Anda di halaman 1dari 16

IDENTIFIKASI ISU PB

Telah dilakukan penjaringan isu PB yang hasilnya


disajikan pada Tabel 1
Tabel 1
Hasil Penjaringan Pembangunan Berkelanjutan yang Menjadi Daftar Panjang Isu PB
Nama Pemangku
Isu Ekonomi Isu Sosial Isu Lingkungan
Kepentingan
(1) (2) (3) (4)
1. ARIEF NH 1. Masyarakat lingkar hutan (MLH) sedikit 1. Sumber konflik sosial karena perebutan 1. Menurunnya kualitas n kuantitas pohon
Bappeda Kab Lobar atau tidak ada lahan yg dikelola sehingga lahan atau sumber daya; besar n mata air;
menjadi salah satu lokasi kemiskinan, 2. Tingkat pendidikan MLH secara umum 2. Menurunnya kuantitas flora n fauna
kekumuhan; lebih rendah karena minimnya akses pandenik lombok (Pohon, epifit,
2. Masyarakat masuk kawasan hutan pendidikan; menjangan dll);
karena tidak bisa membayar PBB tanah 3. Hutan menjadi tempat persembunyian 3. Menurunnya iklim mikro dikawasan
miliknya yg mahal (Lobar, Batu Layar, DPO; lingkar hutan;
Batu Layar n Senggigi) 4. Klaim hak milik lahan hutan karena batas 4. Upaya rehabilitas hutan dari Jasa
3. MLH memandang potensi hutan sebagai hutan yg tidak jelas; lingkungan tidak berjalan dengan baik
sumber makanan, sumber bahan baku, 5. Potensi konflik dalam jual beli lahan (Kec Naramada :Sesaot, pakuan, Buwun
sumber pendapatan (Lobar, Narmada, HKM; sejati, Kec Lingsar : Batu Mekar, Karang
Sesaot n Pakuan). 6. Tingginya pertumbuhan penduduk pada Bayan);
4. Hutan sebagai sumber bahan baku MLH; 5. Pengelolaan sampah n sanitasi pada
rumah tahan gempa; 7. Akses pelayanan dasar seperti obyek wisata hutan kurang baik
5. Pengelolaan pendapatan dari wisata Kesehatan, Air Minum dan Sanitasi sehingga pencemaran tanah dan air
hutan, sangat sedikit yg dialokasikan utk kurang memadai;
konservasi hutan.
2. HIDAYATURROHMAN 1. Akses angkutan umum yang terbatas. 1. Masih adanya perambahan hutan utk 1. Penanganan sampah pada jalur
Dinas Perhubungan 2. Belum jelasnya konsep pelibatan pemukiman dan ladang. pendakian rinjani.
Provinsi NT masyarakat dalam pemeliharaan hutan 2. Penguasaan tanah taman nasioanal dan 2. Perambahan hutan dan illegal logging
yang berkelanjutan. tanah adat. 3. Pengamanan mata air
3. Bagaimana strategi pembinaan 3. Belum optimalnya penguatan kelompok 4. Belum optimalnya konsep penanganan
masyarakat agar bisa mendapatkan masyarakat dikawasan rinjani banjir
keuntungan ekonomi dari kawasan 4. Rentannya struktur bangunan rumah
gunung rinjani penduduk terhadap bencana geologi
3. M. Zaim Sulistyanto 1. Peningkatan Kesejahteraan masyarakat 1. kejelasan pemanfaatan ruang lokasi 1. terjadi degradagi lingkungan, karena
DinaDinas Lingkungan pada kegiatan KSN Rinjani yg terkait KSN terhadap aktifitas masyarakat adanya kegiatan pemanfaatan kawasan
Hidup dan Kehutanan Prov. dengan aktifitas Taman Nasional sehingga seluruh kegiatan dapat hutan secara illegal, baik di kawasan
NTB Gunung Rinjani, Balai KPH Rinjani Barat, diakomodir dalam tata ruang KSN. dan konservasi (TN & TAHURA) serta di
Balai KPH Rinjani Timur, Balai KPH Hutan Lindung. secara umum kawasan
Nama Pemangku
Isu Ekonomi Isu Sosial Isu Lingkungan
Kepentingan
(1) (2) (3) (4)
Palangan Tastura serta Balai TAHURA perlu peningkatan keterlibatan peran perlindungan sebagian sudah berubah
NURAKSA. masyarakat dalam aktifitas KSN. menjadi kawasan Budidaya.3
4. Misbahib Haraha 1. gunung rinjani sbg destinasi wisata 1. adanya konflik kepemilikan lahan (adat 1. sampah.merata di p Lombok
Badan Pengelola Geopark unggulan dg kunjungan hampir 100 rb dasn btngr).lmbok timur 2. penebangan hutan. Merata di kaw hutan
Rinjani Lombok wisatawan/th. Dg pintu pendakian Di 2. tingkat kemiskinan masih tinggi.merata di p Lombok
kab lombok timur,kab lombok utara dan di p Lombok 3. sumber air mengering.lombok
kab lombok tengah 3. tingkat edukasi msyrkt masih barat,utara,tengah dan tinur
2. sebanyak 1731 orang yg rendah.merata di p.lombok 4. ancaman bencana alam gempa bumi,
menggantungkan ekonominya secara 4. blum ada moda transport publik ke banjir,dan longsor.
langsung di gunung rinjani (TO dan destinasi wisata 5. intrusi air laut.kota mataram
porter). Di kab lombok timur,kab lombok 5. adanya ketimpangan sosial 6. kebakaran hutan.di lombok timur
utara dan kab lombok tengah
3. potensi pertanian agro tapi belum ada
pasar agronya. Di kab lombok timur.
4. multiplier efek yg tinggi dari kegiatan di
gunung rinjani (gunung rinjani sbg kunci
kgtn wisata lainnya,saat rinjani tutup
tingkat kunjungan wisata turun drastis)
5. msyrt sudah mulai mengembangkan
produk khas di tingkat desa tapi masih
minim pemasaran
6. masih minim souvenir khas
5. MOH SAMSUL RIJAL 1. Pendapatan rendah, 1. Penganguran musiman, 1. Kerusakan hutan,
Bappeda Lombok Tengah 2. Tikemiskinan, 2. Keamanan dan ketertiban, 2. Kekeringan,
3. Kearifan lokal, 3. Rendahnya kesadaran masyarakat 3. Sampah,
4. Konflik antar desa, 4. Alih fungsi lahan pertanian,
5. Penurunan kualitas air,
6. Permukiman kumuh
6. Muhammad Faisyal MY 1. Masyarakat sekitar kawasan TNGR 1. Tingkat kesadaran masyarakat akan 1. Gangguan kawasan dan bencana alam
Balai TN Gunung Rinjani tergantung pada kawasan terutama kawasan rendah (Perburuan, illegal Logging,
sektor pariwisata (Desa Sembalun, 2. Ada pengaruh wisata terhadap budaya perambahan, Kebakaran Hutan,
Senaru, Aik Berik dan Tetebatu) di masyarakat
Nama Pemangku
Isu Ekonomi Isu Sosial Isu Lingkungan
Kepentingan
(1) (2) (3) (4)
2. Nilai jual produk dari masyarakat tidak 3. Tingkat pendidikan masyarakat dan Gempa bumi, Letusan gunung, cuaca
stabil pelaku wisata masih rendah ekstrim dll)
3. Masyarakat masih menjual raw material 4. Banyak Masyarakat sekitar kawasan 2. Pengelolaan SDA (Identifikasi potensi,
menjadi TKI/TKW ke Luar Negeri Bioprospecting & Biopiracy, pengelolaan
spesies prioritas)
3. Pengelolaan sampah dan limbah
7. Taradina Wisudayani M, - - 1. minimnya Pengelolaan sampah di
ST kawasan gunung rinjani
Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Provinsi
NTB
8. Dewinda Prameta Suci 1. Pengembangan pariwisata berbasis 1. Mempertahankan nilai kearifan lokal dan 1. Perlindungan mata air di kawasan rinjani
Bappeda Kabupaten kelompok sadar wisata dan memberi budaya setempat serta penguatan 2. Global hub
Lombok Utara ruang lebih kepada masyarakat lokal di kelembagaan adat sebagai upaya
dalam pengembangan produksi perlindungan lingkungan yang diakui
pendukung kegiatan pariwisata oleh pemerintah
9. Team Penyusun 1. Perambahan kawasan hutan di di daerah 1. Terdapat Konflik Tenurial sebagai berikut 1. Limbah plastic di Danau Segara Anakan
yang berbatasan dengan kebun rakyat . dan jalaur-jalur pendakian
2. Pembalakan Liar (Illegal Logging) di a. Hutan Lindung di Lombok Barat 2. Kebakaran Hutan dan Lahan akibat
lokasi yang berbatasan dengan sebesar 91,72Ha berubah fungsi adanya pembakaran rumput untuk
permukiman. Berdasarkan data Dinas menjadi pertanian, total di 4 penggembalaan dan pembukaan
LHK NTB, jumlah kasus pembalakan liar kabupaten 413Ha ladang. Luas areal kebakaran hutan di
yang ditangani sejak 2016 sampai b. Terdapat Perubahan Lahan Hutan wilayah Senaru dan Sembalun yang
pertengahan 2019 ini sebanyak 71 Produksi menjadi sawah dan ladang terjadi dari tanggal 19 Oktober 2019
kasus. Pada 2016 sebanyak 39 kasus, di Kabupaten Lombok Timur dan sampai 20 Oktober 2019 diperkirakan
kemudian turun drastis menjadi 16 kasus Lombok Utara.total seluas 379,91Ha seluas 2.557 Hektar. (kompas.com). 115
pada 2017. Kasus pembalakan liar c. Terdapat 17,23 Ha lahan Taman Hektare Hutan Savana di Kawasan
kemudian mampu ditekan menjadi 15 Hutan Raya yang dimanfaatkan Taman Nasional Gunung Rinjani
kasus di tahun 2018. Pada 2019 ini, sawah, sawah tadah hujan dan Terbakar pada Bulan Agustus 2019.
belum genap setahun kasus pembalakan tegalan/ ladadng di Kabupaten (Kompas.com).
liar sudah mencapai 17 kasus, lebih Lombok Barat. 3. Sebagian belum memiliki tata batas
d. Terdapat 0,51 ha hutan lindung di 4. Tumpang tindih kepentingan dengan
Nama Pemangku
Isu Ekonomi Isu Sosial Isu Lingkungan
Kepentingan
(1) (2) (3) (4)
tinggi dibandingkan 2018 lalu. Lombok Utara berubah menjadi sektor lain untuk kegiatan pembangunan
3. Terbukanya akses jalan mengakibatkan permukiman. jalan, sarana komunikasi, jaringan listrik,
pencurian kayu semakin meluas (untuk e. Terdapat 1.08 Ha taman Hutan Raya pipa air, latihan militer, dan lain-lain.
kepentingan mencari nafkah). di Kabupaten Lombok Barat berubah 5. Terbatasnya data keanekaragaman
menjadi menjadi permukiman. hayati
f. Terdapat 1,11 Ha Lahan Taman 6. Perubahan tataguna lahan di sekitar
Nasional yang menjadi Lahan telah mendorong terjadinya peningkatan
permukiman. akses pihak luar ke dalam kawasan yang
g. Terdapat pengembalaan Liar yang mengakibatkan fragmentasi habitat yang
mengancam kebakaran Hutan. tidak terelakkan.
Penggembala membakar rumput 7. Terdapat alih Fungsi Lahan dari Hutan
agar tumbuh tunas untuk makanan Lindung ke Lahan Pertanian dan
ternak mereka permukiman (lihat isu social konflik
2. Banyak terdapat PKTI (Pengguna tenurial).
Kawasan Tanpa Ijin) di wilayah Taman 8. Berkurangnya debit air untuk irigasi
Nasional. karena alih fungsi lahan
3. Lemahnya penegakan hukum terhadap 9. Terdapat kawasan-kawasan yang rawan
perusakan lingkungan bencana gunung api, bencana tanah
longsor, dan bencana banjir.
Sumber : Hasil Pejaringan Isu PB, 2020
Tabel 2
Pemusatan Daftar Panjang Isu PB untuk dijadikan Daftar Pendek Isu PB

USULAN PEMANGKU
DAFTAR PENDEK ISU PB HASIL PEMUSATAN KEPENTINGAN*)
No
Ekonomi Sosial Lingkungan

A ISU EKONOMI
2E.1; 4S.4;
Kurang memadainya jaringan Prasarana dan
4E.3;
1 Sarana Pemasaran (jaringan jalan, pasar, dan
4E.5;
transportasi)
6E.2
2E.2; 2S.3;
Lemahnya pembinaan sector social dan ekonomi
2E.3; 4S.3;
2 masyarakat guna mencegah “masyarakat masuk
3E.1; 5S.3;
hutan”
6S.1;
4E.6;
Belum berkembangnya industry pengolahan dan
3 6E.2;
industry kreatif
6E.3;
Pendapatan masyarakat masih rendah, 5E.1; 4S.2;
4 pengangguran tinggi dan tingkat kemiskinan masih 5E.2; 5S.1;
tinggi 6S.4
B ISU SOSIAL
1S.1; 1S.4; 9L.3
1S.5; 2S.2; 9L.4
1 Terjadi koflik tenurial di beberapa wilayah
4S.1
9S.1
Kurang memadainya jaringan Prasarana dan 1S.7
2
Sarana Sosial (kesehatan, air minum, sanitasi)
3 Lemahnya peran masyarakat dalam aktifitas KSN 3S.1
6S.2;
4 Ketahanan budaya local masih lemah
8S.1
Lemahnya penegakan hokum terhadap perusak 9S.3
5
linglkungan
C ISU LINGKUNGAN
Terjadi pembalakan liar (illegal logging) di wilayah 1E,3 2L.2
perencanaan karena hutan sebagai sumber mata 1E.4 4L.2
2 pencaharian masyarakat sekitarnya. 9E.1 5L.1
9E.2 6L.1
9E.3
2L.3
4L.3
3 Kekeringan dan berkurangnya debit mata air 5L.2
8L.1

4 Penurunan kualitas air, 5L.5


4L.1
5L.3
5 Belum optimalnya pengelolaan sampah dan limbah 6L.3
7L.1
9L.1
4L.6
6 Kebakaran Hutan dan Lahan
6L.1
USULAN PEMANGKU
DAFTAR PENDEK ISU PB HASIL PEMUSATAN KEPENTINGAN*)
No
Ekonomi Sosial Lingkungan
9L.2
1E.1; 2S.1 3L.1
Terdapat alih Fungsi Lahan dari Hutan Lindung ke 1E.2; 9S.2 5L.4
7
Lahan Pertanian dan permukiman 1E.3; 9L.6
9L.7
9 Rawan bencana gunung api 6L.1
Rawan bencana gempa bumi 4L.4
10 Rawan bencana bencana tanah longsor 4L.4
2L.4
11 Rawan bencana banjir.
4L.4
Sumber : Hasil Analisis, 2020

Keterangan : *) 2E.1 :
2 = Nomor urut Pemangku Kepentingan pada Tabel 1 kolom (1)
E = Isu Ekonomi; S=Isu social dan L = Isu Lingkungan pada Tabel 1
kolom (2), (3), dan (4)
1 = Nomor urut usulan pada setiap isu

Hasil pemusatan pada Tabel 2 tersebut selanjutnya menghasilkan Daftar Pendek Isu PB sebagai
berikut :

A ISU LINGKUNGAN
1 Rawan bencana gunung api
2 Rawan bencana gempa bumi
3 Rawan bencana bencana tanah longsor
4 Rawan bencana banjir.
5 Terjadi pembalakan liar (illegal logging) di wilayah perencanaan karena hutan sebagai
sumber mata pencaharian masyarakat sekitarnya.
6 Kekeringan dan berkurangnya debit mata air
7 Penurunan kualitas air,
8 Belum optimalnya pengelolaan sampah dan limbah
9 Kebakaran Hutan dan Lahan
10 Terdapat alih Fungsi Lahan dari Hutan Lindung ke Lahan Pertanian dan permukiman

B ISU EKONOMI
11 Kurang memadainya jaringan Prasarana dan Sarana Pemasaran (jaringan jalan, pasar, dan
transportasi)
12 Lemahnya pembinaan sector social dan ekonomi masyarakat guna mencegah “masyarakat
masuk hutan”
13 Belum berkembangnya industry pengolahan dan industry kreatif
14 Pendapatan masyarakat masih rendah, pengangguran tinggi dan tingkat kemiskinan masih
tinggi

C ISU SOSIAL
15 Terjadi koflik tenurial di beberapa wilayah
16 Kurang memadainya jaringan Prasarana dan Sarana Sosial (kesehatan, air minum, sanitasi)
17 Lemahnya peran masyarakat dalam aktifitas KSN
18 Ketahanan budaya local masih lemah
19 Lemahnya penegakan hokum terhadap perusak linglkungan
IDENTIFIKASI ISU PB STRATEGIS

Identifikasi isu PB Strategis dilakukan dengan melakukan uji silang antara 19 (Sembilan belas) daftar
pendek isu PB hasil pemusatan tersebut dengan 6 (enam) unsur Pasal 9 ayat (1) PP No. 46 Tahun
2016. Enam unsur pada Pasal 9(1) tersebut adalah sebagai berikut:

(a) Karakteristik wilayah,


(b) Tingkat pentingnya potensi dampak,
(c) Keterkaitan antar isu strategis Pembangunan Berkelanjutan,
(d) Keterkaitan dengan materi muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program;
(e) Muatan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan/atau
(f) Hasil KLHS dari Kebijakan, Rencana, dan/atau Program pada hirarki di atasnya yang harus diacu,
serupa dan berada pada wilayah yang berdekatan, dan/atau memiliki keterkaitan dan/atau
relevansi langsung.

Pelaksanaan uji silang antar 19 unsur dan 6 unsur tersebut secara umum diuraikan dengan matriks bantu
sebagai berikut :

PENAPISAN ISU PB STRATEGIS

KRITERIA Pasal 9 (1) PP 46 TAHUN 2016


Keterkaitan Keterkaitan
Tingkat Isu sudah Keterkaitan
No DAFTAR PENDEK ISU PB Karakteristik dengan Isu PB dengan
Pentingnya ditangani dengan KLHS
Wilayah Lainnya muatan KRP
dampak oleh RPPLH Lainnya
(Ada/Tidak) (Ada/Tidak)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
A ISU LINGKUNGAN
1 Rawan bencana bencana tanah
A.1 (a) A.1 (b) A.1 (c) A.1 (d) A.1 (e) A.1 (f)
longsor
2 Rawan bencana gunung api A.2 (a) A.2 (b) A.2 (c) A.2 (d) A.2 (e) A.2 (f)
3 Rawan bencana gempa bumi A.3 (a) A.3 (b) A.3 (c) A.3 (d) A.3 (e) A.3 (f)
4 Rawan bencana banjir. A.4 (a) A.4 (b) A.4 (c) A.4 (d) A.4 (e) A.4 (f)
5 Terjadi pembalakan liar (illegal logging)
di wilayah perencanaan karena hutan
A.5 (a) A.5 (b) A.5 (c) A.5 (d) A.5 (e) A.5 (f)
sebagai sumber mata pencaharian
masyarakat sekitarnya.
6 Kekeringan dan berkurangnya debit
A.6 (a) A.6 (b) A.6 (c) A.6 (d) A.6 (e) A.6 (f)
mata air
7 Penurunan kualitas air A.7 (a) A.7 (b) A.7 (c) A.7 (d) A.7 (e) A.7 (f)
8 Belum optimalnya pengelolaan
A.8 (a) A.8 (b) A.8 (c) A.8 (d) A.8 (e) A.8 (f)
sampah dan limbah
9 Kebakaran Hutan dan Lahan A.9 (a) A.9 (b) A.9 (c) A.9 (d) A.9 (e) A.9 (f)
10 Terdapat alih Fungsi Lahan dari Hutan
Lindung ke Lahan Pertanian dan A.10 (a) A.10 (b) A.10 (c) A.10 (d) A.10 (e) A.10 (f)
permukiman
KRITERIA Pasal 9 (1) PP 46 TAHUN 2016
Keterkaitan Keterkaitan
Tingkat Isu sudah Keterkaitan
Karakteristik dengan Isu PB dengan
No DAFTAR PENDEK ISU PB Wilayah
Pentingnya
Lainnya muatan KRP
ditangani dengan KLHS
dampak oleh RPPLH Lainnya
(Ada/Tidak) (Ada/Tidak)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
B EKONOMI
1 Kurang memadainya jaringan
Prasarana dan Sarana Pemasaran B.1 (a) B.1 (b) B.1 (c) B.1 (d) B.1.6 B.1 (f)
(jaringan jalan, pasar, dan transportasi)
2 Lemahnya pembinaan sector social
dan ekonomi masyarakat guna B.2 (a) B.2 (b) B.2 (c) B.2 (d) B.2 (e) B.2 (f)
mencegah “masyarakat masuk hutan”
3 Belum berkembangnya industry
B.3 (a) B.3 (b) B.3 (c) B.3 (d) B.3 (e) B.3 (f)
pengolahan dan industry kreatif
4 Pendapatan masyarakat masih rendah,
pengangguran tinggi dan tingkat B.4 (a) B.4 (b) B.4 (c) B.4 (d) B.4 (e) B.4 (f)
kemiskinan masih tinggi
C ISU SOSIAL
Terjadi koflik tenurial di beberapa
1 C.1 (a) C.1 (b) C.1 (c) C.1 (d) C.1 (e) C.1 (f)
wilayah
Kurang memadainya jaringan
2 Prasarana dan Sarana Sosial C.2 (a) C.2 (b) C.2 (c) C.2 (d) C.2 (e) C.2 (f)
(kesehatan, air minum, sanitasi)
Lemahnya peran masyarakat dalam
3 C.3 (a) C.3 (b) C.3 (c) C.3 (d) C.3 (e) C.3 (f)
aktifitas KSN
4 Ketahanan budaya local masih lemah C.4 (a) C.4 (b) C.4 (c) C.4 (d) C.4 (e) C.4 (f)
Lemahnya penegakan hokum terhadap
5 C.5 (a) C.5 (b) C.5 (c) C.5 (d) C.5 (e) C.5 (f)
perusak lingkungan
Kajian Karakteristik Wilayah (a) terhadap ISU PB

A.1 (a) Isu Rawan Bencana Tanah Longsor terhadap Kapasitas Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan

Hasil overlay kawasan rawan longsor dengan daya dukung pangan tinggi (surplus) didapatkan
bahwa 10,83% kawasan yang memiliki daya dukung pangan tinggi (surplus) atau seluas
29.494Ha berada pada kawasan dengan zona kerentanan gerakan tanah tinggi (rawan
longsor). Sementara itu 25,64% atau 69.861Ha berada pada zona kerentanan menengah,
35,93% atau 97.898Ha berada pada zona kerentanan rendah, dan hanya 6,11% atau
16.643Ha saja yangf erada pada zona kerentanan sangat rendah (Tabel 4.5).

Luas Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor pada Kawasan dengan Daya Dukung
Pangan Tinggi (Surplus) (Ha)

Zona Kerentanan Gerakan Tanah


Kabupaten
Tinggi Menengah Rendah S. Rendah Total
Lombok Barat 308 7.956 14.112 812 23.189
Lombok Tengah 1.952 7.218 11.202 - 20.373
Lombok Timur 21.987 31.653 48.012 13.253 114.906
Lombok Utara 5.246 23.033 24.571 2.577 55.428
Total 29.494 69.861 97.898 16.643 213.895
% Wilayah Perencanaan 10,83 25,64 35,93 6,11 78,51
Sumber : Hasil Analisis, 2020

A.2 (a) Isu Rawan Bencana Gunungapi terhadap Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup untuk Pembangunan

Hasil overlay kawasan rawan bencana gunungapi dengan daya dukung pangan didapatkan
bahwa 3.102Ha berada pada Rawan-1, 2.641Ha pada Rawan-2, dan 1.720Ha berada pada
Rawan-3 dengan rincian sebagai berikut:

Luas Kawasan Rawan Bencana Gunungapi pada Kawasan dengan Daya Dukung
Pangan Tinggi (Surplus) (Ha)

Zona Kerentanan Bencana Gunungapi


Kabupaten
Rawan 1 Rawan 2 Rawan 3 Total
Lombok Barat - - - -
Lombok Tengah 863 1 - 864
Lombok Timur 1.427 1.845 571 3.843
Lombok Utara 813 794 1.149 2.756
Total 3.102 2.641 1.720 7.463
% Wilayah Perencanaan 1,14 0,97 0,63 2,74
Sumber : Hasil Analisis, 2020
A.3 (a) Isu Rawan bencana banjir terhadap kapasitas daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup untuk pembangunan

Hasil overlay kawasan rawan bencana banjir dengan daya dukung pangan didapatkan bahwa
72.485 Ha lahan dengan daya dukung pangan surplus berada pada daerah rawan banjir
dengan rincian 39.989Ha terdapat pada Kelasa kerawan rendah, 32.223Ha pada kelas
kerawan sedang, dan hanya 273Ha berada pada tingkat kerawan tinggi dengan rincian
sebagai berikut:

Luas Kawasan Rawan Bencana Banjir pada Kawasan dengan Daya Dukung Pangan
Tinggi (Surplus) (Ha)

Luas Daya Dukung Pangan Surplus


Kabupaten
Rendah Sedang Tinggi Total
Kabupaten Lombok Barat - 4.336 10 4.346
Kabupaten Lombok Tengah 3.642 4.340 68 8.050
Kabupaten Lombok Timur 27.914 16.108 - 44.022
Kabupaten Lombok Utara 8.433 7.439 195 16.067
Total 39.989 32.223 273 72.485
Sumber : Hasil Analisis, 2020
A.1 (b) Tingkat Pentingnya Potensi Dampak pada Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor di
Wilayah Kajian
Kabupaten Tingkat Pentingnya Potensi Dampak (Lampiran P24/2018)
(Kecamatan) a b c d e f g
1. Kab. Lombok Barat
Batu Layar 3.946 296 Secara Umum Komponen Dampak Dampak dapat
terjadi Setahun lingkungan bersifat berbalik
Gunungsari 3.076 272 sekali selama 3 yang terkena kumulatif (aditif) (dipulihkan)
bulan antara dampak pada seluruh dapat di
Lingsar 1.631 270
bulan meliputi: komponen restorasi
November- Biodiversity, lingkungan
Narmada 3.005 425 Januari Plasma Nutfah, yang terkena
sedimentasi, dampak.
Sub Total 1 11.659 1.263
2. Kab. Lombok Tengah
Batukliang 4.876 334 Secara Umum Komponen Dampak Dampak dapat
terjadi Setahun lingkungan bersifat berbalik
Batukliang
382 115 sekali selama 3 yang terkena kumulatif (aditif) (dipulihkan)
Utara
bulan antara dampak pada seluruh dapat di
Kopang 5.299 394 bulan meliputi: komponen restorasi
November- Biodiversity, lingkungan
Pringgarata 4.132 261 Januari Plasma Nutfah, yang terkena
sedimentasi, dampak.
Sub Total 2. 14.688 1.103
3. Kab. Lombok Timur
Aikmel 1.803 375 Secara Umum Komponen Dampak Dampak dapat
Labuhan Haji 3.153 254 terjadi Setahun lingkungan bersifat berbalik
Masbagik 8.171 273 sekali selama 3 yang terkena kumulatif (aditif) (dipulihkan)
Montong bulan antara dampak pada seluruh dapat di
1.118 124 bulan meliputi: komponen restorasi
Gading
Pringgabaya 6.828 807 November- Biodiversity, lingkungan
Pringgasela 1.033 152 Januari Plasma Nutfah, yang terkena
Sambelia 706 674 sedimentasi, dampak.
Sembalun 277 256
Sikur 3.337 294
Suela 715 226
Suralaga 4.195 236
Wanasaba 3.061 300
Sub Total
34.399 3.971
Lotim
4. Kab. Lombok Utara
Bayan 890 493 Secara Umum Komponen Dampak Dampak dapat
Gangga 708 335 terjadi Setahun lingkungan bersifat berbalik
sekali selama 3 yang terkena kumulatif (aditif) (dipulihkan)
Kayangan 1.241 386 bulan antara dampak pada seluruh dapat di
Pemenang 1.142 227 bulan meliputi: komponen restorasi
November- Biodiversity, lingkungan
Tanjung 1.432 394 Januari Plasma Nutfah, yang terkena
sedimentasi, dampak.
Sub Total 4. 5.413 1.836
Total 1-4 66.159 8.173
Sumber : Hasil Analisis 2020
Keterangan:
a. besarnya jumlah penduduk yang terkena dampak (jiwa);
b. luas wilayah penyebaran dampak (Ha);
c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. banyaknya komponen lingkungan hidup yang terkena dampak;
e. sifat kumulatif dampak;
f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak;
g. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Tingkat Pentingnya Potensi Dampak pada Kawasan Rawan Bencana Gunung Api di Wilayah Kajian

Kabupaten Tingkat Pentingnya Potensi Dampak (Lampiran P24/2018)


(Kecamatan) a b c d e f g
1. Kabupaten Lombok Tengah
Batukliang 3 37 Intensitas tidak Komponen Dampak Dapak dapat Dampak
Batukliang regular dan lingkungan tidak bersifat berbalik dan yang terjadi
1.000 3.333 tidak dapat yang terkena kumulatif dapat dapat
Utara
diprediksi. dampak tidak karena dipulihkan dipulihkan
Kopang 31 419 Lamanya significant setiap terjadi kembali dengan
Pringgarata 2 34 dampak gempa teknologi
tergantung dampaknya yang
Sub Total 1 1.036 3.824 kekuatan segera tersedia
gempa dipulihkan.
2. Kabupaten Lombok Timur
Aikmel 772 3.708 Intensitas tidak Komponen Dampak Dapak dapat Dampak
Labuhan Haji 1 6 regular dan lingkungan tidak bersifat berbalik dan yang terjadi
Montong tidak dapat yang terkena kumulatif dapat dapat
Gading 7 65 diprediksi. dampak tidak karena dipulihkan dipulihkan
Pringgabaya 10 86 Lamanya significant setiap terjadi kembali dengan
Pringgasela 314 2.138 dampak gempa teknologi
Sembalun 6.599 7.148 tergantung dampaknya yang
Sikur 89 1.017 kekuatan segera tersedia
Suralaga 6 104 gempa dipulihkan.
Wanasaba 10 97
14.37
Sub Total 1 7.808 0
3. Kabupaten Lombok Utara
Bayan 4.940 8.912 Intensitas tidak Komponen Dampak Dapak dapat Dampak
regular dan lingkungan tidak bersifat berbalik dan yang terjadi
Gangga 63 134 tidak dapat yang terkena kumulatif dapat dapat
Kayangan 119 383 diprediksi. dampak tidak karena dipulihkan dipulihkan
Lamanya significant setiap terjadi kembali dengan
Sub Total 1 5.123 9.430
dampak gempa teknologi
27.62 tergantung dampaknya yang
Total 13.967 kekuatan segera tersedia
3
gempa dipulihkan.
Sumber : Hasil Analisis 2020
Keterangan:
a. besarnya jumlah penduduk yang terkena dampak (jiwa);
b. luas wilayah penyebaran dampak (Ha);
c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. banyaknya komponen lingkungan hidup yang terkena dampak;
e. sifat kumulatif dampak;
f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak;
g. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Tingkat Pentingnya Potensi Dampak pada Kawasan Rawan Bencana Gempabumi di Wilayah
Kajian
Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat
Pentingnya Pentingnya Pentingnya Pentingnya
Kabupaten Potensi Kabupaten Potensi Kabupaten Potensi Kabupaten Potensi
(Kecamatan) Dampak (Kecamatan) Dampak (Kecamatan) Dampak (Kecamatan) Dampak
(Lampiran (Lampiran (Lampiran (Lampiran
P24/2018) P24/2018) P24/2018) P24/2018)
Wilayah a b a d a f a
1. Kabupaten Lombok Barat
Batu Layar 56.928 4.269 Intensitas tidak Komponen Dampak tidak Dapak dapat Dampak yang
regular dan lingkungan bersifat berbalik dan terjadi dapat
Gunungsari 95.085 8.409 tidak dapat yang terkena kumulatif dapat dipulihkan
diprediksi. dampak tidak karena setiap dipulihkan dengan
Lingsar 69.881 11.546 Lamanya significant terjadi gempa kembali teknologi
dampak dampaknya yang tersedia
Narmada 93.643 13.246 tergantung segera
kekuatan dipulihkan.
Sub Total 1 315.537 37.471 gempa
2. Kabupaten Lombok Tengah
Batukliang 76.887 5.269 Intensitas tidak Komponen Dampak tidak Dapak dapat Dampak yang
regular dan lingkungan bersifat berbalik dan terjadi dapat
Batukliang tidak dapat yang terkena kumulatif dapat dipulihkan
52.514 15.760
Utara diprediksi. dampak tidak karena setiap dipulihkan dengan
Kopang 81.028 6.027 Lamanya significant terjadi gempa kembali teknologi
dampak dampaknya yang tersedia
Pringgarata 70.944 4.474 tergantung segera
kekuatan dipulihkan.
Sub Total 2 281.372 31.530 gempa

3. Lombok Timur
Aikmel 61.336 12.769 Intensitas tidak Komponen Dampak tidak Dapak dapat Dampak yang
Labuhan Haji 57.440 4.634 regular dan lingkungan bersifat berbalik dan terjadi dapat
Masbagik 101.429 3.391 tidak dapat yang terkena kumulatif dapat dipulihkan
Montong diprediksi. dampak tidak karena setiap dipulihkan dengan
4.711 Lamanya significant terjadi gempa kembali teknologi
Gading 42.593
Pringgabaya 95.397 11.275 dampak dampaknya yang tersedia
Pringgasela 53.949 7.928 tergantung segera
Sambelia 32.747 31.262 kekuatan dipulihkan.
Sembalun 20.193 18.642 gempa
Sikur 70.381 6.191
Suela 39.264 12.400
Suralaga 54.353 3.063
Wanasaba 62.389 6.111
Sub Total 3 691.472 122.378
4. Kabupaten Lombok Utara
Bayan 49.344 27.353 Intensitas tidak Komponen Dampak tidak Dapak dapat Dampak yang
regular dan lingkungan bersifat berbalik dan terjadi dapat
Gangga 43.001 20.344 tidak dapat yang terkena kumulatif dapat dipulihkan
Kayangan 40.411 12.563 diprediksi. dampak tidak karena setiap dipulihkan dengan
Lamanya significant terjadi gempa kembali teknologi
Pemenang 36.895 7.351 dampak dampaknya yang tersedia
Tanjung 48.880 13.459 tergantung segera
kekuatan dipulihkan.
Sub Total 4 218.532 81.070 gempa
Total 1.506.913 272.449
Sumber : Hasil Analisis 2020
Keterangan:
a. besarnya jumlah penduduk yang terkena dampak (jiwa);
b. luas wilayah penyebaran dampak (Ha);
c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. banyaknya komponen lingkungan hidup yang terkena dampak;
e. sifat kumulatif dampak;
f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak;
g. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Tingkat Pentingnya Potensi Dampak pada Kawasan Rawan Bencana Banjir di Wilayah Kajian

Tingkat Tingkat Tingkat


Tingkat
Pentingnya Pentingnya Pentingnya
Pentingnya
Kabupaten Potensi Kabupaten Kabupaten Potensi Kabupaten Potensi
Potensi Dampak
(Kecamatan) Dampak (Kecamatan) (Kecamatan) Dampak (Kecamatan) Dampak
(Lampiran
(Lampiran (Lampiran (Lampiran
P24/2018)
P24/2018) P24/2018) P24/2018)
a a a a
Lombok Barat
Intensitas tidak Pendangkalan Dampak Dampak dapat Dampak yang
Batu Layar 10.084 756 regular namun sungai dan bersifat berbalik terjadi dapat
dapat dipredi-ksi, waduk, kumulatif dipulihkan
yaitu pada saat menurunnya terurama dengan
Gunungsari 15.293 1.353 musim hujan kualitas air pendangkalan teknologi yang
antara bulan permukaan waduk tersedia
Novem-ber terutama TDS.
Lingsar 21.475 3.548 sampai dengan
Januari. Lamanya
dampak
Narmada 50.890 7.199 tergantung dari
curah hujan
Sub Total 1 97.742 12.856
Lombok Tengah
Intensitas tidak Pendangkalan Dampak Dampak dapat Dampak yang
Batukliang 54.617 3.743 regular namun sungai dan bersifat berbalik terjadi dapat
dapat dipredi-ksi, waduk, kumulatif dipulihkan
yaitu pada saat menurunnya terurama dengan
Batukliang Utara 12.399 3.721 musim hujan kualitas air pendangkalan teknologi yang
antara bulan permukaan waduk tersedia
Novem-ber terutama TDS.
Kopang 58.195 4.329 sampai dengan
Januari. Lamanya
dampak
Pringgarata 62.210 3.923 tergantung dari
curah hujan
Sub Total 2 187.422 15.716
Lombok Timur
Aikmel 25.254 5.258 Intensitas tidak Pendangkalan Dampak Dampak dapat Dampak yang
Labuhan Haji 51.732 4.174 regular namun sungai dan bersifat berbalik terjadi dapat
dapat dipredi-ksi, waduk, kumulatif dipulihkan
Masbagik 93.118 3.113
yaitu pada saat menurunnya terurama dengan
Montong Gading 22.146 2.449 musim hujan kualitas air pendangkalan teknologi yang
Pringgabaya 60.659 7.170 antara bulan permukaan waduk tersedia
Pringgasela 22.661 3.330 Novem-ber terutama TDS.
Sambelia 7.448 7.110 sampai dengan
Januari. Lamanya
Sembalun 1.465 1.353 dampak
Sikur 32.724 2.879 tergantung dari
Suela 6.180 1.952 curah hujan
Suralaga 47.777 2.693
Wanasaba 25.960 2.543
Sub Total 3 397.124 44.022
Lombok Utara
Intensitas tidak Pendangkalan Dampak Dampak dapat Dampak yang
Bayan 16.203 8.982 regular namun sungai dan bersifat berbalik terjadi dapat
dapat dipredi-ksi, waduk, kumulatif dipulihkan
yaitu pada saat menurunnya terurama dengan
Gangga 7.160 3.387 musim hujan kualitas air pendangkalan teknologi yang
antara bulan permukaan waduk tersedia
Novem-ber terutama TDS.
Kayangan 11.897 3.698 sampai dengan
Januari. Lamanya
Pemenang 3.397 677 dampak
tergantung dari
Tanjung 8.483 2.336 curah hujan
Sub Total 4 47.140 19.080
Grand Total 729.428 91.674
Sumber : Hasil Analisis 2020
Keterangan:
a. besarnya jumlah penduduk yang terkena dampak (jiwa);
b. luas wilayah penyebaran dampak (Ha);
c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. banyaknya komponen lingkungan hidup yang terkena dampak;
e. sifat kumulatif dampak;
f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak;
g. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai