Anda di halaman 1dari 3

Studi Kasus Bisnis Internasional

Nama / Nim:
 Yozaneta Adin / 11200845
 Kristin Julianti Sinaga / 11201019

1. Apa saja faktor-faktor politik dan faktor-faktor ekonomi yang menjelaskan kelemahan
kinerja ekonomi di Indonesia! Apakah kedua hal tersebut terkait?

Faktor-faktor ekonomi
- adanya utang yang dimiliki Indonesia yang terakumulasi selama 1990an , pada 1997
terjadi kekacuan dalam perekonomian Indonesia.
- pengangguran masih tinggi yaitu sekitar 10 persen dari Angkatan kerja
- inflasi kembali naik pada 2005 mencapai 14 persen pada akhir tahun
- tidak ada pertumbuhan produktivitas tenaga kerja selama satu dekade

Faktor-faktor politik
- adanya "kapitalisme kroni" yang di gunakan sorharto untuk memberikan keuntungan
bisnis bagi perusahaan para pendukung dan keluarga nya
- tingkat endemik korupsi yang tinggi, tranparancy internasional, lembaga yang
mempelajari korupsi di seluruh dunia menempatkan Indonesia diantara yang paling
korup.

Kedua faktor ini terkait dikarenakan perubahan pada suatu kebijakan politik pada
suatu negara atau daerah akan dapat menyebabkan dampak besar pada sektor
keuangan, bisnis dan perekonomian negara atau daerah tadi. Risiko politik umumnya
berkaitan erat dengan pemerintahan dan situasi politik dan keamanan di suatu negara
atau wilayah.

2. Lebih dari satu dekade telah berlalu sejak Suharto mengundurkan diri sebagai
presiden. Mengapa masalah ekonomi terus mewabah di Indonesia?

Dikarenakan Indonesia masih tertinggal dari tetangganya di Asia Tenggara.


Pertumbuhan ekonominya masih kalah dari Cina, Malaysia, dan Thailand.
Pengangguran masih tinggi, yaitu sekitar 10 persen dari angkatan kerja. Inflasi
kembali naik pada 2005, mencapai 14 persen pada akhir tahun. Tidak ada
pertumbuhan produktivitas tenaga kerja selama satu dekade. Lebih buruk lagi. masih
banyak modal asing yang ditarik keluar dari negara itu. Sony menjadi berita utama
dengan menutup pabrik peralatan audio pada 2003, dan sejumlah perusahaan pakaian
telah meninggalkan Indonesia untuk berpindah ke Cina dan Vietnam. Secara total.
saham investasi asing di Indonesia turun dari senilai $ 24.8 miliar pada 2001 menjadi
$ 11.4 miliar pada 2004 sebagai tanda bahwa perusahaan asing meninggalkan
Indonesia. Beberapa pengamat merasa bahwa Indonesia tertatih - tatih akibat
infrastruktur yang buruk. Investasi pada infrastruktur publik telah menurun selama
bertahun - tahun. Sekitar S3 miliar pada 2003, menurun dari $ 16 miliar pada 1996.
Sistem jalan raya berantakan. Setengah dari penduduk negara itu tidak memiliki akses
listrik, jumlah pemadaman listrik terus meningkat akibat usia jaringan listrik, dan
hampir 99 persen penduduk tidak memiliki akses fasilitas pembuangan limbah
modern. Bencana tsunami melanda pantai Sumatera pada akhir 2004 memperburuk
masalah yang ada. Sebagai cerminan atas penurunan investasi publik terjadi pula
penurunan pada investasi swasta. Investasi di industri minyak negara itu jatuh dari $
3,8 miliar pada 1996 menjadi hanya $ 187 juta pada 2002. Produksi minyak telah
menurun meskipun harga minyak berada pada rekor tertinggi. Investasi dalam sektor
pertambangan juga telah jatuh dari $ 2,6 miliar pada 1997 $ menjadi 177 juta pada
2003

3. Bagaimana pendapat anda mengenai perusahaan asing yang telah keluar dari
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir? Apa implikasinya bagi negara? apa yang
diperlukan untuk mengembalikan tren ini?

Perusahaan asing keluar dari indonesia disebabkan oleh semakin ketatnya persaingan
usaha. Selanjutnya karena mahalnya ongkos produksi. Di era globalisasi seperti saat
ini, global supply chain adalah sebuah keniscayaan, hampur tak mungkin dalah
memproduksi suatu barang tidak membutuhan bahan baku impor. Peningkatan ongkos
produksi disebabkan oleh peningkatan pajak impor barang tersebut, seperti pajak
barang mewah atas kepemilikan.

Di sisi lain, daya beli masyarakat Indonesia sedang turun baik disebabkan
perlambatan ekonomi maupun kepercayaan konsumen sedang menurun. Sehingga
konsumen memilih menyimpaan uangnya dibandingkan untuk konsumsi.

Implikasi bagi negara dengan keluarnya perusahaan asing adalah mempercepat


perbaikan dan peningkatan iklim investasi serta melakukan bisnis di Indonesia. Selain
itu juga merubah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan
menggunakan modal dari dalam maupun luar negri.

Cara untuk mengembalikan tren adalah:


 Meningkatkan fasilitas umum dan infrastruktur
 Membangun kebijakan investasi yang lebih ramah
 Membenahi sarana dan prasarana

4. Mengapa korupsi sangan merajalela di Indonesia? apa konsekuensinya?

Sebagaimana hasil analisis yang telah dilakukan Kemendagri, penyebab pertama


yakni masih adanya sistem yang membuka celah terjadinya tindakan korupsi.
Termasuk di dalamnya, sistem administrasi pemerintahan yang tidak transparan,
politik berbiaya tinggi, dan rekrutmen aparatur sipil negara (ASN) dengan imbalan.
Akibatnya Alur korupsi yang terus menerus akan semakin memunculkan kemiskinan
masyarakat. Korupsi akan membuat masyarakat miskin semakin menderita, dengan
mahalnya harga pelayanan publik dan kesehatan. Pendidikan yang buruk akibat
korupsi juga tidak akan mampu membawa masyarakat miskin lepas dari jerat korupsi.

5. Apa saja risiko yang dihasapi perusahaan-perusahaan asing yang melakukan bisnis di
Indonesia? apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko ini?

a) Risiko Investasi Sistematis (Systematic Risk)


Merupakan risiko internal yang tak dapat dihindari atau dikendalikan. Yang termasuk
risiko sistematis adalah:

 Risiko suku bunga; risiko investasi yang muncul karena adanya fluktuasi suku
bunga sehingga dapat mempengaruhi pendapatan investasi
 Risiko inflasi; disebut juga risiko daya beli yang berarti peluang arus kas dari
investasi memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan karena adanya
perubahan daya beli akibat inflasi
 Risiko nilai tukar mata uang (valas); risiko investasi yang terjadi karena
adanya perubahan kurs valuta asing, contohnya ketika mata uang domestik
tengah melemah
 Risiko komoditas; risiko investasi yang dipicu karena adanya perubahan harga
komoditas tertentu, biasanya dipengaruhi oleh fluktuasi harga juga permintaan
dan penawaran

b) Risiko investasi tidak Sistematis (Unsystematic Risk)


Merupakan jenis risiko yang dapat dihindari. Risiko investasi ini dapat diatasi dengan
membentuk portofolio investasi atau melakukan diversifikasi. Yang termasuk risiko
tidak sistematis yaitu:

 Risiko likuiditas; risiko yang terjadi karena adanya kesulitan menyediakan


uang tunai dalam periode tertentu
 Risiko reinvestment; risiko yang terjadi pada penghasilan aset keuangan yang
mewajibkan perusahaan melakukan reinvest
 Risiko finansial; risiko yang berkaitan dengan struktur pendanaan
 Risiko bisnis; risiko yang berkaitan dengan bisnis perusahaan tempat
seseorang berinvestasi

Cara mengatasi risiko adalah


 Menentukan target investasi
 Rutin mengawasi investasi
 Waspada terhadap penipuan.

Anda mungkin juga menyukai