Anda di halaman 1dari 22

Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

BAB 12 INSTRUMEN DAN


SISTEM PERINGATAN

12.1. Pendahuluan
Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu
pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel
instrumen atau dashboard. Sistem peringatan memberi peringatan kepada pengemudi
akan kondisi tertentu yang sedang terjadi pada kendaraan. Instrumen dan sistem
peringatan terdiri dari meter bahan bakar, penunjuk temperatur mesin , putaran mesin
dan kecepatan kendaraan. Instrumen ini ada yang menggunakan jarum penunjuk
(model analog), grafik, huruf atau angka (model digital) dan lampu penunjuk.

Gambar 12.1. Instrumen dan sistem peringatan pada meter kombinasi

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 481


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Tabel 12.1. Lampu penunjuk pada panel instrumen

Lampu Penunjuk Simbol Keterangan


Peringatan tekanan oli Menunjukkan bahwa tekanan oli normal

Peringatan pengisian Menunjukkan bahwa sistem pengisian


bekerja normal
Lampu jauh Menujukkan bahwa lampu kepala pada
posisi jauh

Lampu tanda belok Menunjukkan bahwa lampu tanda belok


kanan atau kiri berkedip
Lampu tanda bahaya Menunjukkan bahawa kedua lampu
tanda belok menyala bersamaan
Peringatan bahan bakar Menunjukkan bahwa sisa bahan bakar
dalam tangki tidak cukup

Peringatan rem Menunjukkan bahwa rem parkir sedang


aktif atau jumlah minyak rem tidak cukup
Indikator pintu Menunjukkan bahwa salah satu pintu
terbuka / tidak tertutup rapat

12.2. Macam-macam Instrumen dan Sistem Peringatan


12.2.1. Meter Bahan Bakar
Meter bahan bakar memberi petunjuk kepada pengemudi tentang jumlah bahan
bakar yang tersimpan pada tangki bahan bakar. Kondisi yang umum diperlihatkan
pada sistem ini adalah apakah bahan bakar pada tangki dalam kondisi penuh atau
kosong atau di antaranya. Meter bahan bakar terdiri dari dua komponen utama alat
ukur yaitu pengirim sinyal dan penerima sinyal. Pengirim sinyal berada pada tangki
bahan bakar dan penerima sinyal berada pada papan instrumen atau dashboard.

Gambar 12.2. Tampilan meter penunjuk bahan bakar

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 482


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Pengukur bahan bakar yang umum dipakai terdiri dari dua macam yaitu tipe
bimetal dan tipe cross coil. Perbedaan di antara kedua tipe tersebut selain
konstruksinya, pada tipe cross coil jarum penunjuk yang dihasilkan tidak akan kembali
ke angka nol meskipun kunci kontak posisi OFF. Sekarang ini tipe cross coil lebih
banyak digunakan selain tipe digital.
Keistimewaan tipe cross coil dibandingkan dengan tipe bimetal:
a. Ketelitian yang tinggi
b. Sudut jarum penunjuk cukup luas
c. Kelanjutan karakteristiknya baik sekali
d. Tidak memerlukan pengatur tegangan

12.2.2. Meter Temperatur


Meter temperatur menginformasikan kepada pengemudi tentang temperatur
mesin. Pengukuran temperatur mesin dilakukan oleh sensor temperatur yang
umumnya terpasang pada saluran pendingin air. Alat ukur ini menunjukkan temperatur
mesin dalam kondisi panas (hot) atau dingin (cool). Jika penerima sinyal temperatur
mesin menunjuk pada kondisi anata hot dan cool maka saat itu mesin sedang dalam
kondisi kerjanya (70-80o C). Seperti meter pengukur bahan bakar, pengukur
temperatur mesin juga terdiri dari dua macam. Untuk model analog ada yang
menggunakan bimetal atau cross coil. Cara kerja tipe cross coil hampir sama dengan
meter pengukur bahan bakar.

Gambar 12.3. Tampilan meter penunjuk temperatur

12.2.3. Meter Putaran Mesin (Tachometer)


Meter putaran mesin menunjukkan kepada pengemudi besarnya kecepatan
mesin sesuai dengan bukaan pedal akselerator saat mesin hidup. Kecepatan mesin
dihitung menggunakan satuan rotation per minute (putaran engkol mesin dalam tiap
menitnya). Tampilan meter putaran mesin ada yang berupa analog dengan gerakan
jarum atau model digital. Umumnya meter putaran mesin mengambil sinyal dari sistem
pengapian.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 483


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 12.4. Tampilan meter putaran mesin

12.2.4. Pengukur Minyak Pelumas


Pengukur minyak pelumas mengukur tekanan minyak pelumas dalam saluran
pelumas di dalam mesin. Hal ini mempermudah untuk mendeteksi permasalahan
dalam sistem pelumasan. Alat ini terdiri dari pengirim sinyal dan penerima sinyal.
Pengirim sinyal dipasangkan pada sisi luar dekat pompa minyak pelumas atau
saringan pelumas dan penerima sinyal pada meter kombinasi. Elemen bimetal pada
pengirim sinyal tekanan oli terbuat dari dua buah logam dengan koefisien muai
berbeda yang disatukan. Apabila bimetal dipanaskan akan melengkung ke bagian
yang koefisien muainya kecil. Gerakan melengkung ini dimanfaatkan untuk
menghubungkan dan memutuskan aliran listrik melalui titik kontak. Pemanasan
bimetal dilakukan menggunakan kawat pemanas.

Gambar 12.5. Tampilan meter pengukur tekanan minyak pelumas

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 484


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 12.6. Rangkaian pengukur tekanan minyak pelumas

12.2.5. Speedometer
Speedometer terdiri dari speedometer itu sendiri untuk menginformasikan
kepada pengemudi tentang kecepatan kendaraan, odometer untuk menunjukkan jarak
tempuh kendaraan dan tripmeter yang dapat disetel ke angka nol. Satuan yang
dipakai pada speedometer adalah km/jam (km/hour) atau mil/jam (mile/hour).
Umumnya negara-negara Asia termasuk Indonesia menggunakan km/jam (km/hour).
Sensor pengirim sinyal kecepatan kendaraan terpasang pada sistem transmisi
atau pada poros roda-roda penggerak. Tampilan speedometer seperti juga rpm meter
ada yang model analog dengan jarum penunjuk atau model digital berupa angka atau
grafik batang. Data yang diperoleh dari speedometer selama selang waktu tertentu
digunakan sebagai sinyal tripmeter untuk menghitung jarak tempuh kendaraan.

Gambar 12.7. Tampilan meter kecepatan kendaraan analog

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 485


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 12.8. Tampilan meter digital kecepatan kendaraan

Gambar 12.9. Tampilan tripmeter

Selain trip meter tunggal ada juga trip meter ganda (twin tripmeter) yang dapat
mengukur jarak tempuh kendaraan pada dua satuan yang berbeda, km/jam atau
mil/jam.

12.3. Komponen dan Fungsi Instrumen dan Sistem Peringatan

Gambar 12.10. Konstruksi meter kombinasi dan sistem peringatan

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 486


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Komponen instrumen dan sistem peringatan sebagian besar terdiri dari dua
komponen utama:
1. Pengirim sinyal (pengirim sinyal)
Pengirim sinyal berfungsi memberitahukan kepada penerima sinyal bahwa ada
perubahan kondisi pada tempat yang disensor. Sinyal yang diberikan biasanya dalam
bentuk sinyal elektrik namun ada juga sinyal mekanis. Sinyal elektrik biasanya
dihasilkan dari rangkaian NTC, PTC atau variable resistor dimana perubahan
hambatan pada rangkaian pengirim sinyal akan mempengaruhi arus yang mengalir.
Besar arus inilah yang dipakai sebagai masukan bagi penerima sinyal. Letak
komponen pengirim sinyal berbeda-beda tergantung fungsinya. Pengirim sinyal jumlah
bahan bakar dipasang di dalam tangki bahan bakar. Pengirim sinyal temperatru mesin
dipasang pada saluran keluar air pendingin dari mesin yang menuju radiator. Pengirim
sinyal kecepatan kendaraan dipasang pada poros keluar roda gigi transmisi atau pada
roda-roda penggerak lain. Pengirim tekanan minyak pelumas dipasang pada saluran
pelumas di dalam mesin.

Gambar 12.11. Pengirim sinyal jumlah bahan bakar

Pengirim sinyal jumlah bahan bakar bekerja berdasarkan tinggi rendah


permukaan bahan bakar di dalam tangki. Bila jumlah bahan bakar berkurang maka
pelampung akan turun dan menambah hambatan pada rangkaian sehingga arus yang
mengalir pada pengirim sinyal jumlah bahan bakar akan turun. Sebaliknya bila jumlah
bahan bakar yang masuk ke dalam tangki bertambah atau penuh, hambatan
rangkaian akan turun sehingga arus yang mengalir dari rangkaian pengirim sinyal
bahan bakar akan naik. Bila jumlah bahan bakar pada posisi sedang maka hambatan
rangkaian akan mempengaruhi penunjukan jarum penunjuk bahan bakar berada di
antara posisi F (Full) dan E (Empty).

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 487


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 12.12. Sensor temperatur mesin

Gambar 12.13. Karakteristik thermistor

Temperatur mesin memiliki pengirim sinyal berupa sensor temperatur


(thermistor) dengan prinsip NTC (Negatif Temperature Coefisient) dimana tahanan
listrik thermistor akan turun bila temperatur naik dan sebaliknya tahanan listrik akan
naik bila temperatur turun. Perubahan besar arus inilah yang dikirimkan ke penerima
sinyal temperatur mesin dan mempengaruhi penunjukan jarum penunjuk temperatur
mesin.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 488


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 12.14. Pengirim sinyal kecepatan kendaraan

Pada sistem pengukur kecepatan kendaran, pengirim sinyal berupa


photocoupler yang tersusun dari phototransistor , lampu LED dan piringan bercelah
(slot). Lampu LED akan mengemisikan cahaya dan diterima oleh phtotransistor
melewati piringan bercelah. Piringan bercelah dihubungkan dengan kabel
speedometer sehingga saat kendaraan berjalan maka piringan bercelah akan berputar
untuk meneruskan cahaya ke phototransistor secara terputus-putus. Sinyal ini
selanjutnya dikirim ke peneriima sinyal pada dashboard untuk diolah menjadi tampilan
kecepatan kendaraan.

2. Penerima sinyal (penerima sinyal)


Penerima sinyal menerima masukan dari pengirim sinyal dan mengolahnya ke
dalam kerja rangkaian pada penerima sinyal berupa tampilan yang dapat dikenali oleh
pengemudi dengan mudah dalam suatu display pada panel instrumen.

Gambar 12.15 Penerima sinyal meter bahan bakar

Penerima sinyal bahan bakar terdiri dari empat kumparan yang dibagi menjadi
dua kumparan digulung mengelilingi poros yang sama. Antara kumparan yang satu
dan yang lainnya saling berlawanan arah dengan posisi tegak lurus.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 489


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 12.16. Penerima sinyal kecepatan kendaraan analog

Penerima sinyal kecepatan kendaraan tipe analog terdiri dari jarum penunjuk,
pegas coil, rotor magnet dan dudukan kabel speedometer. Gerakan kabel
speedometer diterima oleh rotor magnet yang akan mempengaruhi gerakan tutup
kecepatan (speed cup) yang akan menggerakkan jarum penujuk kecepatan
kendaraan melawan gaya tarik pegas coil. Pada saat kendaraan berhenti maka pegas
coil akan mengembalikan penunjukkan jarum ke posisi kecepatan nol.

12.4. Prinsip Kerja Instrumen dan Sistem Peringatan


12.4.1. Meter Bahan Bakar

Gambar 12.17. Rangkaian meter bahan bakar tipe cross coil

Kutub-kutub magnet N (utara) dan S (selatan) terbentuk pada rotor magnet.


Bila arus mengalir pada cross coil, medan magnet dibangkitkan oleh masing-masing
kumparan menyebabkan rotor magnet berputar dan jarum penunjuk bahan bakar
bergerak.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 490


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Cara kerja bila bahan bakar penuh:


Pada saat bahan bakar penuh, maka pelampung pada pengirim sinyal jumlah
bahar bakar akan naik sehingga hambatan pada pengirim sinyal bahan bakar
minimum dan arus mengalir dari beterai ke kunci kontak menuju kumparan L1 dan L2,
pengirim sinyal jumlah bahan bakar dan menuju ke massa sedangkan L3 dan L4 tidak
dialiri arus sehingga hanya kumparan L1 dan L2 saja yang membentuk medan magnet.
Kemagnetan yang besar terbentuk pada kumparan L1 dan L2 untuk menggerakkan
jarum penunjuk jumlah bahan bakar ke kanan ke arah posisi F (FULL).

Gambar 12.18. Pengaruh perubahan jumlah bahan bakar pada tangki bahan bakar
terhadap medan magnet pada crosscoil

Saat bahan bakar habis


Pada saat jumlah bahan bakar kosong, maka hambatan pada pengirim sinyal
jumlah bahan bakar akan maksimum sehingga arus mengalir dari baterai ke kunci
kontak, kumparan L1, L2 dilanjutkan ke L3, L4 dan menuju massa. Dengan arus yang
mengalir ke kumparan L3 dan L4 yang lebih besar (I2) dibandingkan arus yang
mengalir ke kumparan L1 dan L2 (I1) maka kemagnetan terbentuk pada kumparan L1
dan L4 sehingga menarik jarum penunjuk jumlah bahan bakar ke arah E (EMPTY).

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 491


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

12.4.2. Meter temperatur

Gambar 12.19. Rangkaian meter temperatur

Cara kerja meter temperatur mesin


Pada saat temperatur mesin rendah
Saat temperatur rendah, tahanan thermistor naik sehingga arus mengalir dari
baterai ke kunci kontak, titik kontak pengatur tegangan dan menuju massa. Karena
arus yang mengalir ke kawat pemanas pada pengirim sinyal temperatur kecil maka
kawat pemanas belum cukup mampu menbengkokkan bimetal dan jarum penunjuk
temperatur mesin menunjuk pada C (COOL).

Pada saat temperatur mesin tinggi


Saat temperatur tinggi tahanan thermistor turun sehingga arus mengalir dari
baterai ke kunci kontak, tiik kontak, kumparan penbgatur tegangan, kawat pemanas
penerima sinyal temperatur, penerima sinyal temperatur dan menuju massa. Kawat
pemanas bekerja dan membengkokkan bimetal sehingga jarum penunjuk bergerak ke
kanan ke arah H (HOT). Selanjutnya kumparan pada pengatur tegangan mulai
melepaskan titik kontak dan kawat pemanas tidak bekerja dan bimetal penerima sinyal
temperatur kembali ke posisi semula. Titik kontak menutup kembali akibat arus yang
mengalir ke kumparan terputus. Hal ini terjadi berulang-ulang sehingga jarum
penunjuk pada posisi stabil jika temperatur mesin tidak berubah.

12.4.3. Pengukur Tekanan Oli


Cara kerja pengukur tekanan oli
Pada saat kunci kontak posisi ON dan mesin belum hidup sehingga pompa oli
belum bekerja maka arus dari baterai mengalir ke kunci kontak, kumparan pemanas
penerima sinyal tekanan, kumparan pemanas dan titik kontak pengirim sinyal tekanan
dan menuju massa. Kawat pemanas pada pengirim dan penerima sinyal dengan
segera bekerja membuat elemen bimetal melengkung. Karena melengkung maka titik

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 492


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

kontak pada pengirim sinyal terbuka dan arus yang menuju ke massa terputus.
Karena terputus maka kawat pemanas kembali tidak bekerja dan menjadi dingin.
Selanjutnya titik kontak menutup kembali dan arus kembali mengalir. Hal ini terjadi
berulang-ulang sehingga jarum penunjuk pada penerima sinyal tekanan hanya
bergerak sedikit.

Gambar 12.20. Cara kerja pengukur tekanan oli saat tidak ada tekanan

Setelah mesin hidup dan pompa oli bekerja maka tekanan minyak pelumas
mendorong diafragma pada pengirim sinyal tekanan oli dan mendiring titik kontak
untuk terus menutup. Selanjutnya arus yang mengalir dari baterai akan segera
memanaskan kawat pemanas untuk menggerakan bimetal dan jarum penunjuk pada
penerima sinyal tekanan oli akan bergerak ke kanan. Semakin besar tekanan minyak
pelumas maka semakin lama titik kontak terhubung dan semakin besar penunjukan
jarum pada penerima sinyal tekanan oli.

Gambar 12.21. Cara kerja pengukur tekanan oli saat tekanan oli tinggi

Dengan demikian elemen bimetal penerima sinyal melengkung secara proporsional


dengan melengkungnya bimetal pada pengirim sinyal.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 493


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

12.4.4. Pengukur kecepatan kendaraan

Gambar 12.22. Rangkaian pengukur kecepatan kendaraan digital

Cara kerja
Arus mengalir dari terminal C1 menuju lampu LED photocoupler dan terminal
C3 sehingga lampu LED menyala. Sinar lampu LED akan diterima oleh phototransistor
dan diteruskan ke terminal C2 komputer. Sinyal yang masuk ke terminal C2
dipengaruhi oleh kecepatan putaran piringan bercelah yang mempengaruhi kerja
phototransistor. Saat menerima cahaya, phototransistor bekerja sehingga sinyal
diteruskan ke terminal C2. Dengan adanya piringan bercelah maka phototransistor
akan on dan off secara bergantian. Perubahan kerja phototransistor digunakan oleh
komputer untuk menghitung kecepatan kendaraan dan menampilkannya secara digital
pada pnael instrumen.

12.5. Gangguan dan Pemeriksaan

Tabel 12.2. Gangguan, penyebab dan cara mengatasi pada instrumen dan sistem
peringatan

Gangguan Penyebab Cara Mengatasi


Meter bahan bakar tidak Sekering ”ENGINE” putus Ganti sekering
bekerja Meter bahan bakar rusak Ganti meter bahan bakar
Pengirim sinyal rusak Periksa pengirim sinyal
Rangkaian kabel atau Perbaiki bila perlu
massa, rusak
Meter temperatur air Sekering ”ENGINE” putus Ganti sekering
tidak bekerja Meter temperatur air putus Periksa meter

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 494


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Pengirim sinyal rusak Periksa pengirim sinyal


Rangkaian kabel atau Perbaiki bila perlu
massa, rusak
Lampu tanda oli tidak Sekering ”ENGINE” putus Ganti sekering
menyala Lampu putus Ganti lampu
Saklar oli rusak Periksa saklar
Rangkaian kabel atau Perbaiki bila perlu
massa, rusak
Lampu tanda peringatan Sekering ”ENGINE” putus Ganti sekering
rem parkir tidak menyala Lampu putus Ganti lampu
Saklar rem parkir rusak Periksa saklar
Rangkaian kabel atau Perbaiki bila perlu
massa, rusak
Lampu tanda pengisian Sekering ”ENGINE” Ganti sekering
tidak menyala atau ”CHARGE” putus
Lampu ”CHARGE” putus Ganti lampu
Rangkaian kabel atau Perbaiki bila perlu
massa, rusak

12.5.1. Memeriksa speedometer pada kendaraan


1. Dengan menggunakan speedometer tester, periksa kesalahan penunjukkan
speedometer. Keausan dan tekanan ban (berlebihan atau kurang) akan
mempengaruhi pembacaan.

Tabel 12.3. Penunjukan standar speedometer

Penunjukkan standar Rentang kecepatan yang


(km/jam) diijinkan (km/jam)
20 21 – 25
40 41,5 – 46
60 62,5 – 67
80 83 – 88
100 104 – 109
120 125 – 130,5
140 145,5 – 151,5

Bila penunjukan jauh dari nilai spesifikasinya, ganti speedometer.

2. Periksa jarum speedometer dari kemungkinan adanya getaran atau suara tidak
normal. Jarum speedometer bergetar disebabkan oleh kendornya kabel
speedometer.

Periksa pula kemungkinan kabel speedometer bergerak tidak lancar atau macet.

12.5.2. Memeriksa tachometer pada kendaraan


1. Pasangkan tune up tester dan hidupkan mesin.
Menyambung terbalik pada tachometer akan merusak transistor dan dioda.
Bila melepas atau memasang tachometer, agar berhati-hati jangan jatuh atau
terkena benturan keras.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 495


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Tabel 12.4. Penunjukkan standar tachometer

Penunjukkan standar Rentang putaran mesin


(rpm) yang diijinkan (rpm)
1000 900 – 1100
2000 1875 – 2125
3000 2850 – 3150
4000 3850 – 4150
5000 4850 – 5150
6000 5820 – 6180
7000 6790 – 7210

2. Bandingkan pembacaan tester dengan penunjuk tachometer. Bila penunjukan jauh


dari nilai spesifikasinya, ganti speedometer.

12.6. Pemeriksaan Sistem Kelistrikan Bodi


Seperti biasanya, pemeriksaan sistem kelistrikan pada kendaraan selalu
diawali dengan melepas terminal negatif baterai. Hal ini dilakukan demi keamanan
akibat timbulnya percikan bunga api saat menggunakan peralatan.

Gambar 12.23. Melepas terminal negatif baterai

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 496


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Lepas meter kombinasi

Gambar 12.24. Memeriksa cakar pengikat meter kombinasi

Melepas klip pengikat meter kombinasi

Gambar 12.25. Cara melepas klip pengikat meter kombinasi

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 497


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Lepas konektor meter kombinasi

Gambar 12.26. Melepas meter kombinasi

Pastikan letak konektor meter kombinasi

Gambar 12.27. Posisi konektor meter kombinasi

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 498


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Kenali terminal pada konektor meter kombinasi

Gambar 12.28. Mengenali terminal konektor pada meter kombinasi

Periksa rangkaian listrik meter kombinasi

Gambar 12.29. Memeriksa rangkaian listrik meter kombinasi

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 499


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Periksa tegangan kunci kontak

Gambar 12.30. Memeriksa tegangan kunci kontak

Gambar 12.31. Rangkaian listrik dari kunci kontak yang menuju meter kombinasi

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 500


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Periksa sirkuit iluminasi

Gambar 12.32. Memeriksa tegangan sirkuit iluminasi

Gambar 12.33. Rangkaian pemeriksaan sirkuit iluminasi

Setelah semua pemeriksaan dijalankan dan memberi hasil yang baik maka
selanjutnya komponen meter kombinasi dipasang kembali dengan urutan kebalikan
dari pelepasan komponen. Terakhir kali dilakukan pemeriksaan kerja saklar apakah
lampu iluminasi menyala dan komponen bekerja benar.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 501


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Memeriksa kerja komponen meter kombinasi

Gambar 12.34. Memeriksa kerja meter kombinasi dan lampu iluminasi

12.7. Ringkasan
Instrumen dan sistem peringatan merupakan sistem yang memberi tanda pada
pengemudi akan kondisi tertentu pada kendaraan. Sistem peringatan terdiri dari meter
bahan bakar, penunjuk temperatur, putaran mesin dan kecepatan kendaraan.
Komponen utama sistem peringatan adalah alat ukur pengirimn sinyal dan penerima
sinyal. Sinyal yang dikirimkan bisa berupa sinyal elektrik maupun mekanis. Penerima
sinyal terdapat pada meter kombinasi berupa tampilan dalam bentuk digital, analog
atau nyala lampu peringatan. Instrumen dan siste peringatan memiliki fungsi yang
penting terhadap kelangsungan sistem kelistrikan pada kendaarn. Gangguan atau
perubahan kondisi sistem yang digambarkan pada meter kombinasi perlu mendapat
perhatian yang cukup dari pengemudi untuk menghindari kegagalam sistem yang fatal.

12.8. Soal-soal latihan


1. Jelaskan sistem yang termasuk dalam instrumen dan sistem peringatan
2. Sebutkan komponen instrumen dan sistem peringatan
3. Gambarkan rangkaian:
a. Meter bahan bakar
b. Meter temperatur
c. Pengukur tekanan oli
4. Bagaimana prinsip penerima sinyal tipe cross coil?
5. Bagaimana melakukan pemeriksaan pada instrumen dan sistem peringatan!

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 502

Anda mungkin juga menyukai