Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“KARAKTER MANUSIA DAN TUJUAN HIDUPNYA”

DISUSUN OLEH :
NAMA : AYU NUR INDAH SARI
NIM : 01.23.003

AKADEMI KESEHATAN ARGA HUSADA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
SEMESTER I
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Karakter merupakan kunci kepemimpinan. Istilah karakter dianggap sama
dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya
atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang
diterima dari lingkungan. Pada dasarnya karakter akan terbentuk bila aktivitas
dilakukan berulang-ulang secara rutin hingga menjadi suatu kebiasaan yang akhirnya
tidak hanya menjadi suatu kebiasaan tetapi sudah menjadi suatu karakter. Istilah
karakter dalam bahasa Yunani dan latin character berasal dari kata charassein yang
artinya mengukir corak yang tetap dan tidak terhapuskan. Karakter merupakan ciri
khas seseorang dan karakter tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya karena
karakter terbentuk dalam lingkungan sosial budaya tertentu. Watak atau karakter
merupakan perpaduan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi
tanda khusus untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain.
Menurut Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh
Samani dan Hariyanto (2011:42), karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Individu yang
berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal yang
baik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama lingkungan, bangsa dan Negara dengan
mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi,
dan perasaan. Karakter menggambarkan kualitas moral seseorang yang tercermin dari
segala tingkah lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan, kejujuran,
dan kesetiaan atau perilaku kebiasaan yang baik. Karakter dapat berubah akibat
pengaruh lingkungan, oleh karena itu perlu usaha membangun karakter dan
menjaganya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang menyesatkan dan
menjerumuskan. Karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitides), perilaku
(behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skill). Karakter merupakan
nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
krama, budaya, dan adat istiadat. Orang lain biasanya lebih muda untuk menilai
karakter seseorang. Karakter pada akhirnya menjadi sesuatu yang menempel pada
seseorang dan sering orang yang bersangkutan tidak menyadari karakternya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sifat manusia?
2. Apa saja sifat-sifat manusia?
3. Apa yang dimaksud dengan karakteristik manusia?
4. Apa saja karakteristik manusia?
5. Apa saja tujuan hidup manusia?
6. Bagaimana hubungan antara keseimbangan nilai hati, akal, dan jasad manusia?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian sifat manusia beserta macamnya
2. Untuk mengetahui pengertian karakteristik manusia beserta macamnya
3. Untuk mengetahui tujuan hidup manusia
4. Untuk mengetahui keseimbangan antara nilai hati, akal, dan jasad manusia
BAB II
PEMBAHASAN

A. SIFAT-SIFAT MANUSIA
Sifat adalah suatu objek yang tampak dan dapat diamati di antara kebiasaan
atau tindakan yang selalu berulang. Sederhananya, sifat merupakan sesuatu yang
melekat pada diri manusia sejak lahir. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah
yang sempurna. Dikatakan sempurna, karena manusia dibekali akal oleh Allah
untuk disyukuri. Hal ini dikatakan dalam Al-Qur'an surah An-Nahl ayat 78 yang
artinya "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberi pendengaran, penglihatan dan hati
nurani agar kamu bersyukur". Namun sejatinya manusia pun memiliki sifat - sifat
yang melekat dalam dirinya. Perlu kita ketahui sifat -sifat itu, agar kita pun dapat
bermuhasabah diri kembali. Sifat-sifat manusia dalam Al - Qur'an ini terbagi
menjadi beberapa point, antara lain:
1. Lemah
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia
dijadikanbersifat lemah”(QS. Annisa: 28) Ayat ini mengandung sebuah
makna, bahwasanya Allah hendak memberikankeringanan dalam hal syariat
dan ketentuan-ketentuan yang mudah danringan. Allah menciptakan manusia
dalam keadaan lemah, lemahmenghadapi segala bentuk kecenderungan
batin.Maka itulah segala beban-beban yang diberikan kepada
manusiamengandung unsur kemudahan dan keluasan. Itulah sebuah karunia
Allah.SWT yang diberikan kepada hamba-Nya.
2. Mudah Terperdaya
“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat
durhaka)terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah”(QS. Al-Infithar: 6)
3. Lalai
“Bermegah-megahan telah melalaikanmu”(QS. At-Takasur: 1)
4. Memiliki Sifat Penakut
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikitketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
Danberikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”(QS. Al-: 155)
5. Sifat Manusia Bersedih Hati
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-
orangNasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka benar-
benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal soleh, mereka
akanmenerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada
mereka,dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS. Al-Baqarah: 62)
6. Suka Tergesa-gesa
“Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa
untukkebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.”(QS. Al-Isra’: 11)
7. Manusia Itu Suka Membantah
“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi
pembantahyang nyata.”(QS. An-Nahl: 4)
8. Suka Berlebih-lebihan
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami
dalamkeadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan
bahayaitu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-
olah diatidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan bahaya yang
telahmenimpanya. Begitulah orang-orang yang melampui batas itu
memandangbaik apa yang selalu mereka kerjakan.”(QS. Yunus:
12)“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampui batas”(QS.
Al-Alaq: 6)
9. Manusia Itu Pelupa
“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon
pertolongankepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila
Tuhanmemberikan nikmat-Nya kepadanya, lupalah dia akan kemudharatan
yangpernah dia berdoa (kepada Allah.SWT) untuk (menghilangkannya)
sebelumitu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk
menyesatkan(manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah
dengankekafiranmu itu, sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk
penghunineraka.”(QS. Az-Zumar: 8)
10. Manusia Suka Mengeluh
Manusia itu suka mengeluh atau berkeluh kesah “Apabila ia
ditimpakesusahan ia berkeluh kesah”(QS. Al-Ma’arij: 20)
Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa
malapetakadia menjadi putus asa lagi putus harapan.”(QS. Al-Fushilat: 20)
“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya
berpalinglahdia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan appabila
dia ditimpakesusahan niscaya dia berputus asa.”(Al-Isra’: 83)
11. Sifat Manusia Itu Kikir
“Katakanlah: “Klau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-
perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu
tahan,karena takut membelanjakannya.” Dan adalah manusia itu sangat
kikir.”(QS. Al-Isra’: 100)
12. Sifat Manusia Suka Kufur Nikmat
Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya
sebagaibahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
pengingkat yang nyata (terhadap rahmat Allah).”(QS. Az-Zukhruf: 15)
13. Manusia itu Zalim dan Bodoh
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi, dangunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu
danmereka khawatir akan mengkhianati, dan dipikullah amanata itu oleh
manusia.Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”(QS. Al-
Ahzab: 72)
14. Suka Menuruti Prasangka Diri Sendiri
"Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan
saja.Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk
mencapaikebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
merekakerjakan.”(QS. Yunus: 36)
15. Manusia Itu Suka Berangan-angan
Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah
dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-
laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada
bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu.
(An-Nisa : 32)

B. KARAKTER MANUSIA
Karakteristik manusia adalah sifat-sifat kejiwaan dalam diri manusia, akhlak
atau budi pekerti dalam diri manusia, akhlak atau budi pekerti yang dimilikinya.
karakteristik asal kata dari karakter atau watak.Karakter atau watak adalah sifat
batin yang memenuhi atau mempengaruhi pikiran, perilaku, budi pekerti dan
tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup yang lainnya. Karakter dalam
bahasa arab disebut akhlak. akhlak sama seperti karakter atau
perilaku.Karakteristik manusia adalah akhlak atau karakter yang dimiliki manusia
mempengaruhi perilaku, budi pekerti, dan tabiat manusia.
Karakteristik manusia yang baik dalam pandangan Islam
Karakteristik manusia yang baik dalam islam berarti manusia tersebut selalu
melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Manusia atau hamba Allah
SWT berada dalam ketaatan, seperti yang dicontohkan diatas yang akan
mendapatkan ampunan dan pahala yang besar disisi Allah SWT.
1. Muttaqin
Muttaqin adalah gelar bagi orang yang selalu melaksanakan perintah
Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Diterang dalam surat Al-Baqoroh 1-5
menjelaskan tentang orang yang bertakwa (Muttaqin).
2. Shalihin
Shalihin adalah orang-orang atau hamba Allah SWT yang selalu
beramal soleh atau berbuat baik sehingga menjadi amal yang diridhoi-Nya.
dijelaskan dalam surat hud ayat 117, Ali imran ayat 39, albaqarah ayat 130,
Al-Mukminun ayat 1-9 dan masih banyak lagi ayat yang lainnya.
3. Khasiun
Khasiun adalah orang yang selalu khusu dalam solatnya. contoh
diterangkan QS. Al-mukminun ayat 14 dan Q.S Al-Mukminun ayat 1-2.
4. Mutashadiqin
Mutashadiqin adalah hamba Allah SWT yang selalu bersedekah dijalan
Allah SWT secara ikhlas. Dalam Alquran Q.S Al-Ahzab ayat 35. Mereka akan
mendapatkan ampunan dan pahala yang besar.
5. Sobirin
Sobirin adalah orang yang sabar. sabar dalam ketaatan, sabar menjauhi
larangan dan sabar dalam bentuk ujian. Dalam Alquran Q.S Al-Ahzab ayat 35.
6. Muslimin
Muslimin adalah orang yang berserah diri kepada Allah SWT dengan
hanya menyembah dan meminta pertolongan kepada-Nya. Muslimin adalah
golongan yang akan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar disisi Allah
SWT. Diterangkan dalam Alquran Q.S Al-Al-Ahzab ayat 35.
7. Mukminin
Mukminin adalah orang yang beriman kepada Allah SWT tanpa
menyembah dan beribadah kepada selain Allah SWT. Dalam Alquran Q.S Al-
Ahzab ayat 35.
8. Hafizin
Hafizin adalah hamba Allah SWT yang selalu memelihara dirinya dari
perbuatan dosa atau orang yang selalu memelihara kemaluannya. Dalam
Alquran Q.S Al-Ahzab ayat 35.
9. Shoimin
Shoimin adalah orang atau hamba Allah SWT yang selalu
melaksanakan puasa. Dalam Alquran Q.S Al-Ahzab ayat 35
10. Qonitin
Qonitin adalah orang yang selalu dan senantiasa beribadah dan patuh
kepada Allah SWT baik laki-laki dan perempuan. Dalam Alquran Q.S Al-
Ahzab ayat 35.

C. TUJUAN HIDUP MANUSIA


1. Mengenal Tuhan atau Mengakui Keberadaan-Nya
“[Ingatlah] ketika Tuhanmu mengeluarkan dari pinggang anak-anak
Adam keturunan mereka dan membuat mereka bersaksi (dengan mengatakan):
'Bukankah Aku Tuhanmu?' Mereka berkata: 'Ya, kami bersaksi untuk itu.' [Ini]
seandainya Anda mengatakan pada Hari Pembalasan: 'Kami tidak mengetahui
hal ini.' Atau kamu berkata: “Nenek moyang kamilah yang menyembah selain
Allah dan kami hanyalah keturunan mereka. Apakah Anda akan
menghancurkan kami karena apa yang dilakukan oleh para pemalsu itu?” (Al-
Qur'an, 7:172-173).
Dari ayat di atas jelas bahwa ketika Allah SWT menciptakan jiwa
semua manusia, hal pertama yang dilakukan adalah mengambil sumpah dari
seluruh umat manusia di mana mereka bersaksi tentang Ketuhanan-Nya.
Sumpah ini menunjukkan fakta bahwa semua manusia disadarkan akan fakta
bahwa Allah SWT adalah Tuhan mereka dan mereka perlu mengingatnya.
2. Beribadah Kepada-Nya dan Mencari Keridhaan-Nya
“Rencana setan adalah untuk menimbulkan permusuhan dan kebencian
di antara kamu dengan minuman keras dan judi, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan shalat. Apakah kamu tidak akan abstain?” (Al-Quran,
5:91).
Dalam ayat di atas, Allah SWT memberi tahu kita dan menjelaskan
bahwa ketika manusia akan menikmati kebencian satu sama lain maka mereka
pasti akan memilih membenci orang lain sebagai tujuan hidup mereka yang
akan memalingkan mereka dari tujuan yang sebenarnya dan itu adalah
mengingat Allah. Oleh karena itu, untuk memenuhi tujuan mengenal Tuhan,
seorang Muslim perlu menahan diri dari kejahatan sejauh dia cenderung
berbuat baik.
Singkatnya, Allah SWT telah membimbing manusia kepada tujuan
hidup yaitu beribadah kepada-Nya dan mencari keridhaan-Nya. Al-Qur'an
dalam hal ini adalah salah satu cara terbaik untuk mengetahui cara-cara di
mana seseorang dapat memenuhi tujuan ini untuk menyenangkan Allah SWT
dan memberi makna pada hidupnya. Alasan utama penciptaan kita adalah
ibadah. Kita harus memenuhi tujuan hidup kita ini dengan mengikuti perintah
Allah yang diberikan dalam Quran.
3. Diciptakan Untuk Tujuan Yang Lebih Dari Sekadar Bermain dan Bersenang-
Senang Dalam Hidup
"Apakah kamu mengira bahwa Kami telah menciptakan kamu dalam
permainan (tanpa tujuan) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
Kami?" (Al-Quran 23:115).
Dari ayat di atas, kita dapat menyimpulkan, kita diciptakan untuk
tujuan yang lebih dari sekadar bermain dan bersenang-senang dalam hidup ini.
Kita memiliki tujuan hidup yang harus kita ketahui dan harus menjalani hidup
sesuai dengan tujuan tersebut.

D. KESEIMBANGAN ANTARA NILAI HATI, AKAL, DAN JASAD


MANUSIA
Tawazun merupakan sikap yang mampu menyeimbangkan diri seseorang pada
saat memilih sesuatu sesuai kebutuhan, seimbang antara kebutuhan dunia dan
akhirat, seimbang kebutuhan rohani dan jasmani, seimbang kebutuhan Ilahiah dan
aqliah, seimbang dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan beribadah
kepada Allah. Keseimbangan dalam penggunaan dalil ‘aqli (dalil yang bersumber
dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadits).Selain itu, bisa juga diartikan sebagai keseimbangan antara jasad, akal,
dan hati nurani seseorang.
Berdasarkan fitrah Allah Swt, manusia dalam Islam mempunyai tiga potensi
yaitu al-jasad, ar-ruh, dan al aql. Islam menghendaki ketiga dimensi tersebut
berada dalam keadaan tawazun (seimbang).
1. Al-Jasad (Jasmani)
Jasad/jasmani atau yang biasa kita sebut dengan raga, merupakan suatu
amanah dari Allah kepada manusia untuk dijaga dan dirawat sebaik-baiknya.
Maka dari itu kita harus menjaga raga ini dengan cara memenuhi
kebutuhannya, baik itu kebutuhan fisiologis maupun biologis. Dengan kita
mensyukuri suatu nikmat dari Allah, yakni berupa jasad, maka kita penuhi
kebutuhan jasad kita seperti halnya makan, minum, bekerja dan lain
sebagainya
2. Ar-Ruh (rohani).
Rohani atau yang biasa kita kenal dengan jiwa juga merupakan suatu
amanah dari Allah yang harus kita jaga, yakni dengan cara zikrullah atau
mengingat Allah. Dengan mengingat Allah, maka hati/ruh manusia akan
merasa tenang, aman, nyaman dan memiliki suatu semangat untuk
melanjutkan perjalanan hidupnya.
3. Al ‘Aql (Akal)
Akal merupakan suatu keistimewaan yang dimiliki manusia
merupakan pemberian Allah Swt. Akal adalah sesuatu yang membedakan
manusia dengan hewan, tumbuhan dan makhluk Allah lainnya. Dengan akal,
manusia dapat berfikir dengan baik dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk, dapat berfikir untuk menjauhi sifat keji dan munkar, serta
dengan akal manusia dapat memanfaatkan alam sebaik-baiknya, yakni dengan
menjadi seorang pemimpin/khalifah di muka bumi ini.
Seseorang yang mempunyai sikap tawazun sangat bermanfaat untuk
dirinya karena ia akan mendapatkan kebahagiaan hidup, ketenangan ruhani,
ketenangan jiwa, kebahagiaan lahir dan batin sehingga dapat melaksanakan
kegiatan dengan baik serta merasakan kenikmatan hidup yang luar biasa dalam
kesehariannya baik suka maupun duka. Namun banyak dari kita yang tidak
bisa bersikap tawazun, karena nafsunya selalu mempunyai sikap materialistis.
Seseorang yang materialis hanya menggunakan jasad saja untuk melakukan
segala kegiatannya. Tanpa berfikir rasa dan atau menggunakan hatinya.
Sebaliknya ada juga seseorang panthaisme, yaitu orang yang hanya
mengedepankan jiwa/ruh/hati saja, tanpa akal dan jasad. Semua diserahkan
pasrah tawakkal hanya kepadaNya.
Dan yang ekstrim adalah seseorang yang atheis, hanya mengandalkan
akal pikiran/rasio belaka tanpa melibatkan hati maupun kekuatan raganya.
Semua sikap dan tindakannya berdasarkan logika tanpa menghadirkan jiwa
dan mengolah rasa di dalam hatinya.
Contoh ketiga orang di atas, adalah orang yang tidak bisa bertawazun
dan jauh dari rasa bahagia, nyaman ataupun ketenangan dalam hidupnya.
BAB III
KESIMPULAN

Sifat adalah suatu objek yang tampak dan dapat diamati di antara kebiasaan atau
tindakan yang selalu berulang. Sifat-sifat manusia antara lain lemah, mudah terperdaya, lalai,
penakut, bersedih hati, tergesa-gesa, berlebihan, pelupa, suka mengeluh, zalim dan Bodoh,
suka menuruti prasangka diri sendiri, suka berangan-angan.
Karakteristik manusia adalah sifat-sifat kejiwaan dalam diri manusia, akhlak atau
budi pekerti dalam diri manusia, akhlak atau budi pekerti yang dimilikinya. karakteristik asal
kata dari karakter atau watak. Karakter atau watak adalah sifat batin yang memenuhi atau
mempengaruhi pikiran, perilaku, budi pekerti dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk
hidup yang lainnya. Karakter dalam bahasa arab disebut akhlak. akhlak sama seperti karakter
atau perilaku.Karakteristik manusia adalah akhlak atau karakter yang dimiliki manusia
mempengaruhi perilaku, budi pekerti, dan tabiat manusia.
Karakteristik manusia yang baik dalam islam berarti manusia tersebut selalu
melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Manusia atau hamba Allah SWT berada
dalam ketaatan,yang akan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar disisi Allah SWT.
Macam-macam karakteristik manusia yang baik antara lain muttaqin, shalihin,
khasiun, mutashadiqin, sobirin, muslimin, mukminin, hafizin, shoimin, dan qonitin.
Tujuan hidup manusia antara lain mengenal Tuhan dan mengakui keberadaan-Nya,
beribadah kepada-Nya dan mencari keridhoan-Nya, serta diciptakan untuk tujuan yang lebuh
dari sekedar bermain dan bersenang-senang dalam hidup.
Seseorang yang mempunyai sikap tawazun sangat bermanfaat untuk dirinya karena ia
akan mendapatkan kebahagiaan hidup, ketenangan ruhani, ketenangan jiwa, kebahagiaan
lahir dan batin sehingga dapat melaksanakan kegiatan dengan baik serta merasakan
kenikmatan hidup yang luar biasa dalam kesehariannya baik suka maupun duka. Namun
banyak dari kita yang tidak bisa bersikap tawazun, karena nafsunya selalu mempunyai sikap
materialistis. Seseorang yang materialis hanya menggunakan jasad saja untuk melakukan
segala kegiatannya. Tanpa berfikir rasa dan atau menggunakan hatinya. Sebaliknya ada juga
seseorang panthaisme, yaitu orang yang hanya mengedepankan jiwa/ruh/hati saja, tanpa akal
dan jasad. Semua diserahkan pasrah tawakkal hanya kepadaNya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.agpaii.org/berita-tekini/nilai-moderasi-tawazun/
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://id.scribd.com/
document/397393520/Sifat-Manusia-Dalam-Al-Quran&ved=2ahUKEwjLgNGV_-
yBAxXH3TgGHathD6IQFnoECA4QBQ&usg=AOvVaw16_XMX-3cy1eLebY9xnLwm
https://www.liputan6.com/hot/read/5016936/tujuan-hidup-manusia-menurut-islam-berdasarkan-al-
quran-dan-penjelasannya?page=3
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://id.scribd.com/
document/397393520/Sifat-Manusia-Dalam-Al-Quran&ved=2ahUKEwjLgNGV_-
yBAxXH3TgGHathD6IQFnoECA4QBQ&usg=AOvVaw16_XMX-3cy1eLebY9xnLwm

Anda mungkin juga menyukai