Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rendhito Oscar Haris

NIM : 042210838
Prodi : S1 - Manajemen
Fakultas : Ekonomi
UPBJJ UT Jember
Tugas 2 Perekonomian Indonesia

Jawaban Tugas 2

Perekonomian Indonesia

1. Dalam pembangunan ekonomi, investasi mempunyai dua peran penting, yaitu :


 Peran dalam jangka pendek berupa pengaruhnyaterhadap permintaan agregat yang
akan mendorong meningkatnya output dan kesempatan kerja.
 Efeknya terhadap pembentukkan capital. Investasi akan menambah berbagai peralatan,
mesin, bangunan, dan sebagainya. Dalam jangka panjang, tindakan ini akan
meningkatkan potensi output dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara
berkelanjutan.
(Sumber : Modul 4 BMP 4314 Perekonomian Indonesia Edisi 3 Karangan Prof. Dr. Edy
Suandi Hamid, M.Ec. Halaman 4.3)

2. Investasi ekonomi rakyat perlu mendapatkan fasilitas yang memadai dari pemerintah
karena beberapa alasan, yaitu :
 Ekonomi rakyat menyerap banyak tenaga kerja dan menggunakan sumber daya alam
local. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) ekonomi rakyat menyerap
tenaga kerja sebanyak 6,2 juta sedangkan industri rakyat hanya menyerap 4,2 juta
orang saja (Jurnal, 2003:12). Selain itu karena seringkali bertempat di pedesaan,
ekonomi rakyat menimbulkan implikasi positif seperti meningkatkan serapan tenaga
kerja, mengurangi jumlah kemiskinan, pemerataan distribusi pendapatan dan
pembangunan ekonomi di perdesaan (Kuncoro, 1994; Sandeeet al. 1994; Weiljland,
19999).
 Ekonomi rakyat memegang peranan penting dalam ekspor nonmigas yang pada tahun
1990 mencapai US$ 1.031 juta atau menempati ranking kedua setelah ekspor dari
kelompok aneka industri. Berdasarkan posisi tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa
ekonomi rakyat menyimpan potensi yang belum serius dikembangkan mengingat
minimnya perhatian pemerintah terhadap perkembangan mereka selama ini.
 Ekonomi rakyat perlu dikembangkan dengan serius karena berdasarkan hasil
perhitungan pada PJPT I puncak piramida perekonomian masih diduduki oleh
perushaan skala besar yang memiliki karakteristik beroperasi pada struktur pasar
quasi-monopoli, oligopolistic, hambatan masuk tinggi, menikmati margin keuntungan
yang besar, dan akumulasi modal cepat.
(Sumber : Modul 4 BMP 4314 Perekonomian Indonesia Edisi 3 Karangan Prof. Dr. Edy
Suandi Hamid, M.Ec. Halaman 4.9-4.10)

3. Dalam melakukan investasi, investor harus melakukan proses investasi. Proses investasi
tersebut untuk memperoleh keuntungan dari usahanya atau mendapat hasil yang optimal
dari apa yang sudah diinvestasikan. Adapun tahap proses investasi tersebut yaitu
menyusun tujuan investasi, menentukan tingkat risiko, mengestimasi risiko dan
mengestimasi pengembalian investasi, membuat portofolio yang optimal, dan memeriksa
kinerja investasi.
Saat ini semakin banyak orang yang sadar finansial dan berinvestasi untuk keamanan uang
di masa depannya. Investasi dapat dilakukan dengan mengelola uang di reksadana, saham,
ataupun menaruh modal di bisnis orang lain. Harapan investor tentu mendapat keuntungan
atau hasil optimal dari usaha investasinya. Walaupun setiap investasi ada kemungkinan
risiko yang akan didapat, maka perlu diminimalisir dengan proses investasi. Tahapan dari
proses investasi adalah sebagai berikut :
 Menyusun tujuan investasi yaitu untuk menentukan dana yang akan diinvestasikan ini
akan dipakai untuk apa di masa depan, misalnya untuk membeli mobil, dana
pendidikan, atau dana pensiun
 Menentukan tingkat risiko yaitu investor menentukan sendiri akan kesanggupannya
terhadap risiko yang bisa didapat dari investasi yang dia pilih. Tingkat risiko tersebut
bisa tinggi, sedang, atau kecil
 Mengestimasi risiko dan mengestimasi pengembalian investasi ini perlu teknik tertentu
supaya investor dapat menentukan estimasi angkanya
 Membuat portofolio yang optimal untuk meminimalisir risiko karena portofolio
tersebut isinya sekumpulan jenis investasi beserta tingkat risikonya
 Memeriksa kinerja investasi yaitu dengan memantau portofolio investasi dan evaluasi
(Sumber : https://brainly.co.id/tugas/25267404)

4. Prinsip dasar koperasi dituangkan dalam UU No. 25/1992, yaitu:


 Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka, setiap warga negara Indonesia yang telah
mampu melaksanakan tindakan hukum serta mampu memenuhi syarat-syarat
keanggotaan koperasi tertentu berhak menjadi anggota koperasi. Keanggotaan
koperasi harus dilandasi dengan kesadaran memperbaiki nasibnya dengan
berpartisipasi secara aktif.
 Pengelolaan dilakukan secara demokratis, setiap pengambilan keputusan dalam
koperasi sebisa mungkin melibatkan sebanyak mungkin anggota. Prinsip kebersamaan
dan kesamaan merupakan hal yang penting dalam koperasi. Prinsip demokrasi ini
berkaitan dengan pendirian yang dilakukan oleh semua anggota, dijalankan oleh
anggota yang cakap dan diawasi oleh anggota yang mampu.
 Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan dengan adil, Sisa Hasil Usaha (SHU)
merupakan hal yang istimewa dalam koperasi. Setiap anggota berhak mendapatkan
SHU sesuai dengan jasa usahanya masing-masing. Semakin besar partisipasinya
dalam koperasi maka semakin besar pula SHU yang berhak ia terima.
 Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal, dalam koperasi terdapat pembatasan
bunga pada modal sehingga anggota yang lemah tidak semakin lemah tetapi tertolong
oleh anggota yang kuat. Semua itu didasarkan pada semangat kesetiakawanan dan
tolong menolong.
 Kemandirian, koperasi harus memiliki usaha dan akar yang kuat dalam masyarakat.
Koperasi harus menjadi bagian dari masyarakat, untuk itu koperasi harus ditujukan
untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat.
(Sumber : Modul 4 BMP 4314 Perekonomian Indonesia Edisi 3 Karangan Prof. Dr. Edy
Suandi Hamid, M.Ec. Halaman 5.4-5.5)

5. Privatisasi adalah melepaskan sebagian atau seluruh saham kepada pihak swasta, baik itu
secara langsung maupun melalui pasar modal (go public).
Tujuan Privatisasi terdapat tiga kondisi atau faktor yang melatarbelakanginya, yaitu :
 Pada masa sulit ini orang akhirnya mencari-cari jalan keluar yang mungkin ditempuh,
sehingga semua sumber daya dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam hal ini
BUMN dilihat sebagai sosok unit usaha yang tidak efisien dan belum optimal
kinerjanya, sehingga dianggap berpeluang untuk dibenahi.
 Membantu kesulitan keuangan negara dan problematic perekonomian nasional
umumnya. Dalam hal ini bisa saja unit usaha BUMN ini “dirugikan” atau
“dikorbankan” untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di luar BUMN tersebut.
Misalnya, karena tuntutan untuk memperoleh devisa guna mengatasi gejolak kurs
yang ada, atau untuk memenuhi kewajiban internasional kita, maka BUMN terpaksa
dilepas kepada pihak asing, atau pihak-pihak yang bisa memasukkan devisa segar ke
dalam negeri.
 Untuk menarik masuknya modal asing. Sekarang ini, kebutuhan devisa di tanah air
sangat mendesak, baik untuk memenuhi kewajiban internasional yang sudah jatuh
tempo maupun untuk memenuhi impor kebutuhan barang pokok dan input industri
dalam negeri.
Lima prinsip dasar privatisasi, yaitu :
 Kejelasan tujuan
 Otoritas dan otonomi
 Pantauan kerja
 System penghargaan dan hokum
 Persaingan yang netral
(Sumber : Modul 4 BMP 4314 Perekonomian Indonesia Edisi 3 Karangan Prof. Dr. Edy
Suandi Hamid, M.Ec. Halaman 5.20-5.22 & 5.32)

6. Dampak ekonomi-politik pelaksanaa privatisasi di Indonesia, yaitu :


 Privatisasi berdampak pada mengecilnya peranan negara dalam penyelenggaraan
perekonomian nasional. Sesuai dengan ajaran ekonomi neoliberal, privatisasi memang
sengaja dilakukan sebagai upaya sistematis untuk memangkas peranan negara,
menjadi sebatas sebagai pembuat dan pelaksana peraturan saja.
 Privatisasi akan memberi peluang kepada segelintir kaum berupaya untuk semakin
melipatgandakan penguasaan modal mereka, karena struktur penguasaan modal atau
factor-faktor produksi yang sangat timpang.
 Privatisasi ditandai oleh terjadinya pemindahan penguasaan factor-faktor produksi
nasional dari tangan negara keapda pemodal internasional, seperti yang terjadi pada
PT Semen Gresik, PT Indosat, dan PT Telkomsel. Kondisi ini jika terus berlangsung
maka perekonomian Indonesia akan dipaksa bertekuk lutut di bawah suatu bentuk
kolonialisme baru yaitu kekuatan modal internasional.
 Privatisasi cenderung memicu konflik politik yang membahayakan persatuan bangsa,
seperti halnya konflik antara pemilik saham dengan kelompok serikat pekerja BUMN.
(Sumber : Modul 4 BMP 4314 Perekonomian Indonesia Edisi 3 Karangan Prof. Dr. Edy
Suandi Hamid, M.Ec. Halaman 5.33-5.34)

Anda mungkin juga menyukai