Anda di halaman 1dari 12

Penapisan Isu PB Strategis

KRITERIA Pasal 9 (1) PP 46 TAHUN 2016


PENTINGNYA DAMPAK Keterkaitan Keterkaitan
Daftar Pendek Isu Isu sudah Keterkaitan
No Karakteristik dengan Isu PB dengan muatan
PB Keterangan ditangani oleh dengan KLHS Keterangan
Wilayah Luas/Sebaran Lainnya KRP
lain RPPLH Lainnya
(Ada/Tidak) (Ada/Tidak)
A ISU LINGKUNGAN
1 Rawan bencana Sekitar 17% Zona rentan longsor Longsor Ada Tidak Ada Belum ada dokumen Terkait dengan STRATEGIS
bencana tanah wilayah seluas 8,173 Ha terjadi pada RPPLH KLHS RTRW
longsor perencanaan tersebar di 4 musim hujan Provinsi
terletak pada kabupaten sbb : dengan
topografi - Lobar =1.263 Ha dengan CH >
berbukit – - Loteng = 1.103 75 mm/hari
bergunung - Lotim : 3.971 ha
dengan - Lout = .1.836 ha
kemiringan (Gambar 2.6)
lereng > 25%
(Gambar 2.11)
1 1 1 0 1 0 4
2 Rawan bencana Sebagian Terdapat zona Letusan Ada Tidak Ada Belum ada dokumen Tidak terkait
gunung api wilayah berada rawan bencana terakhir terjadi RPPLH
pada kawasan gunungapi seluas pada 25
rawan bencana 7.531ha yg oktober 2015
gunungapi tersebar di:
STRATEGIS
Rinjani yang - Loteng = 935Ha
terletak pada - Lotim = 3.841 Ha
lintasan gunung - Lout =2.755 Ha
api aktif -ring of - (Gambar 2.5,
fire Tabel 2.4)
1 1 1 0 1 1 4
3 Rawan bencana 5,58 % areal Sebaran : Gempabumi Ada Tidak Ada Belum ada dokumen Terkait dengan
gempa bumi atau seluas - Lobar = 4.370 terakhir terjadi RPPLH KLHS RTRW
15.211Ha Ha pada tanggal Provinsi
wilayah - Loteng = 4.952 5 Agustun
perencanaan - Lotim = 5.239 ha 2018 dengan
KRITERIA Pasal 9 (1) PP 46 TAHUN 2016
PENTINGNYA DAMPAK Keterkaitan Keterkaitan
Daftar Pendek Isu Isu sudah Keterkaitan
No Karakteristik dengan Isu PB dengan muatan
PB Keterangan ditangani oleh dengan KLHS Keterangan
Wilayah Luas/Sebaran Lainnya KRP
lain RPPLH Lainnya
(Ada/Tidak) (Ada/Tidak)
masuk dalam - Lout = .650 ha besaran
rawan bencana - (Tabel 2.3) gempa 7M
tinggi. (Gambar (Magnitudo).
2.3)
1 1 1 0 1 0 3
4 Rawan bencana Di beberapa Lombok Timur : Umumnya Ada Tidak Ada Belum ada dokumen Terkait dengan STRATEGIS
banjir. tempat dalam - Kec. Sambelia terjadi pada RPPLH KLHS RTRW
wilayah dan Sembalun bulan Februari Provinsi
perencanaan - 1000 jiwa - Mei
terjadi terdampak
deforesatasi
yang Lombok Tengah
mengakibatkan - Kec. Janapriya
peningkatan dan Praya
runoff dan Tengah
pendangkalan - 1.141 KK
sungai. terdampak.
1 1 1 0 1 0 4
5 Terjadi pembalakan Di hutan di Lombok Timur Kasus Tidak Ada Ada dalam RPJM Terkait dengan STRATEGIS
liar (illegal logging) wilayah 300 Ha di TNGR Pembalakan KLHS RTRW
di wilayah perencanaan liar : Provinsi
perencanaan masih banyak 2016 : 39
karena hutan kayu kasus
sebagai sumber komersial/pertuk 2017 : 16
mata pencaharian angan Kasus
masyarakat 2018 : 15
sekitarnya. Kasus
2019 : 17
Kasus
1 1 1 0 1 0 4
KRITERIA Pasal 9 (1) PP 46 TAHUN 2016
PENTINGNYA DAMPAK Keterkaitan Keterkaitan
Daftar Pendek Isu Isu sudah Keterkaitan
No Karakteristik dengan Isu PB dengan muatan
PB Keterangan ditangani oleh dengan KLHS Keterangan
Wilayah Luas/Sebaran Lainnya KRP
lain RPPLH Lainnya
(Ada/Tidak) (Ada/Tidak)
6 Kekeringan dan Terjadi alih Dampak Ada, Tidak Ada Belum ada dokumen Terkait dengan STRATEGIS
berkurangnya debit fungsi lahan Kekeringan Tahun terkait dg isu A5, RPPLH KLHS RTRW
mata air pada kawasan 2019 A9, A10 Provinsi
hutan Lombok Barat B2, B4, C3, C5
- 6 kecamatan, 25
desa
- masyarakat
terdampak
16.246 KK atau
64.985 jiwa.
Lombok Tengah
- 9 kecamatan
dan 83 desa.
- masyarakat
terdampak
69.380 KK atau
273.967 jiwa.
Lombok Timur
- 7 kecamatan
dan 37 desa.
- masyarakat
terdampak
42.546 KK atau
128.848 jiwa.
Lombok Utara
- 5 kecamatan
dan 20 desa.
- masyarakat
terdampak 9.388
KK atau 28.136
jiwa.
KRITERIA Pasal 9 (1) PP 46 TAHUN 2016
PENTINGNYA DAMPAK Keterkaitan Keterkaitan
Daftar Pendek Isu Isu sudah Keterkaitan
No Karakteristik dengan Isu PB dengan muatan
PB Keterangan ditangani oleh dengan KLHS Keterangan
Wilayah Luas/Sebaran Lainnya KRP
lain RPPLH Lainnya
(Ada/Tidak) (Ada/Tidak)
1 1 1 0 1 1 5
7 Penurunan kualitas Terjadi alih Terjadi penurunan Tersebar di Ada Tidak Ada Belum ada dokumen Terkait dengan STRATEGIS
air fungsi lahan titik mata air : seluruh Terkait dg Isu A4, RPPLH KLHS RTRW
pada kawasan 1980 : 702 titik wilayah A5, A6, A9, dan Provinsi
hutan 2006 : 180 titik perencanaan A10
2016 : 228 titik
1 1 1 0 1 0 4
8 Belum optimalnya - di jalur (tracking), Ada, Tidak Ada Belum ada dokumen Terkait dengan STRATEGIS
pengelolaan destinasi wisata, 53% sampah Terkait dg Isu A7, RPPLH KLHS RTRW
sampah dan limbah kawasan plastik B2, C3, C5 Provinsi
terbangun lainnya
0 1 1 0 1 1 4
9 Kebakaran Hutan Banyaknya Lotim: Terdapat Ada, Tidak Ada Belum ada dokumen Terkait dengan STRATEGIS
dan Lahan padang rumput Sembalun, aktivitas Terkait dengan RPPLH KLHS RTRW
penggembalaan - 60 Ha TN masyarakat Isu B2, B4, C3, Provinsi
- 3,8 ha Zona yang C5
Pemanfaatan, menyebabkan
- 3,6 Ha Zona inti, kebakaran
dan 2,3 Ha Zona
Rimba
1 1 1 0 1 0 4
10 Terdapat alih Fungsi Hutan lindung Terdapat Ada, Terkait Tidak Ada Belum ada dokumen Terkait dengan STRATEGIS
Lahan dari Hutan berbatasan - 1.341 ha hutan dengan Isu B2, RPPLH KLHS RTRW
Lindung ke Lahan dengan berubah fungsi B4, C3, C5 Provinsi
Pertanian dan permukiman menjadi lahan
permukiman pertanian (Tabel
2.1) dan
- 4.867,35 Ha
menjadi
perumahan
(Tabel 2.2).
KRITERIA Pasal 9 (1) PP 46 TAHUN 2016
PENTINGNYA DAMPAK Keterkaitan Keterkaitan
Daftar Pendek Isu Isu sudah Keterkaitan
No Karakteristik dengan Isu PB dengan muatan
PB Keterangan ditangani oleh dengan KLHS Keterangan
Wilayah Luas/Sebaran Lainnya KRP
lain RPPLH Lainnya
(Ada/Tidak) (Ada/Tidak)
Rincian :
Lobar:
- 91 Ha HL
menjadi lahan
pertanian
- 9 Ha Tahura
menjadi sawah
dan 1,08 Ha
menjadi
permukiman.
- 875,38 Ha hutan
di luar kawasan
lindung menjadi
permukiman.
Loteng;
- 64 Ha HL
menjadi lahan
pertanian
- 297,50 hutan di
luar kawasan
lindung menjadi
permukiman
Lotim;
- 250 Ha HL
menjadi lahan
pertanian.
- 358 Ha HP
menjadi lahan
pertanian.
KRITERIA Pasal 9 (1) PP 46 TAHUN 2016
PENTINGNYA DAMPAK Keterkaitan Keterkaitan
Daftar Pendek Isu Isu sudah Keterkaitan
No Karakteristik dengan Isu PB dengan muatan
PB Keterangan ditangani oleh dengan KLHS Keterangan
Wilayah Luas/Sebaran Lainnya KRP
lain RPPLH Lainnya
(Ada/Tidak) (Ada/Tidak)
- 530 Ha TN
menjadi lahan
pertanian
- 1,1 Ha TN
menjadi
Permukiman.
- 2.786,45 Ha
hutan di luar
kawasan lindung
menjadi
permukiman
Lomu :
- 414 Ha HL
menjadi lahan
pertanian
- 21 Ha HP
menjadi lahan
pertanian.
- 0,51 Ha HL
menjadi
permukiman.
- 905,33 Ha hutan
di luar kawasan
lindung menjadi
permukiman.
1 1 1 1 1 0 5
B EKONOMI
1 Kurang - - Sulit Tidak ada Tidak Ada Belum ada dokumen Tidak terkait
memadainya memasarkan RPPLH
jaringan Prasarana produk
dan Sarana pertanian
KRITERIA Pasal 9 (1) PP 46 TAHUN 2016
PENTINGNYA DAMPAK Keterkaitan Keterkaitan
Daftar Pendek Isu Isu sudah Keterkaitan
No Karakteristik dengan Isu PB dengan muatan
PB Keterangan ditangani oleh dengan KLHS Keterangan
Wilayah Luas/Sebaran Lainnya KRP
lain RPPLH Lainnya
(Ada/Tidak) (Ada/Tidak)
Pemasaran
(jaringan jalan,
pasar, dan
transportasi)
0 1 0 0 1 0 2
2 Lemahnya Banyak Potensi Ada, Tidak Ada Belum ada dokumen Terkait dengan STRATEGIS
pembinaan sector Masyarakat perambahan hutan Terkait dengan RPPLH KLHS RTRW
social dan ekonomi Desa Hutan MDH tinggi (Lihat isu A5, A9, A10 Provinsi
masyarakat guna A5 dan A10)
mencegah
“masyarakat masuk
hutan”
1 1 1 0 1 0 4
3 Belum
berkembangnya Belum ada
- - Tidak ada Tidak Ada Tidak terkait
industry pengolahan dokumen RPPLH
dan industry kreatif
0 0 0 0 0 0 0
4 Pendapatan - Potensi merambah Ada, Tidak Ada Belum ada dokumen Terkait dengan
masyarakat masih hutan Terkait dengan RPPLH KLHS RTRW
rendah, isu A5, A9, A10 Provinsi
pengangguran tinggi
dan tingkat
kemiskinan masih
tinggi
0 1 1 0 0 0 2
C ISU SOSIAL
Terjadi koflik tenurial
1
di beberapa wilayah
Kurang - Seluruh wilayah Tidak ada Tidak Ada Tidak terkait
Belum ada
2 memadainya
dokumen RPPLH
jaringan Prasarana
KRITERIA Pasal 9 (1) PP 46 TAHUN 2016
PENTINGNYA DAMPAK Keterkaitan Keterkaitan
Daftar Pendek Isu Isu sudah Keterkaitan
No Karakteristik dengan Isu PB dengan muatan
PB Keterangan ditangani oleh dengan KLHS Keterangan
Wilayah Luas/Sebaran Lainnya KRP
lain RPPLH Lainnya
(Ada/Tidak) (Ada/Tidak)
dan Sarana Sosial
(kesehatan, air
minum, sanitasi)
0 0 0 0 1 0 1
MDH Ada Tidak Ada Belum ada Terkait dengan
Lemahnya peran
Terkait dengan dokumen RPPLH KLHS RTRW
3 masyarakat dalam -
isu A5, A9, A10, Provinsi
aktifitas KSN
B2
0 1 1 0 0 1 3
Ketahanan budaya Tidak ada Tidak Ada Belum ada Tidak terkait
4 - -
local masih lemah dokumen RPPLH
0 0 0 0 0 0 0
Lemahnya Track dan tujuan Ada Tidak Ada Belum ada Terkait dengan
penegakan hokum wisata Terkait dengan dokumen RPPLH KLHS RTRW
5 -
terhadap perusak isu A5, A8, A10 Provinsi
lingkungan
0 1 1 1 1 4
HASIL PENAPISAN ISU PB STRATEGIS

A ISU LINGKUNGAN

1 Rawan bencana bencana tanah longsor


2 Rawan bencana gunung api
3 Rawan bencana banjir.
4 Terjadi pembalakan liar (illegal logging) di wilayah perencanaan karena
hutan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat sekitarnya.
5 Kekeringan dan berkurangnya debit mata air
6 Penurunan kualitas air
7 Belum optimalnya pengelolaan sampah dan limbah
8 Kebakaran Hutan dan Lahan
9 Terdapat alih Fungsi Lahan dari Hutan Lindung ke Lahan Pertanian dan
permukiman

B EKONOMI

10 Lemahnya pembinaan sector social dan ekonomi masyarakat guna


mencegah “masyarakat masuk hutan”

C ISU SOSIAL

11 Lemahnya penegakan hokum terhadap perusak lingkungan

PENAPISAN ISU PB PRIORITAS

Penilaian Isu PB Strategis Prioritas dilakukan dengan uji silang antara


Isu PB strategis dengan kriteria pada Pasal 9 (2) Peraturan Pemerintah No 46
tahun 2016. Dalam melakukan uji silang hal-hal berikut menjadi pertimbangan
penting.
Rekapitulasi hasil penilaian uji silang tersebut di sajikan pada Tabel 4.8.

Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas


ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pasal 9(2) PP 46/2016
No P/T
STRATEGIS a b c d e f g h i j ∑
A ISU LINGKUNGAN
1 Rawan bencana tanah longsor 4 4 1 2 3 4 3 3 4 3 31 T
2 Rawan bencana gunung api 5 5 5 2 4 5 1 3 5 5 40 P
3 Rawan bencana banjir. 5 5 5 4 4 5 3 3 5 5 44 P
Terjadi pembalakan liar (illegal logging) di
wilayah perencanaan karena hutan sebagai
4 4 4 4 4 2 3 2 2 2 2 29 T
sumber mata pencaharian masyarakat
sekitarnya.
5 Kekeringan dan berkurangnya debit mata air 5 5 5 2 4 5 1 3 5 5 40 P
6 Penurunan kualitas air 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 24 T
Belum optimalnya pengelolaan sampah dan
7 2 3 2 3 4 2 2 2 5 2 27 T
limbah
8 Kebakaran Hutan dan Lahan 4 5 5 2 4 5 1 3 5 5 39 P
Terdapat alih Fungsi Lahan dari Hutan Lindung
9 5 5 5 2 4 5 1 3 5 5 40 P
ke Lahan Pertanian dan permukiman
B ISU EKONOMI T
Lemahnya pembinaan sector social dan
10 ekonomi masyarakat guna mencegah 1 3 2 2 2 2 1 3 2 4 22 T
“masyarakat masuk hutan”
C ISU SOSIAL T
13 Adanya konflik Lahan 1 2 1 1 1 2 1 3 2 2 16 T
Rata-rata Total Skor 32
Sumber : Hasil analisis, 2020
Keterangan :
Nilai skor = 1 menunjukkan bahwa isu PB Strategis berpengaruh terhadap muatan Pasal 9(2) PP 46/2016 dan
nilani skor = 0 tidak berpengaruh.
a. kapasitas daya dukung dan daya tampung Lingkungan Hidup untuk pembangunan;
b. perkiraan dampak dan risiko Lingkungan Hidup;
c. kinerja layanan atau jasa ekosistem;
d. intensitas dan cakupan wilayah bencana alam;
e. status mutu dan ketersediaan sumber daya alam;
f. ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
g. kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
h. tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok masyarakat serta terancamnya
keberlanjutan penghidupan masyarakat;
i. risiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat;
j. ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara tradisional yang dilakukan oleh
masyarakat dan masyarakat hukum adat.
∑ Total Skor
P/T = Prioritas/Tidak
• Rawan bencana tanah longsor terhadap kapasitas daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan. Hasil overlay
kawasan rawan longsor dengan daya dukung pangan tinggi (surplus)
didapatkan bahwa 10,83% kawasan yang memiliki daya dukung pangan
tinggi (surplus) atau seluas 29.494Ha berada pada kawasan dengan zona
kerentanan gerakan tanah tinggi (rawan longsor). Sementara itu 25,64%
atau 69.861Ha berada pada zona kerentanan menengah, 35,93% atau
97.898Ha berada pada zona kerentanan rendah, dan hanya 6,11% atau
16.643Ha saja yangf erada pada zona kerentanan sangat rendah (Tabel
4.5).
Tabel 4. 1
Luas Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor pada Kawasan
dengan Daya Dukung Pangan Tinggi (Surplus) (Ha)
Zona Kerentanan Gerakan Tanah
Kabupaten Sangat
Tinggi Menengah Rendah Total
Rendah
Kabupaten Lombok Barat 308 7.956 14.112 812 23.189
Kabupaten Lombok Tengah 1.952 7.218 11.202 - 20.373
Kabupaten Lombok Timur 21.987 31.653 48.012 13.253 114.906
Kabupaten Lombok Utara 5.246 23.033 24.571 2.577 55.428
Total 29.494 69.861 97.898 16.643 213.895
% Wilayah Perencanaan 10,83 25,64 35,93 6,11 78,51
Sumber : Hasil Analisis, 2020

• Rawan bencana gunungapi terhadap kapasitas daya dukung dan daya


tampung lingkungan hidup untuk pembangunan. Hasil overlay kawasan
rawan bencana gunungapi dengan daya dukung pangan didapatkan bahwa
3.102Ha berada pada Rawan-1, 2.641Ha pada Rawan-2, dan 1.720Ha
berada pada Rawan-3 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4. 2
Luas Kawasan Rawan Bencana Gunungapi pada Kawasan dengan
Daya Dukung Pangan Tinggi (Surplus) (Ha)
Zona Kerentanan Bencana Gunungapi
Kabupaten
Rawan 1 Rawan 2 Rawan 3 Total
Lombok Barat - - - -
Lombok Tengah 863 1 - 864
Lombok Timur 1.427 1.845 571 3.843
Lombok Utara 813 794 1.149 2.756
Total 3.102 2.641 1.720 7.463
% Wilayah Perencanaan 1,14 0,97 0,63 2,74
Sumber : Hasil Analisis, 2020

• Rawan bencana banjir terhadap kapasitas daya dukung dan daya


tampung lingkungan hidup untuk pembangunan. Hasil overlay kawasan
rawan bencana banjir dengan daya dukung pangan didapatkan bahwa
72.485 Ha lahan dengan daya dukung pangan surplus berada pada daerah
rawan banjir dengan rincian 39.989Ha terdapat pada Kelasa kerawan
rendah, 32.223Ha pada kelas kerawan sedang, dan hanya 273Ha berada
pada tingkat kerawan tinggi dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4. 3
Luas Kawasan Rawan Bencana Banjir pada Kawasan dengan Daya
Dukung Pangan Tinggi (Surplus) (Ha)
Luas Daya Dukung Pangan Surplus
Kabupaten
Rendah Sedang Tinggi Total
Kabupaten Lombok Barat - 4.336 10 4.346
Kabupaten Lombok Tengah 3.642 4.340 68 8.050
Kabupaten Lombok Timur 27.914 16.108 - 44.022
Kabupaten Lombok Utara 8.433 7.439 195 16.067
Total 39.989 32.223 273 72.485
Sumber : Hasil Analisis, 2020

Isu pembangunan berkelanjutan strategis dinyatakan prioritas apabila


total skornya masing-masing isu ≥ (lebih besar atau sama dengan) rata-
rata total skornya, yang dalam table tersebut adalah 6,27. Dengan demikian
berdasarkan total skor masing-masing isu PB Strategisnya yang dinyatakan
Prioritas ada lima isu, yaitu:

1. Rawan bencana gunung api


2. Kekeringan dan berkurangnya debit mata air
3. Kebakaran Hutan dan Lahan
4. Rawan bencana banjir.
5. Alihfungsi Lahan dari Hutan Lindung ke Lahan Pertanian dan permukiman

Anda mungkin juga menyukai