Bismillahirrahmanirrahiim
MUSYAWARAH WILAYAH VIII Partai Persatuan Mahasiswa (PPM) tahun 2007, setelah:
Menimbang:
Mengingat :
Memperhatikan:
Menetapkan:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
MUSYAWARAH WILAYAH adalah forum tertnggi ditingkat partai
Pasal 2
Nama, Waktu, dan Tempat
Pasal 3
Landasan Pelaksanaan
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 4
BAB III
Peserta
Pasal 5
Pasal 6
BAB VIII
PERSIDANGAN
Pasal 7
Pasal 8
BAB VIII
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 9
1. Sidang dinyatakan sah apabila dihadiri setengah lebih satu dari peserta yang hadir pada
acara pembukaan.
2. Apabila ayat satu tidak tercapai, sidang diskor selama 2 X 5 menit, kemudian dilanjutkan
kembali.
Pasal 10
1. Seluruh keputusan dalam MUSYAWARAH WILAYAH VIII DPW PPM FITK diambil
melalui jalan musyawarah.
2. Apabila tidak dapat diperoleh kesepakatan, maka kesepakatan diambil melalui VIIIoting.
BAB VIIII
SISTEMATIKA PEMILIHAN
Pasal 11
2. Tahap pemilihan
a. Setiap peserta memilih satu nama calon Ketua Umum DPW PPM FITK
b. Suara terbanyak dinyatakan sah sebagai ketua umum DPW PPM FITK
c. Apabila ada persamaan suara maka diadakan pemilihan ulang
Pasal 12
1. Tahap pencalonan
a. Setiap wilayah (DPW) berhak mengajukan satu nama calaon presiden BEM UIN.
b. Tiga suara terbesar dinyatakan sah sebagai calon presiden BEM UIN.
c. Setiap calon menyatakan kesediaan dan menyampaikan VIIIsi dan misinya.
d. Calon Presiden BEM UIN dipilih secara langsung oleh peserta sidang.
2. Tahap pemilihan
a. Setiap peserta memilih satu nama calon presiden BEM UIN
b. Suara terbanyak dinyatakan sah sebagai presiden BEM UIN
c. Apabila ada persamaan suara maka diadakan pemilihan ulang
BAB VIIIII
TIM FORMATUR
Pasal 13
Pemilihan formatur
1. Formatur sebagaimana tercantum pada pasal 13 ayat tiga dipilih dari dan oleh peserta
sidang.
2. Setiap peserta sidang mengajukan tiga orang peserta dan suara terbanyak dari ketiga suara
terbanyak dinyatakan sah sebagai formatur.
BAB VIIIIII
PENUTUP
Pasal 15
1. Hal-hal yang dipandang perlu dan belum ditetapkan pada tata tertib ini, akan ditetapkan
kemudian.
2. Tata tertib berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Tentang:
Pengesahan Tata Tertib MUSYAWARAH WILAYAH VIII
Partai Persatuan Mahasiswa (PPM)
Bismillahirrahmanirrahiim
MUSYAWARAH WILAYAH VIII Partai Persatuan Mahasiswa (PPM) tahun 2007, setelah:
Menimbang:
1. Bahwa MUSYAWARAH WILAYAH VIII adalah forum tertinggi
ditingkat wilayah sebagaimana dimaksud dalam AD/ART PPM
2. Bahwa demi terciptanya sistem permusyawaratan yang demokratis,
terarah dan lancar, maka perlu adanya ketetapan MUSYAWARAH
WILAYAH VIII
Mengingat :
1. ART PPM BAB IVIII pasal 11 Ayat 1 tentang permusyawaratan
Memperhatikan:
Jalannya musyawarah pada sidang pendahuluan MUSYAWARAH
WILAYAH VIII PPM
Memutuskan:
Menetapkan:
1. Mengesahkan Tata Tertib MUSYAWARAH WILAYAH VIII PPM 2006-
2007 untuk dijadikan rujukan selama MUSYAWARAH WILAYAH VIII
berlangsung
2. Keputusan ini belaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di :
Hari/Tanggal :
Pukul :
MUKADDIMAH
Bismillahirrahmanirrahim
Masih mengenai bola ekspresi. Ekspresi ini akan dituduh sebagai partai, dimana kendaraan
ini akan membawa insan akademis menemukan diri yang sebenar-benarnya. Ilmu-ilmu akademis
yang diperoleh harus diekspresikan, dan itu butuh ruang untuk menerjemahkannya. Merebut
adalah ussaha yang harus diagendakan. Melalui partai, melalui perjuangan, melalui pengorbanan
para pendukungnya.
BAB I
NAMA, TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
BAB II
ASAS, PRINSIP DAN STATUS
Pasal 2
Asas
Partai Persatuan Mahasiswa (PPM) berasaskan Islam yang tertuang dalam al-Qur’an, Hadist,
Qiyas, dan Ijma’.
Pasal 3
Prinsip
Partai Persatuan Mahasiswa (PPM) memegang teguh prinsip demokrasi, egaliter, kejujuran,
keterbukaan, serta nilai dasar kode etik partai.
Pasal 4
Status
BAB III
BENTUK, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 5
Bentuk
Partai Persatuan Mahasiswa (PPM) adalah organisasi intra uniVIIIersiter yang berbentuk partai
politik
Pasal 6
Tujuan
Pasal 7
Fungsi
Partai Persatuan Mahasiswa (PPM) berfungsi:
1. Wadah untuk menampung, menyerap, menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi,
cita-cita dan kehendak ciVIIIta akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Wadah pengembangan politik dan demokrasi
3. Media partisipasi aktif dan konstruktif dalam pengembangan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
BAB IVIII
KEPENGURUSAN
Pasal 8
Fungsionaris
Pasal 9
Kekuasaan
Pasal 10
Pengawasan
Pengawasan terhadap kinerja partai dilakukan oleh majlis pembina partai (MPP)
Pasal 11
Pimpinan dan Pengurus Harian
BAB VIII
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Anggota
Anggota Partai Persatuan Mahasiswa (PPM) adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memenuhi persyaratan
Pasal 13
Persyaratan anggota
a. Mahasiswa yang bersedia memberikan dukungan dan memperjuangkan cita-cita PPM
b.
c.
BAB VIII
KEKAYAAN
Pasal 14
Sumber Dana
BAB VIIII
PERUBAHAN DAN PEMBUBARAN
Pasal 15
Perubahan
Perubahan Anggaran Dasar (AD) hanya dapat dilakukan melalui MUSYAWARAH WILAYAH
Pasal 16
Pembubaran
BAB VIIIII
ATURAN PERALIHAN DAN PENUTUP
Pasal 17
Aturan Peralihan
Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar akan diatur oleh Anggaran Rumah Tangga
(ART)
Pasal 18
Penutup
Anggaran dasar disahkan dan ditetapkan oleh MUSYAWARAH WILAYAH DPP Partai
Persatuan Mahasiswa (PPM) pada tanggal ditetapkan
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Persyaratan Anggota
Persyaratan anggota (kader partai) :
1. Mahasiswa aktif UIN Jakarta
2. Telah mendaftarkan diri
3. Bersedia mengikuti peraturan yang terkandung dalam AD/ART PPM dan kode etik
kader partai
Pasal 2
Kewajiban dan Hak Anggota
Pasal 3
Gugurnya Keanggotaan
Pasal 4
2. Pelaksanaan Pemberhentian
(a) Pemberhentian dapat diusulkan oleh fungsionaris, anggota, dan Majelis Pembina
Partai (MPP)
(b) Pemberhentian dilakukan oleh ketua dewan pimpinan wilayah (DPP) Partai Persatuan
Mahasiswa (PPM) melalui surat keputusan setelah meminta pertimbangan Dewan
Penasehat
(c) Pemberhentian dapat dilakukan setelah melalui 3 (tiga) peringatan (teguran dengan
surat, Teguran keras dan pemberhentian)
(d) Anggota diberikan kesempatan membela diri didepan Majelis Pembina Partai (MPP)
BAB II
KEPENGURUSAN
Pasal 5
Stuktur Kepengurusan
Pengurus partai selanjutnya disebut fungsionaris partai yang terdiri meliputi tiga tingkatan.
1. Tingkat Wilayah, Dewan Pimpinan Wilayah (DPP) terdiri dari :
(a) Ketua umum
(b) Sekretaris
(c) Bendahara
(d) Koordinator-koordinator bidang
3. Tingkat Wilayah, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan tingkatan distrik (DPD)
sekurang-kurangnya terdiri dari :
(a) Ketua
(b) Sekretaris
(c) Bendahara
(d) Ketua bidang dan staff
Pasal 6
Ketua
1. Ketua umum DPP Partai Persatuan Mahasiswa (PPM) dipilih dari dan oleh anggota
secara langsung, demokratis melalui MUSYAWARAH WILAYAH
2. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dipilih dari dan oleh anggota secara langsung,
demokratis melalui musyawarah wilayah (Muswil)
3. Ketua umum Dewan Pimpinan Distrik (DPD) dipilih dari dan oleh anggota secara
langsung, demokratis melalui musyawarah distrik (Musik)
Pasal 7
Ketua Umum
1. Ketua umum DPP Partai Persatuan Mahasiswa (PPM) adalah pimpinan dan pemegang
kebijakan tertinggi
2. Ketua umum bertanggung jawab kepada MUSYAWARAH WILAYAH
3. Masa jabatan ketua umum adalah satu tahun terhitung sejak tanggal ditetapkannya dan
setelah itu tidak dapat dipilih kembali
4. Ketua umum bertugas menetapkan dan melantik ketua DPW dan DPD
Pasal 8
Wewenang
BAB III
MAJELIS PEMBINA PARTAI (MPP)
Pasal 9
Status
1. Majelis pembina partai singkat dengan MPP adalah tim yang diangkat dan
diberhentikan oleh pengurus yang dinilai cakap dan mampu memberikan pertimbangan-
pertimbangan yang berkenaan dengan strategi dan arah kebijakan organisasi
2. MPP terdiri dari mantan ketua umum, mantan pengurus dan atau orang disetujui oleh
ketua umum DPP Partai Persatuan Mahasiswa (PPM)
Pasal 10
BAB IVIII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 11
Macam-Macam Musyawarah
1. MUSYAWARAH WILAYAH
2. Rapat Kerja (Raker)
3. Rapat Pimpinan (Rapim)
4. Rapat Koordinasi (Rakor)
5. Rapat Istimewa
6. Musyawarah Wilayah (Muswil)
7. Musyawarah Distrik (Musik)
Pasal 12
MUSYAWARAH WILAYAH
Pasal 13
Peserta MUSYAWARAH WILAYAH
Peserta MUSYAWARAH WILAYAH PPM adalah seluruh kader Partai Persatuan Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pasal 14
MUSYAWARAH WILAYAH VIII DPW PPM FITK
1. MUSYAWARAH WILAYAH adalah wahana untuk pergantian kepengurusan
2. MUSYAWARAH WILAYAH adalah wahana untuk meminta pertanggung jawaban
pengurus DPW PPM FITK periode 2004-2007
3.
Pasal 15
Raker DPW PPM FITK
1. Raker DPW PPM FITK adalah forum pengambilan keputusan dalam membahas agenda
program yang akan dijalankan oleh pengurus
2. Raker VIII DPW PPM FITK sekurang-kurangnya dihadiri oleh pengurus harian
3. Raker VIII DPW PPM FITKdilakukan pasca MUSYAWARAH WILAYAH
Pasal 16
Rapat Pimpinan
1. Rapat pimpinan (Rapim) adalah forum pengambilan keputusan yang dilakukan sesuai
dengan kebutuhan
2. Rapat pimpinan (Rapim) bersifat tertutup yang hanya dihadiri oleh Ketua Umum DPP,
Ketua-ketua DPW dan Ketua-ketua DPD
Pasal 17
Rapat Koordinasi (Rapor)
1. Rapat koordinasi (Rapor) adalah forum koordinasi dan konsolidasi untuk membahas dan
menginformasikan perkembangan jalannya roda organisasi
2. Rapat koordinasi (Rapor) adalah forum pengambilan keputusan yang dilakukan sesuai
dengan kebutuhan dan dihadiri oleh seluruh anggora partai
Pasal 18
Rapat Istimewa (RI)
1. Rapat Istimewa (RI) adalah forum yang dilaksanakan berkenaan dengan pemberhentian
anggota, perubahan strategi dan orientasi organsiasi
2. (RI) dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijakan organisasi
3. (RI) dihadiri oleh pengrurus harian DPW, dan DPD
BAB VIII
KEKAYAAN
Pasal 19
Keuangan
Sumber, penggalian dan pengelolaan keuangan hanya dapat dilakukan atas persetujuan DPW
PPM FITK
Pasal 20
InVIIIentaris
InVIIIentaris adalah kekayaan yang diusahakan melalui dan atau atas nama partai yang
diperuntukan bagi terselenggaranya fungsi partai secara optimal
BAB VIII
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 21
Atribut
Atribut organisasi berupa lambang dan bendera yang pengadaan dan penggunaannya diatur
melalui ketetapan rapim
BAB VIIII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 22
Hal-Hal yang belum diatur dalam anggaran Rumah tangga akan diatur kemudian selama tidak
bertentangan dengan AD ART serta aturan lain yang lebih tinggi
Pasal 23
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Pasal 23
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ini ditetapkan dalam MUSYAWARAH WILAYAH
VIII partai persatuan mahasiswa
Tentang:
Pengesahan AD/ART
Partai Persatuan Mahasiswa (PPM)
Bismillahirrahmanirrahiim
MUSYAWARAH WILAYAH VIII Partai Persatuan Mahasiswa (PPM) tahun 2007, setelah:
Menimbang:
1. Bahwa MUSYAWARAH WILAYAH VIII adalah forum tertinggi
ditingkat wilayah sebagimana dimaksud dalam AD/ART PPM
2. Bahwa demi terciptanya sistem permusyawaratan yang demokratis,
terarah dan lancar, maka perlu adanya ketetapan MUSYAWARAH
WILAYAH VIII
Mengingat :
1. ART PPM BAB IVIII pasal 11 Ayat 1 tentang permusyawaratan
Memperhatikan:
Pendahuluan
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) merupakan arahan dan pedoman laju
program dan agenda Partai Persatuan Mahasiswa (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) ini pada hakikatnya merupakan landasan
operasional dalam rangka pencapaian sasaran dan tujuan pengembangan potensi organisasi secara
efektif, efisien dan optimal.
Pengertian
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah haluan organisasi tentang
pelaksanaan program kerja dalam garis-garis besar sebagai pernyataan aspirasi anggota dalam
MUSYAWARAH WILAYAH VIII yang dilaksanakan satu tahun sekali
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) memiliki kontribusi positif dalam mengarahkan
dan menentukan pencapaian sasaran dan tujuan secara sistematis.
Tujuan
Tujuan ditetapkannya Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah mewujudkan
kondisi yang diinginkan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek sehingga secara
bertahap cita-cita, usaha dan tujuan organisasi sebagaimana termaktub dalam Anggaran
Dasar (AD) Bab III pasal 6 tentang tujuan PPM dapat terwujud.
Landasan
STRUKTUR FUNGSIONARIS
DEWAN PIMPINAN WILAYAH
PARTAI PERSATUAN MAHASISWA (PPM)
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
REKOMENDASI- REKOMENDASI :
Tentang:
Pengesahan GBHO dan Rekomendasi-Rekomendasi MUSYAWARAH WILAYAH VIII
Partai Persatuan Mahasiswa (PPM)
Bismillahirrahmanirrahiim
MUSYAWARAH WILAYAH VIII Partai Persatuan Mahasiswa (PPM) tahun 2007, setelah:
Menimbang:
1. Bahwa MUSYAWARAH WILAYAH VIII adalah forum tertinggi
ditingkat wilayah sebagimana dimaksud dalam AD/ART PPM
2. Bahwa demi terciptanya sistem permusyawaratan yang demokratis,
terarah dan lancar, maka perlu adanya ketetapan MUSYAWARAH
WILAYAH VIII
Mengingat :
1. ART PPM BAB IVIII pasal 11 Ayat 1 tentang permusyawaratan
Memperhatikan:
Jalannya musyawarah pada sidang pendahuluan MUSYAWARAH WILAYAH
VIII PPM
Memutuskan:
Menetapkan:
1. Mengesahkan GBHO dan Rekomendasi-Rekomendasi
MUSYAWARAH WILAYAH VIII PPM 2004-2007 untuk dijadikan
rujukan selama MUSYAWARAH WILAYAH VIII berlangsung
2. Keputusan ini belaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di :
Hari/Tanggal :
Pukul :