T1 - 132010072 - Bab Iii
T1 - 132010072 - Bab Iii
METODE PENELITIAN
yang digunakan adalah desain pretest-posttest Control Group Design. Dalam desain
ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk
perlakuan (latihan asertif) sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak
diberi perlakuan sama sekali. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen
tidak berbeda secara signifikan (Sugiono, 2011). Dalam penelitian ini penulis
memilih subjek berdasarkan skala perilaku asertif (pretest). Kelompok anak yang
mempunyai tingkat asertif tergolong sangat rendah dan rendah secara acak dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
21
Keterangan :
melakukan wawancara kepada salah satu guru BK SMP Negeri 2 Salatiga. Selain itu
juga dilakukan penyebaran instrument berupa skala perilaku asertifitas pada saat pra
penelitian. Ketiga hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi
latihan asertif sesuai dengan desain penelitian Sugiono (2011) sebagai berikut:
22
a) Tahap Pretest
1) Pada tahap ini penulis memberikan alat ukur berupa skala perilaku asertif
kepada siswa untuk mengetahui tingkat perilaku asertif yang dimiliki siswa,
masing-masing kelompok.
b) Tahap Eksperimen
ini kelompok eksperimen mendapat latihan asertif selama 8 sesi dengan topik
sebagai berikut:
23
konseli berlatih mengutarakan pendapat secara langsung dan belajar
permintaan yang baik dan sopan. Selain itu, konseli berlatih untuk berkata
“Tidak” dengan kalimat penolakan yang baik dan sopan. Latihan ini bertujuan
setujuannya.
5) Pada sesi ini topik yang diangkat adalah berlatih bertanya dan menjawab.
berpasangan.
perilaku asertif dalam kehidupan sehari-sehari dengan tema bebas. Kegiatan ini
praktik.
7) Pemberian latihan debat aktif mengenai contoh-contoh perilaku asertif dan non-
anggota kelompok mengenai latihan asertif dari sesi pertama sampai terakhir.
24
Hal ini bertujuan untuk memberikan penguatan apabila ada perubahan perilaku
asertif konseli dan untuk mengevaluasi latihan asertif yang telah diberikan.
Berikut ini adalah tabel topik-topik dalam pemberian latihan asertif berserta
Tabel 3. 2
25
6 Aku Punya Ide 1. Mengekspresikan diri secara
penuh
2. Verbal
3. Non verbal
7 Perilaku Asertif dan Non 1. Mengekspresikan diri secara
Asertif penuh
2. Langsung dan tegas
3. Verbal
4. Non verbal
8 Penguatan dan Evaluasi 1. Mengekspesikan diri secara
Latihan Asertif penuh
2. Menghormati kepentingan
orang lain
3. Langsung dan Tegas
4. Jujur dan terbuka
5. Menempatkan orang lain
secara setara dalam suatu
hubungan
6. Verbal
7. Non verbal
8. Layak bagi orang lain dan
situasi
9. Dapat diterima secara sosial.
10. Dapat diterima secara sosial.
11. Dapat dipelajari
c) Tahap Posttest
Pada tahap ini penulis memberikan skala perilaku asertif kepada kedua
26
3.3 Subjek Penelitian
Subjek yang dalam penelitian ini adalah kelas IXA dan IXB dengan
pertimbangan bahwa kelas IXA dan IXB adalah kelas unggulan sehingga sering
ditemui siswa yang kurang asertif (yang mempunyai asertif sangat rendah dan
rendah) dengan jumlah siswa 10 siswa. Dari 10 siswa dibagi menjadi 2 kelompok. 5
apakah ada perbedaan yang signifikan antara dua sampel yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Dari analisa data pretest dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.3
Sebelum Eksperimen
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Skor Eksperiment 5 5.00 25.00
Kontrol 5 6.00 30.00
Total 10
27
Tabel 3.4
Test Statisticsb
Skor
Mann-Whitney U 10.000
Wilcoxon W 25.000
Z -.522
Asymp. Sig. (2-tailed) .602
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .690a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kelompok
ada tidaknya perbedaan antar varians. Asumsi ini dilihat pada tabel 3.3. signifikansi
pretest perilaku asertif p = 0,602 > 0,050, sehingga tidak ada perbedaan yang
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu bebas dan terikat.
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel
28
bebas (Sugiono, 2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan
behavioral dengan latihan asertif (X) sedangkan variabel terikatnya adalah perilaku
asertif (Y).
mengekspresikan penghargaan, hak atau kepentigan baik pribadi maupun orang lain
Latihan asertif adalah salah satu treatmen gangguan tingkah laku dimana klien
menghadapi situasi yang tidak nyaman atau kurang menguntungkan bagi dirinya.
ini digunakan untuk mengukur perilaku asertif, yang disusun berdasarkan pada aspek-
aspek perilaku asertif yang dikemukakan oleh Alberti & Emmons (Nursalim, 2005).
29
Tabel 3.5
Nomer Item
No. Aspek Total
Favourable Unfavourable
Mengekspresikan diri 1, 16, 32, 23, 46
1 6
secara penuh 39
Menghormati 2, 17 24, 33
2 4
kepentingan orang lain.
3 Langsung dan Tegas 3, 40 25, 34, 26 5
4 Jujur dan Terbuka 4, 18, 35 11, 41 5
Menempatkan orang lain 19, 27 5, 42
5 secara setara dalam 4
hubungan.
Verbal (mengandung isi 6, 20 12, 28, 36
6 5
pesan)
Non Verbal 7, 21, 37 13, 29
7 (mengandung bentuk 5
pesan)
Layak bagi orang lain 8, 22, 38 14, 30
8 5
dan situasi
Dapat diterima secara 9 15, 31, 44
9 4
social
Asertif merupakan 45 10, 43
10 sesuatu yang dapat 3
dipelajari
Total Item 46
menggunakan skala model likert dengan jumlah item 60. Skala ini terdiri dari 4
30
S :Sering, menandakan bahwa konseli sering melakukan pernyataan sesuai
HTP : Hampir tidak pernah, menandakan bahwa konseli hampir tidak pernah
merendah mulai dari skor empat sampai dengan satu dalam urutan HS, S, J, HTP.
Dan sebaliknya untuk pernyataan yang tidak mendukung (unfavorabel) skor yang
diberikan bergerak meninggi dari satu sampai empat dengan urutan HTP, J, S, HS.
favorabel jawaban HS diberi skor 4, S diberi skor 3, J diberi skor 2, HTP diberi skor
Pelaksanaan uji coba skala perilaku asertif dilakukan kepada 30 siswa kelas
IX SMP Negeri 2 Salatiga pada tanggal 10 Januari 2014. Hasil dari penyebaran skala
31
3.7.1 Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu istrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi
ukurnya. Penulis menggunakan kriteria yang menurut Anastasi Urbina (2007) yaitu
suatu instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to
total correlation ≥ 0,2. Dari 46 item telah memenuhi syarat vaiditas yaitu batas
minimal 0,256 dan tertinggi 0,609 dan sudah mewakili semua semua indikator dalam
3.7.2 Reabilitas
Selain validitas, syarat alat ukur yang baik adalah reliabel. Reabilitas
mengandung arti bahwa hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa
kali pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, kalau
aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Untuk menentukan
cronbach, dikatakan reliabel jika besarnya korelasi minimal α ≥ 0,70. Dari uji
reliabilitas 46 item peryataan dalam skala perilaku asertif diperoleh angka koefisien
α = 0,881 yang berarti skala perilaku asertif memiliki reliabilitas baik. Rincian
32
Tabel 3.6
46 Item
.881 46
Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala perilaku asertif pada saat
pretest dan posttest. Setelah hasil pretest diperoleh kemudian subjek yang memiliki
perilaku asertif sangat rendah dan rendah dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok yang akan diberi perlakuan
kelompok diberi tes akhir (post test) kemudian dianalisa data dengan menggunakan
teknik pengukuran statistik. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik uji
Mann Whitney karena untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif antara dua
33