Anda di halaman 1dari 8

a.

Torsiversi : berotasi pd sumbu gigi


SOAL ORTHODONSIA b. Infraversi
7. Pada perawatan maloklusi klas II divisi 1 maka
1. Seseorang pasien dengan palatum dalam dan
pada saat control, pengurangan akrilik
sempit, serta relasi skeletal klas II, mempunyai
dilakukan pada bagian
bentuk kepala dolicochepalic, maka tipe
a. Mesiobukal pada rahang atas, distolingual
wajahnya :
pada RB
a. Hyper euryprosope
b. Distobukal pd RA, Mesiobukal pd RB
b. Mesoprosope
c. Distobukal dan Mesiopalatal RA,
c. Hyper-Leptoprosope
Mesiobukal dan mesiolingual RB
d. Euryprosope
d. Distopalatal pd RA, Mesiolingual pada RB
e. Leptoprosope
e. Mesiopalatal pd RA, Distolingual pd RB
8. Berikut ini merupakan keuntungan pemakaian
2. Verkeilung merupakan bagian alat
alat orthodontic lepasan kecuali:
orthodontic lepasan yang termasuk dalam
a. Dapat dimodifikasi
komponen
b. Kekuatan terhadap gigi lebih terkontrol
a. Aktif
c. Dapat menggerakkan gigi lebih
b. Pasif
menyeluruh
c. retentif
d. Waktu control lebih sederhana
d. auxillary spring
e. Tidak menghalangi perkembangan rahang
e. basis
9. Berikut ini cara untuk menganalisis deep
3. Skrup ekspansi yang digunakan untuk
overbite kecuali :
melebarkan maksila yang menyempit di
a. Mengukur kurve of spee
bagian anterior :
b. Analisis dengan model studi
a. Trapezoidal expansion screw
c. Metode Thompson-brodie
b. Bilateral simetris expansion screw
d. Analisis sefalometri
c. Three dimensional expansion screw
e. Blanch test
d. Sectional expansional screw
10. Bidang yang melewati titik orbita kanan dan
e. Bow screw
kiri tegak lurus terhadap bidang horizontal
4. Selisih jumlah mesio distal gigi decidui III, IV, V
yang melewati tragus dan titik orbita adalah :
dan gigi permanen C P1 P2 dikenal sebagai :
a. Sagittal plane
a. Lee way space : RA : 0,9 mm, RB : 1,7
b. Antero-posterior plane
mm
c. Frankfurt horizontal plane
b. Path way space
d. Naso-palatal plane
c. Space of closure
e. Orbital plane
d. Freeway space : Selisih DVR-DVO = 2-4mm
11. Goals perawatan orthodonti diperkenalkan
e. Initial space
oleh Andrew:
5. Seorang anak laki-laki umur 11 tahun dating
6 kunci oklusi :
ke klinik ortho dengan keluhan giginya tidak
- relasi molar klas 1
beraturan. Pemeriksaan klinis : Overjet 6mm,
- Angulasi normal
Overbite 5 mm. inklinasi gigi insisivus maksila
- Inklinasi normal
tampak lebih keluar. Profil wajah cembung
- Tidak ada rotasi
dan mandibula kedudukannya terhadap
- Tidak ada diastema
maksila lebih mundur dari normal.
- Kurva of spee datar
Berdasarkan gambaran klinis diatas relasi
12. Gigi insisivus RA diastema 2mm
skeletalnya adalah :
a. Oklusal plane
a. Klas III
b. Flush terminal plane : m2 atas decidui
b. Klas I
bertemu m2 bawah decidui
c. Klas IV
c. Mesial step
d. Klas II
d. Horizontal plane
e. Klas V
e. Distal step
6. Laki* umur 11th dating ke klinik ortho
13. Molar adjustment saat gigi bercampur
mengeluhkan giginya tidak beraturan.
dibantu oleh adanya :
a. Lee way space 21. Klinis : relasi molar : tonjol mesiobukal m1
b. Free way space permanen maksila berkontak dengan sebelah
c. Space of closure distal bukal groove m1 mandibula (lebih dari
d. Bukan salah satu diatas ½ tonjol disto bukal m1 mandibula). Gigi
e. Kurve of spee caninus maksila kanan dan kiri tumbuh diluar
14. Finger spring merupakan salah satu lengkung gigi sebelah labial. Jarak horizontal
komponen dalam plat aktif satu komponen over lapping antara insisal insisuvus maksila
yang termasuk dalam bagian : dan mandibula -3mm, jarak tumpeng gigit
a. Aktif antara insisivus maksila dan mandibula 4 mm.
b. Anchorage diagnosis maloklusi untuk kasus diatas adalah
c. Removable a. Klas II
d. Retentive b. Klas III
e. Korektif c. Klas I
15. Selisih jarak antara subnasion dan pogonion d. Klas v
saat rest posisi dan oklusi adalah e. Kals IV
a. Space of closure 22. Lebar mesio-distal gigi 36 adalah 12mm. gigi
b. Over bite tersebut dijadikan anchorage dengan
c. Free way space menempatkan adams clasp. Lebar cross bar
d. Lee way space adams clasp yang benar untuk gigi 36 adalah :
e. Overjet a. 4 mm
16. Kedudukan mandibula yang lebih mundur b. 10 mm
dibanding maksila disebut : c. 8 mm
a. Progenitor d. 12 mm
b. Progeni/ protrusi mandibula/ prognasi e. 6 mm
c. Retrognati 23. Verkeilung bagian posterior pada plat aktif
d. Prognati rahang atas untuk meretraksi gigi anterior,
e. Retrograde merupakan anchorage :
17. Kontrol alat musculator merupakan suatu a. Cervical anchorage
analisis untuk mengetahui : b. Resiprokal anchorage
a. kurve of spee yang dalam c. Intermaxillary anchorage
b. deep over bite d. Tissue bone anchorage
c. habit nafas mulut e. Ekstra oral anchorage
d. relasi maksilo-mandibular 24. Kekuatan optimal untuk pergerakan gigi
e. sentral diastema translasi (gr/cm2)
18. Analisis Thompson Brodie menggunakan titik a. 100-150
acuan anatomi wajah pada : b. 75-125
a. GI-ANS-Me c. 15-25
b. N-ANS-Me 25. Selisih c, m1, m2 dan c, p1, p2 kita kenal
c. Tr-ANS-Me sebagai :
d. N-ANS-Pog a. Free way space
19. Salah satu indikasi dari anterior inclined bite b. Developmental space
plane RB adalah : c. Primate space/ ugly duckling stage
a. Deep bite d. Lee way space
b. Crossbite posterior e. Posterior space
c. Klas II div I 26. Kekuatan yang dikenalkan adalah sama,
d. Open bite memberikan aksisimultan, merupakan system
e. Crossbite anterior pemberian kekuatan
20. Jenis labial bow yang dapat digunakan untuk a. Single point contact force
menutup diastema di gigi insisivus maksil, b. Tripe force
sekaligus meretraksinya adalah : c. Couple force
a. Long labial bow d. Double force
b. Horizontal labial bow
c. Short labial bow
e. One point contact force/ single point 33. Pada oklusi ideal dengan susunan gigi yang
contact force : kekuatan dikenakan pada rapi, kondisi yang terjadi Ketika dipakai
satu titik kontak mengunyah makanan adalah :
27. Double cantilever spring/ Z spring digunakan a. Resultan dan momen gaya tekanan
untuk menggerakkan gigi : pengunyahan sama dengan 0 (nol)
a. Anterior kearah labial b. Tekanan pengunyahan tidak
b. Posterior kearah bukal : T spring menghasilkan keseimbangan
c. Posterior kearah labial c. Terjadi penambahan jumlah osteoklas
d. Anterior dan posterior kearah labial dan d. Jaringan periodonsium akan aktif
bukal mengadakan remodelling
e. Anterior kearah bukal e. Pembuluh darah kapiler dalam
28. Labial bow yang paling tepat digunakan untuk periodontium melebar
menutup space di distal caninus adalah : 34. Hukum wolf : tulang tiap saat membentuk
Long labial bow dan merubah dirinya karena tekanan,
29. Seorang perempuan 9th. Pemeriksaan klinis : bertambah dan berkurang masanya untuk
diastema pada insisivus lateral dan caninus mengimbangi tekanan tersebut.
decidui rahang atas, serta diastema pada 35. Berikut bukan factor yang berpengaruh dalam
caninus decidui dan molar pertama decidui prognosis perawatan orthodontic:
rahang bawah. Goigi insisivus sentral rahang a. Jaringan periodontal
atas terdapat diastema 2 mm karena tumbuh b. Diagnosis
sedikit condong ke distal. Diastema yg terjadi 36. Fenomena biologis pergerakan gigi secara
pada periode gigi pada kasus diatas ortodontik dimulai dengan adanya :
merupakan : a. Stimulasi, transductor, dan respon
a. Free way space b. Stimulasi
b. Interoklusal space c. Stimulasi, transducer, respon dan
c. Lee way space resorpsi/aposisi tulang
d. Kelainan ukuran gigi dan rahang d. Transducer
e. Developmental space/ primate space/ e. Respon
interdental space 37. Jarak vertical insisivus maksila terhadap
30. Periode gigi tersebut insisivus mandibula disebut :
a. Awal gigi permanen a. Overjet
b. Awal mixed dentition b. Galangan gigit
c. Gigi permanen c. Overbite
d. Mixed dentition 38. Suatu lengkung gigi yang teratur terdapat
e. Desidui hubungan antara lebar mesio distal 4 gigi
31. Berdasarkan sumber kekuatannya. Alat anterior RA dengan lebar lengkung gigi di p1
orthodonsi terbagi menjadi : dan m1. Ini merupakan dasar :
a. Retentive dan preventif : berdasakan a. Metode pont
tujuan b. Bukan salah satu diatas
b. Removable dan fixed : berdasarkan c. Metode nance
pemakaian d. Metode korkhous
c. Mekanik dan fungsional e. Metode howes
d. Kuratif dan retentive 39. Proses remodelling dilakukan oleh osteoclast
e. Cekat dan fungsional yaitu :
32. Berikut in igigi yang sering mengalami a. Cementoblast dan osteoclast
agenesis, kecuali : b. Osteoclast dan dentinoclast
a. P2 mandibula *sering c. Osteoblast dan osteoclast
b. P2 maksila * 40. Jarak vertical insisivus maksila thd insisivus
c. I2 maksila * mandibuladisebut
d. Molar ketiga * a. Over jet
e. P1 maksila b. Galangan gigit
c. Jarak gigit
d. Edge to edge bite
e. Overbite b. Teori gelembung gas oksigeb
41. Insisal liability rahang atas sebesar c. Teori medan magnet
a. 4mm d. Teori piezoelektrik
b. 3mm e. Teori medan listrik
c. 7mm 49. Timbulnya sel mati dalam hitungan jam pada
d. 5mm (mandibula) daerah yang tertekan saat aplikasi kekuatan
e. 6mm ortodontik, terjadi pada :
42. Jarak inter oklusal RA dan RB pada gigi a. Rear resorption
posterior yang dianjurkan pada penggunaan b. Post lag phase (hitungan hari)
anterior flat bite plane RA adalah c. Lag phase (hitungan menit dan jam)
a. 4-5mm d. Frontal phase
b. 2-3mm e. Initial phase (dalam hitungan detik)
c. 3-4mm 50. Guna analisis bolton:
d. 5-6mm a. Mengetahui apakah coronal arch mampu
e. 1-2mm menampung gigi-geligi dalam lengkung
43. Berikut yang terlibat dalam oklusi kecuali : yang baik
a. Centric relation b. Memperkirakan hubungan over jet dan
b. Gigi-geligi overbite yang mungkin dicapai dalam
c. Otot perawatan
d. TMJ c. Mengetahui apakah terdapat kontraksi
44. Diantara tipe Gerakan berikut yang ataupun distraksi pada
memerlukan kekuatan optimum terbesar 51. Pemakaian removable plat ekspansi
adalah: berdasarkan durasi kekuatan ortodontik
a. Ekstrusi termasuk tipe:
b. Intrusi a. Intermitten force
c. Rotasi b. Resiprokal force
d. Tipping c. Interrupted force
e. Torque d. Continuous force
45. Goals perawatan ortodonti diperkenalkan e. Complicated force
oleh andrew : 52. Berikut ini tanda bernafas lewat mulut
a. Penggunaan retainer dengan baik menurut moyers, kecuali:
b. Pasien puas terhadap hasil perawatan a. Crowded gigi RA dan RB
c. Bad habit tereliminasi b. Relasi m1 mesio oklusi
d. Sudut SNA sudut SNB normal c. Deep over bite
e. The six keys of occlusion d. Gigi anterior tampak protrusive
46. Plat ekspansi yang bersifat slow ekspansion e. Rahang atas sempit, palatum tinggi
dento alveolar: 53. Berikut ini merupakan penyebab diastema,
a. Expansion with coffin spring kecuali:
b. Hyrax a. Herediter
c. Three dimensional expansion screw b. Adanya mesiodens
d. RME c. Septum interdental tebal
e. RPE d. Frenulum labial sup.tebal
47. Kekuatan optimal untuk pergerakan gigi e. Nasal stenosis (lubang hidung
translasi (gr/cm2) menyempit)
a. 100-150 54. Pemberian kekuatan ortodontik pada gigi
b. 75-125 sebagai fenomena biologis, kekuatan tersebut
c. 15-25 berperan sebagai:
d. 25-100 a. Transducer (aliran listrik)
e. 50-75 b. Respon (remodelling tulang)
48. Timbulnya beda potensial akibat jaringan yang c. Input
tertekan dan tertarik dalam pergerakan gigi d. Remodelling
dikenal sebagai : e. Stimulus (kekuatan ortodontik)
a. Teori hidrodinamik
55. Pasien menggigit malam merah untuk metode 62. Pasien Wanita 17th, diukur jarak supramastoid
Thompson brodie, didapat hasil deep over dan glabella occipitalnya, hasilnya pada
bite masih ada malam di gigi posterior tergigit klasifikasi kepala adalah lebar dan persegi,
habis, maka deep over bite disebabkan: maka indeks wajahnya adalah:
a. Kombinasi supraoklusi anterior dan a. Hyper-leptoprosope
infraoklusi posterior (deep bite ada, b. Euryprosope
malam tebal) c. Mesoprosope
b. Lee way space dalam d. Leptoprosope
c. Supra oklusi gigi anterior (deepbite ada, e. Bukan salah satu diatas
malam tergigit habis) 63. Pemeriksaan klinis : overjet 11/41 dan 21/31 =
d. Free way space dalam 3mm dengan retroklinasi, overjet 12/42 dan
e. Infra oklusi gigi posterior (deepbite hilang, 22/32 = 5mm, overbite 5,5mm, palatum
malam masih tebal) dalam dan sempit. Sudut SNA 82o SNB 76o.
56. Dua gigi yang berasal dari satu benih gigi apakah diagnosis maloklusi tersebut:
disebut: a. Maloklusi angle klas 1, skeletal klas 3
a. Geminasi b. Maloklusi angle klas II divisi 2, skeletal
b. Makrodontia klas 2
c. Fusi c. Maloklusi Angle klas I, skeletal klas 2
d. Natal teeth d. Maloklusi angle klas II divisi 1, skeletal klas
e. Anodontia 2
57. Labial bow yang paling tepat digunakan untuk e. Maloklusi angle klas III, skeletal klas 3
menutup space di distal caninus adalah : 64. Apakah yg disebut dgn activator
a. Horizontal labial bow a. Alat utk menggerakkan gigi malposisi ke
b. Reverse loop labial bow posisi ideal sesuai dengan lengkung ideal
c. Split labial bow b. Alat fungsional yg bersifat fisiologis dgn
d. Long labial bow memanfaatkan kekuatan otot di sekitar
e. Short labial bow mulut dan meneruskan gigi, tlg alveolar,
58. Pengukuran dengan metode howes rahang dan sendi rahang
didapatkan lebar inter p1 RA lebih dari 43% c. Alat ektraoral yg dipakai utk menghasilkan
jumlah lebar mesio distal gigi-gigi dari m1-m1 gaya besar utk menggerakkan gigi dan
RA, ini menunjukkan: rahang
59. Pada pemberian kekuatan ortodontik energi d. Alat utk melebarkan lengkung rahang
yang menghasilakn energi yang mengaktifkan e. Alat yg disementasi pada gigi yg berfungsi
fenomena seluler adalah: utk anchorage
a. Listrik 65. Anak perempuan berusia 11 thn, dgn keluhan
b. Kinetic gigi depannya (RA maju) pasien ingin giginya
c. Panas dirapihkan. Pem. Klinis : malposisi gigi anterior
d. Kimia proklinasi ekstrim, overjet 11 mm, palatal
e. Potensial bite, Relasi M dan C distooklusi. Diagnosis
60. Gigi caninus yang tumbuh diluar lengkung kasus tersebut adalah:
sebelah labial disebut: a. Maloklusi angle klas II divisi 1
a. distoversi b. Maloklusi klas II divisi 2
b. palatoversi c. Maloklusi angle klas I tipe 2
c. transversal d. Maloklusi angle klas I tipe 1
d. supraversi e. Maloklusi angle klas III
e. ektopik 66. Berikut ini merupakan ciri deep over bite pada
61. Erupsi gigi terjadi paling pesat saat malam hari analisis sefalometri:
karena pengaruh: a. N-SNA>43%; SNA-Me>57%
a. puncak pertumbuhan b. N-SNA<43%; SNA-Me>57%
b. intensitas cahaya c. Sudut FMPA kecil
c. regenerasi jaringan d. Sudut Ar-Go-Me besar
d. pelepasan hormone e. N-SNA<43%; SNA-Gn>57%
e. cicardian rhythme
67. Laki-laki 11 th mengeluhkan gigi tidak 73. Anal laki-laki, pemeriksaan klinis : 4 gigi
beraturan. Pemeriksaan klinis : gigi 16 sisi insisivus permanen RA dan RB sudah erupsi, $
palatinal berkontak disebelah bukal gigi 46 M1 permanen RA dan RB sudah erupsi,
dan gigi 26 sisi bukal berkontak dengan gigi 36 dimana tonjol mesiobukal M1 maksila
sebelah lingual. Kontak gigi 16 terhadap gigi berkontak di bukal groove M1 mandibula.
46 disebut: Gigi-geligi yang lain masih gigi desidui. Usia
a. Underjet pasien tersebut diperkirakan :
b. Underbite a. 5 tahun
c. Crossbite b. 8 tahun
d. Scissors bite c. 6 tahun
e. Cusp to cusp bite d. 10 tahun
68. Komponen plat aktif yang digunakan untuk e. 13 tahun
menggerakkan gigi kearah labial/bukal: 74. Laki-laki 11 tahun mengeluhkan gigi tak
a. Dzyling clasp beraturan. Pemeriksaan klinis : overjet 6mm,
b. Labial bow overbite 5 m. inklinasi gigi insisivus maksila
c. C retractor tampak lebih keluar. Profil wajah cembung
d. Z spring/ double cantilever spring dan mandibula kedudukannya thd maksila
e. Finger spring lebih mundur dari normal. Inklinasi insisivus
69. Jarak horizontal overlapping insisivus maksila maksila kasus diatas :
terhadap insisivus mandibula disebut: a. Bukoversi
a. Overjet b. Mesioversi
b. Tanggul gigit c. Linguoversi
c. Overbite d. Palatoversi
d. Jarak gigit e. Labioversi
70. Berikut bukan factor yang berpengaruh dalam 75. Profil wajah cembung dan mandibula
prognosis berpengaruh dalam prognosis kedudukannya terhadap maksila lebih
perawatan ortodontik: mundur dari normal. Gigi 12 ukurannya lebih
a. Jaringan periodontal kecil dari normal dan memiliki bentuk khas :
b. Diagnosis a. Anodontia
c. Kooperasi pasien b. Natal teeth
d. Jenis anchorage c. Peg shape
e. Etiologi d. Oligodontia
71. Analisis untuk kasus sentral diastema: e. Makrodontia
a. Cotton butterfly 76. Berikut ini adalah bagian dari plat aktif
b. Control alar musculator kecuali:
c. Sefalometri a. Penjangkar
d. Blanche test b. Aktif
e. ALD c. Retentive
72. Jumlah 4 gigi insisivus permanen RA 30,2mm, d. Plat dasar
jumlah 4 insisivus permanen RB: 22,5 mm. e. Mekanik
menggunakan analisis tanaka johnson, 77. Berikut ini 4 titik pedoman dalam
perkiraan ruang total kanan-kiri untuk erupsi menentukan profil wajah kecuali: (pogonion)
gigi C, P1, P2 RA adalah : a. Lip contour atas
Rumus tanaka johnson “RA : ½ dari mesial b. Gnation
distal 4 insisivus RA + 11mm, RB : ½ dari c. Lip contour bawah
mesial distal 4 insisivus RA + 10,5mm” untuk d. Glabella
prediksi C, P1 dan P2. 78. Perempuan 10th. Anamnesa : pasien memiliki
a. 22,25mm kebiasaan bernafas melalui mulut sejak balita.
b. 25,6mm Pemeriksaan objektif: dilakukan Analisa
c. 26,1mm sederhana untuk mengetahui apakah ada
d. 51,2mm hambatan dalam saluran rongga hidungnya.
e. 44,5mm Hasilnya (-) Analisa yang digunakan untuk
mengetahuinya adalah:
a. Khorkhous b. Maloklusi skeletal klas II
b. Cotton butterfly test c. Maloklusi skeletal klas III
c. Blanche test d. Maloklusi angle klas II divisi 2 subdivisi
d. Simon e. Maloklusi angle klas I tipe 2
e. Thompson brodie 84. Perempuan 12th. Hasil pemeriksaan klinis :
79. Lebar interfossa canina diukur pada: relasi molar : tonjol mesiobukal M1 permanen
a. Tonjol bukal p1 RA ka dan ki RA berkontak sebelah distal bukal groove M1
b. Fossa gigi C RA ka dan ki permanen RB (lebih dari ½ tonjol distal bukal
c. Apeks gigi P1 RA ka dan ki M1 RB). Gigi C RA ka dan ki tumbuh diluar
d. Cekung mesial terdistal P1 RA ka dan ki lengkung sebelah labial. Jarak horizontal
e. Tonjol bukal gigi C RA ka dan ki overlapping antara insisal insisivus RA dan RB :
80. Cara kerja activator adalah: -3 mm, jarak tumpeng gigit antara insisivus RA
a. Fungsional fisiologis, fungsional habitual, dan RB : 4mm. Relasi insisivus RA thd insisivus
fungsional ortopedik RB pada kasus tersebut disebut:
b. Fungsional fisologis, fungsional habitual, a. Protrusive
semi pasif b. Crossbite posterior
c. Fungsional fisiologis, fungsional ortopedik, c. Open bite
aktif d. Crossbite anterior
d. Fungsional fisiologis, fungsional 85. Perempuan 12th. Pemeriksaan klinis : relasi
ortopedik, pasif molar : tonjol mesiobukal M1 permanen
e. Fungsional fisiologis, fungsional ortopedik, maksila berkontak sebelah distal bukal groove
semi aktif M1 permanen mandibula (lebih dari ½ tonjol
81. Pemeriksaan klinis : jarak horizontal insisivus disto bukal M1 mandibula). Gigi caninus
maksila thd insisivus mandibula 5 mm. gigi 16 maksila kanan dan kiri tumbuh diluar
sisi paltinal berkontak disebelah bukal gigi 46 lengkung sebelah labial. jarak horizontal over
dan gigi 26 sisi bukal berkontak dengan gigi 36 lapping antara insisal insisivus maksila dan
sisi lingual. Gigi 35 belum erupsi sempurna. mandibula -3mm, jarak tumpeng gigit antara
Inklinasi gigi insisivus maksila tampak lebih insisivus mandibula 4mm. Relasi insisivus
keluar. Profil wajah cembung mandibula maksila thd insisivus mandibula pada kasus
kedudukannya thd maksila lebih mundur dari tersebut?
normal. Gigi 12 ukurannya lebih kecil dari a. Protrusive
normal. Gigi 26 sisi bukal berkontak dengan b. Cross bite posterior
gigi 36 sisi lingual disebut: c. Open bite
a. Underbite d. Cross bite anterior
b. Cross bite posterior 86. Penggunaan head gear pada perawatan
c. Scissors bite ortodontik merupakan pemakaian anchorage:
d. Under jet a. Ekstraoral anchorage
e. Cusp to cusp bite b. Tissue borne anchorage
82. Salah satu cara memprediksi hasil perawatan c. Tooth borne anchorage
orto sesuai rencana perawatan berdasar studi d. Intraoral anchorage
model dengan Menyusun gigi-geligi dari e. Intermaxillary anchorage
cetakan: 87. Kekuatan optimum untuk menggerakkan gigi
a. Analisis bolton (kekuatan terkecil) pada tipe gerakan :
b. Determinasi lengkung a. Rotasi
c. Arch length discrepancy b. Tipping
d. Analisis korkhous c. Bodily
e. Analisis kesling d. Torque
83. Menentukan tipe skeletal menggunakan garis e. Intrusi
simon, saat dilihat pada pasien, garis simon 88. Untuk mendorong gigi caninus dan premolar
terletak pada ½ permukaan bukal P1 RA dan kearah palatal digunakan:
untuk RB terletak di interdental C dan I2, a. Self-supporting buccal spring
maka diagnosisnya: b. Finger spring
a. Maloklusi skeletal klas I c. Palatal canine retractor
d. Caninus retractor
e. Z spring
89. Anak umur 5 tahun 9 bulan. Ibunyankhawatir
susunan giginya tidak rapi. Saat ini gigi-gigi
anterior RA dan RB anak tersebut jarang-
jarang. Apakah yang akan anda terangkan
pada ibunya?
a. Leeway space merupakan gejala normal
pertumbuhan rahang
b. Gigi depan yang jarang terjadi akibat
bernafas melalui mulut
c. General space merupakan gejala normal
pertumbuhan rahang
d. Primate space merupakan gejala normal
pertumbuhan rahang
e. Gigi depan atas yang jarang-jarang akibat
kebiasaan menggigit jari
90. Single cantilever spring digunakan untuk
menggerakkan gigi kearah:
a. Intrusi- ekstrusi
b. Bukal-palatal
c. Labio-lingual
d. Mesio-distal
e. Antero-posterior

Anda mungkin juga menyukai