Oleh
Jonathan Eki
Kupang
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Budaya Oko’mama dalam Masyarakat Atoin Meto di Desa
Camplong Kabupaten Kupang” ini berisi ulasan mengenai makna dan nilai Oko’mama
(memamah sirih pinang) sebagai warisan budaya leluhur Atoin Meto yang terus dipelihara
sampai hari ini, namun mengalami degradasi makna dan nilai. Penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga penulis. Kritik dan saran yang konstruktif sangat
penulis harapkan demi pembuatan makalah selanjutnya.
Camplong, 2023
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal, perasaan dan kehendak yang
membuatnya dapat berinteraksi dengan sesamanya dan lingkungan. Interaksi yang terjadi
berulang-ulang dan terus menerus tersebut melahirkan budaya. Budaya tersebut menjadi nilai,
keyakinan, dan perilaku yang mengatur kehidupan manusia dari waktu ke waktu dan
diturunkan dari generasi ke generasi. Budaya manusia tercermin dalam simbol, bahasa, nilai,
perilaku, keyakinan. Sebagai contoh, ada budaya perkawinan di Sumba dikenal budaya belis,
budaya cium hidung di Sabu, dan sebagainya. Setiap daerah / lingkungan masyarakat
memiliki budaya yang khas yang membedakan satu masyarakat dengan masyarakat yang lain.
Masyarakat Atoin Meto (demikian orang Timor menyebut dirinya) memiliki budaya
yang khas yaitu budaya oko’mama yaitu budaya mamah (mengunyah) sirih pinang. Budaya
ini masih dipertahankan sampai hari ini. Eksistensi budaya oko’ mama ini mencerminkan
identitas diri, pandangan hidup dan sarana sosial yang telah ada sejak dulu. Tak ada seorang
pun yang mengetahui kapan dimulainya budaya oko’mama ini. Namun demikian menurut
para tetua dan pemangku adat Atoin Meto di Kabupaten Timor Tengah Selatan bahwa budaya
oko’mama merupakan peninggalan dari leluhur Atoin Meto. Budaya ini merupakan simbol
yang menjadi simpul persahabatan dan kekerabatan sosial di kalangan komunitas Atoin Meto.
Melalui oko’mama, masyarakat Atoin Meto dapat menjalin relasi yang lebih akrab dengan
sesamanya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang disajikan penulis di atas, penulis mencoba menetapkan rumusan
masalah yang akan berfungsi sebagai pembatasan kajian dalam penelitian ini. Adapun
rumusan masalah yang ditentukan adalah sebagai berikut :
1. Apa makna, nilai dan fungsi budaya oko’mama pada masyarakat Atoin Meto di Desa
Camplong, Kabupaten Kupang?
2. Bagaimana realita degradasi makna dan nilai budaya oko’mama pada masyarakat
Atoin Meto di Desa Camplong, Kabupaten Kupang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan
Tujuan penelitian yang akan dicapai ialah untuk
1. Mengkaji makna, nilai dan fungsi budaya oko’mama pada masyarakat Atoin Meto di
Desa Camplong, Kabupaten Kupang.
2. Mengkaji degradasi makna dan nilai budaya oko’mama pada masyarakat Atoin Meto
di Desa Camplong, Kabupaten Kupang.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara Teoritis
2. Manfaat yang bisa diberikan secara teori dari hasil penelitian ini ialah dapat
memberikan kontribusi yang membangun dari segi pengetahuan. Dengan demikian,
setiap pembaca bisa mengetahui atau memahami lebih dalam tentang makna
kebudayaan oko’mama, nilai-nilai budaya oko’mama, fungsi budaya oko’mama,
degradasi makna dan nilai budaya oko’mama.
3. Manfaat secara Praktis
a. Bagi Pemerintah. Diharapkan pemerintah bisa memaknai dan mempertahankan
dengan baik budaya oko’mama agar dapat memberitahu kebudayaan ini bagi anak
muda penerus bangsa supaya tidak disalahgunakan sehingga kebudayaan ini tidak
hilang.
b. Bagi Atoin Meto (masyarakat Timor); dapat memelihara budaya oko’mama yang
ada dan meneruskan kepada anak-anak karena memiliki nilai sosial dan makna
yang sangat bermanfaat bagi generasi penerus bangsa.
D. Landasan teori
Budaya diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah
alam. Budaya adalah keseluruhan sikap dan pola perilaku serta pengetahuan yang merupakan
suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh suatu anggota masyarakat tertentu.
1. E.B Tylor (1832-1917). Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, adat istiadat, dan kemampuan
lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. R. Linton (1893-1953). Budaya dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku
yang dipelajari, di mana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota
masyarakat lainnya.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Metode ini merupakan metode
yang fokus pada pengamatan yang mendalam. Oleh karenanya, penggunaan metode kualitatif
dalam penelitian dapat menghasilkan kajian atas suatu fenomena yang lebih komprehensif.
Penelitian kualitatif yang memperhatikan humanisme atau individu manusia dan perilaku
manusia merupakan jawaban atas kesadaran bahwa semua akibat dari perbuatan manusia
terpengaruh pada aspek-aspek internal individu. Aspek internal tersebut seperti kepercayaan,
pandangan politik, dan latar belakang sosial dari individu yang bersangkutan.
Ada beberapa pengertian metode penelitian kualitatif menurut para ahli yaitu
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Camplong, Kabupaten Kupang. Lokasi ini dipilih
berdasarkan pertimbangan peneliti karena masyarakat tersebut masih melaksanakan dan
mengunakan oko'mama sebagai wadah untuk meletakkan atau menyimpan sirih, pinang dan
kapur. Pada saat menghidangkan sirih pinang kepada tamu atau orang lain, biasanya akan
menggunakan oko’mama. sehingga memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi
dan data dari masyarakat.
C. SUMBER DATA
Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah berupa kata-kata, dan tindakan. Data lainnya
yang dapat mendukung adalah dokumen dan lain-lain (Lofland dan Lofland dalam Moleong,
2013:157). Selain itu, menurut Arikunto (2010:172), sumber data adalah subjek dari mana
data dapat diperoleh. Jadi sumber data merupakan informasi yang diperoleh oleh peneliti
untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data yang
digunakan yaitu sumber data yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2018:456), data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber
pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Peneliti menggunakan hasil wawancara yang
didapatkan dari informan mengenai topik penelitian sebagai data primer.
2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2018:456), data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah buku, jurnal, artikel yang
berkaitan dengan topik penelitian mengenai budaya oko’mama ini.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
(pengamatan), wawancara (interview), dan dokumentasi.
1. Observasi.
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau menyelidiki tingkah laku
yakni dengan menggunakan teknik observasi. Menurut Sugiyono (2018:229) observasi
merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik yang lain. Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek
alam yang lain. Melalui kegiatan observasi peneliti dapat belajar tentang perilaku dan makna
dari perilaku tersebut. Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan
langsung di lapangan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya di Desa Camplong
Kabupaten Kupang.
Menurut Yusuf (2014:384), kunci keberhasilan dari observasi sebagai teknik dalam
pengumpulan data sangat banyak ditentukan oleh peneliti itu sendiri, karena peneliti melihat
dan mendengarkan suatu objek penelitian dan kemudian peneliti menyimpulkan dari apa
yang diamati. Peneliti yang memberi makna tentang apa yang diamatinya dalam reliatas dan
dalam konteks yang alami, ialah yang bertanya dan juga melihat bagaimana hubungan antara
satu aspek dengan aspek yang lain pada objek yang ditelitinya.
2. Wawancara
Wawancara menjadi salah satu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
Wawancara merupakan komunikasi dua arah untuk memperoleh informasi dari informan
yang terkait. Menurut Yusuf (2014:372), wawancara adalah suatu kejadian atau proses
interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai melalui
komunikasi secara langsung atau bertanya secara langsung mengenai suatu objek yang
diteliti. Wawancara yang dipilih oleh peneliti adalah wawancara bebas terpimpin. Sedangkan
menurut Arikunto (2016:199), wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan secara bebas namun masih tetap berada pada pedoman
wawancara yang sudah dibuat. Pertanyaan akan berkembang pada saat melakukan
wawancara. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi yang relevan
dengan penelitian.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2018:476), dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan
gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi atau wawancara akan
lebih dapat dipercaya atau mempunyai kredibilitas yang tinggi jika didukung oleh foto-foto
atau karya tulis akademik yang sudah ada. Tetapi tidak semua dokumen memilih tingkat
kredibilitas yang tinggi. Sebagai contoh banyak foto yang tidak mencerminkan keadaan
aslinya, karena foto bisa saja dibuat untuk kepentingan tertentu. Hasil penelitian observasi
dan wawancara akan lebih dapat dipercaya bila didukung oleh adanya suatu dokumen.
E. TEKNIK ANALISIS DATA
Menurut Sugiyono (2018:482), analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain. Sedangkan menurut Moleong (2017:280-281), analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan
oleh data. Ketepatan dan keakuratan data yang terkumpul sangat diperlukan, namun tidak
dapat pula dipungkiri bahwa sumber informasi yang berbeda akan memberikan informasi
yang berbeda pula. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan
pengerahan tenaga fisik dan pikiran sendiri. Selain menganalisis data, peneliti juga perlu
mendalami kepustakaan guna mengonfirmasikan teori.