Anda di halaman 1dari 19

FUNGSI KEBUDAYAAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN BIOLOGIS,

KEBUTUHAN INSTRUMENTAL, DAN KEBUTUHAN INTEGRATIF PADA


ANGGOTA SUEGELELEK FANS CLUB

Putri Arimbi Arumdhany


071511733019
arumdhany@gmail.com

Program Studi S1 Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga

Abstrak

Suegelelek Fans Club merupakan nama komunitas pendengar program Suegelelek, Radio
Suzana FM Surabaya. Komunitas ini terbentuk didasari oleh kegemaran anggota-anggotanya
dalam mendengarkan program Suegelelek yang mengudara setiap hari jam 22:00-24:00 WIB.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Adapun
teori yang digunakan adalah Teori Modal Komunitas oleh Green dan Haines serta Teori
Fungsionalisme oleh Malinowski. Teori modal komunitas digunakan untuk mendeskripsikan
gambaran umum Suegelelek Fans Club, sedangkan teori fungsionalisme digunakan untuk
menganalisis tiga kebutuhan yang terpenuhi dengan adanya komunitas ini. Hasil yang didapat
berupa macam-macam modal komunitas yang dapat ditemui di Suegelelek Fans Club yaitu
modal fisik, modal manusia, modal sosial, dan modal finansial. Sementara Teori
Fungsionalisme menunjukkan terdapat tiga kebutuhan yang terpenuhi oleh mereka: kebutuhan
biologis, kebutuhan instumental, serta kebutuhan integratif.

Kata kunci: komunitas, radio, modal komunitas, fungsionalisme

Abstract

Suegelelek Fans Club is the name of the community of Suegelelek program listeners, Radio
Suzana FM Surabaya. This community was formed based on the fondness of its members to
listen to the Suegelelek program which broadcasts every day between 10pm and 10pm. This
study uses a qualitative research method with an ethnographic approach. The theory used is the
Theory of Community Capital by Green and Haines and the Theory of Functionalism by
Malinowski. The theory of community capital is used to describe the general description of
Suegelelek Fans Club, while functionalism theory is used to analyze three needs that are
fulfilled in the presence of this community. The results obtained in the form of various
community capital that can be found at Suegelelek Fans Club are physical capital, human
capital, social capital, and financial capital. While Functionalism Theory shows there are three
needs that are fulfilled by them: biological needs, instrumental needs, and integrative needs.

Keywords: community, radio, community capital, functionalism

1
PENDAHULUAN apabila pendengar menyetel radio, seolah-
Di dalam masyarakat, individu terbagi olah penyiar mengajak berbicara langsung
kedalam kelompok-kelompok. Salah satu dengan si pendengar. Akrab juga
dari kelompok masyarakat yang ada disebut berhubungan langsung dengan pemilihan
komunitas. Komunitas adalah sekelompok kata-kata. Pendengar akan lebih menyukai
orang yang hidup bersama pada lokasi yang siaran radio yang menggunakan bahasa
sama, sehingga mereka telah berkembng sehari-hari karena lebih mudah dipahami
menjadi kelompok hidup (group lives) yang dan lebih terdengar akrab. Lingkup
diikat oleh kesamaan kepentingan jangakuan radio biasanya lokal, berupa
(common interest) (Syahyuti, 2003). suatu kabupaten/kota. Maka tidak
Menurut Kertajaya (2010), komunitas mengherankan biasanya dibelakang nama
adalah sekelompok orang yang saling radio terdapat kota tempat memancarkan
peduli satu sama lain lebih dari yang radio tersebut. Karena lokal inilah,
seharusnya, dimana dalam sebuah beberapa radio menggunakan bahasa
komunitas terjadi relasi pribadi yang erat daerah setempat sebagai media
antar para anggota komunitas tersebut penyampaiannya. Penggunaan bahasa
karena adanya kesamaan interest atau daerah ini selain agar pendengar merasa
values. Sedangkan menurut Soenarno akrab juga sebagai sarana melestarikan
(2002), komunitas adalah sebuah bahasa daerah.
identifikasi dan interaksi sosial yang Salah satu radio swasta di Surabaya
dibangun dengan berbagai dimensi yang masih menggunakan bahasa daerah
kebutuhan fungsional. Berbagai komunitas dalam program-programnya adalah Radio
banyak terdapat di masyarakat Indonesia. Suzana FM. Radio yang memiliki slogan
Mulai dari komunitas berdasarkan “Guyonan Suroboyoan” ini membuktikan
kesamaan minat hingga komunitas slogan itu tidak hanya tulisan saja, terbukti
kesamaan profesi. Sebut saja komunitas dengan beberapa programnya yang
fotografi, komunitas seni tari, komunitas menggunakan bahasa Suroboyoan. Seperti
motor trail, hingga komunitas notaris. Salah contohnya Ciamik, Ngopi Boss, Kampung
satu komunitas yang unik adalah komunitas Suzana, Trio Burulu, dan yang paling
pendengar radio. Di zaman serba internet legendaris –karena sudah ada sejak tahun
ini, masih ada sebagian orang yang 90an- bernama Suegele Lek. Program-
mendengarkan radio dan berinteraksi di program ini memiliki ciri khas masing-
berbagai programnya. Yang menarik lagi, masing dalam isi beritanya. Berita terkini
radio ini menggunakan bahasa suroboyoan disampaikan dalam program Ciamik:
dalam siarannya. Inilah yang menjadikan singkatan dari Canda Informasi Uapik.
penulis tertarik untuk mengkaji komunitas Sesuai namanya maka mereka
ini. menyampaikan informasi-informasi terkini
Salah satu daya pikat yang dimiliki dengan balutan guyonan khas Suroboyoan.
sebuah radio adalah kata-kata. Sifat radio Terdapat pula program yang memuat
yang lain yaitu akrab, dimana dibutuhkan sandiwara, yaitu Trio Burulu. Dalam
kata-kata yang tepat untuk bisa diterima program ini dikenal beberapa tokoh yaitu
oleh pendengar. Akrab disini berarti Cak Insyap, Bu Lumut, Cak Jus, dan Cak

2
Sapari. Program ini mengangkat kisah sosial, kemudian menjadi tiga jenis
sehari-hari warga Surabaya, tentu dengan kebutuhan.
gaya khas berbahasanya yaitu Suroboyoan.
Teori Modal Komunitas
Program lain yang menampilkan sandiwara
Green dan Haines (2007 dalam Phillips
adalah Kampung Suzana dan Suegele Lek,
& Pittman, 2009) mengungkapkan terdapat
namun bedanya pada kedua program ini
tujuh aspek community capital: fisik,
penyiar mengajak pendengar untuk ikut
manusia, sosial, finansial, lingkungan,
serta meramaikan program dengan cara
kebudayaan, dan politik. Kesemua modal
membuka layanan telepon, sehingga
ini saling terkait, dan dibutuhkan oleh
pendengar yang mau ikut bermain
setiap komunitas guna mempertahankan
sandiwara dapat menelepon dan suaranya
komunitas itu sendiri dan mencapai kualitas
disiarkan di radio.
hidup yang lebih baik. Adapun modal
social yang dikemukakan oleh Putnam,
Rumusan Masalah
hanya membahas 3 aspek saja. Pembahasan
Berdasarkan latar belakang penelitian
yang dilakukan oleh Phillips dan Pittman
yang telah dijelaskan sebelumnya, rumusan
ini adalah yang lebih lengkap, karena
masalah dari penelitian ini adalah:
mencakup tujuh aspek.
1. Bagaimana teori modal komunitas
Modal fisik yang juga modal lingkungan
mendeskripsikan komunitas Suegelelek
berbeda dengan segala modal lainnya
Fans Club?
karena sebagian besar tidak bergerak dan
2. Bagaimana teori fungsionalisme
cenderung bertahan lama. Menurut Green
menganalisis pemenuhan kebutuhan
dan Haines, modal fisik meliputi bangunan,
biologis, kebutuhan intrumental, dan
infrastruktur, dan sumber daya alam.
kebutuhan integratif pada komunitas
Kelebihan dari modal fisik ialah dapat
Suegelelek Fans Club?
dijadikan investasi oleh pubik dan swasta.
Investasi publik kepada infrastruktur
Kerangka Teori
seperti jalan dan saluran pembuangan,
Skripsi ini menggunakan dua teori:
sementara investasi swasta kepada struktur
modal komunitas dan fungsionalisme.
seperti perumahan, komersial, dan industri.
Tujuan dari penggunaan teori modal
(Phillips & Pittman, 2009:41)
komunitas adalah untuk mendeskripsikan
Modal manusia didefinisikan sebagai
terlebih dahulu gambaran umum
keterampilan, bakat, dan pengetahuan yang
Suegelelek Fans Club. Pembahasan dari
dimiliki anggota masyarakat. Oleh karena
teori ini akan banyak dijelaskan di bagian
itu, modal manusia juga termasuk modal
macam-macam modal komunitas yang
kebudayaan didalamnya. Modal manusia
dimiliki Suegelelek Fans Club, karena
tidak hanya meliputi orang dewasa saja,
merupakan pembahasan tentang gambaran
tetapi juga anak-anak dan remaja.
umum terlebih dahulu. Selanjutnya adalah
Keterampilan pasar tenaga kerja,
pembahasan menggunakan teori
keterampilan kepemimpinan, latar
fungsionalisme. Teori ini akan banyak
belakang pendidikan umum,
dibahas di Pembahasan karena merupakan
perkembangan dan apresiasi artistik,
lanjutan sekaligus pengelompokan dari
kesehatan, dan keterampilan dan
yang sudah dibahas di gambaran modal
pengalaman lain termasuk kedalam modal

3
manusia (Green dan Haines 2007:81 dalam dan memiliki kesamaan cara pandang
Phillips & Pittman, 2009:41). Berbeda dengan orang lain. Dalam Teori Kapasitas
dengan modal fisik, modal manusia dapat Sosial juga dikenal terdapat trust
bergerak dan dapat berubah. Perubahan itu (kepercayaan), norms (norma), dan
didasari atas mobilitas orang-orang networks (jaringan sosial). Mengutip dari
didalam suatu komunitas. Selain itu, Field (2003), pendapat Putnam mengenai
keterampilan, bakat, dan pengetahuan modal sosial yang termasuk bagian dari
berubah didasari oleh banyaknya berbagai organisasi sosial, seperti kepercayaan,
macam budaya, sosial, dan institusi norma, dan jaringan, yang dapat
kelembagaan. (Phillips & Pittman, meningkatkan efisiensi masyarakat dengan
2009:41) memfasilitasi tindakan-tindakan
Sementara itu modal sosial merujuk terkoordinasi.
pada hubungan sosial dalam suatu Kepercayaan adalah bagian dari
komunitas dan dapat merujuk pada hubungan sehari-hari. kepercayaan dapat
kepercayaan, norma, dan jejaring sosial ditemukan di interaksi sosial masyarakat,
yang terdapat didalamnya. (Green dan contohnya ketika seorang nasabah
Haines 2007 dalam Phillips & Pittman, mempercayakan uangnya untuk ditabung di
2009). bank, maka itu sudah termasuk bentuk
Teori Kapasitas Komunitas oleh kepercayaan. Norma dianggap penting
Mattessich dan Monsey (1997, dalam karena didalamnya terdapat kesetaraan
Phillips & Pittman, 2009), yang yang tinggi dan mencakup seluruh divisi
menjelaskan bahwa kapasitas komunitas mulai dari politik, ekonomi, dan budaya.
adalah suatu kemampuan untuk Norma juga mengatur segenap tingkah laku
mengembangkan dan mempertahankan dari anggota suatu komunitas. Apabila
hubungan yang kuat, memecahkan masalah bertindak tidak sesuai dengan norma maka
dalam grup, membuat keputusan, dan akan dikenakan sanksi yang berlaku dan
berkolaborasi secara efektif untuk sudah ditetapkan di komunitas tersebut.
mengidentifikasi sasaran, serta Sementara jaringan dipandang sebagai
menyelesaikan tujuan-tujuan suatu bagian dari salah satu perspektif
komunitas. Dikemukakan pula oleh John pengembangan masyarakat. Partisipasi
Field (2003), bahwa modal/kapasitas juga terjadi dalam situasi dimana keragaman
meliputi orang-orang yang berhubungan berpendapat didengar untuk
melalui suatu jaringan dan memiliki mengeksplorasi masalah, menguji solusi,
kesamaan nilai dengan orang-orang yang dan memberikan perubahan pada
ada pada jaringan tersebut. Kapasitas kebijakan. Komunitas dengan jaringan
komunitas yang tinggi juga membantu demokratis yang kuat dapat dipandang
anggota-anggotanya mengidentifikasi sebagai komunikasi terintegrasi. Jenis
kebutuhan mereka, menetapkan prioritas integrasi ini melibatkan kegiatan
dan tujuan, mengembangkan rencana, komunikatif yang menghubungkan
mengalokasikan sumber daya untuk individu, jaringan, dan institusi sebuah
mendukung rencana-rencana itu, dan komunitas berdasarkan tempat atau minat.
berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan. Contoh fungsi jaringan yang ada pada
Semakin tinggi kapasitas sosial berarti masyarakat dewasa ini ditemui pada sektor-
semakin banyak pula seseorang mengenal sektor formal. Ketika mereka mempunyai

4
urusan di sektor formal, dan memiliki akses sosial dan simbol budaya mereka. (Turner
kepada pemangku kepentingan, maka dan Maryanski, 2010: 86).
seringkali orang-orang sering langsung Kebutuhan instrumental atau struktural
memotong prosedur yang sudah ditetapkan sosial lahir ketika manusia sudah mampu
dan berbicara dengan orang yang mereka memenuhi kebutuhan biologisnya.
kenal. Seseorang yang dikenal itu Manusia akan menciptakan lembaga sosial,
hendaknya juga dengan senang hati yang dalam pandangan Malinowski
membantu, karena apabila tidak berarti lembaga adalah aktivitas terorganisasi yang
antara kedua belah pihak belum memiliki dibentuk manusia dan mencerminkan suatu
kesamaan tujuan. Namun apabila telah struktur yang jelas. Lembaga juga
memiliki kesamaan nilai, mereka merupakan penggabungan unsur-unsur
cenderung bekerjasama untuk mencapai yang dimiliki bersama. Unsur-unsur
tujuan bersama. (Field, 2010:3-4) tersebut adalah personil, anggaran dasar
Dari penjabaran Teori Kapasitas Sosial (alasan, tujuan, dan sasaran tertentu yang
diatas, peneliti ingin mengaplikasikannya mendorong partisipasi anggotanya), norma
kepada Komunitas Suegelelek Fans Club. (aturan tentang bagaimana personil-
Peneliti ingin melihat bagaimana anggota- personil itu harus berperilaku), aktivitas
anggota Suegelelek Fans Club (kegiatan khas yang harus dilakukan para
mengaplikasikan kapasitas sosial yang personil), dan peranti material
mereka punya. Sebagai komunitas berbasis (menggunakan alat/bangunan untuk
kesamaan minat, tentunya anggota-anggota melaksanakan aktivitas tersebut).
Suegelelek Fans Club sering bertegur sapa Karena telah memenuhi kebutuhan
baik di dunia maya maupun secara tatap biologis dan kebutuhan instrumental,
muka. Dari interaksi-interaksi tersebut manusia secara tidak langsung telah
muncullah kepercayaan, norma, dan menciptakan sistem lambang. Pada tingkat
jaringan yang selanjutnya disebut sebagai kebutuhan instrumental, manusia telah
kapasitas sosial yang mendasari seseorang menghasilkan sistem gagasan yang
untuk membentuk suatu komunitas. kemudian digunakan untuk mengesahkan,
mengatur, dan menuntun perilaku mereka.
Teori Fungsionalisme
Untuk itu, lambang-lambang digunakan
Dalam teori fungsionalisme yang
untuk memadukan kumpulan lembaga ke
dikemukakan oleh Malinowski, dikenal
dalam suatu keutuhan yang satu padu.
tiga kebutuhan yang dapat dipenuhi melalui
(Turner dan Maryanski, 2010: 95).
kebudayaan suatu masyarakat: kebutuhan
biologis, kebutuhan instrumental, dan Metode Penelitian
kebutuhan integratif. Penelitian ini merupakan penelitian
Oleh Malinowski, kebutuhan biologis kualitatif, karena menekankan pada kata-
disebut juga kebutuhan primer. Penyebutan kata yang menyatakan alasan-alasan atau
ini bukan tanpa alasan karena Malinowski interpretasi atas makna-makna dan
melihat kebutuhan biologis tiap individu kejadian-kejadian serta perbuatan-
dapat menuntut tindakan pemenuhannya. perbuatan yang dilakukan oleh orang
Sedangkan kebutuhan-kebutuhan individu perorangan maupun kelompok sosial.
ini kemudian terorganisasi secara kolektif (Afrizal, 2014). Teknik kualitatif
yang kemudian dapat memperluas struktur mengharuskan seorang peneliti untuk

5
mendapatkan data-data berupa kata-kata berlokasi di Ayam Bakar Pak D, Jl.
dan perbuatan-perbuatan manusia Nginden Surabaya. Arisan bertempat di
sebanyak-banyaknya. lantai 2 restoran tersebut. Disana
Peneliti pada mulanya berencana ruangannya cukup luas, serta ada panggung
menggunakan cara wawancara mendalam yang oleh SLFC difungsikan untuk
dan observasi terlibat. Kedua cara tersebut menampilkan electone. Peneliti saat itu
selain karena cara-cara yang khas dalam mengajak satu orang teman untuk
penelitian kualitatif, juga karena data yang menemani. Ketika peneliti sampai di
didapatkan akan banyak. Wawancara akan tempat parkir, sudah terlihat beberapa
dilakukan kepada informan kunci yaitu anggota SLFC yang pada saat itu
Ketua SLFC. Observasi terlibat akan menggunakan seragam berwarna kuning.
dilakukan apabila SLFC mengadakan Selain karena ada Pak Dwi diantara
pertemuan rutin. Tidak menutup gerombolan orang itu, tanda bahwa mereka
kemungkinan pula peneliti akan merupakan anggota SLFC karena di
menggunakan cara pengumpulan dokumen bajunya tertulis besar-besar “Suegelelek
dan FGD apabila dirasa data yang diperoleh Fans Club”. Kemudian peneliti menyalami
belum cukup mendalam. Pak Dwi dan langsung dipersilahkan masuk
Pada praktiknya, peneliti menemui ke tempat acara. Rupanya mereka
SLFC tidak memiliki ketua. Yang disebut bergerombol karena sedang menunggu
ketua ternyata adalah sosok penyiarnya mobil yang membawa konsumsi. Mobil itu
sendiri, yaitu Mas Insyaf. Oleh anggota lain milik Bu Is, salah satu anggota yang
beliau bisa disebut “ketua”, namun mendapat arisan periode sebelumnya.
tampaknya beliau sendiri menolak sebutan Pemilihan lokasi saat itu juga menjadi
itu, karena katanya SLFC terbentuk atas kehendak Bu Is. Sesampainya di ruangan
keputusan bersama, tidak ada yang menjadi acara, peneliti langsung bersalaman dengan
ketua karena nanti akan cenderung bersikap Mas Insyaf dan anggota-anggota yang lain.
menguasai. Peneliti langsung dipersilahkan duduk dan
Dari empat informan yang peneliti membaur dengan mereka. Peneliti sengaja
wawancarai (Mas Sadam, Mas Insyaf, mengambil tempat duduk agak belakang
Mbak Evi, Pak Dwi) hanya Mbak Evi saja agar lebih leluasa mengamati kegiatan
yang peneliti tidak bertatap muka langsung. tersebut. Acara belum dimulai tetapi para
Hal ini dikarenakan agenda Mbak Evi anggota sudah bergantian untuk menyanyi
sebagai produser program Suzana yang sambil diiringi electone. Selang beberapa
sibuk. Jadi peneliti hanya mewawancarai saat, karena para anggota mulai memadati
Mbak Evi via aplikasi obrolan Whatsapp. ruangan, acara pun dimulai. Acara dibuka
Adapun peneliti mendapatkan nomor dengan sambutan oleh Mas Insyaf,
Whatsapp Mbak Evi melalui beliau sendiri dilanjutkan dengan doa bersama oleh Pak
ketika peneliti menelepon ke front office Dwi. Acara langsung berganti ke sesi
Radio Suzana. pengocokan arisan. Kemudian berlanjut
Informan selain Mbak Evi peneliti dengan sesi doorprize. Doorprize yang
wawancarai secara mendalam dengan sebelumnya telah dibeli oleh tuan rumah
bertatap muka. Selain itu peneliti juga dipajang di panggung. Sebelum sesi
melakukan observasi terlibat saat SLFC pengundian ini ada salah satu anggota yang
melakukan arisan rutin yang pada saat itu bertugas mengedarkan kupon undian.

6
Acara berlangsung meriah. Setelah sesi komersial, dan industri. (Phillips & Pittman,
doorprize adalah sesi santai. Para anggota 2009:41).
biasa menggunakan untuk karaokean dan
Suegelelek Fans Club (SLFC) tidak
bercakap-cakap. Disana peneliti juga
memiliki tempat berkumpul khusus. Pada
sempat mengobrol dengan salah satu
awal-awal dibentuknya, mereka gemar
anggota. Sebelum peneliti pulang, peneliti
berkumpul di halaman studio Suzana, Jl.
dan teman peneliti dipersilahkan makan
Walikota Mustajab no. 62 Surabaya.
dulu oleh Bu Is.
Halaman yang dimaksud adalah dibawah
menara pemancar radio. Apabila cuaca
HASIL DAN PEMBAHASAN
cerah, mereka akan menggelar tikar disana
Modal Sosial pada Suegelelek Fans Club sambil bercakap-cakap. Sebaliknya bila
Green dan Haines (2007 dalam Phillips sedang hujan, tikar dipindah ke lobby
& Pittman, 2009) mengungkapkan terdapat studio. Jumlah orang yang datang berkisar
tujuh community capital: fisik, manusia, antara 20 hingga 25 orang. Pertemuan tidak
sosial, finansial, lingkungan, kebudayaan, hanya dilakukan di studio. Apabila ada
dan politik. Kesemua modal ini saling waktu luang, mereka gemar berwisata ke
terkait, dan dibutuhkan oleh setiap luar kota, salah satu tujuannya adalah
komunitas guna mempertahankan Gunung Bromo. Karena anggota-anggota
komunitas itu sendiri dan mencapai kualitas SLFC semakin disibukkan dengan kegiatan
hidup yang lebih baik. sehari-hari, maka pada tahun 2012
Namun, di SLFC peneliti hanya dibentuklah arisan. Tujuan utama dari
mendapatkan empat macam modal: fisik, arisan adalah agar persaudaraan mereka
manusia, sosial, dan finansial. Modal fisik tidak putus. Apabila sebelumnya tempat
termasuk juga modal lingkungan, berkumpul adalah di halaman studio, maka
sementara modal kebudayaan termasuk arisan ditempatkan di rumah masing-
juga modal manusia. Sementara tidak masing anggota. Anggota yang rumahnya
terlihat adanya modal politik pada SLFC. digunakan untuk arisan adalah yang
mendapatkan arisan pada periode
Modal Fisik sebelumnya. Tidak ada persyaratan khusus
Modal fisik yang juga modal bagi rumah anggota yang akan ditempati.
lingkungan berbeda dengan segala modal Terkadang apabila rumah yang ditempati
lainnya karena sebagian besar tidak dirasa sempit oleh tuan rumah, arisan
bergerak dan cenderung bertahan lama. dilaksanakan di luar rumah. Beberapa kali
Menurut Phillips & Pittman (2009) yang mengadakan arisan di luar rumah, salah
mengutip Green dan Haines, modal fisik satunya di Kebun Bibit. Bahkan arisan
meliputi bangunan, infrastruktur, dan beberapa kali pula diadakan di luar kota.
sumber daya alam. Kelebihan dari modal Agenda ke luar kota ini biasanya telah
fisik ialah dapat dijadikan investasi oleh direncanakan sejak jauh-jauh hari dan
pubik dan swasta. Investasi publik kepada pemilihan lokasinya berdasarkan hasil
infrastruktur seperti jalan dan saluran musyawarah seluruh anggota.
pembuangan, sementara investasi swasta
kepada struktur seperti perumahan, Modal Manusia

7
Modal manusia didefinisikan sebagai mereka tidak hanya dari Surabaya saja, ada
keterampilan, bakat, dan pengetahuan yang yang dari Mojokerto, Jombang, Pandaan,
dimiliki anggota masyarakat. Oleh karena dan Gresik. Ada juga yang berasal dari
itu, modal manusia juga termasuk modal daerah yang tidak menggunakan bahasa
kebudayaan didalamnya. Modal manusia suroboyoan, seperti Bali dan Madura.
tidak hanya meliputi orang dewasa saja, Namun karena tempat kerja mereka di
tetapi juga anak-anak dan remaja. Surabaya maka mereka sempatkan untuk
Keterampilan pasar tenaga kerja, bertandang ke studio Suzana. Anggota
keterampilan kepemimpinan, latar yang berasal dari Bali dan Madura tersebut
belakang pendidikan umum, awalnya kurang terbiasa berbahasa
perkembangan dan apresiasi artistik, suroboyoan. Namun lama kelamaan karena
kesehatan, dan keterampilan dan mereka sering bertemu dengan anggota
pengalaman lain termasuk kedalam modal SLFC yang lain, mereka tertular dan jadi
manusia (Green dan Haines 2007:81 dalam paham arti bahasa suroboyoan. Mereka
Phillips & Pittman, 2009:41). Berbeda juga terbiasa mendengarkan bahasa
dengan modal fisik, modal manusia dapat suroboyoan dari siaran Suegelelek.
bergerak dan dapat berubah. Perubahan itu Jarak usia bukan merupakan
didasari atas mobilitas orang-orang penghalang untuk mereka dapat membaur.
didalam suatu komunitas. Selain itu, Terbukti di SLFC anggotanya dari berbagai
keterampilan, bakat, dan pengetahuan kalangan usia, dari remaja usia 20an hingga
berubah didasari oleh banyaknya berbagai bapak-bapak dan ibu-ibu usia 60an pun ada.
macam budaya, sosial, dan institusi Anggota yang sudah berusia lanjut
kelembagaan. (Phillips & Pittman, biasanya mereka yang bergabung sejak
2009:41). awal SLFC dibentuk pada tahun 2010.
Anggota SLFC seluruhnya berasal Ketidak adanya kesenjangan usia ini
dari pendengar setia program Suegelelek, dikarenakan sifat para anggota yang
kecuali Mas Insyaf yang merupakan terbuka satu sama lain. Mereka selalu
penyiarnya sendiri. Pendengar pun, bersikap ramah kepada siapapun, termasuk
dikatakan oleh Pak Dwi, menurutnya kepada anggota yang baru saja bergabung.
terbagi menjadi dua: aktif dan pasif. Ia Semuanya guyub dan rukun, kekeluargaan
mengatakan, yang terjalin sangat terasa erat. Hal itu pula
“Tapi namanya pendengar kan yang menjadikan anggota baru tidak
ada yang aktif dan ada yang pasif ya, sungkan untuk bergabung. Kedekatan antar
kalo pendengar aktif itu ya on air, anggota itu terbukti karena ada diantara dua
kirim SMS meskipun hanya sekedar anggota yang menikah. Dari pernikahan itu
salam, tapi kalau yang pasif ini hanya
lahir anak yang kemudian sering mereka
mendengarkan saja. Selain on air,
bawa ketika ada pertemuan dan arisan.
biasanya juga datang ke studio,
memperkenalkan diri, pengen kenal
Para anggota SLFC ada dari berbagai
sama pengasuhnya, pengen kenal kalangan pekerjaan. Beberapa jenis
sama krunya mungkin, kru radio.” pekerjaan yang digeluti oleh anggota-
anggotanya antara lain bisnis kecil-kecilan,
Mereka sepakat membentuk SLFC usaha kuliner, penjahit, tukang sablon,
karena melihat antusiasme yang ada pada supir, hingga desainer grafis. Terdapatnya
setiap kumpul bareng di depan studio. Asal berbagai jenis pekerjaan ini memudahkan

8
SLFC apabila diperlukan sesuatu, Berperan sebagai sutradara sekaligus
contohnya mendesain kaos. Mas Soni yang penulis naskah yaitu Pak Dwi yang
merupakan desainer grafis adalah salah satu merupakan salah satu bintang siaran 2
anggota yang bertugas mendesain tiap kaos Suegelelek. Sebelum mulai menulis naskah,
yang akan dikenakan oleh SLFC. Untuk Pak Dwi terlebih dulu membaca sumber-
memilih desain kaos yang cocok, biasanya sumber yang terdapat di berbagai buku.
ia akan membuat beberapa desain kaos, dan Saat itu drama yang dipentaskan adalah
mengunggahnya ke grup Facebook. Lalu di Legenda Joko Tarub. Namun karena
grup Facebook akan diadakan pemilihan program Suegelelek identik dengan humor,
desain mana yang paling banyak diminati. judul drama di plesetkan menjadi Legenda
Setelah itu baru kaos siap dicetak. Joko Raup. Setelah mempelajari buku-buku
Hingga saat ini, jumlah anggota yang yang berkaitan dengan Joko Tarub, Pak
tercatat mengikuti arisan sebanyak 25 Dwi mengadakan pertemuan dengan
orang. Namun tidak semua anggota pendengar-pendengar Suegelelek. Dari situ
mengikuti arisan, karena biasanya apabila beliau mulai membagi peran ke semua yang
ada pasangan suami dan istri yang datang. Pemilihan peran ini tidak
tergabung ke SLFC maka yang tercatat seluruhnya keputusan Pak Dwi, namun
dalam arisan hanya satu nama saja. beliau berunding dengan teman-teman
Sementara jumlah anggota di grup pendengar yang lain termasuk Mas Insyaf.
Whatsapp sebanyak 36 orang. Oleh karena Setelah disepakati beberapa peran yang ada,
itu, jumlah anggota keseluruhan mencapai Pak Dwi mulai menulis skenario sembari
40 orang. pendengar-pendengar yang lain membuat
SLFC terbentuk dari pendengar- jadwal latihan.
pendengar program Suegelelek, suatu Latihan dilakukan berpindah-pindah
program gurauan buatan Radio Suzana. dari rumah pendengar satu ke rumah
Kepribadian pendengar tersebut secara pendengar lain, terkadang juga di studio.
tidak langsung terbentuk kurang lebih Jam latihan disepakati malam karena
akibat seringnya mendengarkan program menyesuaikan dengan waktu kosong yang
Suegelelek. Interaksi yang terjadi ketika dimiliki kebanyakan pendengar. Selama
pendengar menelepon ke studio kurang lebih satu bulan, latihan dilakukan
menjadikan pendegar Suegelelek, lima hingga enam kali. Tempatnya di studio
khususnya yang aktif, memiliki bakat Jl. Taman Apsari, rumah Bu Edi, rumah
dalam menghibur orang. Bakat itu terbukti Abah Seger, dan kantor Mas Harun
ketika tahun 2005, Radio Suzana (kantornya agak luas jadi bisa digunakan
menyelenggarakan acara Jumpa Fans untuk latihan). Hari latihan merupakan
Suegelelek yang berlokasi di Gedung kesepakatan dari semua pemain. Hari
Garnisun Jl. Ngemplak Surabaya. Dalam tersebut ditentukan ketika selesai latihan.
acara itu salah satunya terdapat penampilan Yang disepakati adalah hari yang
drama yang seluruhnya diperankan oleh kebanyakan pemain bisa datang latihan.
pendengar-pendengar Suegelelek 1 . Apabila ada pemain yang tidak bisa datang,

1
Ditulis ‘pendengar-pendengar Suegelelek’ karena sukses membawakan cerita yang mengandung gelak
waktu itu belum terbentuk SLFC. tawa.
2
Bintang siaran adalah istilah untuk menyebut
pendengar yang sering menelepon ke studio, dan

9
dan perannya penting, maka diganti hari (Green dan Haines 2007 dalam Phillips &
lain. Namun apabila perannya tidak terlalu Pittman, 2009).
penting maka latihan tetap berjalan. Kedekatan yang terjalin antar
Meskipun waktu latihan adalah malam hari, anggota membuat SLFC cenderung minim
namun semangat dan antusias dari para konflik. Meskipun begitu bukan berarti
pendengar begitu tinggi untuk tidak pernah terjadi konflik. Pernah suatu
menyukseskan penampilan ini. ketika ada salah satu anggota yang
Panitia memberi kesempatan membawa kabur uang infaq yang
sebanyak satu jam untuk pementasan drama dikumpulkan saat bulan Ramadhan. Ketika
tersebut. Drama Joko Raub sukses ditagih anggota tersebut mengaku tidak
mengundang gelak tawa karena pemain- tahu dan ketika dihubungi juga tidak
pemain yang berasal dari pendengar menjawab. Tidak diketahui secara pasti
Suegelelek tersebut diakui Pak Dwi motif anggota tersebut membawa kabur
memang memiliki bakat dalam pentas seni. uang infaq. Mas Sadam, salah satu anggota
Seperti yang dikatakan oleh beliau, SLFC berpendapat bahwa bisa saja orang
“Memang ada beberapa yang tersebut memiliki nafsu yang besar karena
kurang pas, tapi dari pertemuan- melihat jumlah nominal uang infaq sebesar
pertemuan yang kita adakan, kan kita Rp1.000.000 dan menurutnya jumlah itu
jadi bisa memilih. Orang-orangnya tidak sedikit. Kemungkinan kedua,
kesehariannya kalau bertemu itu
menurutnya, bisa saja uang itu tidak
seperti apa se? Sekiranya yang cocok
sengaja terpakai dan ketika akan disetorkan
yang mana. Dan memang beberapa
ada yang pas, katakanlah ada bakat
ia sedang tidak memiliki uang. Waktu
lah. Kalau untuk yang lain selalu kita berlalu, sekarang anggota tersebut sudah
bimbing dan kita ajak latihan. Harus tidak bergabung di SLFC lagi.
begini begitu.” Konflik kedua yang pernah, dan
biasanya muncul, adalah tentang
Pak Dwi selaku sutradara juga mendapat kesalahpahaman omongan. Anggota SLFC
banyak pujian baik dari pemain maupun terdiri dari berbagai kalangan dan berbagai
penonton. Mereka semua mengakui bahwa latar belakang. Dicontohkan oleh Mas
Pak Dwi tidak salah mereka pilih menjadi Insyaf bahwa kesalahpahaman disini terjadi
sutradara. Diakui beliau pula bahwa beliau ketika satu anggota berbicara kepada satu
memang suka hal-hal yang berbau seni anggota yang lain. Anggota pertama
sejak lulus SMA. Dahulu ia gemar menulis menggunakan intonasi yang tinggi ketika
puisi dan menulis lagu. Kegemaran itu berbiara dengan anggota kedua. Anggota
lantas ia tuangkan menjadi guyonan kala ia kedua ini menganggap bahwa anggota
menelepon ke studio saat acara Suegelelek pertama sedang marah kepadanya.
berlangsung. Disinilah percekcokan itu terjadi. Selain itu
ada pula anggota yang marah karena
Modal Sosial mendengar suatu berita, namun berita itu
Modal sosial merujuk pada hubungan tidak bersumber dari orangnya langsung.
sosial dalam suatu komunitas dan dapat Hal itu tentu akan menimbulkan
merujuk pada kepercayaan, norma, dan kesalahpahaman. Kalau sudah begitu Mas
jejaring sosial yang terdapat didalamnya. Insyaf-lah sebagai salah satu pendiri SLFC
bertugas untuk menengahi. Mas Insyaf

10
sendiri mengaku untuk menghadapi anggota SLFC jarang bertemu di studio
anggota-anggota SLFC dengan berbagai adalah jam siaran yang relatif larut, yaitu
latar belakang cukup berat. Beliau jam 22:00 hingga 24:00. Kebanyakan dari
menyatakan bahwa untuk menjadikan mereka tidak bisa untuk tetap disana hingga
anggota SLFC rukun dibutuhkan teladan, selarut itu karena besok paginya mereka
terlebih melalui sosok penyiarnya. Tahun sudah mempunyai kegiatan yang harus
2019 ini SLFC berusia 9 tahun. Mas Insyaf dilakukan mulai pagi hari. Pertemuan di
mengatakan tidak mungkin komunitas ini studio biasanya dilakukan pada hari Kamis.
bisa bertahan begitu lama apabila tidak ada Adapun pemilihan hari merupakan
komunikasi yang baik. Apabila ada konflik kesepakatan bersama dari para anggota
yang tidak bisa diselesaikan tidak mungkin yang datang. Agenda di studio tidak hanya
SLFC masih sering berkumpul. sekadar bertemu. Diceritakan oleh Mas
SLFC dibentuk tahun 2010, ketika Insyaf, saat itu dirinya tengah berulang
awal-awal studio Suzana pindah ke Jl. tahun. Malamnya banyak dari anggota
Walikota Mustajab. Sebenarnya pendengar SLFC yang datang ke studio. Saat itu beliau
Suegelelek yang gemar datang ke studio tidak berpikiran apa-apa karena yang ada
sudah ada sejak lama, sejak studio Suzana dipikirannya SLFC sekadar berkumpul
berlokasi di Jl. Taman Apsari. Waktu itu biasa. Ternyata hari itu mereka memberi
orang-orang yang sering datang dan kejutan dengan membawakan Mas Insyaf
bermalam di studio menamakan diri kue ulang tahun yang diatasnya sudah ada
mereka Komunitas Lowo-Lowo. Mereka lilin yang menyala. Istri dan anak Mas
biasa sudah ada di studio sejak jam siaran Insyaf saat itu juga diajak.
Suegelelek hingga menjelang subuh. Tidak Saat ini mereka lebih suka bertemu di
ada alasan khusus yang menjadikan mereka luar studio, salah satu contohnya adalah
relaberlama-lama di studio, murni karena dengan pergi ke tempat karaoke. Setelah
ingin cangkruk saja. Dari Komunitas dari tempat karaoke biasanya mereka
Lowo-Lowo ini tidak semua anggotanya sempatkan untuk mampir ke studio.
menjadi anggota SLFC. Meskipun sudah jarang berkumpul di
Saat itu memang SLFC belum studio karena kesibukan masing-masing,
menjadi komunitas. Pada akhirnya bukan berarti SLFC putus kontak. Mereka
dibentuk sebuah komunitas karena setiap tetap berhubungan melalui grup aplikasi
anggota merasa ada kecocokan satu sama pesan instan Whatsapp. Fungsi adanya grup
lain. lalu mereka ingin membuat pendengar Whatsapp selain untuk saling menanyakan
Suegelelek lebih kompak lagi. Kemudian kabar masing-masing adalah untuk
lahirlah Suegelelek Fans Club, sebuah berunding perihal kelangsungan SLFC.
komunitas pendengar program siaran Radio Contohnya ketika akan diadakan arisan di
Suzana, Suegelelek, yang dibentuk luar kota atau bahkan sekadar jalan-jalan.
berdasarkan pendengar yang sering datang Melalui grup Whatsapp diakui mereka
ke studio. Pada awal-awal dibentuknya, merupakan cara yang praktis dan efisien
sekitar tahun 2010 hingga 2016, SLFC dalam berkomunikasi, karena tidak harus
masih sering mengadakan pertemuan rutin menyocokkan waktu untuk sekadar
setiap Kamis malam di depan studio Suzana. bertemu.
Namun saat ini sudah jarang dilakukan. SLFC juga memiliki “seragam”
Salah satu alasan mengapa sekarang khusus yang digunakan pada saat

11
berkumpul. Seragam ini berupa kaos nggak papa. Karena ya dulu memang
berkerah yang terdapat sablon bertuliskan belum ada komunitas selain SLFC,
“Suegelelek Fans Club” di belakangnya. akhirnya nggak jadi masalah. Karena ya
Hingga saat ini SLFC telah memiliki nggak ada persaingan.”
seragam dengan empat warna: hitam,
kuning, merah, dan biru. Seragam ini Selain itu mereka juga memiliki
dimaksudkan agar orang-orang tahu kalau agenda sendiri apabila berkumpul, salah
mereka adalah suatu komunitas. Bagi satunya berwisata kuliner. Salah satu dari
anggota wanita yang berkerudung, ketiga komunitas tersebut yaitu Teman
disediakan seragam berlengan panjang. Menclek juga aktif di media sosial, yaitu
Harga seragam ini sedikit dimahalkan melalui grup Facebook. Karena adanya
apabila dijual ke anggota, namun selisih komunitas-komunitas lain ini, para anggota
uang itu nantinya akan masuk ke kas. Selain SLFC dibebaskan bergabung kepada
Suegelelek, Radio Suzana memiliki mereka apabila menghendaki. Tidak
beberapa program lain yaitu Ngopi Bos, adanya aturan tertulis di SLFC membuat
Ciamik, dan Salon Suzana. Sama seperti komunitas ini fleksibel. Apabila ada yang
Suegelelek, ketiga program tersebut juga ingin bergabung ke komunitas lain maka
memiliki komunitas pendengarnya sendiri. diperbolehkan. Kebebasan ini karena ada
Diakui oleh Mas Insyaf, bisa jadi mereka beberapa komunitas yang apabila salah satu
membentuk komunitas tersebut karena anggotanya bergabung dengan komunitas
telah melihat kebersamaan pendengar lain, maka ia tidak dianggap lagi di
Suegelelek. Terdapat beberapa perbedaan komunitas asalnya. Mas Insyaf tidak
antara SLFC dengan ketiga komunitas menampik ketika ditanya apakah antar
tersebut. Diantaranya rentang usia anggota komunitas terdapat konflik. Ia mengatakan,
“Nah sekarang dengan
yang lebih muda. Alasannya karena usia
munculnya yang lain, ini sudah mulai
ketiga program tersebut lebih muda
ada kayak persaingan gitu. Contohnya
daripada Suegelelek. Seperti SLFC, kayak kapan hari SLFC mau kemana
komunitas lain itu juga biasanya berkumpul gitu, kedengaran komunitas yang
di depan studio Suzana. Apabila SLFC hari lainnya, akhirnya didului.”
Kamis, maka Temen Menclek hari Rabu.
Namun ketika SLFC mengadakan Ia juga mengatakan diantara anggota
pertemuan terkadang ada beberapa orang SLFC ada yang merasa tidak senang
dari komunitas lain yang ikut bergabung. dengan sikap komunitas lain yang suka
Mereka ingin melihat langsung bagaimana mendahului dalam hal pemilihan destinasi.
komunitas SLFC sehingga bisa kompak Namun anggota SLFC tidak
dan solid. Nantinya pelajaran-pelajaran menyampaikan keberatan itu kepada
tersebut akan mereka terapkan ke komunitas lain, karena dikhawatirkan
komunitasnya. Mas Insyaf mengatakan, terjadi percekcokan yang lebih besar lagi.
“Saya sih bangga aja karena dari Tidak seperti komunitas lainnya,
masing-masing program punya SLFC tidak memiliki struktur organisasi.
komunitas tapi ya nyontohnya dari SLFC.
Tidak ada yang disebut sebagai ‘ketua’,
Banyak sih yang belajar, kayak pas
‘sekretaris’, atau ‘bendahara’ secara tertulis.
SLFC ngumpul dia dateng, terus habis
itu dia tanya-tanya. Ya kalo saya sih
Dikatakan oleh Mas Insyaf, alasan tidak

12
adanya struktur ini karena dikhawatirkan Modal Finansial
akan menimbulkan salah paham apabila Modal finansial/keuangan adalah
ada. Anggapan Mas Insyaf apabila SLFC tentang bagaimana suatu komunitas
dibentuk struktur-struktur keorganisasian, mendapatkan sumber dana (Phillips &
maka akan menimbulkan kesan yang Pittman, 2009: 42).
menyerupai ‘juragan menguasai’. Seperti Meskipun memiliki banyak kegiatan,
yang dikatakan oleh beliau, SLFC tidak pernah menggalang dana
“Iya semuanya pakai dengan mencari sponsor. Dana yang selama
kesepakatan. Karena komunitas itu kan ini tersedia murni dari hasil uang kas
untuk kebersamaan. Jadi kalau ada mereka. Dana swadaya ini juga sekaligus
salah satu yang usul, keputusannya yang membedakan SLFC dengan
tetep bersama. Kalo satu yang
komunitas-komunitas lain sesama
memaksakan itu bukan komunitas, itu
pendengar Radio Suzana, karena untuk
kayak sistem juragan menguasai.”
mengadakan kegiatan biasanya mereka
Karena alasan tidak memiliki struktur akan mencari sponsor. Hal ini berlaku juga
ini, maka juga tidak ada aturan tertulis yang apabila SLFC mengadakan arisan ke luar
harus dipatuhi oleh seluruh anggota. kota. Uang arisan yang disetorkan dari
Adapun anggota-anggota yang masing-masing anggota itulah yang
menjalankan tugas sebagai badan pengurus nantinya akan digunakan sebagai biaya
harian ini adalah inisiatif mereka masing- perjalanan. Jumlah uang yang disetorkan
masing. Terdapat satu orang anggota yang untuk arisan sebesar Rp 100.000. Dengan
dipercaya sebagai ‘bendahara’, atau istilah begitu total biaya yang terkumpul untuk
pada mereka adalah yang memegang uang. satu kali perjalanan adalah Rp100.000
Adapun pemilihan anggota ini sebagai dikali jumlah peserta yang ikut. Biaya itu
bendahara adalah karena seluruh anggota mencukupi karena arisan yang didapat oleh
melihat ia dapat dipercaya. Bendahara ini anggota jumlahnya lebih besar, sehingga
juga yang nantinya bertugas memegang dapat menutup pengeluaran selama arisan
uang arisan dan uang kas. di luar kota.
Adapun yang menjadi ketua secara Saat ini arisan yang berjalan sudah
implisit adalah Mas Insyaf. Karena Mas memasuki periode kedua dan iurannya
Insyaf merupakan penyiar dari program bertambah menjadi Rp 100.000 dari
Suegelelek sendiri sekaligus salah satu dari periode pertama yang sebesar Rp 50.000.
anggota-anggota yang mendirikan SLFC. Agenda tiap arisan selain diisi dengan
Anggota-anggota lain menunjuk Mas penampilan electone, juga dimeriahkan
Insyaf sebagai pemimpin bukan tanpa oleh sesi doorprize. Hadiah yang diberikan
alasan. Apabila ada konflik diantara pada sesi tersebut berupa sembako dan
anggota SLFC maka yang menengahi kebutuhan sehari-hari seperti mi instan,
adalah Mas Insyaf. Juga apabila SLFC minyak goreng, kopi sachet, hingga sabun
sedang mengadakan suatu acara, yang dan pasta gigi. Sebelumnya hadiah sudah
memberi sambutan adalah Mas Insyaf. disiapkan oleh tuan rumah arisan.
Beliau sekaligus dimintai pendapat jika Cara mengundi doorprize adalah
SLFC akan mengadakan acara di luar kota. dengan kupon, dimana 3 buah kupon
dihargai Rp5.000. Total penjualan kupon
biasanya mencapai Rp 300.000. Meski

13
begitu tidak seluruh uang habis nantinya akan digunakan untuk buka puasa
dibelanjakan. Biasanya yang dibelanjakan bersama dengan anak yatim. Acara buka
hanya Rp 250.000. sisa uang doorprize bersama ini adalah inisiatif anggota SLFC
berbeda-beda tergantung dari harga sendiri. Meskipun begitu pernah Radio
doorprizenya. Terkadang sisanya sebesar Suzana mengadakan buka bersama dengan
Rp 100.000 hingga Rp 200.000. Sisa anak yatim, dan SLFC menyetorkan uang
uangnya lantas tercatat masuk sebagai uang hasil infaq mereka untuk acara tersebut.
kas. Terdapat salah satu anggota yang Acara ini juga mengajak komunitas
bertugas mengedarkan kupon ke semua pendengar dari program lain yang ada di
anggota yang hadir. Radio Suzana.
Tiap anggota berhak membeli kupon
sebanyak yang mereka inginkan. Kupon Komunitas Suegelelek Fans Club Dan
yang dimaksud adalah potongan kertas Pemenuhan Kebutuhan Biologis,
kecil yang sudah diberi tulisan angka di Instrumental, Dan Integratif
atasnya. Satu nomor kupon terdiri dari dua
kertas, satu untuk dipegang oleh yang Kebutuhan Biologis
membeli kupon dan satunya untuk diundi Dikutip dari Turner & Maryanski
dan dibacakan pemenangnya oleh (2010), kebutuhan biologis oleh
pembawa acara. Kupon yang disediakan Malinowski disebut juga kebutuhan primer.
tidak seluruhnya habis terjual. Kupon yang Penyebutan ini bukan tanpa alasan karena
tidak terjual tetap diletakkan di kotak Malinowski melihat kebutuhan biologis
undian dan tercampur dengan kupon lain tiap individu dapat menuntut tindakan
yang sudah ada pemiliknya. Selesai sesi pemenuhannya. Sedangkan kebutuhan-
doorprize, kupon yang sudah dibeli kebutuhan individu ini kemudian
kembali dimasukkan kedalam kotak undian terorganisasi secara kolektif yang
untuk digunakan pada sesi doorprize arisan kemudian dapat memperluas struktur sosial
selanjutnya. dan simbol budaya mereka. (Turner dan
Arisan yang diadakan di luar kota Maryanski, 2010: 86). Dari kebutuhan
tentunya membutuhkan biaya yang lebih biologis ini, diturunkan kebutuhan-
banyak. Biaya ini dibebankan kepada kebutuhan baru. Yang oleh Malinowski
seluruh peserta yang ingin ikut, baik yang apabila kebutuhan turunan dari kebutuhan
ikut arisan maupun yang tidak. Untuk yang biologis ini tidak terpenuhi, maka budaya
tidak mengikuti arisan biaya dikenakan tersebut akan terhenti eksistensinya.
lebih banyak. Namun terkadang ada Selain itu menurut Amri Marzali
anggota yang dengan sukarela menanggung (2006), terdapat pula kebutuhan psiko-
biaya tersebut. Biasanya orang ini adalah biologis yang disebutkan oleh Malinowski.
yang mengusulkan/mengajak ke suatu Dalam rangka memenuhi kebutuhan psiko-
destinasi. biologis, ada kondisi minimal yang harus
Selain melalui arisan, penggalangan dipenuhi oleh masing-masing individu
dana pada SLFC terjadi ketika bulan dalam sebuah kelompok: nutrisi,
Ramadhan. Biasanya ketika berkumpul saat reproduksi, kenyamanan tubuh,
bulan Ramadhan akan diadakan infaq. keselamatan, relaksasi, pergerakan, dan
Tiap-tiap anggota bebas memberikan infaq pertumbuhan. Kegiatan untuk memenuhi
dengan nominal berapapun. Hasil infaq ini kebutuhan psiko-biologis tidak serta merta

14
langsung diterapkan pada anggota suatu tersebut adalah perkumpulan sukarela.
masyarakat. Melainkan aktivitas tersebut Jenis-jenis lembaganya meliputi kelompok
sudah disesuaikan mengikuti adat rahasia primitif, klub rekreasi, masyarakat
kebiasaan dan norma-norma yang berlaku seni, dan perkumpulan amal. Keseluruhan
di lingkungannya. Lingkungan tersebut jenis-jenis ini memiliki kesamaan yaitu
juga secara tidak langsung telah asosiasi sukarela untuk membentuk,
membentuk manusianya memiliki pilihan mengangkat, dan mewujudkan tujuan
dan ketentuan sendiri pada aktivitas- bersama. (Turner dan Maryanski, 2010: 90).
aktivitas yang harus dijalaninya. Seperti SLFC termasuk ke dalam jenis lembaga ini
yang dikemukakan Amri Marzali dalam karena tujuannya adalah untuk menjalin
Struktural-Fungsionalisme (2006), silaturahmi antar sesama pendengar
“Pola kegiatan yang telah Suegelelek.
terbentuk seperti itu disebut
“kegiatan kultural”, yaitu kegiatan Kebutuhan Integratif
yang telah “di-modified”, telah “di- Karena telah memenuhi kebutuhan
molded”, oleh adat kebiasaan yang biologis dan kebutuhan instrumental,
hidup dalam lingkungan manusia secara tidak langsung telah
masyarakatnya.” menciptakan sistem lambang. Pada tingkat
(Marzali, 2006:132) kebutuhan instrumental, manusia telah
menghasilkan sistem gagasan yang
Kebutuhan Instrumental kemudian digunakan untuk mengesahkan,
Kebutuhan instrumental atau struktural mengatur, dan menuntun perilaku mereka.
sosial lahir ketika manusia sudah mampu Untuk itu, lambang-lambang digunakan
memenuhi kebutuhan biologisnya. untuk memadukan kumpulan lembaga ke
Manusia akan menciptakan lembaga sosial, dalam suatu keutuhan yang satu padu.
yang dalam pandangan Malinowski (Turner dan Maryanski, 2010: 95).
lembaga adalah aktivitas terorganisasi yang Kemudian penciptaan dan penggunaan
dibentuk manusia dan mencerminkan suatu lambang itu menimbulkan keharusan-
struktur yang jelas. Lembaga juga keharusan baru,
merupakan penggabungan unsur-unsur “Dia memisahkan tiga jenis utama
yang dimiliki bersama. Unsur-unsur kebutuhan integratif yang telah
tersebut adalah personil, anggaran dasar diderivasikan tersebut: (1) kebutuhan
(alasan, tujuan, dan sasaran tertentu yang anggota suatu masyarakat untuk
mendorong partisipasi anggotanya), norma memiliki, menggunakan, dan
(aturan tentang bagaimana personil- meneruskan suatu sistem prinsip untuk
menghadapi dunia sekitar mereka. Dia
personil itu harus berperilaku), aktivitas
memandang “pengetahuan” dalam suatu
(kegiatan khas yang harus dilakukan para
budaya sebagai sistem lambang yang
personil), dan peranti material
memenuhi kebutuhan ini. (2) Kebutuhan
(menggunakan alat/bangunan untuk anggota suatu masyarakat untuk
melaksanakan aktivitas tersebut). memiliki suatu rasa bahwa diri
Malinowski juga memiliki daftar jenis merekalah yang mengendalikan nasib
kelembagaan universal yang bisa mereka sendiri dan menciptakan
ditemukan pada semua budaya. Salah satu peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia
fokus utama dari jenis kelembagaan sekitar mereka. Malinowski memandang

15
agama dan ilmu magis sebagai sistem dengan teman-temannya. Selain itu adanya
lambang utama yang memenuhi penampilan electone juga membuat mereka
kebutuhan ini. Dan (3) kebutuhan dapat melepaskan penat sembari
anggota suatu masyarakat untuk sama- berkaraoke.
sama memiliki “ritme komunal” dalam
kehidupan dan aktivitas mereka.
Kumpul Bareng
Malinowski memandang kebutuhan ini
dipenuhi oleh sistem pemikiran yang
Kebutuhan biologis pada SLFC
memadukan seni, olahraga, permainan, dipenuhi melalui pertemuan-pertemuan
dan upacara.” yang diadakan para anggota. Nilai ekspresi
(Turner dan Maryanski, 2010: 96) yang terkandung di dalamnya adalah
kebersamaan. Pertemuan-pertemuan ini
Aktivitas Suegelelek Fans Club yang mendayagunakan modal fisik yang
Memenuhi Kebutuhan Biologis, merujuk pada penggunaan tempat
Kebutuhan Integratif, dan Kebutuhan berkumpul, dan modal sosial yang
Instrumental menjelaskan bagaimana perkumpulan itu
dapat terjadi.
Arisan
Pada dasarnya, anggota-anggota SLFC
Aktifitas khas yang dimiliki SLFC
mengadakan pertemuan rutin setiap hari
adalah arisan. Arisan merupakan sarana
Kamis malam di halaman studio adalah
mereka bertemu karena kesibukan masing-
agar setiap pendengar Suegelelek dapat
masing yang sudah tidak memungkinkan
saling bertemu dan bertatap muka. Fungsi
lagi apabila tetap diadakan pertemuan di
pertemuan itu sendiri adalah untuk
studio. Arisan diadakan tiap dua bulan
memfasilitasi pendengar yang penasaran
sekali dan tempatnya berpindah-pindah
dengan studio, atau ingin bertemu dengan
sesuai kehendak tuan rumah arisan. Agenda
penyiarnya. Dengan saling bertemu, para
tiap arisan selain diisi dengan penampilan
anggota dapat melepaskan penatnya karena
electone, juga dimeriahkan oleh sesi
berkesempatan untuk bersenda gurau
doorprize. Hadiah yang diberikan pada sesi
dengan sesama anggota. Begitu juga
tersebut berupa sembako dan kebutuhan
apabila mereka mengadakan arisan. Dari
sehari-hari seperti mi instan, minyak
hasil observasi peneliti, pada saat arisan
goreng, kopi sachet, hingga sabun dan pasta
terlihat raut muka gembira dari tiap
gigi. Sebelumnya hadiah sudah disiapkan
anggota. Mereka berkesempatan bertemu
oleh tuan rumah arisan. Arisan
dan melepas rindu dengan anggota lain
mengungkapkan ekspresi nilai
yang jarang bertemu. Mereka juga dapat
kebersamaan dan gotong royong.
bergembira dengan menyanyi sambil
Sedangkan modal yang di dayagunakan
diiringi electone. Anggota yang tidak ikut
adalah modal fisik pada penggunaan tempat
bernyanyi dapat pula naik ke atas panggung
arisan dan modal finansial pada cara
dan ikut berjoget. Semuanya terlihat
mereka mengumpulkan uang kas melalui
bahagia.
arisan. Kebutuhan yang dipenuhi melalui
Selain itu di antara anggota juga pernah
aktivitas ini adalah psiko-biologis, yaitu
ada yang saling menjalin hubungan dan
relaksasi. Para anggota dapat merasakan
berlanjut ke jenjang pernikahan. Memang
relaksasi itu karena sepanjang acara arisan
tidak banyak, namun hal ini cukup dapat
mereka terlihat bergembira dapat bertemu
membuktikan bahwa SLFC juga menjadi

16
sarana pemenuhan kebutuhan biologis bagi pendengar begitu tinggi untuk
para anggotanya. menyukseskan penampilan ini. Drama Joko
Raup sukses mengundang gelak tawa
Pementasan Drama karena pemain-pemain yang berasal dari
Kebutuhan integratif dipenuhi dalam pendengar Suegelelek tersebut memang
aktivitas berkesenian, yang pada SLFC ini memiliki bakat dalam pentas seni.
adalah pementasan drama. Ekspresi nilai
yang terlihat pada pementasan drama ini Penyelesaian Konflik
adalah gotong royong dan kerja sama, Kebutuhan instrumental dipenuhi
karena suatu penampilan yang sukses melalui adanya norma yang berlaku dalam
dibutuhkan kekompakan dalam latihan. SLFC. Ekspresi nilai yang terkandung
Pementasan drama ini mendayagunakan adalah kerjasama. Sedangkan kebutuhan ini
modal manusia. SLFC tercatat pernah mendayagunakan modal sosial. Norma-
melakukan pementasan seni drama pada norma yang diberlakukan di SLFC adalah
tahun 2005 dalam acara Jumpa Fans norma tidak tertulis seperti harus
Suegelelek yang diadakan oleh Radio menghormati yang lebih tua, bercanda
Suzana di Gedung Garnisun, Jl. Ngemplak tanpa menyinggung, dan lain sebagainya.
Surabaya. Saat itu drama yang dipentaskan Konteks bercanda tanpa menyinggung ini
adalah Legenda Joko Tarub. Namun karena menjadi penting karena program
program Suegelelek identik dengan humor, Suegelelek sendiri merupakan program
judul drama di plesetkan menjadi Legenda guyonan, dimana pendengar-pendengar
Joko Raup. Penampil drama itu, juga dan penelepon-peneleponnya pun juga
sutradaranya, adalah pendengar-pendengar terpicu untuk melontarkan guyonan. Di
setia Suegelelek yang pada saat itu belum antara para anggota pernah ada yang
terbentuk sebagai komunitas. Mereka bercanda, tetapi mungkin lawan bicaranya
bekerja keras melakukan latihan. Latihan menanggapi dengan serius, hingga
dilakukan berpindah-pindah dari rumah muncullah salah paham. Salah paham ini,
pendengar satu ke rumah pendengar lain, menurut Pak Dwi, harus segera
terkadang juga di studio. Jam latihan diselesaikan. Jika tidak maka bisa
disepakati malam karena menyesuaikan mengganggu kenyamanan anggota yang
dengan waktu kosong yang dimiliki lain. Apabila tidak mau diselesaikan,
kebanyakan pendengar. Selama kurang anggota yang berselisih paham tersebut
lebih satu bulan, latihan dilakukan lima dipersilahkan tidak ikut apabila SLFC
hingga enam kali. Hari latihan merupakan mengadakan pertemuan. Juga pernah ada
kesepakatan dari semua pemain. Hari konflik dimana terdapat salah satu anggota
tersebut ditentukan ketika selesai latihan. yang membawa kabur uang infaq. Uang
Yang disepakati adalah hari yang infaq tersebut dikumpulkan saat bulan
kebanyakan pemain bisa datang latihan. Ramadhan. Ketika ditagih anggota tersebut
Apabila ada pemain yang tidak bisa datang, mengaku tidak tahu dan ketika dihubungi
dan perannya penting, maka diganti hari juga tidak menjawab. Tidak diketahui
lain. Namun apabila perannya tidak terlalu secara pasti motif anggota tersebut
penting maka latihan tetap berjalan. membawa kabur uang infaq. Mas Sadam,
Meskipun waktu latihan adalah malam hari, salah satu anggota SLFC berpendapat
namun semangat dan antusias dari para bahwa bisa saja orang tersebut memiliki

17
nafsu yang besar karena melihat jumlah manusia, sosial, dan finansial. Modal fisik
nominal uang infaq uang infaq sebesar termasuk juga modal lingkungan,
Rp1.000.000 dan menurutnya jumlah itu sementara modal kebudayaan termasuk
tidak sedikit. Kemungkinan kedua, juga modal manusia. Sementara tidak
menurutnya, bisa saja uang itu tidak terlihat adanya modal politik pada SLFC.
sengaja terpakai dan ketika akan disetorkan Modal fisik meliputi tempat
ia sedang tidak memiliki uang. Waktu berkumpul SLFC yang pada mulanya di
berlalu, sekarang anggota tersebut sudah studio Suzana, menjadi berpindah-pindah
tidak bergabung di SLFC lagi. sesuai kesepakatan tuan rumah arisan
karena kesibukan masing-masing anggota
Buka Puasa Bersama Anak Yatim yang sudah jarang menyempatkan datang
Selain kesenian, kebutuhan integratif ke studio. Modal manusia meliputi
pada komunitas ini juga dipenuhi lewat kemampuan para anggota SLFC dalam
aktifitas keagamaan, yaitu buka puasa menyampaikan pementasan drama karena
bersama anak yatim. Ekspresi nilai yang keterampilan seni yang dimiliki anggota-
ada pada aktivitas ini adalah kebersamaan, anggotanya, selain itu pengetahuan anggota
dan mendayagunakan modal finansial SLFC yang bukan orang Jawa tentang
sebagai sumber dana kegiatan. Sumber bahasa Suroboyoan yang banyak dipakai
dana tersebut adalah infaq, dan biasanya pada siaran Suegelelek. Modal sosial
diadakan ketika anggota-anggota meliputi konflik yang pernah terjadi baik
berkumpul saat bulan Ramadhan. Tiap-tiap sesama anggota maupun antar komunitas di
anggota bebas memberikan infaq dengan Radio Suzana dan bagaimana para anggota
nominal berapapun. Hasil infaq ini menyelesaikannya, kostum seragam yang
nantinya akan digunakan untuk buka puasa digunakan SLFC yaitu berupa kaos dengan
bersama dengan anak yatim. Acara buka tulisan dan logo Suegelelek Fans Club
bersama ini adalah inisiatif anggota SLFC diatasnya sebagai identitas, serta alasan
sendiri. Meskipun begitu pernah Radio SLFC tidak memiliki struktur organisasi
Suzana mengadakan buka bersama dengan karena dianggap hanya akan
anak yatim, dan SLFC menyetorkan uang menguntungkan salah satu pihak.
hasil infaq mereka untuk acara tersebut. Sedangkan modal finansial adalah
Acara ini juga mengajak komunitas bagaimana cara anggota mendapatkan dana.
pendengar dari program lain yang ada di SLFC memiliki agenda khusus berupa
Radio Suzana. arisan yang terdapat sesi doorprize, dan
kebanyakan dari uang kas adalah uang hasil
KESIMPULAN
penjualan kupon doorprize. Selain itu pada
Penelitian tentang komunitas yang
penjualan kaos juga harganya sedikit
berasal dari pendengar radio Suzana,
Suegelelek Fans Club (SLFC) dapat dimahalkan dan selisih uang tersebut
ditinjau menggunakan tujuh modal dimasukkan ke kas. Uang kas biasanya
komunitas yang dikemukakan oleh Green digunakan untuk mengadakan arisan atau
plesiran ke luar kota.
dan Haines (2007): fisik, manusia, sosial,
finansial, lingkungan, kebudayaan, dan Teori fungsionalisme yang
politik. Namun, di SLFC peneliti hanya dikemukakan oleh Malinowski digunakan
mendapatkan empat macam modal: fisik, untuk mengkaji bagaimana anggota-
anggota SLFC memenuhi tiga kebutuhan:

18
kebutuhan biologis, kebutuhan Marzali, Amri (2006). Struktural
instrumental, dan kebutuhan integratif. Fungsionalisme. Jurnal Antropologi
Kebutuhan-kebutuhan tersebut terpenuhi Indonesia Vol. 30, No. 2
dengan adanya berbagai aktivitas yang
Phillips, Rhonda dan Robert H. Pittman.
diadakan oleh SLFC. Selain itu juga (2009). An Introduction to Community
terdapat ekspresi nilai yang tersirat dari Development. New York: Routledge
berbagai aktivitas tersebut. Aktivitas- Soenarno, (2002) Kekuatan Komunitas
aktivitas tersebut antara lain: arisan, Sebagai Pilar Pembangunan Nasional.
kumpul bareng, pementasan drama, Jakarta
penyelesaian konflik, dan buka puasa Syahyuti (2003) Bedah Konsep
Kelembagaan : Strategi
bersama anak yatim. Pada aktivitas arisan,
Pengembangan Dan Penerapannya
nilai yang terkandung adalah kebersamaan Dalam Penelitian Pertanian. Jakarta :
dan gotong royong, mendayagunakan Puslitbang. Sosek. Pertanian.
modal fisik dan finansial, serta memenuhi Balitbang Pertanian
kebutuhan psiko-biologis pada aspek Turner, Jonathan H. dan Alexandra
relaksasi. Aktivitas kumpul bareng, nilai Maryanski (2010) Fungsionalisme.
yang terkandung adalah kebersamaan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
mendayagunakan modal fisik dan sosial,
serta memenuhi kebutuhan biologis. Pada
aktivitas pementasan drama, nilai yang
terkandung adalah gotong royong dan
kerjasama, mendayagunakan modal
manusia, dan memenuhi kebutuhan
integratif. Aktivitas penyelesaian konflik
memenuhi kebutuhan instrumental,
mengekspresikan nilai kerjasama, serta
mendayagunakan modal sosial. Yang
terakhir adalah aktivitas buka puasa
bersama anak yatim yang mendayagunakan
modal finansial, mengekspresikan nilai
kebersamaan, dan memenuhi kebutuhan
integratif.

Daftar Pustaka

Afrizal (2014) Metode Penelitian


Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo
Field, John (2003) Social Capital. London:
Routledge
Kertajaya, Hermawan (2010) Grow with
Character: The Model Marketing.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

19

Anda mungkin juga menyukai