Anda di halaman 1dari 11

MINIMNYA MINAT BELI GENERASI MUDA TERHADAP

MAKANAN TRADISIONAL “GETHUK LINDRI”

Disusun oleh:
Nurul Rahma Fatimatuz Zahra

SMA NEGERI 1 GEGER


Jl. Raya Uteran No. 643 Kec. Geger Kab. Madiun
Tahun Pelajaran 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Minimnya Minat Remaja Terhadap Makanan Tradisional “ Gethuk
Lindri”
Nama : Nurul Rahma Fatimatuz Zahra
NIS : 11826
Sekolah : SMA Negeri 1 Geger

Setelah dengan seksama dan meneliti maka karya ilmiah ini dinyatakan telah diketahui dan
disetujui karena memenuhi syarat untuk diujikan kepada guru pembimbing P5 SMA Negeri 1
Geger Madiun.
Geger, 29 Maret 2023

Disetujui oleh :

Guru Pembimbing Kepala Sekolah

Malik Ashari, M.Pd Anim Hadisusanto, M.Pd


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT dimana telah memberikan nikmat taufik hidayah serta
inayah kepada saya sehingga mampu menyelesaikan Tugas Proyek Projek Penguatan Pofil
Pelajar Pancasila dengan judul “Minimnya Minat Remaja Terhadap Maknan Tradisional
Gethuk Lindri” ini secara lancar dan diberikan banyak kemudahan. Dalam karya tulis ini
membahas tentang bagaimana pegetahuan generasi muda terhadap Gethuk Lindri sebagai
kearifan lokal dari daerah Madiun yang sudah mulai tergeser ekstitensinya.

Penyusunan karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi Tugas Proyek Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila dengan tema kearifan lokal. Semoga karya ilmiah ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Dan apabila terdapat kesalahan atas kata-kata maupun
kekurangan dalam karya ilmiah sebelumnya saya memohon maaf sebesar-besarnya.

Karya ilmiah Proyek Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini dapat diselesaikan,
tentunya tidak terlepas dari kerjasama, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Maka
pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan rasa terimakasih yang mendalam kepada pihak
pihak yang terkait sebagai berikut ini:

1. Bapak H. Anim Hadisusanto, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Geger.
2. Seluruh Bapak/Ibu guru kelas X SMA Negeri 1 Geger.
3. Semua pihak yang membantu penyelesaian karya ilmiah ini.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak diatas menjadi
amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan karya ilmiah ini
menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Geger, 29 Maret 2023

Penyusun
ABSTRAK

Seiring perkembangan teknologi daya Tarik remaja terhadap Gethuk Lindri


berkurang. Hal ini disebabkan kurangnya inovasi dari segi tampilan, bentuk, rasa dan
promosi. Tujuan pertama penelitian ini adalah untuk mengetahui ketertarikan remaja terhadap
makanan tradisional khusunya Gethuk Lindri di era modernisasi dan tujuan kedua yaitu untuk
mengetahui cara meningkatkan ketertarikan para generasi muda terhadap makanan
tradisional Gethuk Lindri. Metode yang digunakan dalam peneletian ini yaitu kualitatif
deskriptif, data diperoleh melalui wawancara da observasi.

Hasil Peneletian ini yaitu kurangnya pengetahuan remaja mengenai makanan


tradisional Gethuk Lindri dikarenakan distribusi Gethuk Lindri yang masih terbatas, serta
kurangnya inovasi penjualan Gethuk Lindri terkait pengemasan, rasa, bentuk. Pada
penelitian ini menjelaskan cara mengatasi kurangnya minat remaja terhadap makanan
tradisional Gethuk Lindri bisa dilakukan dengan cara melakukan promosi melalui media
sosial, mengenalkan makanan tradisional Gethuk Lindri pada saat festival kuliner khas
daerah, dan menjual Gethuk Lindri di pusat oleh – oleh.

Kata kunci : Gethuk Lindri, Kearifan Lokal, Persepsi Remaja.


DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................1

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................2

KATA PENGANTAR.................................................................................................................3

ABSTRAK..................................................................................................................................4

DAFTAR ISI...............................................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pulau, di setiap pulau


terdapat ciri khasnya tersendiri contohnya saja makanan tradisional. Makanan
Tradisional mewakili rasa kesenangan yang telah menjadi budaya, kepercayaan,
identitas serta merupakan simbol warisan kekayaan budaya daerah tertentu. Di tengah
perkembangan arus globalisasi, tak bisa dipungkiri bahwa eksistensi jajanan
tradisional Indonesia semakin menurun.

Menu Makanan yang Digemari Generasi Muda

30%

70%

Gethuk Lindri Dessert Box

Dari hasil kuesioner ini, terdiri dari 20 responden. Peneliti mendapatkan hasil 70%
generasi muda memilih Dessert Box dan 30% generasi muda memilih Gethuk Lindri.
Hal ini menunjukkan minat geerasi muda terhadap makanan modern lebih besar
dibandingkan dengan makanan tradisional. Makanan tradisional khususnya kurang
mendapat minat di hati masyarakat khususnya kalangan generasi muda karena
imagenya yang dikenal murahan dan tidak bergengsi. Faktor yang menyebabkan
kurangnya minat masyarakat terhadap makanan tradisional antara lain karena
kemasannya yang kurang menarik dan praktis (Natasha, 2017). Makanan tradisional
dikenal dengan kemasannya yang sederhana dan biasanya terbuat dari bahan alami
seperti daun pisang. Selain itu, kurangnya inovasi dalam hal bentuk dan tampilan
membuat jajanan tradisional semakin ditinggalkan (Yohanaluki, 2016). Kini makanan
tradisional mulai surut keberadaannya. Salah satu makanan tradisional khas Jawa
yang mulai jarang ditemukan adalah gethuk lindri. Getuk lindri merupakan jajanan
tradisional yang terbuat dari singkong yang telah dihaluskan,kemudian dibentuk
menggunakan cetakan dan biasanya dihidangkan bersama dengan parutan kelapa
(Mardiana, 2017, hlm 1). Khas Gethuk Lindri ada pada bentuk olahannya yang
Panjang membentuk seperti mie. Biasanya warna umum yang digunakan untuk
menunjukkan identitas Gethuk Lindri yaitu warna lembut seperti, cream, hijau muda,
dan merah muda/pink.

Alasan saya memilih Gethuk Lindri sebagai topik Karya Ilmiah ini yaitu
karena minimnya minat beli generasi muda dengan makanan tradisional ini. Untuk
mempertahankan eksistensi makanan tradisional di era modernisasi ini. Saya
berencana memodifikasi Getuk Lindri yang berasal dari bahan pokok singkong untuk
kembali menarik minat beli generasi muda kemudian mempromosikan melalui media
sosial.

Alasan lain yang mendorong saya untuk berencana membuat getuk lindri
dikarenakan bahan bakunya yang mudah didapatkan serta harga yang terjangkau.
Selain itu, proses pembuataannya yang praktis dan mudah menyebabkan kami
semakin memiliki keingginan untuk mengenalkan Gethuk Lindri kepada generasi
muda. Pengenalan makanan tradisional kepada generasi muda diharapkan dapat
menjadi penguatan budaya lokal. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian “Minimnya Minat Generasi Muda terhadap Makanan
Tradisional Gethuk Lindri”

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana persepsi generasi muda mengenai makanan tradisional “Gethuk
Lindri”?
2. Bagaimana cara meningkatkan ketertarikan para generasi muda terhadap
makanan tradisional “Gethuk Lindri”?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui persepsi generasi muda mengenai makanan tradisional “Gethuk
Lindri”
2. Mengetahui bagaimana cara meningkatkan ketertarikan para generasi muda
terhadap makanan tradisional “Gethuk Lindri”

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat atau kegunaan penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis
diantaranya :
 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pegetahuan juga
memberikan solusi atas masalah tentang kurangnya minat para generasi muda
terhadap makanan tradisional “Gethuk Lindri”. Penelitian ini juga diharapkan dapat
mendorong kesadaran generasi muda akan pengtingnya mengenal dan mempelajari
kearifan lokal salah satunya yaitu makanan tradisional “Gethuk Lindri”.
 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak
yang berkaitan dengan topik ini diantaranya :
1. Bagi generasi muda, penelitian ini dapat dijadikan sebagai upaya agar generasi
muda bisa mengenal untuk menjaga budayanya sendiri khususnya dalam hal ini
adalah makanan tradisional.
2. Bagi produsen Gethuk Lindri, penelitian ini dapat memotivasi produsen untuk
mengembangkan produk Gethuk Lindri. Dengan begitu diharapkan dapat
meningkatkan minat generasi muda terhadap makanan tradisional tersebut atau
membuka peluang usaha dalam menjual produk makanan tradisional.
3. Bagi peneliti, sebagai salah satu refrensi dalam penulisan karya ilmiah dan sebagai
tambahan wawasan dalam melestarikan kearifan lokal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Minat Beli
Minat merupakan ketertarikan konsumen terhadap suatu prduk dengan mencari
informasi tambahan (Schiffman & Kanuk, 2004). Menurut Rizky & Yasin (2014) minat yang
timbul dalam diri pembeli seringkali berlawanan dengan kondisi keuangan yang
dimiliki.minat beli konsumen merupakan keinginan tersembunyi dalam benak konsumen.
Minat beli konsumen selalu terselubung dalam tiap diri individu yang mana tak seorang pun
bisa tahu apa yang diingkan dan diharapkan konsumen. Menurut Nulufi & Murwatiningsih
(2015) konsumen yang telah memiliki sikap positif terhadap suatu produk atau merek, akan
menimbulkan minat
pembelian terhadap produk atau merek tersebut.

2.12 Generasi Muda


Generasi dalam pengertian umum berarti sekalian orang yang kira - kira sama waktu
hidupnya; angkatan; turunan; atau masa orang-orang tersebut hidup. Muda belum sampai
setengah umur; sebagai lawan dari kata tua; Jadi, generasi muda adalah orang-orang yang
rentang waktu hidupnya hampir sama, yakni sejak lahir sampai kira-kira umur 30 (40) tahun.
Zakiah Daradjat memberi pengertian generasi muda dengan memandang dari segi pengertian
luas dan pengertian sempit. Beliau mengatakan bahwa generasi muda dalam arti yang luas,
mencakup umur anak dan remaja, mulai dari lahir sampai mencapai kematangan dari segala
segi (jasmani, rohani, sosial, budaya, dan ekonomi). Pengertian yang lebih populer dalam
pandangan masyarakat ramai (pengertian sempit) bahwa generasi muda adalah masa muda
(remaja dan awal masa dewasa).
Sedangkan Widarso Gondodiwirjo & Dardji Darmodihardjo yang memandang dari
segi kepentingan pembinaannya merumuskan pengertian generasi muda secara lebih
mendalam dan terperinci. Secara umum mereka kelompokkan kepada dua tinjauan: Pertama;
berdasarkan kelompok umur dan tinjauan dari berbagai segi, meliputi: segi biologis, segi
budaya atau dilihat secara fungsional, segi kekaryaan, segi sosial, untuk kepentingan
perencanaan modern digunakaan istilah “sumber-sumber daya manusia muda” dan dari sudut
idiologis-politis. Kedua sesuai dengan corak dan aspek kemanusiaannya, maka generasi muda
dapat dilihat melalui berbagai segi peninjauan.

a. Sebagai insan biologis, secara biologis masa muda dapat dianggap berakhir pada saat
pubertas (12-15 tahun). Ada juga yang beranggapan bahwa 15-21 tahun masih termasuk
dalam masa muda biologis. Objek peninjauan dalam segi ini adalah perkembangan
jasmani baik pertumbuhan tubuh secara fisik maupun fungsional.
b. Sebagai insan budaya, secara kultural masa muda dianggap berakhir pada umur 21 tahun,
karena ketika itu kemantapan mental sudah tercapai. Yang dimaksudkan dalam hal ini
adalah perkembangan manusia sebagai insan yang bermoral pancasila, bertenggang rasa,
bersopan santun, beradat, bertradisi, bertanggung jawab, berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
c. Sebagai insan intelek, ditinjau dari segi ini masa muda dianggap berakhir pada waktu
tamat dari Perguruan Tinggi (umur 25 tahun), dengan kemampuan berpikir sebagai objek
peninjauan.
d. Sebagai insan kerja dan profesi, sebagai insan kerja dalam arti berpenghasilan dengan
status tenaga kerja pembantu, masa mudanya berkisar antara 14–22 tahun. Sebagai insan
professi umumnya berkisar antara 21 sampai 35 tahun.
e. Sebagai insan ideologis, secara ideologis masa muda seseorang berkisar di antara umur
18 sampai 40 tahun. Dalam masa itulah dimungkinkan pembinaan pandangan seseorang
terhadap berbagai aspek kehidupan.
Berdasarkan tinjauan tersebut, jelaslah bahwa generasi muda adalah mereka yang
rentang waktu hidupnya hampir sama yakni sejak lahir hingga mencapai kematangan dari
segala segi (maksimal berusia 40 tahun). Hanya saja ada orang yang tampaknya lebih
cepat mengalami alih generasi, terutama di pedesaan, karena berbagai faktor, seperti
faktor ekonomi, sosial kemasyarakatan dan sebagainya, sehingga dilihat dari segi usianya
relatif masih muda, namun umumnya masyarakat menggolongkannya sebagai generasi
tua. Tegasnya bahwa generasi muda ditinjau dari segi usianya adalah generasi yang amat
potensial, energik, dan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam masyarakat, sehingga
keberadaan mereka dalam suatu masyarakat tidak dapat diabaikan.
Dengan memahami identitas generasi muda dari berbagai sudut pandang
memungkinkan para pendidik dalam arti yang luas, dapat menentukan sikap secara tepat,
dalam rangka mempersiapkan mereka sebagai generasi pengganti yang tangguh di masa
depan. Berbeda dengan pengertian di atas, Muthahhari cenderung melihat persoalan
generasi muda bukan semata-mata dari segi usia, tetapi dari segi cara pandang atau
kemampuan berpikir mereka, yakni kelompok masyarakat yang telah mempelajari dan
mengenal peradaban baru, sehingga memiliki cara baru dan modern dalam berpikir, baik
mereka ini terdiri atas para pemuda belia ataupun orang-orang lanjut usia. Oleh karena,
mayoritas kelompok ini terdiri atas kaum muda, maka kita menyebutnya
sebagai generasi muda.

2.1.3 Gethuk Lindri


Filosofi dari Gethuk Lindri singkong adalah melambangkan kesederhanaan dan
mempergunakan kemampuan akal dan budaya serta kreatifitas sebagai bentuk
kemampuan manusia memenuhi kebutuhannya dalam berbagai macam situasi. Gethuk
Lindri adalah makanan pasar tradisional khas Jawa Timur yang terbuat dari singkong.
Gethuk Lindri telah ada sejak zaman penjajahan, pada saat itu rakyat Indonesia sulit
mendapatkan beras sehingga mengantinya dengan ketela yang banyak ditemui pada
pekarangan rumah pada saat itu, kemudian mereka mengolahya menjadi beberapa jenis
makanan, salah satunya adalah Gethuk Lindri. Gethuk Lindri sering kita temui di pasar,
pedagang Gethuk Lindri keliling dan toko kue. Gethuk Lindri memiliki bentuk seperti
mie yang disatukan menjadi persegi panjang disajikan dengan dipotong menjadi
beberapa bagian dan ditaburi gula dan kelapa parut yang gurih. Gethuk Lindri dikenal
karena rasanya yang lembut enak. Warnanya berwarna - warni memikat dan bercita rasa
manis.Gethuk Lindri dibuat dari singkong yang dikukus hingga empuk dan saat masih
panas ditumbuk hingga benar-benar halus. Setelah halus ditambahkan gula, air dan vanili
yang sudah dilarutkan bersama, lalu diaduk dengan singkong hingga tercampur rata.
Adonan singkong tersebut kemudian diberi pewarna makanan agar lebih menarik.
Setelah diberi pewarna, barulah singkong yang sudah halus ini dimasukkan ke dalam
gilingan, lalu dipotong-potong.

Anda mungkin juga menyukai