Anda di halaman 1dari 21

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BERGESERNYA NILAI TRADISI

DALAM TARIAN LULO (STUDI KELURAHAN TABABU


KECAMATAN TIRAWUTA KABUPATEN
KOLAKA TIMUR)

TUGAS PROPOSAL

OLEH :

RENDI PRATAMA.S
C1D415102

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI KONSEN ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : faktor-faktor penyebab bergesernya nilai tradisi

tarian Lulo (studi di Kelurahan Tababu Kecamatan

Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur)

Nama : Agus Priyadi, M

Stambuk : A1A312011

Jurusan/Program studi : PPKn

Fakultas : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Samiruddin, T. M, M.Si Syahbudin, S.H.,M. Hum


NIP. 19960723 199403 1 007 NIP. 19710522 200312 1 001
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha pelestarian dan menumbuhkembangkan adat istiadat yang

tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

serta Hukum yang tertulis pada suku bangsa di indonesia sangat penting,

dalam rangka pemeliharaan kebudayaan nasional.

Salah satu aspek pentingnya adalah untuk memahami dan mengetahui

Nilai-nilai dari warisan pada para leluhur kita. Kandungan nilai-nilai di

dalamnya banyak terdapat unsur yang dapat berfungsi untuk kepentingan

pembangunan dan pembinaan bangsa, baik masa sekarang maupun masa

yang akan datang. Hal ini menurut Garis-Garis Haluan Negara (GBHN)

1999-2004, yang menyatakan bahwa :

Mengembangkan dan membina kebudayaan nasional bangsa indonesia


yang bersumber dari warisan budaya leluhur bangsa, budaya nasional
yang mengandung nilai-nilai universal termaksud kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka mendukung terpeliharanya
kerukunan hidup bermasyarakat dan membangun peradaban bangsa
(pustaka setia, 1999:73 ).

Dari uraian diatas memberikan petunjuk bahwa mengembangkan

dan membina kebudayaan nasional bangsa indonesia haruslah senantiasa

yang menjadi sumber utamanya adalah : (1) warisan budaya leluhur

bangsa, (2) budaya nasional yang mengandung nilai-nilai universal (3)

kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa.


Tujuan pengembangan dan pembinaan kebudayaan nasional

bangsa indonesia yaitu mendukung terpeliharanya kerukunan hidup

bermasyarakat dan membangun peradaban bangsa.

Pembangunan membawa perubahan diri manusia, masyarakat dan

lingkungan hidup serta laju pembangunan. Proses suatu perubahan

merupakan bagian dari modernisasi suatu masyarakat yang merupakan

suatu proses transformasi suatu perubahan masyarakat dalam segi

aspeknya, yang menyebabkan perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya

yang sudah ada dan terjadinya pergeseran sistem nilai-nilai adat yang

membawa perubahan pula dalam hubungan interaksi dalam masyarakat

khususnya di Kelurahan Tababu Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka

Timur.

Nilai-nilai adat istiadat yang mendasari tata kehidupan suatu

masyarakat perlu dalam suatu perawatan dalam arti melihat perlu tidaknya

suatu saat dilakukan renovasi atau perubahan seiring dengan

perkembangan zaman.

Demikian juga halnya dalam Tarian Lulo terkadang mengalami suatu

perubahan yang sangat menonjol. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan

tarian Lulo sebagai salah satu nilai kebudayaan yang mengalami

pergeseran.

Pelaksanaan tarian Lulo di Kelurahan Tababu Kecamatan Tirawuta

Kabupaten Kolaka Timur, sekarang ini menunjukan adanya pergeseran

nilai, dimana dalam pelaksanaannya tidak sesuai lagi dengan aturan yang
sebenarnya pergeseran nilai tersebut bersifat Kondisional. Artinya aturan

dalam proses pelaksanaann Tarian Lulo kadang-kadang dipakai,

dikesampingkan, atau sebagian saja digunakan sejauh mana pergeseran

tersebut hingga kini belum diketahui secara pasti.

Mengingat hal tersebut diatas, dan berdasarkan kenyataan sampai

saat ini penelitian yang khusus menelaah pergeseran nilai pada Tarian

Lulo dikalangan Suku Tolaki, Khususnya di kelurahan Tababu Kecamatan

Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur sepengetahuan penulis belum pernah

diadakan. Atas dasar ini sehingga saya tertarik untuk menelitinya sehingga

dapat mengetahui pergeseran nilai pada Tarian Lulo dan faktor-faktor yang

menyebabkan nilai-nilai dalam Tarian Lulo, mengalami pergeseran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maslah, maka masalah penelitian dapat

dirumuskan Sebagai berikut:

a. Bagaimana proses pelaksanaan Tarian Lulo pada suku tolaki ?

b. Nilai Tradisi apakah yang bergeser pada Tarian Lulo ?

c. Faktor-faktor apa yang menyebabkan nila Tarian Lulo mengalami

pergeseran ?
C. Tujua dan Manfaat Penelitian

a) Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan Tarian Lulo

dalam Suku Tolaki.

2. Untuk mengetahui nilai-nilai tradisi yang mengalami

pergeseran dari nilai keasliannya.

3. Untuk mengetahui Fakto-faktor penyebab bergesernya nilai

tradisi Tarian Lulo.

b) Manfaat Penenlitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Dapat dijadikan sebagai bahan yang bermanfaat dalam

meningkatkan nilai tradisi dalam Tarian Lulo.

2. Dapat memberikan pengalaman yang nyata bagi penulis dalam

melestarikan nilai-nilai budaya dalam Tarian Lulo.

3. Dapat bermanfaat bagi para pembaca.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kebudayan

Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang

harus dibiasakan dengan Belajar beserta keseluruhan hasil budi dan

karyanya (Koentjaraningrat, 1984: 9) kebudayaan yang sering juga

diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal, pada

dasarnya berpangkal pada potensi rohanian manusia itu sendiri.

Selanjutnya Sidi Ghazalha mengemukakan bahwa : kebudayaan

adalah cara berpikir dan cara merasa yang paling menyatakan diri dalam

seluru segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan

sosial dalam suatu ruang dan dalam suatu waktu (Side Gazalha, 1967: 1)

Dari definisi tersebut, jelas bahwa ada sekelompok manusia itu

dibatasi oleh ruang dan waktu, berarti bahwa pengembangan suatu

kebudayaan perlu memperhatikan diri dalam batasan ruang dan waktu.

Sementara itu pada bagian lain Koentjaraningrat menyatakan bahwa wujud

kebudayaan terbagi atas 3 aspek, yaitu :

1. Wujud Kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide dan

gagasan nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas kelakuan

berpola dari manusia dalam masyarakat.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya

manusia.(koentjaranigrat,1984 :7)
Kebudayaan adalah budi manusi yang merupakan hasil perjuangan

manusia terhadap pengaruh kuat dari alam dan zaman (kodrat dan

masyarakat) dalam mana terbukti kekayaan hidup manusia untuk

mengatasi rintangan dan kesukaran dalam hidup dan penghidupannya,

yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat

istiadat dan segala kecakapan dankebiasaan yang diperoleh manusia

sebagai anggota masyarakat, Taylor ( dalam koentjaraningrat, 1981).

Selanjutnya dijelaskan bahwa kebudayaan merupakan segala kemampuan

manusia untuk menguasai alam dan diri sendiri, membuat alat-alat sendiri,

pakaian, bahan-bahan industri lain (koentjaraningrat, 1981 : 8)

B. Konsep Adat Istiadat

Wujud pertama dari kebudayaan merupakan ideal yang bersifat

abstrakk yang sering pula disebut tata kelakuan atau adat istiadat.

Adat adalah suatu kebiasaan yang sering berulang yang menjadi

dasar untuk pengaturan berbagai segi kehidupan yang terjadi di

masyarakat, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Adat merupakan wujud ideal dari dari kebudayaan yang berfungsi

sebagai tata kelakuan (koentjaraningrat, 1987: 19). Selain adat, ada istilah

kebudayaan. Kata kebudayaan berasal dari kata sangsekerta buddhayah,

ialah bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Demikian,

kebudayaan itu dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan budi

dan akal. Ada pendirian lain bahwa kata kebudayaan itu, ialah bahwa

kata itu adalah suatu perkembangan dari majemuk budi daya artinya daya
dari budi, kekuatan dari akal (koentjaraningrat, 1987 :9). Berdasakan

pendirian tersebut, berarti: keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang

harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi

dan karyanya itu.

Perbedaan antara adat dan kebudayaan adalah soal lain, dan

bersangkutan dengan konsepsi bahwa kebudayaan itu mempunyai tiga

wujud yaitu: (1) wujud ideal, (2) wujud kelakuan, dan (3) wujud fisik.

Adat wujud ideal dari kebudayaan secara lengkap wujud itu dapat kita

sebut adat tata kelakuan, karena adat berfungsi sebagai pengatur kelakuan

C. Teori Perubahan Budaya

Perkembangan sistem upacara adat suatu suku bangsa merupakan

salah satu kajian ilmu sejarah. Sebab kajian dalam ilmu sejarah adalah

aktifitas manusia baik bersufat individu maupun kelompok yang mengarah

kepada perubahan dan perkembangan baik politik, ekonomi, sosial,

maupun budaya.

Untuk lebh memahami perubahan budaya, M. Munandar Solaiman

(1992: 29) mengemukakan sebab terjadinya perubahan masyarakat dan

kebudayaan, yaitu :

a. Sebab-sebab yang berasal dari masyarakat dan kebudayaan itu

sendiri, misalnya perubahan jumlah dengan komposisi penduduk.

b. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat hidup

masyarakat yang terbuka, yang berbeda dalam jalur-jalur hubungan


dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk lebih

berubah secara lebih cepat,

Selanjutnya menurut M. Munandar solaiman (1992: 29) bahwa :

perubahan budaya itu mengalami peristiwa yang disebut kultur lag

yaiyu perubahan antara taraf kehidupan berbagai bagian dalam

kebudayaan suatu masyarakat, artinya ketinggalan kebudayaan, yaitu

selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat

benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan

diri terhadap benda tersebut.

Perkembangan suatu masyarakat disebabkan karena masyarakat

tersebut bersifat terbuka dan mau melakukan hubungan dengan

masyarakat yang lain sehingga dengan sendirinya akan mempengaruhi tata

kebiasaan dalam masyarakat sebagaimana yang dikemukakan oleh M.

Munandar Solaeman (1992: 31) bahwa proses penerimaan budaya

disebabkan oleh :

1. Terbiasanya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan

kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat

tersebut.

2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu

kebudayaan ditentukan oleh nilai agama, dan ajaran ini terjaln dalam

keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unrus baru itu


mengalami kelambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran

yang berdasarkan ajaran agama yang berlaku.

3. Unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur

kebudayaan baru tersebut.

Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi perubahan

dalam pelaksanaan kebudayaan. Faktor yang mempengaruhi diantaranya

adalah gagasan-gagsan, ide-ide, atau keyakinan-keyakinan dan hasil

budaya berupa fisik. Munculnya gagasan-gagasan dan ide-ide tersebut

dapat mengubah keyakinan masyarakat untuk menerapkam budaya yang

sudah ada merupakan tradisi mereka.

D. Pengertian Tarian Lulo

Lulo adalah suatu tarian yang ditampilkan oleh semua golongan

dalam masyarakat, baik laki-laki, perempuan, tua, muda, anak-anak, orang

kaya, orang miskin, dengan secara masal. Dan biasanya tarial lulo ini biasa

dilakukan pada saat pesta perkawinan dan pada saat terakhir dari kematian,

tarian ini diiringi dengan bunyi gong. ( Tarimana Abdurrauf, 1989: 257 ).

E. Jenis dan Bentuk Tarian Lulo

Pada dasarnya Tarian Lulo dibedakan atas tiga bagian, yaitu :

1. Molulo, yaitu tarian pergaulan


2. Lulo Sangia, yaitu tarian penyembahan untuk kesembuhan

raja/pejabat pemerintah dan tarian untuk memohon kemaslahatan

hidup agar terhindar dari bala bencana.

3. Lulo Ngganda, yaitu tarian penyembahan untuk memohon kepada

Tuhan Yang maha Gaib (sangia) atas hasil panen yang

dilimpahkandan memohon agar panen berikutnya dapat di berkati.

Dalam tarian lulo molulo sebagia tarian pergaulan, dapat

dibedakan atas empat bagian, yaitu ;

a. Lulo ndimuka-tuka yaitu lulo yang menginjak dua kaki

b. Lulo sinemba-semba, yaitu lulo yang mengayun kaki dua kali

kekiri.

c. Lulo hada, yaitu lulo yang melompat-lompat

d. Lulo leba, yaitu lulo yang gerakannya cepat, (Tarimana Abdurrauf,

1989: 258)

F. Tujuan Tarian Lulo

Tarian Lulo bertujuan untuk mempersatukan semua golongan yang

perna berselisi baik golongan laki-laki, perempuan, tua, muda dan anak-

anak. Di dalam pada saat ada pesta perkawinan, yang biasanya diadakan di

tengah-tengah rumah pesta, dengan rumah bangunan baru yang dihiasi

dengan kain hiasaan tenda yang disebut Tabere (Kain Hiasan Tabir).

(Tariman Abdurrauf, 1989: 259)

.
G. Nilai Tradisi Tarian Lulo

Menurut Koentjaraningrat (1989:103) bahwa pada setiap

kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat dimanapun ia berada akan

selalu ada nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya, nilai-nilai

tersebut adalah nilai tekhnologi, nilai ekonomi, nilai etik, nilai ritual unsur

kebudayaan, yaitu bahasa, sistem mata pencaharian, organisasi sosial,

peralatan hidup, tekhnologi, sistem religi dan kesenian.

1. Nilai Tekhnologi

Nilai tekhnologi menyangkut nilai ketepatan, kesenian, keagamaan

dan pemanfaatan, nilai ini berkaitan dengan sistem tekhnologi, alat

perlengkapan hidup manusia, yaitu berupa alat-alat produksi,

senjata, pakaian, perhiasaan, rumah dan tempat perlindungan serta

alat tradisional. ( Tarimana Abdurrauf, 1998: 82 )

2. Nilai Ekonomi

Nilai ekonomi menyangkut barang-barang produksi yang ditukar,

dijual, nilai ini pada dasarnya berkaitan langsung dengan nilai

tekhnologi yaitu sistem tekhnologi, alat perlengkapan hidup

manusia, sistem mata pencaharian, alat-alat produksi, pakaian,

perhiasan, rumah dan tempat perlindungan ( Tarimana Abdurrauf,

1989: 83 )
3. Nilai Etik

Nilai etik menyangkut tingkah laku dan perbuatan seseorang dalam

berkomunikasi antara sesamanya dangan lingkungan sekitarnya,

alamnya, lingkungan sosial dan diri sendiri, sehingga menimbulkan

hal-hal baik,

4. Nilai Ritual

Nilai ritual menyangkut sikap, tingkah laku, perbuatan, sikap

keagamaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Gaib,

kekuatan-kekuatan yang supernatural, sehingga seseorang atau

kelompok sosial atau umat beragama harus melakukan serangkaian

ibadah, upacara keagamaan untuk mendakatkan dirinya dengan

tuhan-nya hal-hal yang gaib sehingga mendapatkan berkah dan

terhindar dari bala bencana.

Nialai ritual barkaitan dengan bahsa ( bahasa upacara ),

organisasi sosial ( umat beragama ), sistem pengetahuan ( waktu

dan tempat upacara ), serta organisasi religi ( magis, religius ). (

Koentjaraningrat, 1989: 104 )

5. Nilai Etestik

Nilai estetik menyangkut sikap dan penampilan seseorang dalam

menggunakan dan menikmati hal-hal yang mengandung nilai

keindahan dan atistik baik yang bersumber dari keindahan alam

maupun yang berasal dari akspresi seni artistik karya manusia,

sepanjang panorama dan karya seni artistik iu menggugah hati, lalu


merasa kagum dan nikmat sehingga memuaskan penonton dan

pendengarnya.

Nilai etik berkaitan dengan bahasa, sistem tekhnologi (

penampilan dan pakaian perhiasan seni ), organisasi sosial (

kelompok-kelompok seni ), sistem pengetahuan ( struktur alam

yang mengandung keindahan ), sistem religius ( kekuatan bati

seseorang seniman). (Koentjaranigrat, 1989: 105 ).

6. Nilai Logik

Nilai logik menyangkut sikap memntingkan dan menghargai

kebenaran menurut hukum berfikir logika, ( Koentjaraningrat,

1989: 105 ).

H. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Kebudayaan.

Secara umum perubahan sosial dan kebudayaan disebabkan oleh

faktor-faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri ( intern ) dan yang

datang dari luar masyarakat ( ekstern ). Menurut Soerjono Soekanto, (

1988: 83-85 ) sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri (

intern ) adalah sebagai berikut:

a. Perubahan Kependudukan

Bertambah atau berkurangnya penduduk suatu daerah

menyebabkan terjadinya perubahan struktur sosial dan

kebudayaan, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Pertambahan penduduk yang pesat menyebabkan bertambah


kompleksnya sistem sosial. Dengan demikian sistem

kebudayaannya pun turut berubah.

b. Penemuan Baru

Penemuan baru merupakan hasil dari proses sosial dan kebudayaan

yang diciptakan oleh seseorang atau kelompok. Proses penemuan

berlangsung seiring dengan kebutuhan masyarakat.

c. Pertentangan (konflik)

Pertentangan dapat terjadi antar individu dengan individu, individu

dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Perbedaan

faham/penilaian terhadap suatu gejala sosial yang dilakukan oleh

para pemimpin/pemuka masyarakat, dapat menyebabkan terjadinya

pro dan kontra dalam masyarakat yang pada akhirnya

menimbulkan perbedaan dalam tatanan kehidupan suatu

masyarakat termasuk unsur kebudayaannya.

d. Revolusi

Terjadinya revolusi dalam salah satu unsur budaya dapat

menyebabkan perubahan-perubahan dalam tatanan kehidupan

suatu masyarakat.

Diantara faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat (ekstern)

yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial adalah:

a. Perubahan Alam

Terjadinya perubahan alam di sekitar tempat suatu

masyarakat baik yang tidak disengaja ( bencana alam )


maupun yang disengaja ( karena pembangunan ).

Perubahan alam ini memaksa anggota masyarakat untuk

pindah ke daerah baru dan mereka harus menyesuaikan diri

dengan situasi dan kondisi daerah baru tersebut. Hal ini

memungkinkan terjadinya perubahan sosial dalam lembaga

kemasyarakatan.

b. Peperangan

Bila dua kelompok melakukan peperangan, umumnya salah

satu kelompok mengalami kekalahan, kelompok

masyarakat yang kalah cenderung mengalami perubahan

dal lembaga-lembaga kemasyarakatan.

c. Pengaruh Kebudayaan lain

Masuknya suatu kebudayaan lain dapat terjadinya secara

langsung, karena dua atau lebih suatu kelompok masyarakat

dengan kebudayaan yang berlainan hidupnya secara

berdampingan, memungkinkan terjadinya kontak langsung,

hal ini mempunyai kecenderungan unutk menimbulkan

pengaruh timbal balik ( Soerjono Soekanto, 1991: 352 ).


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Kelurahan Tababu

Kecamatan Tirawuta kabupaten Kolaka Timur.

Pemilihan lokasi ini, didasarkan pertimbangan sebagai berikut ;

a. Masyarakat Kelurahan Tababu merupakan masyarakat

heterogen, yaitu suku bugis, Jawa, Bali dan Suku Tolaki

sebagai penduduk asli daerah tersebut.

b. Generasi muda Tolaki di Kelurahan Tababu kurang

memperdulikan keaslian budaya tarian lulo, hal ini terjadi

karena kurangnya perhatian orang tua dalam

mengsosialisasikan arti pentingnya sebuah kebudayaan

khususnya tarian lulo ,

c. Akulturasi budaya asli dan budaya pendatang, menyebabkan

terjadinya pergeseran nilai-nilai tradisi tarian lulo dikalangan

masyarakat penduduknya, baik nilai tekhnologi, etik, ritual,

estetik dan nilai logika

.
B. Sifat Penenlitian

Penelitian ini bersifat deskriftif kualitatif, dalam arti

mendeskripsikan nilai-nilai yang bergeser pada tarian lulo dan faktor-

faktor penyebab terjadinya pergeseran tarian lulo , secara objektif apa

adanya sesuai dengan kondisi riil serta fenomena yang terjadi di Kelurahan

Tababu.

C. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah para tokoh masyarakat, yang

terdiri dari atas, tokoh adat dan tokoh masyarakat yang berada di

Kelurahan Tababu Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur.

Pemilihan tokoh-tokoh masyarakat tersebut dengan pertimbangan dapat

memberikan informasi yang jelas tentang pergeseran nilai tradisi tarian

lulo dan faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran nilai tradisi Lulo.

Disamping itu, setiap informasi yang dipilih memenuhi kriteria tersebut :

(1) penduduk asli daerah tersebut (2) jarang meninggalkan daerah / lokasi

yang diteliti, (4) sadar dan memahami apa yang diajukan oleh peneliti (5)

sabar, jujur dan terbuka terhadap setiap pertanyaan yang diajukan

kepadanya.
D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan di dalam pengumpulan data penelitian ini adalah:

1. Wawancara yang digunakan untuk mencari data tentang pergeseran

nilai tradisi tarian Lulo dan faktor-faktor penyebab pergeseran nilai

tradisi tarian Lulo

2. Observasi yang digunakan untuk mengamati proses pelaksanaan dan

beberapa pergeseran nilai-nilai tradisi tarian Lulo dan faktor-faktor

penyebab pergeseran nilai tradisi Lulo.

E. Teknik Analisi Data

Setelah data terkumpul melalui wawancara atau interview pada tokoh-

tokoh adat dan tokoh-tokoh masyarakat, data tersebut dianalisis dengan

tahap-tahap : (1) transkip rekaman data (2) mengklasifikasikan data, dan

mengidentifikasi data dengan cara memilah-milah data sesuai dengan

ruang lingkup penelitian, analisis data dilakukan dengan cara deskriptif

yaitu mendeskriptifkan tentang pergeseran nilai tradisi tarian Lulo dan

faktor-faktor penyebab pergeseran nilai tradisi tarian Lulo.


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai