Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Keuangan
Internasional
RESIKO DALAM INVESTASI INTERNASIONAL

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

11
Ekonomi dan Bisnis Manajemen P311750004 Dian Primanita Oktasari, SE, MM

Abstract Kompetensi
Mampu menjelaskaan tentang Resiko Mahasiswa mampu menjelaskaan
investasi internasional tentang Resiko investasi internasional
Pembahasan
1.1 JENIS PENILAIAN RISIKO NEGARA
ada 2 jenis risiko yang akan dijelaskan yaitu risiko politik dan risiko finansial (baik
secara makro maupun mikro)

1.2 RISIKO POLITIK


Perusahaan Multinasional harus menilai risiko negara tidak hanya negara tempat
perusahaan tersebut berusaha tetapi juga negara dimana perusahaan akan
mengekspor atau mendirikan anak perusahaan. Beberapa karakteristik risiko suatu
negara dapat secara signifikan mempengaruhi kinerja, dan perusahaan tersebut
harus mempertimbangkan besarnya pengaruh karakteristik tersebut. Kerap sekali
dalam melakukan bisnis pada lingkungan bisnis asing tidak sama dengan
menjalankan bisnis di negeri sendiri. Selain itu, ada risiko makro di negara asing
yang mungkin bukan bagian dari sistem atau kebijakan politik yang menguntungkan
bisnisnya saat ini.

1.3 Korupsi (MAKRO)


Masalah korupsi politik di Indonesia terus menjadi berita utama (headline) setiap
hari di media Indonesia dan menimbulkan banyak perdebatan panas dan diskusi
sengit. Di kalangan akademik para cendekiawan telah secara terus-menerus
mencari jawaban atas pertanyaan apakah korupsi ini sudah memiliki akarnya di
masyarakat tradisional pra-kolonial, zaman penjajahan Belanda, pendudukan
Jepang yang relatif singkat (1942-1945) atau pemerintah Indonesia yang merdeka
berikutnya. Meskipun demikian, jawaban tegas belum ditemukan. Untuk masa-masa
mendatang yang entah sampai kapan, harus diterima bahwa korupsi terjadi dalam
domain politik, hukum dan korporasi di Indonesia.

Secara terpisah, Koordinator Indonesia Corruption Watch Danang Widoyoko dan


Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Sebastian Salang,
Minggu (11/4) di Jakarta, sepakat, parpol sebagai pihak yang paling bertanggung
jawab dalam menumbuhsuburkan korupsi di negeri ini. Partai yang menjadi sarana
terpenting mencapai kekuasaan politik menjadi episentrum korupsi. Dalam partai,

2018 Manajemen Keuangan Internasional


2 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
koruptor dididik dan kemudian membangun jaringan untuk melakukan korupsi politik
secara beramai- ramai. Permasalahan lainnya adalah partai politik dengan indeks
korupsi paling tinggi berbanding lurus dengan kuantitas pemilih atau pendukung
partai tersebut. Sedangkan partai politik yang memiliki indeks korupsi kecil, justru
memiliki elektabilitas yang rendah. Hal inilah yang menjadi pokok permasalahan di
ranah politik Indonesia saat ini.

Meskipun sebagian besar gambarannya negatif, ada beberapa tanda-tanda


positif. Pertama-tama perlu disebutkan bahwa ada dorongan besar dari rakyat
Indonesia untuk memberantas korupsi di Indonesia dan media yang bebas
memberikan banyak ruang untuk menyampaikan suara mereka pada skala nasional
(meskipun beberapa institusi media - yang dimiliki oleh politisi atau pengusaha -
memiliki agendanya sendiri untuk melakukan hal ini). Namun dorongan rakyat untuk
memberantas korupsi berarti bahwa bersikap anti-korupsi sebenarnya bisa menjadi
vote-gainer (pendulang suara) yang penting bagi politisi yang bercita-cita tinggi.
Terlibat atau disebutkan dalam kasus korupsi benar-benar merusak karir karena
dukungan rakyat akan merosot drastis. Efek samping negatif (bagi perekonomian
negara) dari pengawasan publik ini yaitu pejabat pemerintah saat ini sangat berhati-
hati dan ragu-ragu untuk mengucurkan alokasi anggaran pemerintahan mereka,
takut menjadi korban dalam skandal korupsi. Perilaku berhati-hati ini bisa disebut
sebagai keberhasilan pengaruh KPK yang memantau aliran uang, tetapi juga
menyebabkan belanja pemerintah lambat.
Indonesia belum pernah mengesankan di Indeks Persepsi Korupsi Tahunan
(diterbitkan oleh Transparency International). Indeks ini menunjukkan tingkat korupsi
di negara-negara dunia. Saat ini posisi Indonesia berada di nomor 118 (dari jumlah
total 176 negara) tetapi kinerjanya menunjukkan peningkatan yang stabil sejak awal
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2004.

1.4 Pemerintahan (MAKRO)


Terlepas dari isu korupsi politik, ada faktor lain yang secara negatif
mempengaruhi efektivitas dan kinerja pemerintahan di Indonesia. Bisa dibayangkan
bahwa pemerintahan kepulauan yang begitu luas yang berisi hampir 240 juta orang
dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda tidak dihiasi dengan

2018 Manajemen Keuangan Internasional


3 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
konflik. Berikut ini adalah sejumlah isu terkait tata kelola yang mengganggu ekonomi
dan iklim investasi Indonesia.

Birokrasi.
Birokrasi di Indonesia dikenal panjang dan rumit dan tampaknya telah menjadi 'pusat
kekuasaan' dalam dirinya sendiri, sehingga secara efektif menolak upaya menuju
reformasi: suap masih marak dan tidak ada kemajuan yang berkelanjutan dalam
membangun institusi yang meningkatkan iklim usaha, pengadilan sebagai kredibel
seperti. Dengan demikian, negara berisi berbagai ketidakpastian bisnis yang
merugikan iklim investasi.

Akuisisi Tanah.
Salah satu hambatan utama untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia telah
menjadi masalah pembebasan lahan. Alasan yang mendasari untuk situasi ini
adalah hambatan hukum untuk menyepakati kompensasi yang adil untuk pemilik
tanah dan, sebagai hasilnya, sengketa hukum tak berujung lebih valuasi (di berbagai
kesempatan, ekspansi bisnis telah menyebabkan ketegangan dengan masyarakat
lokal). Sebuah undang-undang pembebasan lahan baru telah diterima oleh
pemerintah Indonesia pada tahun 2010, tetapi hasilnya belum terlihat.

Infrastruktur.
Kualitas dan kuantitas infrastruktur Indonesia berada dalam kondisi yang lebih buruk
daripada di rekan-rekan regional. Hal ini berlaku untuk kedua infrastruktur keras
(jalan, kereta api, jembatan) dan infrastruktur lunak (pendidikan, kesejahteraan
sosial dan kesehatan). Sejak jatuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998, telah
terjadi kekurangan serius investasi di bidang ini. Untuk itu, pemerintah Indonesia
telah menempatkan investasi dalam infrastruktur sebagai prioritas utama dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN 2010-2014), sebagian besar
yang dipertimbangkan untuk dibiayai melalui modal swasta dalam bentuk kemitraan
publik-swasta (PPP). Namun, seperti peraturan kerangka kerja dan lingkungan
bisnis Indonesia saat ini tidak optimal kondusif, mungkin strategi terlalu ambisius dari
pemerintah pada saat ini (hingga reformasi lebih lanjut dimulai). Hukum yang saling
bertentangan dan peraturan saat rintangan untuk pembangunan infrastruktur di
Indonesia.

2018 Manajemen Keuangan Internasional


4 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Subsidi Energi.
Sebuah perhatian utama dari lembaga-lembaga internasional adalah jumlah di
Indonesia semakin meningkat dari subsidi energi, yang memerlukan biaya anggaran
yang signifikan. Awalnya, subsidi energi ini diperkenalkan untuk mendukung
kebutuhan dasar masyarakat miskin. Namun, dengan menjaga harga energi ini
artifisial rendah, sinyal harga yang kabur, keputusan konsumsi dan investasi yang
terdistorsi, dan kerentanan keuangan publik volatilitas harga minyak internasional
meningkat. Hal ini juga diasumsikan bahwa rumah tangga kaya manfaat lebih dari
subsidi ini dari rumah tangga miskin dilakukan. Subsidi ini telah menjadi beban besar
pada anggaran pemerintah dan oleh karena itu pemerintah bertujuan untuk
memangkas mereka. Namun, pemotongan subsidi energi merupakan isu politik yang
sensitif di Indonesia dan akan membawa kritik serius dan demonstrasi. Hal ini juga
akan memberikan tekanan besar pada pencapaian target inflasi. Mengetahui bahwa
dalam pemilu 2014 baru diadakan, pemerintah tidak akan terlalu mendukung
mengurangi subsidi karena akan datang pada harga dukungan rakyat.

Sektor Informal.
Indonesia ditandai dengan dual pasar tenaga kerja: a pasar formal kecil dan informal
yang besar. Para pekerja sektor formal dilindungi melalui pembayaran pesangon
dan upah minimal yang relatif tinggi. Surat itu merupakan insentif bagi pengusaha
untuk mempekerjakan pekerja dari sektor informal di mana ada kurangnya asuransi
sosial. Informalitas yang luas merugikan pertumbuhan jangka panjang dan merusak
koleksi pendapatan pajak (yang diperlukan untuk investasi di negara itu infrastruktur,
kesehatan dan pendidikan).

Kebijakan Pemerintah (MIKRO)


Arus sumber-sumber keuangan internasional dapat terwujud dalam dua bentuk.
Yang pertama adalah penanaman modal asing yang dilakukan oleh pihak swasta
(private foreign investment) dan investasi portofolio, terutama berupa penanaman
modal asing “langsung” (PMI). Penanaman modal seperti ini juga dapat disebut
Foreign Direct Investment (FDI). FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi
langsung luar negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian

2018 Manajemen Keuangan Internasional


5 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengglobal. Ia bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan
modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain.

Dalam hal perlindungan investasi asing prinsip utama yang dipegang adalah
perlakuan yang sifatnya non diskriminatif (non-discriminatory), yaitu bahwa hak dan
kewajiban berdasarkan hukum berlaku sama dengan tidak membedakan asal
negara suatu penanam modal. Di Amerika Serikat prinsip ini dikenal sebagai “fair
and equitable treatment” atau perlakuan yang sama dan adil. Undang Undang
Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal menyatakan bahwa penanaman
modal diselenggarakan berdasarkan “perlakuan yang sama dan tidak membedakan
asal negara”, namun “tidak berlaku bagi penanam modal dari suatu negara yang
memperoleh hak istimewa berdasar perjanjian dengan Indonesia. ”Sebagian
perjanjian investasi bilateral memuat pasal yang memungkinkan penanam modal
untuk langsung menempuh jalur arbitrase internasional jika bersengketa dengan
pemerintah Indonesia.

Indonesia berencana untuk mengakhiri dan menegosiasikan ulang 60 perjanjian


investasi bilateral yang ditandatanganinya, diawali dengan perjanjian bilateral
dengan Belanda yang masa berlakunya berakhir pada bulan Juni 2015. Pengakhiran
atau pembatalan perjanjian investasi bilateral akan berakibat hilangnya hak istimewa
yang diperoleh dari perjanjian tersebut, di antaranya adalah hak untuk menempuh
jalur arbitrase internasional untuk menyelesaikan sengketa investasi tanpa
menempuh jalur pengadilan di Indonesia. Rencana ini telah menuai penolakan keras
dari berbagai negara, lembaga internasional dan kalangan dunia usaha.
Kepercayaan terhadap kepastian hukum dalam perlindungan investor di Indonesia
akan terkikis.

Undang-Undang Penanaman Modal di Indonesia juga dapat dijadikan payung


perlindungan hukum para penanam modal. Meski demikian, pemerintah Indonesia
tidak dapat mengabaikan kekhawatiran penanam modal asing terhadap masalah
kepastian hukum dan kredibilitas lembaga peradilan. Sebelum pengakhiran
perjanjian investasi bilateral, Indonesia menduduki urutan sebagai eksportir batubara
dan tembaga terbesar di dunia, namun menurut Fraser Institute’s Mining Policy
Potential Index tahun 2013, Indonesia dianggap sebagai salah satu negara terburuk

2018 Manajemen Keuangan Internasional


6 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam hal iklim investasi di bidang pertambangan. Dengan demikian, reformasi di
bidang peradilan (judicial reform) harus diprioritaskan karena kepercayaan terhadap
peradilan Indonesia akan menjadi kunci kredibilitas sistem penyelesaian sengketa
menurut hukum Indonesia.

RISIKO FINANSIAL
Faktor keuangan harus dipertimbangkan saat menilai risiko Negara. Salah satu
faktor keuangan yang paling jelas adalah perekonomian Negara tersebut saat ini
dan perkiraannya dimasa depan. Adapun pertumbuhan ekonomi suatu Negara
bergantung pada beberapa faktor keuangan yang sering disebut Indikator
Pertumbuhan Ekonomi (suku bunga, kurs dan inflasi).

Bank Indonesia (MAKRO)


Sebagai negara yang masih berada di kategori "sedang berkembang" tentu ada
kaitannya dengan sistem keuangan yang sedang bergejolak. Bukan tanpa alasan
karena indonesia pernah mengalami krisis moneter berkepanjangan yang
mengakibatkan indonesia harus terpuruk dengan ekonomi yang mengalami
kontraksi besar dengan laju inflasi tinggi, nilai tukar rupiah jatuh di tambah dengah
rasa tidak percaya terhadap bank karena suku bunga tinggi yang membuat bank
memiliki utang yang berat di dalam maupun luar negeri. Berbicara tentang
"keuangan" seperti tidak habis untuk dibicarakan karena memang menyangkut
kesejahteraan suatu negara. Sebagai mana indonesia dimasa dulu dan sekarang
sesudah mengalami krisis, perlu adanya upaya pencegahan dan menjaga kestabilan
keuangan agar tidak kembali dalam keterpurukan (inflasi) berkepanjangan. Bank
Indonesia disini berlaku sebagai penengah dalam mengatur kestabilan keuangan
Indonesia. Bank Indonesia berperan aktif untuk menerapkan suku bunga yang tidak
terlalu ketat, menerapkan disiplin pasar, menjaga dan mengatur kelancaran sistem
pembayaran, dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam
stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara macro prudensial, Bank Indonesia
dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan,
penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis.
Terkait kebijakan valas, ada empat pokok perubahan yang dilakukan BI:

2018 Manajemen Keuangan Internasional


7 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pertama,
mengubah definisi transaksi derivatif dari sebelumnya hanya meliputi bentuk
forward, swap, dan option. Dengan adanya ketentuan ini maka transaksi derivatif
mencakup pula cross currency swap (CCS) atau kesepakatan antara dua pihak
untuk melakukan pertukaran dana beserta bunganya dalam mata uang yang
berbeda.

Kedua,
kewajiban memitigasi risiko bank yang dapat melakukan transaksi CCS. Transaksi
ini diharapkan mampu membantu perusahaan menghadapi risiko kenaikan suku
bunga Amerika Serikat karena suku bunga utangnya juga bisa di-hedging.

Ketiga,
memperluas cakupan underlying (aset yang dijaminkan) menjadi perdagangan dan
investasi, termasuk perkiraan pendapatan dan biaya. Sebelumnya, bank ragu-ragu
untuk melakukan transaksi derivatif karena dilarang memberikan kredit atau
pembiayaan dalam valas maupun rupiah untuk kepentingan transaksi derivatif,
kecuali dalam rangka ekspor. Sekarang investasi diperbolehkan. Kalau ada investor
asing memperoleh dividen dan harus di-hedging bisa menggunakan dokumen
sebagai underlying.

Keempat,
menghapus larangan derivatif beli tenor oleh asing di bawah satu pekan. Maka,
jangka waktu transaksi derivatif ke depan dihitung berdasarkan tanggal dimulainya
transaksi sampai dengan jatuh waktu dan paling lama dengan jangka waktu
investasi.

Untuk saat ini, dengan latar belakang inflasi dan melemahnya rupiah, Bank
Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan pada 7,50% pada pertemuan
kebijakan moneter September-nya. Bank sentral kemungkinan akan menunda
penurunan suku bunga sampai awal-2016, ketika data inflasi yang lebih
menguntungkan harus menyediakan buffer yang cukup bagi BI untuk meringankan
suku bunga agar bisa mendorong pertumbuhan. Sementara itu, rupiah akan terus

2018 Manajemen Keuangan Internasional


8 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menghadapi tekanan ke bawah karena pemerintah berjuang untuk meningkatkan
kepercayaan investor.

Otoritas Jasa Keuangan (MIKRO)


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan kepemilikan asing yang semakin
dominan di sektor perbankan bisa dibatasi jika pemerintah merevisi Peraturan
Pemerintah (PP) No 29 Tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum yang
membolehkan asing menguasai saham sebuah bank hingga 99%. OJK setuju
melakukan kajian lebih dalam tentang kebutuhan dana asing di sektor perbankan.
Jika dana asing tidak lagi dibutuhkan, sudah waktunya PP direvisi. OJK juga menilai
pembatasan asing tidak akan bertentangan dengan prinsip integrasi keuangan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Selain itu, OJK akan menggodok aturan
tentang status bank-bank dengan kepemilikan asing di atas 50% untuk segera
diubah menjadi bank asing. Kebijakan yang sama juga bakal diberlakukan terhadap
sekuritas, manajer investasi (MI), dan perusahaan asuransi. Menurut Wakil Ketua
Komisi XI DPR Harry Azhar Aziz, Komisi XI masih merumuskan revisi UU
Perbankan. Dalam revisi tersebut, kepemilikan asing pada bank umun bakal dibatasi
maksimum 40%.

B. TEKNIK PENILAIAN RESIKO NEGARA


Berdasarkan data dan informasi dibidang politik-hukum, ekonomi0keuangan dan
sosial-budaya, baik yang bersifat makro maupun mikro yang telah dikumpulkan
maka dapat dilakukan evaluasi untuk menentukan tingkat risiko atau country risk
rate dengan beberapa teknik sebagai berikut. (J.Madura, 2003).

1. Checklist Approach
Cara yang digunakan dengan mendasarkan pada suatu judgement terhadap semua
faktor politik dan financial, baik yang bersifat makro maupun mikro yang dapat
menentukan penetapan country risk oleh suatu perusahaan.

2018 Manajemen Keuangan Internasional


9 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Delphi Technique
Cara ini dilakukan dengan mengumpulkan independent opinion atas country risk dari
para assessors yang bersifat subjektif. Perusahaan atau MNC dapat mengolah opini
tersebut dengan cara tertentu sehingga mendapatkan hasil yang mewakili dari
seliruh opini assessor tentang country risk rating.

3. Quanitative Analysis
Bila data/informasi variable financial dan politik telah dapat diketahui, maka dengan
model analisis kuantitatif akan dapat diidentifikasi karakteristik yang menentukan
tingkat country risk. Misalnya dengan suatu model regressi akan dapat ditentukan
bagaimana trend aktivitas bisnis seperti kenaikan penjualan yang berkaitan dengan
kenaikan GDP. Garis regressi tertentu akan dapat berpengaruh terhadap tingkat
country risk.

4. Inspection Visits
Cara ini dilakukan dengan melakukan kunjungan/perjalanan ke suatu negara dan
melakukan pertemuan dengan pejabat pemerintah, pelaku bisnis, dan konsumen,
terutama untuk mengklarifikasi pendapat yang telah dimiliki/diketahui perusahaan.

5. Combination of Techniques
Karena tidak terdapat satupun cara yang mutlak dapat diterima, maka biasanya
perusahaan menggunakan cara kombinasi dari berbagai teknik di atas untuk
menentukan country risk.

C. CONTOH PENILAIAN RISIKO NEGARA


Semua jenis transaksi bisnis mengandung tingkat risiko tertentu. Pada saat
transaksi tersebut melewati batas-batas negara maka konsekuensinya adalah
terjadinya tambahan risiko yang tidak dihadapi jika transaksi dilakukan di dalam
negeri. Risiko tambahan ini sering disebut sebagai risiko negara (country risk) yang
biasanya timbul akibat perbedaan dalam struktur ekonomi, kebijakan, institusi sosial-
politis, dan kondisi geografis. Para analist cenderung memisahkan risiko negara
menjadi enam kategori seperti tertera di bawah ini (Meldrum, 2000).

2018 Manajemen Keuangan Internasional


10 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Beberapa dari kategori tersebut saling tumpang tindih dipengaruhi oleh
keterkaitan antara ekonomi dalam negeri dengan sistem politik yang diterapkan dan
dengan masyarakat internasional. Walaupun beberapa analist tidak sepakat dengan
list kategori ini, ke-enam konsep tersebut populer digunakan dalam pemeringkatan
risiko negara yang dilakukan oleh berbagai lembaga di dunia.
1.      Risiko ekonomis (Economic Risk)
2.      Risiko transfer (Transfer Risk )
3.      Risiko nilai tukar (Exchange Rate Risk)
4.      Risiko lokasi (Location or Neighborhood Risk)
5.      Risiko pemerintah yang berkuasa (Sovereign Risk)
6.      Risiko politik (Political Risk)

1. Risiko ekonomis (Economic Risk)


Risiko ekonomis merupakan besaran yang signifikan di dalam laju
pertumbuhan ekonomi yang menghasilkan perubahan utama dari pengembalian
investasi. Risiko ekonomis semakin meningkat jika terdapat kebijakan yang keliru
dalam kebijakan dasar ekonomi seperti kebijakan fiskal, moneter, distribusi
kesejahteraan, dan hubungan internasional atau akibat dari perubahan yang
signifikan dalam keunggulan komparatif suatu negara semacam penyusutan sumber
daya alam, surutnya suatu  jenis industri, dan perubahan demografi. Risiko
ekonomis sering overlap dengan risiko politis dalam beberapa sistem pengukuran
risiko negara untuk investasi karena kedua-duanya berhubungan dengan kebijakan
pemerintah.

Risiko ekonomis mengukur besaran tradisional semacam kebijakan fiskal dan


moneter seperti yang menyangkut besar dan komposisi anggaran belanja negara,
kebijakan pajak, situasi hutang pemerintah dan kedewasaan kebijakan moneter dan
finansial itu sendiri.

2. Risiko transfer (Transfer Risk )


Risiko transfer timbul akibat dari keputusan yang diambil oleh pemerintah
asing untuk membatasi perpindahan modal. Pembatasan-pembatasan dapat
menimbulkan kesulitan dalam pengembalian keuntungan, dividen dan modal.
Karena sebuah pemerintahan dapat mengubah perpindahan modal setiap waktu,

2018 Manajemen Keuangan Internasional


11 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
maka risiko transfer diterapkan dalam semua jenis investasi. Risiko transfer
biasanya dianalisis sebagai sebuah fungsi dari kemampuan negara untuk menuai
mata uang asing. Implikasi dari pengukuran ini adalah bahwa kesulitan menuai mata
uang asing akan meningkatkan kemungkinan negara menerapkan beberapa bentuk
kontrol terhadap modal yang ditanam. Perhitungan secara kuantitaif dari risiko ini
sukar dilakukan karena keputusan untuk membatasi modal mungkin merupakan
murni respon dari problem yang lain.  Sebagai contoh, keputusan pemerintah
Malaysia untuk mengadakan kontrol modal dan memberlakukan nilai tukar yang
tetap di tengah-tengah krisis Asia merupakan solusi politis untuk mengatasi
persoalan nilai tukar.

Risiko transfer mengukur antara lain: rasio antara pembayaran hutang


terhadap nilai ekspor atau terhadap nilai ekspor ditambah dengan nilai bersih
investasi asing; jumlah dan struktur hutang asing terhadap pendapatan; cadangan
mata uang asing dibagi dengan berbagai kategori impor, dan mengukur hal-hal yang
berkaitan dengan kondisi keuangan saat ini.

3 Risiko nilai tukar (Exchange Rate Risk)


Risiko nilai tukar menyangkut perubahan nilai tukar yang tidak diharapkan
misalnya semacam perubahan dari sistem nilai tukar tetap menjadi nilai tukar
mengambang. Para pengembang teori ekonomi memberikan panduan bahwa
analisis terhadap risiko nilai tukar ini dilakukan dalam periode waktu yang lebih
panjang (lebih dari dua tahun). Dalam jangka pendek risiko terhadap nilai tukar ini
dapat dieliminasi melalui mekanisme hedging dan pengaturan di masa datang.

4 Risiko lokasi (Location or Neighborhood Risk)


Risiko lokasi menyangkut di dalamnya efek ikutan yang disebabkan oleh
persoalan di dalam sebuah kawasan, dalam rekanan dagang negara, atau di dalam
negara-negara yang memilki karakteristik yang serupa. Karakteristik negara yang
serupa memiliki kecenderungan untuk menularkan risiko seperti negara-negara Latin
di tahun 1980-an dan negara-negara Asia di tahun 1997-1998. Risiko ini merupakan
salah satu besaran yang sulit untuk diukur.

2018 Manajemen Keuangan Internasional


12 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Salah satu metode yang termudah adalah dengan memperhitungkan lokasi
geografis sebuah negara, mitra dagang, aliansi perdagangan internasional (seperti
Eropa bersatu, NAFFA, dsb), ukuran negara, batas negara dan jarak dari negara
yang memegang peranan penting dalam ekonomi atau politik di kawasan tersebut.

5 Risiko pemerintah yang berkuasa (Sovereign Risk)


Risiko pemerintahan yang berkuasa menyangkut tentang apakah sebuah
pemerintahan bersedia atau mampu membayar hutang-hutangnya atau justru
cenderung ingin ngemplang hutang tersebut. Risiko pemerintahan yang berkuasa
berkaitan erat dengan risiko transfer seperti misalnya sebuah pemerintahan yang
kehabisan dana akibat pengembangan yang tidak tepat dalam sistem
pembayarannya. Risiko ini juga berkaitan dengan dengan risiko politik dalam hal
pemerintah memutuskan tidak menghormati komitmen yang sudah disepakati
karena alasan politis.

6 Risiko politik (Political Risk)


Risiko politik berkaitan dengan risiko akibat perubahan institusi politik yang
menyangkut kontrol pemerintah dan faktor-faktor non ekonomis. Kategori risiko ini
menyangkut potensi-potensi konflik internal dan eksternal., hubungan antara
berbagai kelompok di dalam sebuah negara, proses pengambilan keputusan dalam
pemerintahan, dan sejarah dari negara itu sendiri.

Korelasi Lawatan dengan Investasi


Dengan memahami variabel-variabel yang menyangkut tingkat risiko negara
dalam investasi usaha di atas, tampak bahwa fokus utama yang menjadi pokok
pijakan bagi pengusaha untuk menanamkan modalnya di sebuah negara adalah
terutama menyangkut kondisi internal sebuah negara itu sendiri. Kondisi internal
tersebut dapat diringkaskan terutama yang berkaitan dengan :

a) Kebijakan-kebijakan dasar pemerintah (kebijakan fiskal, moneter, distribusi


kesejahteraan, pajak)
b) Potensi sumber daya alam

2018 Manajemen Keuangan Internasional


13 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c) Kondisi keuangan (pembayaran hutang, pendapatan, ekspor, impor, dan
cadangan devisa)
d) Kestabilan nilai tukar mata uang
e) Komitmen pemerintah dalam perjanjian dengan pihak lain
f) Potensi-potensi konflik internal dan eksternal dan hubungan antara
berbagai kelompok di dalam sebuah Negara
g) Proses pengambilan keputusan dalam pemerintahan

Oleh karena itu, pada tempatnya jika pemerintah memberikan prioritas untuk
membenahi kondisi-kondisi dalam negeri yang menyangkut hal-hal riil tersebut di
atas

D. SECARA KUANTITATIF RISIKO NEGARA


Analisis risiko akan tergantung informasi risiko dan data yang tersedia.
Metode analisis yang digunakan bisa bersifat kualitatif, semi kuantitatif, atau
kuantitatif bahkan kombinasi dari ketiganya tergantung dari situasi dan kondisinya.

Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis (dari kecil hingga besar)
adalah: kualitatif, semi kuantitatif, dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk
memberikan gambaran umum tentang level risiko. Setelah itu dapat dilakukan
analisis semi kuantitatif ataupun kuantitatif untuk lebih merinci level risiko yang ada.

Analisis Kuantitatif
Analisis dengan metode ini menggunakan nilai numerik. Kualitas dari analisis
tergantung pada akurasi dan kelengkapan data yang ada. Konsekuensi dapat
dihitung dengan menggunakan metode modeling hasil dari kejadian atau kumpulan
kejadian atau dengan mempekirakan kemungkinan dari studi eksperimen atau data
sekunder/ data terdahulu.

Probabilitas biasanya dihitung sebagai salah satu atau keduanya (exposure


dan probability). Kedua variabel ini (probabilitas dan konsekuensi) kemudian
digabung untuk menetapkan tingkat risiko yang ada. Tingkat risiko ini akan berbeda-
beda menurut jenis risiko yang ada.

2018 Manajemen Keuangan Internasional


14 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ada banyak cara untuk menganalisis risiko suatu negara.
Dari koefisien beta terhadap peringkat sovereign, investor memiliki sejumlah
alat yang berbeda yang mereka miliki. Investor internasional harus menggunakan
kombinasi teknik-teknik ini untuk menentukan risiko suatu negara, serta risiko yang
terkait dengan investasi atau keamanan internasional manapun.

Metode yang digunakan untuk menilai risiko negara dapat dikelompokkan menjadi
dua kategori:

Analisis Kuantitatif
Penggunaan rasio dan statistik untuk menentukan risiko, seperti rasio hutang
terhadap PDB atau koefisien beta dari Indeks MSCI untuk negara tertentu. Investor
internasional dapat menemukan informasi ini dalam laporan dari lembaga
pemeringkat, majalah seperti Economist, dan melalui berbagai sumber online seperti
Wikipedia. Analisis Kualitatif.

Penggunaan analisis subyektif untuk menentukan risiko, seperti memecah


berita / opini politik atau rumor pasar yang realistis. Investor internasional dapat
menemukan informasi ini dalam publikasi keuangan seperti Economist dan Wall
Street Journal, serta dengan mencari agregator berita internasional seperti Google
News. Tapi, cara yang paling umum yang investor menilai risiko negara adalah
melalui sovereign ratings. Dengan memperhitungkan faktor kuantitatif dan kualitatif
ini, agensi ini menerbitkan peringkat kredit untuk masing-masing negara dan
memberi investor cara mudah untuk menganalisis risiko negara.
Tiga lembaga pemeringkat yang paling banyak ditonton adalah Standard &
Poor's, Moody's Investor Services, dan Fitch Ratings. Daftar Periksa Risiko Negara
& Tip Lainnya. Investor internasional dapat menentukan risiko negara dengan
menggunakan proses tiga langkah sederhana ini:

2018 Manajemen Keuangan Internasional


15 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Memeriksa Peringkat Berdaulat
 Lihatlah peringkat sovereign negara yang dikeluarkan oleh S & P, Moody's
dan Fitch melihat garis dasar melihat tingkat risiko di negara itu.
 Periksa sumber data publik seperti Dana Moneter Internasional atau Bank
Dunia
 Tentukan risiko investasi spesifik dengan melihat faktor kuantitatif, seperti
koefisien beta - koefisien beta yang lebih tinggi sama dengan risiko yang lebih
besar.
Tapi, hanya karena sebuah negara berisiko tidak berarti investor harus
mengabaikannya. Terkadang peningkatan risiko sama dengan tingkat pengembalian
potensial yang lebih tinggi. Misalnya, sebuah negara yang sedang menjalani
reformasi ekonomi mungkin lebih berisiko sekarang, namun masa depannya yang
panjang mungkin lebih cerah hasilnya. Oleh karena itu, investor internasional masih
dapat memasukkan risiko ke dalam portofolio diversifikasi untuk meningkatkan
potensi keuntungan.

Daftar Pustaka

Hamdy, Hady.2010. Manajemen Keuangan Internasional, Edisi 2. Jakarta : Mitra Wacana


Media

Madura, Jeff. 2006. Corporate Finance International. Edisi kedelapan jilid 1. Jakarta:
Salemba Empat.

Musthafa. 2017. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV. Andi Offset

2018 Manajemen Keuangan Internasional


16 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai