Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“NEOPLASMA”
Dosen Pengampu : Ns. Satria Hanggara Putra, M .Kep

Disusun oleh : Kelompok 1

1. Milpa Maroalia 8. Susan Susanti


2. Mirhang Yohannes 9. Susanti Paling
3. Nureni 10. Syahnaz Natasya
4. Prima Gresia 11. Wiwik Hariati
5. Rifki N Emanuel 12. Yulpriani Petrus Ina
6. Sadriansyah 13. Mutiara Muhadjir
7. Sarah Kurnia M

PRODI DIII KEPERAWATAN (LOKAL B)


POLITEKNIK KALTARA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Dalam makalah ini, kami membahas mengenai “Neoplasma” untuk memenuhi


tugas mata kuliah “Patofisiologi” yang diampu oleh Ns. Satria Hanggara Putra,
M.Kep.

Penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari dukungan rekan-rekan


kelompok, narasumber dan dosen-dosen guna memotivasi dalam penyusunan makalah
ini untuk menyelesaikannya dengan tepat dan tanpa hambatan apa pun sesuai dengan
waktu yang ditentukan.

Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami membutuhkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna mendukung kesempurnaan
makalah ini.

Terima kasih semoga makalah ini dapat memberi sumbangan positif bagi kami
sendiri maupun para pembaca.

Tarakan, 06 Maret 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................
i............................................................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................
ii..........................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

a. Latar Belakang...................................................................................................
1
b. Rumusan Masalah..............................................................................................
1
c. Tujuan Pembahasan...........................................................................................
1

BAB II PEMBAHASAN

a. Definisi Sel Secara Umum................................................................................


3
b. Definisi Neoplasma...........................................................................................
3
c. Klasifikasi Tumor..............................................................................................
4
d. Proses Terjadinya Kanker..................................................................................
4
e. Pathway Kanker Nasofaring .............................................................................
6
f. Diagnosa Kanker Nasofaring.............................................................................
7

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan........................................................................................................
8
b. Saran .................................................................................................................
8

iii
c. Daftar Pustaka....................................................................................................
9

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya neoplasma adalah sekumpulan sel abnormal yang terbentuk


melalui sel-sel yang tumbuh terus-menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi
dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.
Sel neoplasma mengalami transformasi, oleh karena itu mereka terus menerus
membelah. Pada neoplasma proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang yang
memulainya telah hilang. Proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik, yang
mempunyai sifat progresif , tidak bertujuan, tidak memedulikan jaringan sekitarnya,
tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitic.
Semua tumor baik tumor jinak maupun tumor ganas mempunyai dua komponen
dasar ialah parenkim dan stroma. Parenkim adalah tumor yang proliferatif, yang
menunjukkan sifat pertumbuhan dan fungsi bervariasi menyerupai fungsi sel asalnya.
Sebagai contoh produksi kolagen, musin atau keratin. Stroma merupakan pendukung
parenkim tumor, terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh darah. Penyajian makanan
pada sel tumor melalui pembuluh darah dengan cara difusi.

iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sel secara umum?
2. Apa yang dimaksud dengan neoplasma?
3. Bagaimana klasifikasi tumor?
4. Bagaimana proses terjadinya kanker?
5. Apa saja pathway kanker nasofaring?
6. Bagaimana diagnosa kanker nasofaring?

C. Tujuan Pembahasan
1. Agar mahasiswa dapat memahami definisi sel secara umum.
2. Agar mahasiswa memahami pengertian neoplasma
3. Agar mahasiswa memahami tentang klasifikasi tumor.
4. Agar mahasiswa memahami proses terjadinya kanker.
5. Agar mahasiswa memahami apa saja pathway kanker nasofaring.
6. Agar mahasiswa memahami diagnosa kanker nasofaring.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sel
Sel berasal dari kata “cella” yang berarti ruangan berukuran kecil, maka sel
merupakan unit structural dan fungsional terkecil pada makhluk hidup.
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Makhluk
hidup (organisme) tersusun dari sel tunggal (uniseluler), misalnya bakteri, archaea,
serta sejumlah fungsi dan protozoa atau dari banyak sel (multiseluler). Pada
organisme multiseluler terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, setiap
sel tersusun dari berbagai bagian, yaitu membran plasma, inti sel (nukleus),
sitoplasma, dan organel sel.
Pada makhluk hidup multiseluler sel-sel yang serupa berkumpul bersama dan
menjalankan satu fungsi yang sama membentuk jaringan.
Jaringan-jaringan yang berbeda menyusun satu organ yang memiliki fungsi
tertentu. Organ-organ yang berbeda bekerja sama membentuk suatu sistem organ.

B. Definisi Neoplasma
Neoplasma secara harfiah berarti pertumbuhan baru atau kumpulan massa
abnormal dari sel-sel yang mengalami proliferasi (tumbuh terus menerus secara
tidak terbatas) tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi
tubuh. Sel-sel neoplasma berasal dari sel yang sebelumnya adalah sel-sel normal
tetapi karena perubahan neoplastik akan mengalami pertumbuhan dengan kecepatan
yang tidak terkoordinasi dengan kebutuhan pasien (hostpes) dan tidak mencapai
keseimbangan tetapi lebih mengakibatkan penambahan massa sel yang mempunyai
sifat yang sama. Sel-sel tersebut dinamakan sel neoplastik dan pertumbuhan yang
demikian disebut pertumbuhan progresif.
Neoplasma adalah suatu kelompok atau rumpun neoplastik. Istilah ini biasanya
sinonim dengan tumor. Istilah neoplasma benigna mengacu pada sel-sel neoplasma
neoplastik yang tidak melintasi jaringan sekitar dan tidak bermetastasis. Metastasis
didefinisikan sebagai kemampuan sel kanker untuk menyusup dan membangun
pertumbuhan pada area tubuh lain yang jauh dari asalnya. Semua neoplasma

vi
diklasifikasikan sebagai kanker dan kemudian digambarkan sesuai dengan asal
jaringannya.

C. Klasifikasi Tumor
Berdasarkan World Health Organization (WHO) ada 3 klasifikasi histologi
kanker nasofaring antara lain (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017):
1. Tipe I: karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi (keratinizing squamous cell
carcinoma)
2. Tipe II: karsinoma sel skuamosa tidak berkeratinisasi (non-keratinizing
squamous cell carcinoma)
3. Tipe III: kasrsinoma tidak berdiferensiasi
(undifferentiated carcinoma)

D. Proses terjadinya kanker


Kanker nasofaring diawali dengan satu atau lebih mutasi genetik yang
menyebabkan sel normal berlipat ganda secara lebih cepat, menjelajah struktur di
sekitarnya, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lain. Pada karsinoma nasofaring,
proses diawali dari sel skuamosa yang melapisi nasofaring.

Berbagai penelitian berusaha mengidentifikasi beberapa faktor yang diduga


meningkatkan risiko terjadinya kanker nasofaring, termasuk:

 Jenis kelamin. Kanker nasofaring lebih sering terjadi pada pria dibandingkan
wanita.
 Usia. Kanker nasofaring dapat terjadi pada usia berapa saja. Tetapi, jenis kanker ini
paling sering terdiagnosis pada orang dewasa yang berusia di antara 30 hingga 50
tahun.
 Makanan yang diawetkan dengan garam. Bahan kimia yang dilepaskan bersama
uap saat memasak makanan yang diawetkan dengan garam, seperti ikan dan sayuran
yang diawetkan, dapat terhirup melalui hidung.
Paparan ini diduga bisa meningkatkan risiko terjadinya karsinoma nasofaring. Sering
terpapar bahan kimia tersebut pada usia dini juga diduga dapat meningkatkan risiko
terjadinya karsinoma nasofaring.
 Virus Epstein-Barr. Jenis virus ini dapat menyebabkan timbulnya tanda dan gejala
yang ringan berupa batuk dan pilek. Terkadang, virus ini juga dapat menyebabkan

vii
terjadinya penyakit mononukleosis infeksius. Namun, virus Epstein-Barr juga
dikaitkan dengan beberapa jenis kanker yang jarang, salah satunya adalah kanker
nasofaring.
 Riwayat keluarga. Memiliki anggota keluarga dengan karsinoma nasofaring
meningkatkan risiko mengalami penyakit tersebut.

viii
E. Pathway kanker nasofaring

Pembelahan sel
tidak terkontrol

Kankerrcinoma
nasofaring

Kemoterapi

Merusak sel-sel Merusak sel mukosa


epitel kulit system pencernaan
-
Kerusakan pada kulit
kepala

Mual/muntah Ketidakcukupan diet

Alopesia
Ketidakmampuan
menelan Risiko konstipasi
Harga diri rendah

Deficit nutrisi

ix
F. Diagnosa keperawatan kanker nasofaring

Kanker nasofaring dilakukan dengan penilaian faktor risiko, gejala, dan


pemeriksaan fisik awal. Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk memastikan
diagnosis.

Berikut ini jenis pemeriksaan untuk diagnosis kanker nasofaring:

 Visualisasi langsung nasofaring dengan endoskopi. Saat endoskopi, dilakukan


biopsi (pengambilan sampel jaringan) dari area yang abnormal dan pemeriksaan
darah (terutama  serologi IgA EBV).
 Pemeriksaan fine needle aspiration (mengambil contoh sel dari benjolan dengan
menggunakan jarum suntik) jika ada benjolan di leher.
 Tes pemindaian, seperti CT scan dan MRI dilakukan untuk mengevaluasi tingkat
keparahan penyakit.
 Foto rontgen dada, scan tulang, dan USG dilakukan untuk menentukan apakah
ada penyebaran kanker ke area tersebut.  

x
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Neoplasma merupakan suatu abnormalitas dari sel-sel yang berada dalam tubuh
manusia, di mana sel-sel tersebut terus mengalami pembelahan secara aktif serta
yang menjadi bahaya adalah karena neoplasma ini bersifat parasit, dalam kata lain
menjadi pesaing untuk sel-sel yang sehat, sehingga apabila pertumbuhannya tidak
dihentikan maka akan mengakibatkan penyakit- penyakit seperti Tumor ganas/
kanker.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui tentang
definisi sel secara umum, definisi neoplasma, klasifikasi tumor, proses terjadinya
kanker nasofaring, pathway kanker, serta diagnosa kanker nasofaring guna
menambah skill performa para mahasiswa dan pembaca untuk mendukung
tindakan perawat dalam pemberian tindakan Asuhan Keperawatan.

xi
REFERENSI

https://www.kompas.com/tren/read/2022/12/20/060500465/mengenal-jenis-
tumor-ganas-dan-tumor-jinak-apa-saja-?
page=all&jxconn=1*1kv0tiv*other_jxampid*bnJjYlBna3Q4VkNqTUdSMXROc
nVTbDc1MG14SzdrUkpEQlc4a1hobHoyMUpYVW4yY21RSUNnNDZxZjE3b
Fd0Wg..#page2

https://www.halodoc.com/kesehatan/kanker-nasofaring

https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/infokom/article/view/4897

https://sg.docworkspace.com/l/sICnR44G-Aa6ji6AG?sa=00&st=0t

https://www.academia.edu/34630571/
Dokumen_tips_makalah_ca_nasofaring_560f1a274681d

xii

Anda mungkin juga menyukai