USULAN PEMANGKU
DAFTAR PENDEK ISU PB HASIL PEMUSATAN KEPENTINGAN*)
No
Ekonomi Sosial Lingkungan
A ISU EKONOMI
2E.1; 4S.4;
Kurang memadainya jaringan Prasarana dan
4E.3;
1 Sarana Pemasaran (jaringan jalan, pasar, dan
4E.5;
transportasi)
6E.2
2E.2; 2S.3;
Lemahnya pembinaan sector social dan ekonomi
2E.3; 4S.3;
2 masyarakat guna mencegah “masyarakat masuk
3E.1; 5S.3;
hutan”
6S.1;
4E.6;
Belum berkembangnya industry pengolahan dan
3 6E.2;
industry kreatif
6E.3;
Pendapatan masyarakat masih rendah, 5E.1; 4S.2;
4 pengangguran tinggi dan tingkat kemiskinan masih 5E.2; 5S.1;
tinggi 6S.4
B ISU SOSIAL
1S.1; 1S.4; 9L.3
1S.5; 2S.2; 9L.4
1 Terjadi koflik tenurial di beberapa wilayah
4S.1
9S.1
Kurang memadainya jaringan Prasarana dan 1S.7
2
Sarana Sosial (kesehatan, air minum, sanitasi)
3 Lemahnya peran masyarakat dalam aktifitas KSN 3S.1
6S.2;
4 Ketahanan budaya local masih lemah
8S.1
Lemahnya penegakan hokum terhadap perusak 9S.3
5
linglkungan
C ISU LINGKUNGAN
Terjadi pembalakan liar (illegal logging) di wilayah 1E,3 2L.2
perencanaan karena hutan sebagai sumber mata 1E.4 4L.2
2 pencaharian masyarakat sekitarnya. 9E.1 5L.1
9E.2 6L.1
9E.3
2L.3
4L.3
3 Kekeringan dan berkurangnya debit mata air 5L.2
8L.1
Keterangan : *) 2E.1 :
2 = Nomor urut Pemangku Kepentingan pada Tabel 1 kolom (1)
E = Isu Ekonomi; S=Isu social dan L = Isu Lingkungan pada Tabel 1
kolom (2), (3), dan (4)
1 = Nomor urut usulan pada setiap isu
Hasil pemusatan pada Tabel 2 tersebut selanjutnya menghasilkan Daftar Pendek Isu PB sebagai
berikut :
A ISU LINGKUNGAN
1 Rawan bencana gunung api
2 Rawan bencana gempa bumi
3 Rawan bencana bencana tanah longsor
4 Rawan bencana banjir.
5 Terjadi pembalakan liar (illegal logging) di wilayah perencanaan karena hutan sebagai
sumber mata pencaharian masyarakat sekitarnya.
6 Kekeringan dan berkurangnya debit mata air
7 Penurunan kualitas air,
8 Belum optimalnya pengelolaan sampah dan limbah
9 Kebakaran Hutan dan Lahan
10 Terdapat alih Fungsi Lahan dari Hutan Lindung ke Lahan Pertanian dan permukiman
B ISU EKONOMI
11 Kurang memadainya jaringan Prasarana dan Sarana Pemasaran (jaringan jalan, pasar, dan
transportasi)
12 Lemahnya pembinaan sector social dan ekonomi masyarakat guna mencegah “masyarakat
masuk hutan”
13 Belum berkembangnya industry pengolahan dan industry kreatif
14 Pendapatan masyarakat masih rendah, pengangguran tinggi dan tingkat kemiskinan masih
tinggi
C ISU SOSIAL
15 Terjadi koflik tenurial di beberapa wilayah
16 Kurang memadainya jaringan Prasarana dan Sarana Sosial (kesehatan, air minum, sanitasi)
17 Lemahnya peran masyarakat dalam aktifitas KSN
18 Ketahanan budaya local masih lemah
19 Lemahnya penegakan hokum terhadap perusak linglkungan
IDENTIFIKASI ISU PB STRATEGIS
Identifikasi isu PB Strategis dilakukan dengan melakukan uji silang antara 19 (Sembilan belas) daftar
pendek isu PB hasil pemusatan tersebut dengan 6 (enam) unsur Pasal 9 ayat (1) PP No. 46 Tahun
2016. Enam unsur pada Pasal 9(1) tersebut adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan uji silang antar 19 unsur dan 6 unsur tersebut secara umum diuraikan dengan matriks bantu
sebagai berikut :
A.1 (a) Isu Rawan Bencana Tanah Longsor terhadap Kapasitas Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan
Hasil overlay kawasan rawan longsor dengan daya dukung pangan tinggi (surplus) didapatkan
bahwa 10,83% kawasan yang memiliki daya dukung pangan tinggi (surplus) atau seluas
29.494Ha berada pada kawasan dengan zona kerentanan gerakan tanah tinggi (rawan
longsor). Sementara itu 25,64% atau 69.861Ha berada pada zona kerentanan menengah,
35,93% atau 97.898Ha berada pada zona kerentanan rendah, dan hanya 6,11% atau
16.643Ha saja yangf erada pada zona kerentanan sangat rendah (Tabel 4.5).
Luas Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor pada Kawasan dengan Daya Dukung
Pangan Tinggi (Surplus) (Ha)
A.2 (a) Isu Rawan Bencana Gunungapi terhadap Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup untuk Pembangunan
Hasil overlay kawasan rawan bencana gunungapi dengan daya dukung pangan didapatkan
bahwa 3.102Ha berada pada Rawan-1, 2.641Ha pada Rawan-2, dan 1.720Ha berada pada
Rawan-3 dengan rincian sebagai berikut:
Luas Kawasan Rawan Bencana Gunungapi pada Kawasan dengan Daya Dukung
Pangan Tinggi (Surplus) (Ha)
Hasil overlay kawasan rawan bencana banjir dengan daya dukung pangan didapatkan bahwa
72.485 Ha lahan dengan daya dukung pangan surplus berada pada daerah rawan banjir
dengan rincian 39.989Ha terdapat pada Kelasa kerawan rendah, 32.223Ha pada kelas
kerawan sedang, dan hanya 273Ha berada pada tingkat kerawan tinggi dengan rincian
sebagai berikut:
Luas Kawasan Rawan Bencana Banjir pada Kawasan dengan Daya Dukung Pangan
Tinggi (Surplus) (Ha)
3. Lombok Timur
Aikmel 61.336 12.769 Intensitas tidak Komponen Dampak tidak Dapak dapat Dampak yang
Labuhan Haji 57.440 4.634 regular dan lingkungan bersifat berbalik dan terjadi dapat
Masbagik 101.429 3.391 tidak dapat yang terkena kumulatif dapat dipulihkan
Montong diprediksi. dampak tidak karena setiap dipulihkan dengan
4.711 Lamanya significant terjadi gempa kembali teknologi
Gading 42.593
Pringgabaya 95.397 11.275 dampak dampaknya yang tersedia
Pringgasela 53.949 7.928 tergantung segera
Sambelia 32.747 31.262 kekuatan dipulihkan.
Sembalun 20.193 18.642 gempa
Sikur 70.381 6.191
Suela 39.264 12.400
Suralaga 54.353 3.063
Wanasaba 62.389 6.111
Sub Total 3 691.472 122.378
4. Kabupaten Lombok Utara
Bayan 49.344 27.353 Intensitas tidak Komponen Dampak tidak Dapak dapat Dampak yang
regular dan lingkungan bersifat berbalik dan terjadi dapat
Gangga 43.001 20.344 tidak dapat yang terkena kumulatif dapat dipulihkan
Kayangan 40.411 12.563 diprediksi. dampak tidak karena setiap dipulihkan dengan
Lamanya significant terjadi gempa kembali teknologi
Pemenang 36.895 7.351 dampak dampaknya yang tersedia
Tanjung 48.880 13.459 tergantung segera
kekuatan dipulihkan.
Sub Total 4 218.532 81.070 gempa
Total 1.506.913 272.449
Sumber : Hasil Analisis 2020
Keterangan:
a. besarnya jumlah penduduk yang terkena dampak (jiwa);
b. luas wilayah penyebaran dampak (Ha);
c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. banyaknya komponen lingkungan hidup yang terkena dampak;
e. sifat kumulatif dampak;
f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak;
g. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Tingkat Pentingnya Potensi Dampak pada Kawasan Rawan Bencana Banjir di Wilayah Kajian