Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMENT PATIENT SAFETY


INFEKSI DAERAH OPERASI
Dosen Pengampuh : Burhan, S.Kep.

ni

Kelompok 3

Novia Krisyanti 14401022044


Prima Gresia 14401022049
Sitti Nur Jannah 14401022057
Sely Margareta Ba’si 14401022056
Syahnaz Natasya 14401022063
Tasya Awalia Ramadani 14401022064
Yuliana Ndari 14401022068
Yulpriani Petrus Ina 14401022056

YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL KALTARA


POLITEKNIK KALTARA
PRODI DII KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan tugas saya yang berjudul Prinsip
Acountability. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam segala aspek, sehingga tugas ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya tugas
ini. Semoga tugas ini memberikan informasi bagi Maha Siswa dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Tarakan, 03 April 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1   Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Pengertian Infeksi Daerah Operasi............................................................3
2.2 Gejala Infeksi Daerah Operasi....................................................................3
2.3 Faktor Resiko Operasi Daerah Operasi.....................................................4
2.4 Klasifikasi Infeksi Daerah Operasi.............................................................4
2.5 Cara Meminimalisir Infeksi Daerah Operasi............................................6
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...................................................................................................9
3.2 Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera
aksidental atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis
dan kesalahan pengobatan. Keselamatan pasien (patient safety;;) adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman,
mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak
lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.

Dengan tujuan menciptakan budaya keselamatan pasien di RS,


meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat,
dan menurunkan KTD (Kejadian Tidak Di inginkan). Salah satu kasus
KTD adalah Infeksi Daerah Operasi, Infeksi daerah operasi (IDO)
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien
pascaoperatif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Infeksi Daerah Operasi?
2. Apa saja gejala dari Infeksi Daerah Operasi?
3. Apa saja factor resiko Infeksi Daerah Operasi?
4. Apa saja klasifikasi Infeksi Daerah Operasi?
5. Bagaimana cara meminimalisir Infeksi Daerah Operasi?
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui definisi dari Infeksi daerah Operasi

1
2 Untuk mengetahui gejala dari Infeksi Daerah Operasi
3 Untuk mengetahui factor resiko dari Infeksi daerah Operasi
4 Untuk mengetahui klasifikasi dari Infeksi daerah Operasi
5 Untuk mengetahui cara meminimalisir dari Infeksi daerah Operasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Infeksi Daerah Operasi


Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah infeksi akibat tindakan pembedahan,
dapat mengenai berbagai lapisan jaringan tubuh, superfisial atau dalam. IDO dapat
menyebabkan peningkatan angka morbiditas, mortalitas, peningkatan lama rawat
serta biaya dan tuntutan pasien yang tentu saja berkaitan erat dengan mutu dan
layanan rumah sakit, yang juga akan berpengaruh pada kredibilitas suatu layanan
kesehatan.Di Inggris sebagai negara maju angka IDO nya adalah 15,9%, Di
Indonesia belum ada data pasti angka kejadian IDO sehingga sulit untuk
mengetahuinya. Angka kejadian IDO di RSMH pada tahun 2019 : 0.01%, pada
tahun 2020 :0,04%. Yang artinya masih dibawah Standar( < 2%) dikategorikan
masih dalam batas normal.

Infeksi luka operasi (ILO) adalah infeksi yang terjadi pada luka bekas
sayatan operasi. Kondisi ini umumnya muncul dalam 30 hari pertama setelah
operasi, dengan gejala nyeri, kemerahan, keluar cairan berbau, dan rasa panas
pada bekas luka.

Infeksi daerah operasi umumnya disebabkan oleh bakteri, seperti


Staphylococcus, Streptococcus, dan Pseudomonas. Luka operasi dapat terinfeksi
oleh bakteri-bakteri tersebut melalui: Interaksi antara luka operasi dengan kuman
di kulit, Interaksi dengan kuman yang tersebar di udara, Interaksi dengan kuman
yang telah ada di dalam tubuh atau organ yang dioperasi,Interaksi dengan kuman
yang terdapat di tangan dokter atau perawat, Interaksi dengan kuman di alat-alat
operasi yang tidak steril

2.2 Gejala Infeksi Daerah Operasi


Infeksi daerah operasi bisa menimbulkan beragam gejala, yaitu:

3
 Ruam kemerahan pada luka operasi
 Rasa sakit atau perih pada luka operasi
 Daerah operasi terasa panas
 Pembengkakan pada luka operasi
 Demam
 Luka operasi mengeluarkan nanah atau bau tidak sedap
 Luka operasi terbuka
 Luka operasi menjadi lebih lama sembuh

2.3 Faktor Resiko Operasi Daerah Operasi


Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang pasien mengalami
infeksi luka operasi adalah:
 Berusia lanjut
 Menjalani prosedur operasi yang membutuhkan waktu lebih dari 2 jam
 Menjalani operasi di bagian perut
 Menjalani operasi darurat (cito)
 Menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker
 Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
 Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
 Merokok

2.4 Klasifikasi Infeksi Daerah Operasi


Infeksi Daerah Operasi memiliki beberapa klasifikasi di antarannya:

1. Infeksi Insisional Superfisial


Infeksi daerah operasi superfisial harus memenuhi paling sedikit satu
kriteria berikut ini :
a. Infeksi yang terjadi dalam waktu 30 hari pasca bedah dan hanya
meliputi kulit, subcutan, atau jaringan lain diatas fascia.
b. Terdapat paling sedikit satu keadaan berikut :
- Adanya Pus

4
- Terdapat tanda-tanda peradangan (minimal 1 (satu)
tanda-tanda infeksi ; nyeri, bengkak lokal, kemerahan dan
hangat lokal), kecuali jika hasil biakan negative

- Dokter yang menangani menyatakan infeksi

2. Infeksi Insisional Dalam/Profunda

Harus memenuhi paling sedikit satu kriteria berikut :

a. Terjadi dalam waktu 30 hari pasca bedah atau sampai satu tahun
pasca bedah (bila ada implant berupa non human derived
implant yang dipasang permanen) dan meliputi jaringa lunak
yang dalam (misal lapisan fascia dan otot) dari insisi.

b. Terdapat paling sedikit satu keadaan berikut:

-Pus keluar dari luka insisi dalam tetapi bukan beral dari
komponen organ/rongga dari daerah pembedahan

-Wound dehisens pada insisi dalam atau sengaja dibuka oleh


ahli bedah bila pasien mempunyai paling sedikit satu dari tanda-
tanda berikut; demam(>38°C) atau nyeri lokal, terkecuali biakan
insisi negatif

-Ditemukan abses atau bukti lain adanya infeksi pada


pemeriksaan langsung, waktu pembedahan ulang atau dengan
pemeriksaan histoptologis atau radiologis.

-Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi.

3. Infeksi Daerah Operasi Organ/rongga

a. Terjadi 30 hari post operasi bila tidak dipasang implant atau


dalam waktu 1 (satu) tahun bila dipasang implant

5
b. Insisi tidak mengenai bagian tubuh manapun, kecuali insisi
kulit, fascia atau lapisan otot yang dibuka atau dimanipulasi
selama prosedur pembedahan.

c. Memiliki minimal 1 gejala berikut :

-Drainase purulen dari drain yang dipasang melalui luka tususk


ke daam organ/rongga

- Hasil biakan kuman positif

- Dokter menyatakan sebagai IDO organ/rongga

2.5 Cara Meminimalisir Infeksi Daerah Operasi


Dalam infeksi Daerah Operasi ada beberapa protokol atau kumpulan cara
untuk mencegah Infeksi Daerah Operasi, yang kita kenal dengan Bundles
IDO. Diharapkan dengan penerapan Bundles IDO ini pada pasien-pasien
yang akan, sedang dan dalam masa perawatan Operasi, dapat mengurangi
risiko terjadinya Infeksi Daerah Operasi. Ada beberapa tahapan untuk
mencegah IDO yaitu tahap pre operative, Intra Operative dan Post
operative.

Adapun bundles IDO :

1. Pre-operative P

 Mandi 2x (Sore hari ,H-1 dan pagi sebelum Operasi)


 Tidak mencukur, kecuali mengganggu area Operasi.
 Gunakan CLIPPER
 Kendalikan Gula Darah/BSS

2. Intra Operasi

Petugas kamar bedah :

 Kontrol suhu tubuh pasien

6
 Berhenti merokok min 30 hari sebelum OP
 Petugas yang sakit dilarang masuk kamar bedah
 Bekerja dengan tehnik aseptik
 Lakukan kebersihan tangan bedah (NO kutek,cincin,gelang
n jam tangan)
 Gunakan baju dan sandal khusus kamar bedah dan gunakan
APD steril setelah didalam kamar bedah

Lingkungan kamar bedah

 Tekanan positif
 Kelembaban 40 -60
 Suhu 20 – 25 º C
 Pertukaran udara 15 x/jam
 personil yang bekerja di kamar bedah minimum
dan tamu hanya maximal 2 orang
 Kamar operasi /lingkungan di bersihkan menggunakan
desinfektan (tidak ada fogging atau UV)

Pasien

 Kaji ada alergi atau tidak dengan antiseptik


 Antibiotika di berikan 1 jam sebelum insisi
 Gula darah terkontrol selama di kamar bedah
 Suhu pasien sebelum anaesthesi normal
 Preparasi kulit sebelum operasi menggunakan antiseptik
yang sesuai dengan pasien
 Saat preparasi kulit dengan cara melingkar dari dalam
keluar

3. Post Operasi

Ada 2 macam luka post operasi

7
 Tertutup (the skin edges are held in approximation by
staples or sutures)
• Rawat luka dengan cara septik dan aseptic
• Gunakan APD
• Luka di tutup hanya 48 jam
• Rawat luka dengan cairan normal salin
 Terbuka ( delayed primary clossured )
• Rawat luka bila kotor atau sesuai indikasi
• Edukasi Pasien & Keluarga
• Cara merawat luka
• Menjaga kebersihan diri
• Makan Makanan bergizi

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah infeksi akibat tindakan
pembedahan, dapat mengenai berbagai lapisan jaringan tubuh, Infeksi
daerah operasi memiliki berbagai macam, gejala, factor resiko, klasifikasi,
beserta cara meminimalisirnnya.

3.2 Saran
Infeksi daerah operasi merupakan infeksi yang sering terjadi, maka
dari itu di perlukannya penanganan yang teliti terhadap infeksi tersebut
dan juga diharapkan dengan adannya makalah ini dapat menambah
wawasan mengenai infeksi daerah operasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/486/pencegahan-bundles-
infeksi-daerah-operasi-surgical-site-infections
https://www.alodokter.com/infeksi-luka-operasi#:~:text=Penyebab
%20Infeksi%20Luka%20Operasi,kuman%20yang%20tersebar%20di
%20udara

10

Anda mungkin juga menyukai