Kondisi Jiwa Tazkiyah
Kondisi Jiwa Tazkiyah
"Dan diciptakan pada jiwa sifat kikir." (QS. an-Nisaa [04]: 128) Ayat-ayat Al-Qur'an telah menjelas- kan
bahwa jiwa itu memiliki hawa nafsu, yaitu segala sesuatu yang dicenderungi (dikehendaki) berupa
hasrat, kebutuhan, kenikmatan, dan kelezatan. Firman Allah Ta'ala, ان بليمون إال القن وما تهوى األنفس ولقد ماتهم
"Mereka hanyalah mengikuti prasangka dan yang diinginkan oleh hawa nafsu mereka. Sungguh, telah
datang kepada mereka petunjuk dari Tuhan mereka." (QS. an-Najm [53]: 23) Allah menjelaskan bahwa
manusia selayaknya berpegang teguh kepada hu- kum Allah, karena keterikatan kepada syahwat dapat
menghancurkan dan membinasakan jiwa. Cinta yang hakiki bagi jiwa adalah dengan menjalankan arahan
yang dapat membuatnya bahagia di dunia dan akhirat, serta menjaganya dari rendahnya penghambaan
terhadap syahwat. Allah Ta'ala berfirman, ونهى النفس من القوى االن ْال َجنَّةَ ِه َي ْال َمْأ َوى،) وأما من خاف مقام ربه
"Adapun orang-orang yang takut pada kedudukan Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa
nafsunya, maka sung- guh, surgalah tempat kembalinya." (QS. an-Naazi'aat [79]: 40-41) "Barang siapa
yang menghindarkan diri dari sifat kikir, maka merekalah orang- orang yang beruntung." (QS. at-Taghaa-
bun [64]: 16) Banyak orang yang cenderung meng- hina orang lain dan membencinya karena menuruti
hawa nafsu. Memang, jiwa juga merupakan tempat bagi berbagai sifat tercela, yang terus keras
dibenahya oleh Islam. Di antara sifat tercela yang paling menonjol adalah sifat sombong dan tinggi hati
terhadap orang lain. Fir man Allah ta'ala," ) لَقَ ِد ا ْستَ ْكبَرُوا فِي َأنفُ ِس ِه ْم َوعَوْ ُعنُوا َكبِيرًاMereka memandang besar
(sombong) diri mereka..." (QS. al-Furqaan [25]: 21) Demikian pula dengan dengki, se- perti difirmankan
oleh-Nya, 0 " خدا بن علي القيهمKarena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri..." (QS. al-Baqarah [02]:
109) Demikian pula dengan aneka penya- kit kejiwaan lainnya, yang akan dibahas pada pembahasan di
pembahasan selan- jutnya, insya Allah. c. Tingkat Pengetahuan yang Berbeda- beda 30 Ayat-ayat Al-
Qur'an membuktikan bahwa pengetahuan pada jiwa manusia itu memiliki perbedaan tingkat, dan itu
merupakan salah satu sifat jiwa manusia. Pada tingkatan yakin, Al-Qur'an telah menyifatkan kondisi
psikologis bagi Fir'aun dan kaumnya di hadapan ayat- ayat yang dibawa oleh Musa as. Firman Allah
Ta'ala, " ومدن بها واستمتها المهم طلبا وللوانDan mereka mengingkarinya karena ke- zaliman dan kesombongan
(mereka) pa- dahal mereka meyakini (kebenaran) nya." (QS. an-Naml [27]: 14)Pada tingkatan prasangka
(zhan) yang batil, Al-Qur'an menyifatkan kon- disi orang-orang munafik pada perang Chud. Firman Allah
Ta'ala, " وطاقة قد أمتهم أنهم يحلون هللا خير...dan kelompok yang benar-benar me- mentingkan ciri sendiri.
Mereka berpra- sangka yang tidak benar kepada Allah dengan prasangka jahiliyah..." (QS. Ali 'Imraan
[03]: 154) Di antara kedua tingkatan ini -tinggi dan rerdah- terdapat beberapa tingkat pengetahuan yang
merupakan sarana untuk mengetahui jalan dosa dan jalan takwa. d. Kemampuar Menyembunyikan
Tujuan dan Perasaan Salah sat sifat jiwa adalah mampu menyembunyikan tuntutan dan perasaan dalam
dirinya. Sifat ini dinyatakan oleh beberapa ayat Al-Qur'an Al-Karim, di antaranya firman Allah Ta'ala, الفقرة
" في القيهم ما ال يلون النارية...mereka menyembunyikan di dalam diri mereka sesuatu yang mereka tidak nam-
pakkan kepadamu..." (QS. Ali Imran [03]: 154) هللا أن بأن بالفتح أو لترين ميه فيصبحوا على ما أثرها في القسم الدورات االم
"...maka boleh jadi Allah akan menganug- rahkan kemenangan (kepada Resul-Nya), atau suatu
keputusan dari sisi-Nya. Maka. kemudian mereka akan menyesal atas se- suatu yang mereka
sembunyikan dalam diri mereka." (QS. al-Maa'idah [05]: 52) أسرها بوست في ليون تم ابوها لهم قال هللا من تكال وهللا
" أعلم بما تصلوات هللا...maka Yusuf menyembunyikan kejeng- kelan itu dalam dirinya dan tidak menam
pakkannya kepada mereka..." (QS. Yuu- suf [12]: 77) Allah telah menerangkan sendiri bahwa Dia
mengetahui segala yang di- sembunyikan di dalam diri (jiwa) sese- orang. Jika jiwa menyembunyikan
suatu kejahatan dan maksiat dari manusia, maka sebenarnya ia tidak tersembunyi dari Yang
Mahamengetahui hal-hal gaib. Firman Allah, " ) واعلموا أن هللا يعلم ما في أنفسكم بالذروة َوا ْعلَ ُموا َأ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َعلِي ٌمDan
ketahuilah, bahwa Allah mengetahui segala yang ada dalam hatimu, maka to- kutlah kepada-Nya. Dan
ketahuilah bahwa Allah itu Mahapengampun dan Mahaka- sih." (QS. al-Baqarah [2]: 235)