Anda di halaman 1dari 8

PENGELOLAAN DESAIN LINGKUNGAN OUTDOOR KELOMPOK BERMAIN

Ellen Septiani1, Retno Wulandari2


Pendidikan Islam Anak Usia Dini1, Pendidikan Islam Anak Usia Dini2
Universitas islam negeri raden fatah palembang1,Universitas islam negeri raden fatah palembang2
ellenseptiani4@gmail.com wulanbdison@gmail.com

Abstrak
Adanya lingkungan yang baik di suatu lembaga dapat mendukung berjalannya proses belajar
mengajar. Tentunya dalam mengelola lingkungan perlu adanya desain terlebih dahulu agar
dapat membantu proses aspek perkembangan anak. Maka dari itu, penelitian ini membahas
tentang pengelolaan desain lingkungan outdoor kelompok bermain. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan metode Library Research atau studi kepustakaan.
Pentingnya pengelolaan desain lingkungan dapat terciptanya suasana dan lingkungan yang
kondusif akan berpengaruh pada proses belajar mengajar peserta didik akan membuat anak
belajar lebih tenang dan berkonsentrasi dalam pembelajaran agar pengelolaan desain
lingkungan outdoor di kelompok bermain dapat di pahami dan implementasikan secara
optimal.
Kata kunci : Pengelolaan, Lingkungan, Kelompok Bermain

Abstract
The existence of a good environment in an institution can support the running of the teaching
and learning process. Of course, in managing the environment, it is necessary to design in
advance so that it can help process aspects of child development. Therefore, this research
discusses the management of playgroup outdoor environmental design. The method used in
this research uses the Library Research method or literature study. The importance of
environmental design management can create a conducive atmosphere and environment that
will affect the teaching and learning process of students will make children learn more calmly
and concentrate on learning so that the management of outdoor environmental design in play
groups can be understood and implemented optimally.
Keywords : Management, Environment, Play Group
PENDAHULUAN potensi masing-masing individu. Menurut
Dalam proses belajar mengajar di Montessori, anak adalah an active agent
PAUD, lingkungan juga merupakan salah (agen aktif) dalam lingkungannya,
satu hal penting yang perlu diperhatikan sementara guru merupakan fasilitator yang
oleh pengelola lembaga. Maryana,dkk membantu pembelajaran dan
(2010), mengemukakan bahwa manajemen perkembangan anak (Hidayatulloh, 2014).
berasal dari kata to manage yang berarti Jadi dapat disimpulkan bahwa
mengatur, melaksanakan, mengelola, konsep pengelolaan desain lingkungan
mengendalikan dan memperlakukan. outdoor merupakan hal penting yang harus
pengelolaan di PAUD adalah suatu upaya disiapkan, suasana atau lingkungan yang
mengelola, mengatur, dan atau kondusif akan berpengaruh pada proses
mengarahkan proses interaksi edukatif belajar mengajar siswa cenderung membuat
antara anak didik dengan guru dan anak belajar lebih tenang dan
lingkungan secara teratur, terencana dan berkonsentrasi. pengelolaan desain
tersistematisasi untuk mencapai tujuan lingkungan juga dapat diartikan bahwa
Pendidika Anak Usia Dini. suatu proses mengkoordinasikan dan
Pengelolaan desain lingkungan mengintegrasikan berbagai komponen
PAUD menurut Suyadi (2011) adalah lingkungan yang dapat mempengaruhi
penataan tepatnya set plan tampilan indoor perubahan perilaku anak sehingga dapat
maupun outdoor PAUD. Walaupun terfasilitasi dengan baik. Dengan adanya
kegiatan mendesain penampilan indoor pengelolaan lingkungan belajar anak yang
maupun outdoor PAUD bukan keahlian baik dapat mencapai tujuan pembelajaran
guru, tetapi setidaknya guru PAUD dapat yang efektif dan efesien.
mengenali karakter desain PAUD yang Agar sekolah dan tenaga pendidik
sesuai dengan dunia fantasi anak. Sebab, dapat memahami pentingnya pengelolaan
dunia fantasi anak berpengaruh besar desain lingkungan dan mengetahui bahwa
terhadap perkembangan kognitif, sosial, suasana atau lingkungan yang kondusif
emosi, bahasa, seni, dan lain sebagainya akan berpengaruh pada proses belajar
Montessori, sama halnya dengan Piaget, mengajar peserta didik akan cenderung
menganggap lingkungan sebagai kunci membuat anak belajar lebih tenang dan
utama pembelajaran spontan anak. berkonsentrasi dalam pembelajaran. Maka
Lingkungan di sini hendaknya yang penelitian ini akan berfokus pada
menyenangkan bagi anak dan juga pengelolaan desain lingkungan outdoor di
memberi kesempatan bagi perkembangan kelompok bermain, agar pengelolaan
desain lingkungan outdoor di kelompok melakukan kegiatan manipulasi sehingga
bermain dapat di pahami dan anak-anak mendapatkan beberapa perilaku
implementasikan secara optimal. baru dari aktivitasnya. Lingkungan belajar
di dalam ruangan akan digunakan tempat
METODE belajar bagi anak untuk mengasah berbagai
Penelitian ini menggunakan metode potensinya. Hal yang menjadi perhatian
penelitian Library Research atau studi setidaknya meliputi ukuran ruangan,
kepustakaan, dimana studi kepustakaan keadaan lantai, dinding kelas, atap langit-
adalah kegiatan mengumpulkan bahan- langit dan lain-lain yang di perlukan dalam
bahan yang berkaitan dengan penelitian pengelolaan lingkungan belajar yang
yang berasal dari buku, jurnal-jurnal nyaman dan menyenangkan. (Mariyana,
ilmiah, literatur-literatur dan publikasi- dkk. 2009)
publikasi lain yang layak dijadikan sumber Suyadi (2011:210) Konsep desain
untuk penelitian yang akan diteliti penulis. lingkungan PAUD dengan landasan
filosofis yang kuat akan sangat dibutuhkan,
HASIL PEMBAHASAN khususnya dalam penataan ruang, penataan
Pengertian Desain Lingkungan fungsi lahan, tata letak bangunan dan lain
Pendidikan Anak UsiaDini (KB) sebagainya. Fasilitas indoor maupun
Pengelolaan lingkungan belajar outdoor PAUD di desain sesuai dengan
merupakan hal yang sangat penting untuk perkembangan anak didiknya. Baik
disiapkan. Pengelolaan secara harfiah aktifitas indoor maupun outdoor keduanya
adalah mengatur, melaksanakan, memiliki peran yang sangat penting dalam
mengelola, mengendalikan dan tumbuh kembang anak didik.Pentingnya
memperlakukan. Sedangkan lingkungan aktifitas outdoor dalam optimalisasi
secara harfiah diartikan suatu tempat yang perkembangan anak adalah meliputi
mempengaruhi pertumbuhan manusia. perkembangan fisik, perkembangan
Kemudian belajar diartikan secara umum keterampilan sosial, pengetahuan budaya,
sebagai perubahan tingkah laku yang relatif perkembangan emosional dan
menetap pada diri individu (Mariyana, perkembangan intelektual anak. Desain
dkk.2010) lingkungan PAUD dengan memikirkan
Lingkungan belajar anak usia dini filosofis memerlukan sejumlah prinsip
sebaiknya menyediakan fasilitas bermain artistik yang sesuai dengan ruang dan lahan
anak yang menjadikan anak bebas untuk yang ada serta kebutuhan penggunaan
bergerak, berkreasi, menjelajah termasuk dalam pembelajaran.
anak lebih bebas bergerak karena
Lingkungan Belajar Outdoor seharusnya ruang luar memfasilitasi
Kegiatan diluar ruangan atau perkembangan motorik kasar anak.
outdoor adalah hal yang tidak dapat 1. Hal yang harus diperhatikan seorang
terpisahkan antara program pengembangan guru ketika belajar diluar ruangan antara
dan belajar anak. Untuk itu agar lingkungan lain:
belajar outdoor bermanfaat dan secara a. Luas area bermain sebagaimana
efektif dapat membantu perkembangan dan standar internasional menetapkan 7
belajar anak, maka hal tersebut harus m per anak
menjadi bagian yang dikelola secara serius b. Ruang bermain outdoor dipastikan
oleh pihak sekolah ataupun guru. Setiap tidak terdapat binatang yang
anak memiliki pemikiran yang berbeda menyengat.
dengan anak usia dini lainnya. Gagasan c. Bak pasir harus ditutup bila tidak
atau ide yang dimiliki setiap anak akan digunakan dan dipastikan dalam
mampu membuatnya bersaing di masa kondisi kering agar tidak menjadi
depan. Menggambar dapat menyatakan tempat berkembang biak binatang
tentang apa yang sedang dirasakan seperti kecil.
yang diungkapkan oleh Vygot-sky bahwa d. Area basah ditempatkan di luar,
menggambar adalah satu cara manusia dekat dengan sumber air, lantai
mengekspresikan pikiran-pikiran atau yang tidak licin, Sanitasi terjaga
perasaan-perasaannya sehingga dengan baik agar air tidak menggenang.
menggambar, perasaan, gagasan, ide-ide 2. Mainan yang ada diluar ruangan yang
akan terkomunikasikan kepada manusia harus diperhatikan oleh guru antara lain:
lainnya. Lingkungan belajar luar kelas (out- a. Bebas dari bahan yang berbahaya.
door playground) yang terpadu yang juga b. Penataan sarana cukup luas bagi
merupakan salah satu cara yang dapat anakbergerakbebak, tidak perlu
digunakan guru untuk mendorong kegiatan berdesakan.
anak dalam keingintahuan, penyelidikan c. Ketinggian mainan sebaiknya tidak
dan eksplorasi, memiliki sejumlah lebih dari 1.5 meter dan tingkat
pengalaman sensual bagi anak-anak untuk kemiringannya sekitar 40.
mendorong anak menggunakan semua d. Dasar seluncuran cukup lembut.
indra mereka, yang aman. Ruang luar e. Dipastikan tidak mudah patah atau
merupakan lingkungan belajar yang sangat putus
menyenangkan bagi anak. Di ruang luar
f. Dikontrol dan diperbaiki secara d. Permainan kelompok atau
reguler. Sebaiknya tidak terkena permainan yang melibatkan lebih
langsung terik matahari dari satu orang anak misalnya
g. Seluncuran, ayunan, jungkitan, dan permainan jungkat-jungkit dan
sarana bermain outdoor dalam kon- permainan yang memiliki aturan.
disi baik dan catnya tidak Kegiatan di luar ruangan
mengandung toxin memiliki peluang dan kebebasan
h. Jika bahan menggunakan kayu, di- yang lebih banyak untuk bergerak.
pastikan permukaan kayu licin Alat-alat bermain di luar kelas yang
untuk mencegah anak tertusuk disajikan hendaknya dapat
serpihannya. memenuhi kebutuhan-kebutuhan
2. Jenis Permainan dan Perlengkapan anak guna memupuk perkembangan
Aktivitas di luar kelas jasmani ,intelektual, emosional, dan
Pada area outdoor sosial anak.
diharapkan ada tempat yang
menantang bagi anak untuk Prinsip-prinsip Desain lingkungan di
bereksplorasi dan mengembangkan luar ruangan (Outdoor) :
anak secara total. Ada 4 tipe 1) Keamanan Lokasi
pengalaman bermain di luar Ketika merencanakan
ruangan menurut Johson, Christie sebuah tempat bermain, perlu untuk
dan Yawkey 1992 dalam bukunya mempertimbangkan bahaya atau
Rita, Pengelolaan Lingkungan rintangan yang akan dihadapi anak
Belajar yaitu sebagai berikut : ketika anak berjalan, berlari, atau
a. Permainan atau latihan fungsional bermain, seperti :
yang melibatkan praktik dan Tempat bermain dengan
pengulangan aktivitas motorik kasar pembatas atau pagar yang tinggi
b. Permainan konstruktif yang direkomendasikan jika tempat
melibatkan penggunaan materi- bermain dekat dengan jalan raya.
materi seperti cat atau pasir untuk Pembuatan pagar sebaiknya
diciptakan atau dibentuk mempertimbangkan beberapa hal
c. Permainan drama atau permainan berikut ini:
pura-pura yang sering kali a. Pagar pembatas area outdoor
dilaksanakan dalam tempat tertutup dengan tempat umum di luar
lembaga diperlukan untuk
memastikan bahwa anak-anak playground yang besar
tidak bisa terdorong ke dalam untuk menghindari
situasi berbahaya. amblas ketika dimainkan
b. Desain dan ketinggian pagar oleh anak. Sebaiknya
harus sedemikian rupa untuk melibatkan ahli untuk
mencegahanak dapat keluar menilai kondisi tanah.
dengan cara merangkak di bawah 2. Kemudahan Mengakses,
c. Tinggi pagar kurang lebih 150 Sejauh mana alat main
cm, tidak dapat dipanjat dan mudah dicapai/dijangkau
tidak runcing. Pagar dapat oleh anak dengan aman
dipakai untuk membatasi area sehingga anak tidak
yang berbahaya seperti tempat mudah lelah karena jarak
parkir, jalan, dan kolam. Pagar tempuhnya.
dapat berupa dinding bata, 3) Pengelompokkan usia
tanaman, kayu, bambu, atau besi. Jika diperuntukkan untuk
d. Mekanisme penguncian harus semua kelompok usia, maka
disediakan untuk meng atasi penataannya harus menunjukkan
potensi berbahaya ketika pemisahan tempat berdasarkan
gerbang tidak ditutup. kelompok usia anak atau dibedakan
e. Pagar dapat menjadi sentra dengan pemberlakuan jam main
berkebun anak. anak jika tempat bermain terbatas.
Setiap tempat bermain diberi batas
2) Kontur tanah sebaiknya tidak pemisah untuk meminimalisasi
dalam posisi terlalu miring kecelakaan yang mungkin
apalagi jika tempat bermain disebabkan oleh anak yang lebih tua
akan diisi pasir sebab jika hujan usianya. Hal ini penting untuk
deras, pasirnya bisa hanyut dan memudahkan pengawasan.
habis sehingga tidak ada lagi 4) Peletakan Mainan
pengaman bagi anak ketika Perhatikan aktivitas
bermain. Pilihlah daerah yang bermain anak, apakah bermain fisik
datar dan tidak dekat dengan dan aktif atau bermain pasif dan
lereng bukit, apalagi jurang. tenang. Hal ini menjadi
1. Kestabilan tanah, terlebih pertimbangan penting untuk
jika akan dibangun memperkirakan keleluasaan anak
dalam bergerak agartidak terbentur. guru dapat dengan mudah
Dengan demikian, penataan menyelamatkan anak tanpa
ayunan, karosel, jungkat-jungkit, terhalang mainan lain.
sebaiknya diletakkan di sudut, sisi, 6) Tanda Usia dan/atau pelabelan
atau pinggir tempat bermain jika Sebaiknya setiap tempat
lahan bermain luar terbatas. Alat bermain diberikan tulisan mengenai
main yang sering digunakan anak peruntukan usia, peringatan, dan
harus diletakkan berpencar, untuk kemungkinan bahaya yang dapat
mengurangi penumpukan proses ditimbulkan dari mainan tersebut
bermain di satu tempat. Selain itu, dengan tulisan yang mudah terbaca
perhatikan juga posisi jalan keluar dan terlihat.
dari area bermain, hendaknya 7) Pengawasan
diletakkan pada lokasi yang lapang Pengawas lingkungan
(tidak ada penghalang di depan dan bermain di luar ruangan seharusnya
sampingnya). Jika sarana bermain adalah tenaga teknis yang benar-
outdoor yang digunakan alat benar paham dan terlatih terkait
mainnya berupa gabungan atau dengan keamanan mainan dan
dirangkai menjadi satu, maka penyelamatan pertama jika terjadi
disainnya sebaiknya kecelakaan di tempat bermain.
memperhatikan susunan, fungsi, Apabila tidak tersedia tenaga teknis
dan keamanannya. dimaksud maka tugas pengawasan
5) Jarak Pandang Pengawasan ini dapat juga dilakukan oleh guru
Penataan alat main harus yang telah terlatih. Pengawas
dalam jarak pandang guru untuk sebaiknya memahami konsep
mengamati dan mengikuti kegiatan bermain dan perawatan dari mainan
bermain anak karena setiap tersebut. Selain hal itu, pengawas
penggunaan alat main luar harus juga harus mampu melakukan
bisa dilihat dari tempat dimana guru pengecekan terhadap mainan yang
biasanya mengawasi. Selain itu, rusak dan memastikan anak tidak
penataan antar alat main sebaiknya memainkannya.
juga memperhatikan ruang yang
cukup untuk orang dewasa dengan
pertimbangan jika terjadi sesuatu
yang membahayakan anak, maka
KESIMPULAN Madyawati, Lilis. 2016. Strategi
Pengelolaan lingkungan belajar Pengembangan Bahasa Pada Anak.
adalah mengatur, melaksanakan, Jakarta: Prenadamedia Group
mengelola, mengendalikan dan Mariyana, R., Nugraha, A., & Rachmawati,
memperlakukan. Kemudian belajar Y. (2010). Pengelolaan Lingkungan
diartikan secara umum sebagai perubahan Belajar. Jakarta: Kencana.
tingkah laku yang relatif menetap pada diri Mariyana, Rita. Dkk. 2009. Pengelolaan
individu. Konsep desain lingkungan PAUD Lingkungan Belajar. Jakarta:
dengan landasan filosofis yang kuat akan Kencana Prenada Group.
sangat dibutuhkan, khususnya dalam Suyadi. 2011. Panduan Penelitian
penataan ruang, penataan fungsi lahan, tata Tindakan Kelas Buku Panduan Wajib
letak bangunan dan lain sebagai. Kegiatan bagi Para Pendidik. Yogyakarta:
diluar ruangan atau outdoor adalah hal yang DIVA Press.
tidak dapat digunakan guru untuk
mendorong kegiatan anak dalam
keingintahuan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. 2018. Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Konsep, Teori,
dan Aplikasinya. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Borror, D. J., Johnson and C. A. Triplehorn.
1992. Pengenalan pelajaran
serangga, edisi ke enam. Terjemahan
Soetiyono. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Hidayatulloh, M. Agung. (2014).
Lingkungan Menyenangkan dalam
Pendidikan Anak Usia Dini:
Pemikiran Montessori. Nadwa Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 8 Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai