Disusun oleh:
Nurul Rahma Fatimatuz Zahra
Judul Karya Ilmiah : Minimnya Minat Remaja Terhadap Makanan Tradisional “ Gethuk
Lindri”
Nama : Nurul Rahma Fatimatuz Zahra
NIS : 11826
Sekolah : SMA Negeri 1 Geger
Setelah dengan seksama dan meneliti maka karya ilmiah ini dinyatakan telah diketahui dan
disetujui karena memenuhi syarat untuk diujikan kepada guru pembimbing P5 SMA Negeri 1
Geger Madiun.
Geger, 29 Maret 2023
Disetujui oleh :
Penyusunan karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi Tugas Proyek Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila dengan tema kearifan lokal. Semoga karya ilmiah ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Dan apabila terdapat kesalahan atas kata-kata maupun
kekurangan dalam karya ilmiah sebelumnya saya memohon maaf sebesar-besarnya.
Karya ilmiah Proyek Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini dapat diselesaikan,
tentunya tidak terlepas dari kerjasama, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Maka
pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan rasa terimakasih yang mendalam kepada pihak
pihak yang terkait sebagai berikut ini:
1. Bapak H. Anim Hadisusanto, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Geger.
2. Seluruh Bapak/Ibu guru kelas X SMA Negeri 1 Geger.
3. Semua pihak yang membantu penyelesaian karya ilmiah ini.
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak diatas menjadi
amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan karya ilmiah ini
menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan.
Penyusun
ABSTRAK
COVER.......................................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................3
ABSTRAK..................................................................................................................................4
DAFTAR ISI...............................................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN
30%
70%
Dari hasil kuesioner ini, terdiri dari 20 responden. Peneliti mendapatkan hasil 70%
generasi muda memilih Dessert Box dan 30% generasi muda memilih Gethuk Lindri.
Hal ini menunjukkan minat geerasi muda terhadap makanan modern lebih besar
dibandingkan dengan makanan tradisional. Makanan tradisional khususnya kurang
mendapat minat di hati masyarakat khususnya kalangan generasi muda karena
imagenya yang dikenal murahan dan tidak bergengsi. Faktor yang menyebabkan
kurangnya minat masyarakat terhadap makanan tradisional antara lain karena
kemasannya yang kurang menarik dan praktis (Natasha, 2017). Makanan tradisional
dikenal dengan kemasannya yang sederhana dan biasanya terbuat dari bahan alami
seperti daun pisang. Selain itu, kurangnya inovasi dalam hal bentuk dan tampilan
membuat jajanan tradisional semakin ditinggalkan (Yohanaluki, 2016). Kini makanan
tradisional mulai surut keberadaannya. Salah satu makanan tradisional khas Jawa
yang mulai jarang ditemukan adalah gethuk lindri. Getuk lindri merupakan jajanan
tradisional yang terbuat dari singkong yang telah dihaluskan,kemudian dibentuk
menggunakan cetakan dan biasanya dihidangkan bersama dengan parutan kelapa
(Mardiana, 2017, hlm 1). Khas Gethuk Lindri ada pada bentuk olahannya yang
Panjang membentuk seperti mie. Biasanya warna umum yang digunakan untuk
menunjukkan identitas Gethuk Lindri yaitu warna lembut seperti, cream, hijau muda,
dan merah muda/pink.
Alasan saya memilih Gethuk Lindri sebagai topik Karya Ilmiah ini yaitu
karena minimnya minat beli generasi muda dengan makanan tradisional ini. Untuk
mempertahankan eksistensi makanan tradisional di era modernisasi ini. Saya
berencana memodifikasi Getuk Lindri yang berasal dari bahan pokok singkong untuk
kembali menarik minat beli generasi muda kemudian mempromosikan melalui media
sosial.
Alasan lain yang mendorong saya untuk berencana membuat getuk lindri
dikarenakan bahan bakunya yang mudah didapatkan serta harga yang terjangkau.
Selain itu, proses pembuataannya yang praktis dan mudah menyebabkan kami
semakin memiliki keingginan untuk mengenalkan Gethuk Lindri kepada generasi
muda. Pengenalan makanan tradisional kepada generasi muda diharapkan dapat
menjadi penguatan budaya lokal. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian “Minimnya Minat Generasi Muda terhadap Makanan
Tradisional Gethuk Lindri”
a. Sebagai insan biologis, secara biologis masa muda dapat dianggap berakhir pada saat
pubertas (12-15 tahun). Ada juga yang beranggapan bahwa 15-21 tahun masih termasuk
dalam masa muda biologis. Objek peninjauan dalam segi ini adalah perkembangan
jasmani baik pertumbuhan tubuh secara fisik maupun fungsional.
b. Sebagai insan budaya, secara kultural masa muda dianggap berakhir pada umur 21 tahun,
karena ketika itu kemantapan mental sudah tercapai. Yang dimaksudkan dalam hal ini
adalah perkembangan manusia sebagai insan yang bermoral pancasila, bertenggang rasa,
bersopan santun, beradat, bertradisi, bertanggung jawab, berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
c. Sebagai insan intelek, ditinjau dari segi ini masa muda dianggap berakhir pada waktu
tamat dari Perguruan Tinggi (umur 25 tahun), dengan kemampuan berpikir sebagai objek
peninjauan.
d. Sebagai insan kerja dan profesi, sebagai insan kerja dalam arti berpenghasilan dengan
status tenaga kerja pembantu, masa mudanya berkisar antara 14–22 tahun. Sebagai insan
professi umumnya berkisar antara 21 sampai 35 tahun.
e. Sebagai insan ideologis, secara ideologis masa muda seseorang berkisar di antara umur
18 sampai 40 tahun. Dalam masa itulah dimungkinkan pembinaan pandangan seseorang
terhadap berbagai aspek kehidupan.
Berdasarkan tinjauan tersebut, jelaslah bahwa generasi muda adalah mereka yang
rentang waktu hidupnya hampir sama yakni sejak lahir hingga mencapai kematangan dari
segala segi (maksimal berusia 40 tahun). Hanya saja ada orang yang tampaknya lebih
cepat mengalami alih generasi, terutama di pedesaan, karena berbagai faktor, seperti
faktor ekonomi, sosial kemasyarakatan dan sebagainya, sehingga dilihat dari segi usianya
relatif masih muda, namun umumnya masyarakat menggolongkannya sebagai generasi
tua. Tegasnya bahwa generasi muda ditinjau dari segi usianya adalah generasi yang amat
potensial, energik, dan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam masyarakat, sehingga
keberadaan mereka dalam suatu masyarakat tidak dapat diabaikan.
Dengan memahami identitas generasi muda dari berbagai sudut pandang
memungkinkan para pendidik dalam arti yang luas, dapat menentukan sikap secara tepat,
dalam rangka mempersiapkan mereka sebagai generasi pengganti yang tangguh di masa
depan. Berbeda dengan pengertian di atas, Muthahhari cenderung melihat persoalan
generasi muda bukan semata-mata dari segi usia, tetapi dari segi cara pandang atau
kemampuan berpikir mereka, yakni kelompok masyarakat yang telah mempelajari dan
mengenal peradaban baru, sehingga memiliki cara baru dan modern dalam berpikir, baik
mereka ini terdiri atas para pemuda belia ataupun orang-orang lanjut usia. Oleh karena,
mayoritas kelompok ini terdiri atas kaum muda, maka kita menyebutnya
sebagai generasi muda.