Anda di halaman 1dari 7

UAS ANTROPOLOGI 2019

Review Jurnal
KENTONGAN:
PUSAT INFORMASI, IDENTITAS DAN KEHARMONISAN PADA
MASYARAKAT JAWA
Oleh Surono, M.A.

Disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Gasal


Mata Kuliah Antropologi

Dosen Pengampu
Surono, M.A.

Disusun Oleh
Nama : Annisa Khoirul Azizah
Kelas : R23F
NIM : 18081772

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
UAS ANTROPOLOGI 2019

2019
UAS ANTROPOLOGI 2019

Review Jurnal KENTONGAN : Pusat Informasi, Identitas, Dan Keharmonisan


Pada Masyarakat Jawa.

Judul Kentongan : Pusat Informasi, Identitas, Dan Keharmonisan


Pada Masyarakat Jawa.
Jurnal Kentongan Sebagai Pusat Informasi, Identitas, Dan
Keharmonisan Pada Masyarakat Jawa.
Halaman Jurnal 28 Halaman
Penulis Surono, M.A.
Reviewer Annisa Khoirul Azizah [18081772]
Program Studi Psikologi
Tanggal Review 12 Januari 2019

I. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah Penulis bermaksud
untuk untuk mengkaji bagaimana kentongan sebagai salah
satu wujud kebudayaan, serta dapat berfungsi dan bermakna
pada masyarakat pendukungnya. Penelitian ini tidak berhenti
hanya pada bagaimana fungsi dan makna dari kentongan
saja, namun juga mengkaji kentongan yang pada awalnya
berfungsi sebagai alat komunikasi kemudian berkembang
sebagai sebuah identitas di suatu masyarakat, khususnya
pada masyarakat Jawa.
II. Latar Belakang Suatu kearifan masyarakat yang sudah hampir punah untuk
dicoba diangkat kembali dan dicari berbagai kemungkinan
untuk bisa diterapkan kembali dalam memecahkan berbagai
permasalahan yang ada di masyarakat. Kentongan
merupakan salah satu wujud kebudayaan yang diciptakan
masyarakat pendukungnya untuk menyelesaikan berbagai
permasalah yang mereka hadapi, dalam hal ini permasalahan
komunikasi, serta belum terkajinya dengan baik tentang
fungsi dan makna kentongan bagi masyarakat pendukung
kebudayaan tersebut. Selain itu, sepengetahuan penulis,
belum adanya penelitian yang secara khusus meneliti
permasalahan kentongan dari sisi fisik kentongan. Fisik
kentongan yang dimaksud adalah mulai dari pemilihan
bahan bakunya, dari makna filosofis materinya, sampai

1
UAS ANTROPOLOGI 2019

dengan cara dan proses pembuatannya.


III. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah Masyarakat Jawa khususnya di
Daerah Istimewa Yogyakarta,, karena berdasarkan
pemberitaan di bawah ini, yang menyatakan bahwa di
tengah-tengah mulai menghilangnya kentongan dari
masyarakat, justru ada sebagian masyarakat di
Yogyakarta yang ingin merevitalisasi kentongan sebagai
alat komunikasi massa.

Telah diadakan lomba kentongan di lapangan


Kridomulyo, Desa Agromulyo, Kecamatan
Cangkringan, Sleman, pada hari Kamis
(16/10/2014).Didalam acara ini, wakil bupati
Sleman mengatakan bahwa masyarakat harus
melestarikan kentongan karena bisa menyampaikan
berbagai informasi cepat kepada orang lain dengan
kode suara kentongan tertentu. Terutama ketika ada
bencana atau kematian di wilayah-wilayah yang
rawan terhadap bencana alam, seperti sekitar
Gunung Merapi. Pesan melalui kentongan ini bagi
masyarakat dalam lingkup local, akan cepat
tersampaikan karena ada kode-kode khusus di dalam
bunyi kentongan2 (seperti dikutip dalam
http://www.harianjogja.com).

Secara khusus penelitian lapangan dilakukan di


wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, dan untuk menambah
kekayaan data, maka, dilakukan wawancara tambahan
dengan beberapa informan (orang Jawa) yang berada di
wilayah lain di Jawa.
IV. Metode  Metode penelusuran faktanya menggunakan metode
People Trail yaitu menggali informasi tentang
masalah Kentongan dari beberapa orang Jawa yang
tinggal di Jawa maupun di luar Jawa.

2
UAS ANTROPOLOGI 2019

 Metode pengumpulan datanya menggunakan


metode kepustakaan, wawancara mendalam, dan
observasi.
 Metode Penelitian menggunakan metode Etnografis
yang menginterpretasikan suatu kearifan budaya di
masyarakat yaitu Kentongan.
V. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat
dikemukakan bahwa Kentongan merupakan salah satu
bentuk folklor, terutama folklor bukan lisan karena termasuk
dalam alat komunikasi masyarakat. Selain menjadi alat
komunikasi di masyarakat, penulis juga menemukan hasil
dari penelitiannya bahwa keunikan Kentongan juga dapat
berfungsi menjadi bermacam-macam media yang sangat
berguna di masyarakat. Seperti contoh penentuan panjang
lubang kentongan ditentukan dengan cara mengukur keliling
badan kentongan dengan benang ataupun benda lain yang
bisa dilingkarkan pada batang kentongan. Kemudian hasil
pengukuran tersebut digunakan untuk menentukan berapa
panjang lubang kentongan. Panjang lubang kentongan
adalah sama dengan keliling kentongan.
VI. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis
Penelitian untuk mengkaji bagaimana kentongan menjadi salah satu
wujud kebudayaan, serta dapat berfungsi dan bermakna pada
masyarakat pendukungnya, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
 Dari segi fisik kentongan, dapat dikategorisasikan ke
dalam dua jenis yaitu kentongan yang digunakan secara
pribadi (keluarga) dan kentongan sebagai milik umum.
Dua kategorisasi terhadap kentongan ini berimplikasi
pada banyak hal. Pertama, bahan pembuatannya
kentongan pribadi biasanya dibuat dari bambu
sedangkan kentongan umum terbuat dari kayu nangka.
Pemilihan bambu dan kayu ini juga tidak dilakukan
secara sembarangan. Kedua, ukuran kentongan pribadi

3
UAS ANTROPOLOGI 2019

relatif jauh lebih kecil daripada kentongan milik umum.


Ketiga, yaitu tata cara memukul kentongan pribadi tidak
terlalu kaku dalam irama memukulnya, sementara itu
kentongan umum mengikuti aturan baku yang telah
disepakati.
 Kentongan memiliki banyak fungsi, mulai dari sebagai
alat penyebar informasi terjadinya peristiwa tertentu,
alat untuk mengundang warga, alat penanda waktu
sholat, aksesoris, dan pembuka acara-acara tertentu.
 Adapun makna dari sebuah Kentongan itu sendiri, yaitu
sebagai sebuah identitas, penanda status sosial tertentu,
dan sebagai sebuah wujud keharmonisan sosial
masyarakat Jawa.
 Melalui kentongan masyarakat Jawa ingin menunjukkan
kepada dunia bahwa mereka adalah masyarakat yang
egaliter dan sangat menjunjung tinggi keharmonisan
sosial. Kentongan juga tidak sekedar sebuah benda yang
apabila dipukul berarti telah terjadi sesuatu atau ada
undangan ke tempat tertentu atau telah masuknya waktu
sholat dan tidak juga dibukanya suatu kegiatan. Akan
tetapi kentongan telah dijadikan tanda dan simbol oleh
masyarakat Jawa dalam rangka menunjukkan eksistensi
mereka di dalam percaturan berbagai suku bangsa di
dunia. Keberadaan kentongan sebenarnya sangat mirip
dengan berbagai fenomena sosial budaya yang dimiliki
masyarakat Jawa lainnya, seperti jimpitan, ronda, dan
sebagainya yang kesemuanya bermuara pada
terciptanya masyarakat yang harmonis.
VII. Kelebihan 1. Dasar teori dan Hipotesis Tepat
Penelitian 2. Menggunakan banyak metode analisis
3. Menggunakan banyak referensi sumber
4. Menggunakan banyak variabel analisis.
VIII. Kekurangan Belum adanya pengkajian tentang arti dari bunyi kentongan
Penelitian atau perbedaan bunyi kentongan berdasar bahan

4
UAS ANTROPOLOGI 2019

pembuatannya.
IX. Saran Saran dari penulis antara lain :
 Kentongan termasuk alat komunikasi tradisional namun
harus tetap dilestarikan karena kentongan mampu
menyatukan berbagai perbedaan dan menjadikan
masyarakat hidup dalam keharmonisan.
 Perlunya revitalisasi kentongan dalam kehidupan
bermasyarakat sebagai sarana membangun
keharmonisan masyarakat.
 Kentongan dapat dijadikan sebagai senjata yang ampuh
dalam mempersatukan dan meningkatkan kesejahteraan
di masyarakat.
X. Referensi Penulis menggunakan banyak referensi untuk menyusun
jurnal dan melaksanakan penelitian ini. Dibawah ini
adalah contoh dari referensi yang penulis gunakan :

 Ahimsa-Putra, Heddy Shri. 2012. Budaya Bangsa -


Peran Untuk Jatidiri dan Integrasi. Makalah dalam
seminar Nasional Peranan Sejarah dan Budaya dalam
Pembinaan Jati Diri Bangsa. Yogyakarta: Jurusan
Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Yogyakarta (FIS UNY)
 Artha, Arwan Tuti dan Ahimsa-Putra, Heddy Shri.
2004. Jejak Masa Lalu, Sejuta Warisan Budaya.
Yogyakarta: Kunci Ilmu

Anda mungkin juga menyukai