERLAMBAT PULANG TIDAK SESUAI KETENTUAN SKOR TMK TOTAL SKOR
NO NAMA NIP Skor T Skor P
5-30 31-60 61-90 > 90 1-30 31-60 61-90 > 90 Lupa Jumlah % PENGURANG KEHADIRAN
0,5 % 1% 1,25% 2% 0,5 % 1% 1,25% 2% 2% TMK TMK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Keterangan :
(1) No : Nomor urut
(2) Nama : Nama pegawai ASN
(3) NIP : Nomor Induk Pegawai ASN
(4) 5-30 : Jumlah hari dalam satu bulan terlambat 5 – 30 menit
(5) 31-60 : Jumlah hari dalam satu bulan terlambat 31 – 60 menit
(6) 61-90 : Jumlah hari dalam satu bulan terlambat 61 – 90 menit
(7) > 90 : Jumlah hari dalam satu bulan terlambat lebih dari 90 menit
(8) Skor T : Nilai total persentase pengurangan karena Terlambat, Kolom 4 s/d Kolom 7
(9) 1-30 : Jumlah hari dalam satu bulan pulang 1 – 30 menit sebelum waktu yang ditentukan
(10) 31-60 : Jumlah hari dalam satu bulan pulang 31 – 60 menit sebelum waktu yang ditentukan
(11) 61-90 : Jumlah hari dalam satu bulan pulang 61 – 90 menit sebelum waktu yang ditentukan
(12) > 90 : Jumlah hari dalam satu bulan pulang lebih dari 90 menit sebelum waktu yang ditentukan
(13) Lupa : Jumlah hari dalam satu bulan lupa tidak presensi pulang
(14) Skor P : Nilai total persentase pengurangan karena Pulang sebelum waktu yang ditentukan, Kolom 9 s/d Kolom 13
(15) Jumlah TMK : Jumlah Hari Tidak Masuk Kerja
(16) % TMK : Skor TMK
(17) Total Pengurang : Total persentase pengurang, Kolom 8 + Kolom 14 + Kolom 16
(18) Skor Kehadiran : 100 % dikurangi Kolom 17
5
1.2. Skor Aktivitas
Skor aktivitas dihitung melalui penilaian kegiatan kedinasan yang dilakukan
secara elektronik pada aplikasi e-kinerja. Teknik skoring didasarkan pada durasi
waktu (menit) setiap rincian kegiatan kedinasan yang dilakukan per hari.
Sehingga dengan jumlah hari kerja per bulan dengan waktu efektif bekerja setiap
hari, skor standarnya adalah 100 %.
Dalam hal penilaian kegiatan kedinasan melampaui 100% (seratus persen),
maka skor aktivitas yang dijadikan perhitungan penerimaan TPP ASN
berdasarkan Beban Kerja adalah 100%.
Skor Anggaran sebagai Faktor Pengurang TPP ASN berdasarkan Beban Kerja
dihitung dengan konversi sebagai berikut :
6
Persentase Realisasi Anggaran Skor Anggaran /
(Sesuai Hasil Evaluasi Faktor Eksternal) Faktor Pengurang
80,01 – 100 % 0
60,01 – 80 % 2,5
40,01 – 60 % 5
40 % atau kurang 7,5
Skor Anggaran sebagai Faktor Pengurang TPP ASN berdasarkan Beban Kerja
diberlakukan paling lambat 2 (dua) tahun sejak Perbup Nomor 21 Tahun 2023
ditetapkan.
Sebelum pemberlakuan tersebut, faktor pengurang bagi Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama dan/atau Kepala Perangkat Daerah adalah Skor Kehadiran
dengan bobot 100%.
7
Tabel 2 . Daftar Rekapitulasi Perhitungan Penerimaan TPP ASN berdasarkan Beban Kerja
PENERIMAAN
KELAS BESARAN SKOR SKOR SKOR TOTAL PPh NOMOR
NO NAMA NIP JABATAN GOL SEBELUM TPP DITERIMA
JAB TPP KEHADIRAN AKTIVITAS ANGGARAN SKOR
PAJAK
21 REKENING
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
-
-
-
Keterangan :
(1) No : Nomor urut
(2) Nama : Nama pegawai ASN
(3) NIP : Nomor Induk Pegawai ASN
(4) Jabatan : Jabatan masing-masing Pegawai ASN
(5) Gol : Golongan Ruang Pegawai ASN
(6) Kelas Jab : Kelas Jabatan
(7) Besaran TPP : Besaran TPP Beban Kerja sesuai Keputusan Bupati (Besaran SK)
(8) Skor Kehadiran : Skor Kehadiran dalam persentase, sesuai Tabel 1.
Bagi JPTP dan/atau Kepala OPD : Bobot 100 %, selain itu Bobot 60 %
(9) Skor Aktivitas : Skor Aktivitas, dengan bobot 40 %, sesuai aplikasi e-kinerja (untuk Jabatan selain JPTP dan/atau Kepala OPD)
Bagi JPTP dan/atau Kepala OPD : sebelum pemberlakukan agar diisi -
(10) Skor Anggaran : Skor Anggaran (khusus bagi JPTP dan/atau Kepala OPD), sebelum pemberlakukan agar diisi -
(11) Total Skor : Khusus JPTP dan/atau Kepala OPD : Total Skor = Skor Kehadiran
Selain JPTP dan/atau Kepala OPD : Total Skor = Skor Kehadiran + Skor Aktivitas
(12) Penerimaan Sebelum Pajak : Besaran TPP x Total Skor (Kolom 7 x Kolom 11)
(13) PPh 21 : Pajak Penghasilan, terhadap Kolom 12
(14) TPP Diterima : Kolom 12 dikurangi Kolom 13
(15) Nomor Rekening : Nomor Rekening Bank masing-masing Pegawai ASN
8
1.5. Perhitungan Penerimaan TPP ASN berdasarkan Beban Kerja (Khusus
untuk ASN pada OBK / UPT BLUD yang mendapatkan Renumerasi, Badan
Pelayanan Pajak Daerah, Jabatan Fungsional Guru dan Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah
Khusus bagi ASN pada unit organisasi bersifat khusus / UPT yang menerapkan
pengelolaan keuangan BLUD dan sudah mendapatkan renumerasi, Badan
Pelayanan Pajak Daerah, Jabatan Fungsional Guru dan Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah, perhitungan penerimaan TPP ASN berdasarkan Beban
Kerja dihitung dari Besaran SK dikurangi dengan faktor pengurang berupa skor
TMK (Tidak Masuk Kerja). Teknik perhitungan Skor TMK sebagaimana diatur
pada ketentuan 1.1.3.
9
Tabel 3 . Daftar Rekapitulasi Perhitungan Penerimaan TPP ASN berdasarkan
Beban Kerja
(Khusus ASN pada OBK / UPT Renumerasi BLUD, BPPD, JF Guru dan JF
Pengawas Sekolah)
Keterangan :
(1) No : Nomor urut
(2) Nama : Nama pegawai ASN
(3) NIP : Nomor Induk Pegawai ASN
(4) Jabatan : Jabatan masing-masing Pegawai ASN
(5) Gol : Golongan Ruang Pegawai ASN
(6) Besaran TPP : Besaran TPP Beban Kerja sesuai Keputusan Bupati (Besaran SK)
(7) Skor TMK : Skor Tidak Masuk Kerja, dalam persentase
(8) 100 % - TMK : 100 % - Kolom 7
(9) Penerimaan Sebelum Pajak : Kolom 6 x Kolom 8
(10) PPh 21 : Pajak Penghasilan, terhadap Kolom 9
(11) TPP Diterima : Kolom 9 dikurangi Kolom 10
(12) Nomor Rekening : Nomor Rekening Bank masing-masing Pegawai ASN
10
2. Perhitungan Penerimaan TPP ASN berdasarkan Prestasi Kerja
TPP ASN berdasarkan Prestasi Kerja dihitung per bulan dan diterimakan per
tribulan, yakni pada awal tribulan berikutnya. Penerimaan TPP ASN dihitung
masing-masing jabatan pada setiap perangkat daerah atau unit kerja. Perhitungan
penerimaan adalah terhadap besaran TPP per kelas jabatan sesuai Keputusan
Bupati (atau selanjutnya disebut dengan Besaran SK) dikalikan dengan Nilai
Prestasi Kerja setelah dikurangi Faktor Pengurang.
Capaian IKI adalah sesuai dengan “Rating Hasil Kerja” berdasarkan “Hasil
Evaluasi Kinerja Pegawai” tribulan berkenaan pada aplikasi e-kinerja.
Modul Laporan – Pilih Data – Form C (contoh sebagaimana Lampiran)
11
2.5.2. Kinerja Perangkat Daerah / Unit Kerja
Kinerja Perangkat Daerah / Unit Kerja dihitung dari indikator-indikator sebagai
berikut :
INDIKATOR BOBOT METODE / KRITERIA SKOR
a. Capaian Perangkat Daerah, meliputi : 60 %
i. Nilai SAKIP Perangkat Daerah 20% (Capaian Nilai dibagi 90,01) x 100 60 - 100
nilai maksimal 100
nilai minimal 60
ii. Nilai RB Perangkat Daerah 20% (Capaian Nilai dibagi 36,3) x 100 60 - 100
nilai maksimal 100
nilai minimal 60
iii. Nilai IPP Perangkat Daerah/Unit 20% (Capaian Nilai dibagi 4,51) x 100 60 - 100
Kerja nilai maksimal 100
nilai minimal 60
b. Persentase serapan anggaran 40 % 80,01 – 100 % 100
Perangkat Daerah 60,01 – 80 % 90
40,01 – 60 % 80
40 % atau kurang 60
Pada prinsipnya nilai yang digunakan adalah nilai pada unit kerja, apabila
tersedia. Apabila tidak tersedia, baru menggunakan nilai perangkat daerah.
Contoh : Pada UPT Puskesmas, Nilai IPP tersedia, maka menggunakan Nilai
IPP UPT Puskesmas. Namun Nilai RB, apabila tidak tersedia hasil
penilaian RB pada UPT Puskesmas, maka menggunakan Nilai RB
Dinas Kesehatan.
Capaian Perangkat Daerah berdasarkan Nilai SAKIP, Nilai RB dan Nilai IPP
selanjutnya dituangkan dalam Lembar Evaluasi Capaian yang ditandatangani
oleh Kepala Perangkat Daerah, berdasarkan hasil penilaian dan/atau evaluasi
yang sah. Untuk skoring perhitungan TPP tahun 2023, menggunakan hasil
evaluasi SAKIP, RB dan IPP tahun 2022. Dalam hal pada bulan berjalan telah
dilakukan evaluasi kembali, maka hasil penilaian yang digunakan adalah
penilaian terakhir.
12
Tabel 4 . Lembar Evaluasi Capaian Kinerja Perangkat Daerah / Unit Kerja
Perangkat Daerah / Unit Kerja : ……………………………
TriBulan, Tahun : ……………………………
PERHITUNGAN /
NO INDIKATOR BOBOT SKOR SKOR x BOBOT KETERANGAN
CAPAIAN NILAI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Capaian Perangkat Daerah, meliputi : 60 % -- -- --
1.1. Nilai SAKIP Perangkat Daerah 20% Sesuai Surat …. Nomor ….
1.2. Nilai RB Perangkat Daerah 20% Sesuai Surat …. Nomor ….
1.3. Nilai IPP Perangkat Daerah/Unit Kerja 20% Sesuai Surat …. Nomor ….
2. Persentase serapan anggaran Perangkat Daerah 40 % Sesuai Surat …. Nomor ….
Total Skor KP (Kinerja Perangkat Daerah/Unit Kerja)
Keterangan :
(1) No : Nomor urut
(2) Indikator : Indikator evaluasi Capaian Kinerja Perangkat Daerah / Unit Kerja
(3) Bobot : Bobot untuk perhitungan skor akhir
(4) Perhitungan / Capaian Nilai : Untuk Nilai SAKIP, RB dan IPP, perhitungan sesuai ketentuan 2.1.2.
Untuk Persentase serapan anggaran, nilai serapan anggaran merngacu pada hasil evaluasi Faktor Eksternal dan skor sesuai kriteria pada ketentuan 2.1.2.
(5) Skor : Hasil perhitungan Kolom 4 atau Skor berdasarkan kriteria nilai pada Kolom 4
(6) Skor x Bobot : Kolom 5 x Kolom 3
(7) Keterangan : Agar dicantumkan Surat / Keputusan yang mencantumkan hasil penilaian masing-masing indikator
contoh : Hasil evaluasi dan penilaian SAKIP OPD A adalah sesuai Surat Bupati Sidoarjo nomor … tanggal ….
13
CONTOH : Lembar Evaluasi Capaian Kinerja Perangkat Daerah / Unit Kerja
Nilai SAKIP : 85,5
Nilai RB : 35,5
Nilai IPP : 4,13
Serapan Anggaran (Hasil Evaluasi Faktor Eksternal) : 73 %
PERHITUNGAN /
NO INDIKATOR BOBOT SKOR SKOR x BOBOT KETERANGAN
CAPAIAN NILAI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Capaian Perangkat Daerah, meliputi : 60 % -- -- --
1.1. Nilai SAKIP Perangkat Daerah 20% (85,5 / 90,01) x 100 94,99 94,99 x 20% = 19 Sesuai Surat …. Nomor ….
1.2. Nilai RB Perangkat Daerah 20% (35,5 / 36,3) x 100 97,80 97,8 x 20% = 19,56 Sesuai Surat …. Nomor ….
1.3. Nilai IPP Perangkat Daerah/Unit Kerja 20% (4,13 / 4,51) x 100 91,57 91,57 x 20% = 18,31 Sesuai Surat …. Nomor ….
2. Persentase serapan anggaran Perangkat Daerah 40 % 73% 90 90 x 40% = 36 Sesuai Surat …. Nomor ….
Total Skor KP (Kinerja Perangkat Daerah/Unit Kerja) 92,87
14
2.6. Faktor Pengurang
Faktor Pengurang untuk penerimaan TPP ASN berdasarkan Prestasi Kerja adalah
Skor TMK (Tidak Masuk Kerja) dan Skor PBJ (Kompetensi Pengadaan
Barang/Jasa).
15
Ketentuan skor per kelompok berdasarkan kriteria adalah sebagai berikut :
PELAKU /
WAJIB / MEMILIKI /
BUKAN FAKTOR
NO URAIAN TIDAK TIDAK
PELAKU PENGURANG
WAJIB MEMILIKI
PBJ
1 Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama / Wajib Memiliki Pelaku PBJ -
Eselon II
Wajib Memiliki Bukan -
Pelaku PBJ
Wajib Tidak Pelaku PBJ 35%
Memiliki
Wajib Tidak Bukan 35%
Memiliki Pelaku PBJ
2 Jabatan Administrator / Eselon III Wajib Memiliki Pelaku PBJ -
Wajib Memiliki Bukan -
Pelaku PBJ
Wajib Tidak Pelaku PBJ 35%
Memiliki
Wajib Tidak Bukan 35%
Memiliki Pelaku PBJ
3 Jabatan Pengawas / Eselon IV dan Wajib Memiliki Pelaku PBJ -
JF Penyetaraan Jabatan
Wajib Memiliki Bukan -
Pelaku PBJ
Wajib Tidak Pelaku PBJ 15 %
Memiliki
Wajib Tidak Bukan 15 %
Memiliki Pelaku PBJ
4 Jabatan tertentu : Wajib Memiliki Pelaku PBJ -
a. Kepala UPTD Puskesmas
Wajib Memiliki Bukan -
b. Auditor Ahli Madya, Ahli Muda
Pelaku PBJ
dan Ahli Pertama, termasuk Auditor
Wajib Tidak Pelaku PBJ 15 %
Kepegawaian
Memiliki
c. ASN pada Bagian Pengadaan
Barang/Jasa Wajib Tidak Bukan 15 %
Memiliki Pelaku PBJ
5 Pelaksana / Pejabat Fungsional Wajib Memiliki Pelaku PBJ -
Gol.Ruang III/c atau lebih tinggi
Wajib Memiliki Bukan -
Pelaku PBJ
Wajib Tidak Pelaku PBJ 5%
Memiliki
Wajib Tidak Bukan 5%
Memiliki Pelaku PBJ
6 Pelaksana / Pejabat Fungsional Tidak Wajib Memiliki Pelaku PBJ -
Gol.Ruang III/b atau lebih rendah
Tidak Wajib Memiliki Bukan -
Pelaku PBJ
Tidak Wajib Tidak Bukan -
Memiliki Pelaku PBJ
16
Tabel 5 . Daftar Rekapitulasi Perhitungan Penerimaan TPP ASN berdasarkan Prestasi Kerja
Perangkat Daerah / Unit Kerja : ……………………………
TriBulan, Tahun : ……………………………
Keterangan :
(1) No : Nomor urut
(2) Nama : Nama pegawai ASN
(3) NIP : Nomor Induk Pegawai ASN
(4) Jabatan : Jabatan masing-masing Pegawai ASN
(5) Gol : Golongan Ruang Pegawai ASN
(6) Kelas Jab : Kelas Jabatan
(7) Besaran TPP : Besaran TPP Prestasi Kerja sesuai Keputusan Bupati (Besaran SK)
(8) Rating : Rating Hasil Kerja Pegawai, sesuai ketentuan 2.1.1.
(9) Skor : Skor Kinerja Individu, sesuai ketentuan 2.1.1.
(10) KP : Kinerja Perangkat Daerah/Unit Kerja, sesuai skoring pada Tabel 4
(11) Skor PK : Nilai Prestasi Kerja, yakni 50 % Kinerja Individu (Kolom 9) dan 50 % Kinerja Perangkat Daerah/Unit Kerja (Kolom 10)
(12) TMK B-1 : Skor TMK (Tidak Masuk Kerja) Bulan 1 pada Tribulan berkenaan, sesuai perhitungan TPP Beban Kerja Bulan x
(13) TMK B-2 : Skor TMK (Tidak Masuk Kerja) Bulan 2 pada Tribulan berkenaan, sesuai perhitungan TPP Beban Kerja Bulan y
(14) TMK B-3 : Skor TMK (Tidak Masuk Kerja) Bulan 3 pada Tribulan berkenaan, sesuai perhitungan TPP Beban Kerja Bulan z
(15) Status PBJ : Memiliki / Tidak Memiliki Sertifikat Pengadaan Barang/Jasa yang sah
(16) Skor PBJ : Nilai Faktor Pengurang Skor PBJ sesuai status pada Kolom 15
(17) TPP B-1 : Penerimaan TPP PK Bulan 1 pada Tribulan berkenaan, Kolom 7 x (Kolom 11 - (Kolom 12+Kolom 16))
(18) TPP B-2 : Penerimaan TPP PK Bulan 2 pada Tribulan berkenaan, Kolom 7 x (Kolom 11 - (Kolom 13+Kolom 16))
(19) TPP B-3 : Penerimaan TPP PK Bulan 2 pada Tribulan berkenaan, Kolom 7 x (Kolom 11 - (Kolom 14+Kolom 16))
(20) Total Penerimaan Sebelum Pajak : Total Penerimaan Sebelum Pajak = Kolom 17 + Kolom 18 + Kolom 19
(21) PPh 21 : Pajak Penghasilan
(22) TPP Diterima : Kolom 20 dikurangi Kolom 21
(23) Nomor Rekening : Nomor Rekening Bank masing-masing Pegawai ASN
17
3. Perhitungan Penerimaan TPP ASN berdasarkan Kondisi Kerja
Penerimaan TPP ASN berdasarkan kondisi kerja dihitung per bulan dari besaran
SK dikurangi dengan Faktor Pengurang, dengan rumus sebagai berikut:
Penerimaan TPP KK = Besaran SK x (100% – Faktor Pengurang)
Faktor Pengurang untuk TPP Kondisi Kerja mengikuti ketentuan Faktor Pengurang
untuk TPP ASN berdasarkan Beban Kerja. Dengan demikian maka Daftar
Rekapitulasi Perhitungan TPP ASN berdasarkan Kondisi Kerja adalah identik
dengan Daftar Rekapitulasi untuk TPP ASN berdasarkan Beban Kerja, yang
berbeda hanya tentang Besaran SK.
18
Tabel 6 . Daftar Rekapitulasi Perhitungan Penerimaan TPP ASN berdasarkan Kondisi Kerja
PENERIMAAN
KELAS BESARAN SKOR SKOR SKOR TOTAL PPh NOMOR
NO NAMA NIP JABATAN GOL SEBELUM TPP DITERIMA
JAB TPP KEHADIRAN AKTIVITAS ANGGARAN SKOR
PAJAK
21 REKENING
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
-
-
-
Keterangan :
(1) No : Nomor urut
(2) Nama : Nama pegawai ASN
(3) NIP : Nomor Induk Pegawai ASN
(4) Jabatan : Jabatan masing-masing Pegawai ASN
(5) Gol : Golongan Ruang Pegawai ASN
(6) Kelas Jab : Kelas Jabatan
(7) Besaran TPP : Besaran TPP Kondisi Kerja sesuai Keputusan Bupati (Besaran SK)
(8) Skor Kehadiran : Skor Kehadiran dalam persentase, sesuai Tabel 1.
Bagi JPTP dan/atau Kepala OPD : Bobot 100 %, selain itu Bobot 60 %
(9) Skor Aktivitas : Skor Aktivitas, dengan bobot 40 %, sesuai aplikasi e-kinerja (untuk Jabatan selain JPTP dan/atau Kepala OPD)
Bagi JPTP dan/atau Kepala OPD : sebelum pemberlakukan agar diisi -
(10) Skor Anggaran : Skor Anggaran (khusus bagi JPTP dan/atau Kepala OPD), sebelum pemberlakukan agar diisi -
(11) Total Skor : Khusus JPTP dan/atau Kepala OPD : Total Skor = Skor Kehadiran
Selain JPTP dan/atau Kepala OPD : Total Skor = Skor Kehadiran + Skor Aktivitas
(12) Penerimaan Sebelum Pajak : Besaran TPP x Total Skor (Kolom 7 x Kolom 11)
(13) PPh 21 : Pajak Penghasilan, terhadap Kolom 12
(14) TPP Diterima : Kolom 12 dikurangi Kolom 13
(15) Nomor Rekening : Nomor Rekening Bank masing-masing Pegawai ASN
19
4. Perhitungan Penerimaan TPP ASN bagi Calon ASN dan Calon
Pejabat Fungsional
TPP ASN bagi PNS pindahan masuk antar daerah / dipekerjakan / diperbantukan
dari instansi lain, serta Calon PNS dan PPPK yang baru diangkat, mulai diberikan
setelah 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Surat Perintah Melaksanakan Tugas
(SPMT).
Ketentuan ini berlaku terhadap SPMT yang dibuat setelah 2 Januari 2023. Terhadap
SPMT sebelum 2 Januari 2023, berlaku ketentuan sesuai peraturan sebelumnya
(Perbup Nomor 6 Tahun 2018 dan perubahannya).
TPP ASN bagi Calon PNS dibayarkan sebesar 80 % (delapan puluh persen) dari
besaran TPP kelas jabatannya, sampai dengan ditetapkannya Keputusan
Pengangkatan dari CPNS menjadi PNS.
Bagi Pejabat Fungsional yang belum diangkat dalam Jabatan Fungsionalnya, TPP
ASN dibayarkan :
a. sebesar 80 % apabila masih CPNS;
b. sebesar 90 % apabila sudah diangkat PNS/PPPK.
Beberapa kondisi dan ketentuan pembayaran TPP bagi Calon ASN dan Calon
Pejabat Fungsional adalah sebagai berikut :
Jenis Jabatan Pengangkatan JF TPP dibayarkan
Jabatan Pelaksana CPNS - 80 %
Jabatan Pelaksana PNS - 100 %
Jabatan Fungsional CPNS Belum 80 %
Jabatan Fungsional PNS Belum 90 %
Jabatan Fungsional PNS Sudah 100 %
Jabatan Fungsional PPPK Belum 90 %
Jabatan Fungsional PPPK Sudah 100 %
5. Penutup
Demikian Pedoman Teknis ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
20