Anda di halaman 1dari 11

LK 3.

1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak) Terkait
Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SLB Negeri Purbalingga

Lingkup
SMPLB Kelas VIII Tuna Grahita Ringan
Pendidikan

Tujuan Yang Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Mata Uang


Ingin Dicapai Dalam Pembelajaran Matematika Pada Anak Tuna Grahita
Ringan Kelas VIII Melalui Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dengan Metode Bermain Peran Berbasis
QR Code di SLB Negeri Purbalingga.

Penulis Suyati

Tanggal 19 Januari 2023

Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah hasil

Kondisi yang belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika pada
melatar belakang materi memahami konsep mata uang belum mencapai KKM.
masalah, Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik

mengapa praktik dalam memahami konsep mata uang masih rendah.


ini penting untuk Kondisi yang menjadi penyebab permasalahan tersebut adalah:
dibagikan, apa 1. Pemahaman konsep peserta didik dalam menghitung nilai
yang menjadi mata uang masih rendah.
peran dan
2. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan
tanggung jawab
belajar mengajar kurang variatif. Pada saat pembelajaran
anda dalam
guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga
praktik ini
membuat peserta didik cepat merasa bosan.

3. Media yang digunakan dalam pembelajaran kurang


menarik. Guru hanya sebatas mengajarkan secara abstrak.
Peserta didik sulit untuk memahami materi pembelajaran
yang diberikan oleh guru.

4. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang


membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran.

Didukung dengan kajian literasi bahwa menurut Nur Chandra


Yulia (2016), yang dimaksud tuna grahita ringan adalah anak
yang memiliki keterbelakangan mental namun kondisinya
masih dapat diusahakan baik pada bidang ketrampilan. Banyak
ditemukan penyebab anak tuna grahita ringan bukan
disebabkan oleh kerusakan kerusakan otak tatapi lebih kepada
pola asuh orang tua yang mengalami keterbelakangan sehingga
kondisi ini dapat menyebabkan tidak berkembangnya inteletual
anak, manum masih dapat dikembangkan potensi akademiknya
melalui pendidikan khusus setara dengan siswa sekolah dasar
(SD).

http://repository.unj.ac.id/1663/1/Skripsi%20Nur%20Chandra
%20Yulia%20%281335125793%29.pdf

Menurut Khoirunisa Wulandari (2019) mengemukakan bahwa


terdapat beberapa kenyataan bahwa anak tuna grahita banyak
mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari
seperti jual beli. Dalam menghitung jumlah uang untuk
membeli, uang sebagai kembalian bahkan saat menjual
maupun mengembalikan sisa uang kembalian untuk berbelanja.
Sehingga sering terjadi kesalahan dalam membelanjakan uang
ataupun dalam menghitung kembalian.

https://journal.student.uny.ac.id/index.php/plb/article/viewFile/
15991/15474

Menurut pendapat Peter Kilgour (2015:8) dalam Khoirunisa


Wulandari (2019) bahwa bermain peran adalah salah satu jenis
partisipasi belajar aktif dan dapat menciptakan interaksi antara
siswa. Kenyataan ini bisa berfungsi untuk membuka pikiran
para peserta untuk masalah yang dihadapi mereka. Selain itu
dengan pembelajaran yang dilakukan dengan pemberian
instruksi langsung akan memudahkan siswa.

https://journal.student.uny.ac.id/index.php/plb/article/viewFile/
15991/15474

QR Code dilansir dari Glints.com adalah singkatan dari quick


response Code. Merupakan barcode dua dimensi yang bisa
memberikan beragam jenis informasi secara langsung.

https://telisik.id/news/mengenal-qr-code-definisi-bagian-
fungsi-dan-cara-membuatnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan teman sejawat pada


penelitian ini didapat informasi bahwa pada saat pembelajaran
anak sering bosan, guru hanya menggunakan papan tulis pada
kegiatan belajar mengajar. Hal ini mengakibatkan peserta didik
kurang maksimal dalam belajar memahami konsep nilai mata
uang. Peserta didik tuna grahita akan lebih mudah memahami
pelajaran dengan metode yang menyenangkan melalui bermain
peran dalam jual beli berbasis QR Code. Selain itu guru harus
menggunakan media yang konkrit agar peserta didik semangat
belajar dan materi pelajaran yang disampaikan mudah
dipahami peserta didik.

Hal tersebut selaras dengan hasil wawancara dengan Kepala


Sekolah, Pengawas, Pakar dan Teman Sejawat bahwa
penyebab dari kurangnya kemampuan memahami konsep mata
uang dalam pembelajaran matematika peserta didik tuna
grahita kelas VIII adalah

1. Pemahaman konsep mata uang masih rendah

2. Metode yang digunakan guru dalam menjelaskan materi


mamahami konsep mata uang belum tepat

3. Guru belum menggunakan media yang menarik dalam


pembelajaran.

4. Guru masih kurang dalam memberikan latihan soal tentang


konsep mata uang.

5. Penggunaan TPACK dalam proses pembelajaran belum


maksimal.

Praktik ini penting dibagikan karena manfaat baik bagi peserta


didik, teman sejawat dan sekolah.

1. Manfaat Bagi Peserta Didik


Manfaat memahami konsep mata uang dalam bermain
peran jual beli berbasis QR Code bagi peserta didik tuna
grahita adalah dapat menumbuh kembangkan kemampuan
kognitif peserta didik, sehingga peserta didik lebih
menguasai materi dan hasil belajarnya mencapai KKM.
Peserta didik menjadi lebih aktif dan semangat dalam
mengikuti pelajaran. Selain itu dapat bermanfaat bagi
peserta didik untuk dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-harinya.
2. Manfaat Bagi Guru
Menjadi referensi metode pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan. Serta dapat memotivasi guru-guru lain
dalam menghadapi permasalahan serupa sehingga bisa
diterapkan dalam pembelajaran di kelasnya.
3. Manfaat Sekolah
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan
kebijakan melaksanakan pembelajaran untuk peserta didik
tuna grahita.

Peran dan tanggungjawab saya dalam praktik ini adalah


sebagai guru untuk menyusun perangkat pembelajaran yang
tepat dan efektif menggunakan model pembelajaran PBL.
Melaksanakan pembelajaran sesuai sintak model pembelajaran
PBL. Memaksimalkan pemanfaatan media konkrit (Video,
PPT dan QR Code) dan menggunakan metode bermain peran
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Tantangan : Setelah melakukan refleksi diri, maka beberapa tantangan yang

Apa saja yang dihadapi yaitu :


menjadi 1. Guru kurang mampu memanajemen waktu. Waktu
tantangan untuk pembelajaran lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan
mencapai tujuan dalam RPP.
tersebut? 2. Pada saat pengambilan video, mengalami kendala teknis
Siapa saja yang seperti suara dari luar masuk, teman yang menyuting video
terlibat? masih on came.

3. Koordinasi dengan teman yang menyuting masih kurang

Yang terlibat dalam proses pembelajaran antara lain :

1. Peserta didik tunagrahita kelas VIII sebagai pusat dalam


proses pembelajaran membelanjakan uang dalam bermain
peran jual beli melalui model pembelajaran PBL dengan
media QR Code.

2. Mahasiswa PPG DALJAB sebagai guru pelaksana kegiatan


pembelajaran.

3. Dosen pembimbing dan guru pamong sebagai pembimbing


dalam perbaikan penyusunan perangka t pembelajaran yang
akan dipraktekkan dalam pembelajaran.

4. Teman sejawat sebagai kameramen dan membantu


menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.

5. Kepala sekolah yang memberi dukungan penuh dalam


pemanfaatan fasilitas dan sarana prasarana sekolah.

Aksi : Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan

Langkah-langkah antara lain :

apa yang 1. Melakukan perijinan dengan kepala sekolah agar dapat


dilakukan dalam mudah menggunakan fasilitas dan sarana prasarana
menghadapi sekolah.
tantangan 2. Meminta bantuan teman sejawat untuk membantu menjadi
tersebut / strategi kameramen dan mempersiapkan perlengkapan yang
apa yang dibutuhkan saat pelaksanaan praktik pembelajaran
digunakan / berlangsung.
bagaimana
3. Berdiskusi dengan teman sejawat terkait setting tempat
prosesnya, siapa
yang akan digunakan untuk pelaksanaan praktik
saja yang terlibat
pembelajaran.
/ apa saja sumber
4. Bekerjasama dengan bapak/ibu guru yang letak kelasnya
daya atau materi
bersebelahan untuk dapat mengkondisikan peserta didiknya
yang diperlukan
supaya tidak ramai selama proses pengambilan video
untuk
pelaksaan praktik pembelajaran.
melaksanakan
strategi ini 5. Bekerja sama dengan wali murid yang menunggu peserta
didik untuk sementara tidak duduk di depan kelas. Wali
murid menunggu di ruang tunggu yang telah disediakan.

Strategi yang digunakan adalah menerapkan model


pembelajaran PBL dengan menggunakan media video, QR
Code dan PPT. Metode yang digunakan yaitu demonstrasi,
ceramah dan penugasan. Melibatkan peserta didik aktif dalam
pembelajaran dengan mendemonstrasikan bermain peran
sebagai penjual dan pembeli. Penilaian yang digunakan yaitu
penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Proses pelaksanaan praktik pembelajaran sesuai dengan sintak


dari model pembelajaran PBL yaitu :

1. Identifikasi dan Merumuskan masalah

Peserta didik diberikan tayangan video pembelajaran tentang


macam-macam nilai mata uang kertas nominal Rp. 1.000,00
hingga Rp. 10.000,00 kemudian peserta didik dan guru
bersama-sama menyebutkan nilai mata uang kertas yang
mereka lihat pada tayangan video pembelajaran.
Link video:
https://youtube.com/watch?v=KhmQWn390gw&Feature=share
2. Menyusun Rancangan Penyelesaian Masalah

Peserta didik diminta untuk menyebutkan nominal uang yang


dipegang atau ditunjukkan oleh guru, dan peserta didik
mengerjakan LKPD berupa menghubungkan gambar uang
kertas dengan nilai mata uang.

3. Mengumpulkan Informasi dan Mengolah Informasi

Peserta didik mengamati power point tentang simulasi


membelanjakan uang kertas nominal Rp. 1.000,00 hingga Rp.
10.000,00 dengan uang kembalian maupun tanpa kembalian,
Peserta didik melakukan simulasi jual beli yang ditampilkan
dalam power point dengan uang kembalian maupun tanpa uang
kembalian. Kemudian peserta didik mengerjakan LKPD
tentang menentukan uang kembalian dalam jual beli.

4. Menyelesaikan Masalah

Peserta didik dengan bimbingan guru di dalam kelas


melakukan bermain peran secara berkelompok praktek jual beli
makanan ringan dengan menggunakan uang asli. Peserta didik
bermain peran sesuai dengan soal yang diberikan melalui QR
Code.

5. Menganalis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan


Masalah

Peserta didik diminta untuk menyebutkan nama barang yang


dijual dalam jual beli di kelas, kemudian peserta didik maju ke
depan menceritakan hasil bermain peran dalam jual beli yang
dilakukannya secara lisan, dan peserta mengerjakan lembar
evaluasi.

Tanpa adanya kerja sama dan keterlibatan pihak lain, tidak


mungkin pelaksanaan praktik pembelajaran ini dapat berjalan
dengan lancar. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan praktik
pembelajaran ini antara lain:

1. Dosen dan guru pamong membimbing dalam penyusuan


perangkat pembelajaran dan penentuan strategi
pembelajaran yang digunakan dalam praktik pembelajaran.

2. Teman sajawat membantu dalam setting tempat,


mengingatkan durasi waktu praktik pembelajaran dan
menjadi kameramen.

Sumber daya atau materi yang diperlukan dalam pelaksanaan


praktik pembelajaran ini yaitu makanan ringan yang akan
dipakai sebagai barang dagangan untuk bermain peran jual
beli, uang asli untuk transaksi jual beli. Laptop dan proyektor
untuk menampilkan video pembelajaran, tablet untuk
membuka soal praktek bermain peran jual beli, HP dan tripod
untuk merekam. Semua menggunakan fasilitas yang ada di
sekolah, sehingga biaya yang dikeluarkan secara pribadi tidak
terlalu besar.

Refleksi Hasil Dampak dari penerapan model pembelajaran PBL dengan


dan Dampak menggunakan metode bermain peran dalam jual beli berbasis

Bagaimana QR Code membuat peserta didik dapat memahami konsep

dampak dari aksi mata uang. Pesrta didik dapat menghubungkan nilai mata uang
dari langkah- dan dapat menghitung uang kembalian dalam bermain peran
langkah yang jual beli. Peserta didik yang awalnya masih kesulitan dalam
dilakukan? memahami konsep mata uang dan kesulitan menghitung uang

Apakah hasilnya kembaian dalam jual beli. Setelah dilaksanakan pembelajaran


efektif?Atau ini peserta didik dapat menyelesaikan LKPD dengan baik.

tidak Menurut teman sejawat dengan penerapan model PBL dengan


efektif?Mengapa? menggunakan metode bermain peran dalam jual beli berbasis
Bagaimana QR Code dapat menyelesaikan permasalahan memahami
respon orang lain konsep mata uang. Peserta didik dapat menghubungkan nilai
terkait dengan mata uang. Peserta didik dapat menghitung uang kembalian
strategi yang yang digunakan dalam membeli. Selain itu peserta didik juga
dilakukan, Apa dapat menyebutkan nama barang yang dipakai dalam bermain
yang menjadi peran jual beli, dan dapat menceritakan kegiatan saat bermain
faktor peran. Peserta didik terlihat aktif dan dapat melaksanakan
keberhasilan atau instruksi dengan tepat saat proses pembelajaran.
ketidakberhasilan Faktor yang mempengaruhi keberhasilan adalah
dari strategi yang
1. Metode pembelajaran yang menarik yaitu bermain peran
dilakukan?Apa
dalam jual beli berbasis QR Code untuk soal jual beli pada
pembelajaran dari
saat pembelajaran peserta didik merasa antusias dan
keseluruhan
suasana pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan.
proses tersebut
2. Penggunaan media konkrit yang sesuai untuk mengajarkan
bermain peran sebagai penjual dan pembeli. Seperti barang
asli yang dijual dalam jual beli dan uang asli untuk
transaksi jual beli.

3. Peserta didik aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas.


Mampu melaksanakan instruksi yang diberikan oleh guru.

Dengan mengkolaborasi model pembelajaran PBL dengan


metode bermain peran berbasis QR Code dapat membantu
peserta didik membentuk pemahaman yang lebih komplit
dalam memahami konsep mata uang. Peserta didk dapat
menghitung uang kembalian dalam bermain peran jual beli.

Lampiran 1. Hasil Penilaian Peserta Didik

Tabel 1. Rekap Hasil Pretes Matematika Siswa Kelas VIII C


No Uraian Hasil
1. Nilai tertinggi 70
2. Nilai terendah 55
3. Nilai rata-rata 65
4. Jumlah siswa yang tuntas 2
5. Jumlah siswa yang tidak tuntas 2

Tabel 2. Rekap Hasil Postes Matematika Siswa Kelas VIII C


No Uraian Hasil
1. Nilai tertinggi 100
2. Nilai terendah 65
3. Nilai rata-rata 85
4. Jumlah siswa yang tuntas 4
5. Jumlah siswa yang tidak tuntas -
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

Gambar 1. Peserta didik menyaksikan video pembelajaran

Gambar 2. Peserta didik mengerjakan LKPD menghubungkan gambar dengan


nilai mata uang.

Gambar 3. Peserta didik mengerjakan LKPD menghitung uang kembalian dalam papan mata
uang
Gambar 4. Peserta didik mencoba menggunakan tablet untuk membuka QR Code sebelum
melakukan bermain peran jual beli

Gambar 5. Peserta didik Kelompok 1 bermain peran sebagai penjual dan pembeli.

Gambar 6. Peserta didik secara bergantian bermain peran sebagai penjual dan pembeli.
Gambar 7. Peserta didik Kelompok 2 bermain peran sebagai penjual dan pembeli.

Gambar 8. Peserta didik menceritakan bermain peran jual beli yang telah dilakukannya.

Anda mungkin juga menyukai