Anda di halaman 1dari 1

 

 3. Masa kemerdekaan dan pergolakan DI-TII


            Pasca pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda pada tanggal 29 Desember 1949
Kab. Luwu pada umumnya dan Tana Manai pada khususnya, dilanda gangguan
keamanan dengan pergolakan DI/TII.
            Pada masa tersebut meskipun Belopa berada dalam wilayah distrik Bajo dari
Onder Afdeling Palopo, tetapi secara De Facto kegiatan pemerintahan dan upaya
pemulihan keamanan tetap berpusat di Belopa, sampai berakhirnya pergolakan DI-TII
sekitar  tahun 1962.
Masa pemerintahan Negara Kesatuan Repoblik Indonesia (NKRI)
            Dengan berlakunya UU.Darurat No.3 Tahun 1957 tentang penghapusan sistim
pemerintahan SWAPRAJA dan terpisahnya Tana Toraja dari Kab. Luwu, maka praktis
system pemerintahan SWAPRAJA menjadi hapus, disertai berakhirnya pula
pemerintahan system kerajaan Luwu. Datu Luwu Andi DJemma langsung menjadi
Bupati / Datu Luwu kala itu.Dengan berlakunya UU. 29 Tahun 1959 tentang
terbentuknya daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi sistem pemerintahan SWATANTRA
dihapus.
Pada waktu itu wilayah Kab. DATI II LUWU di bentuk 16 Kecamatan dan salah satu di
antaranya adalah Kecamatan Bajo dengan ibukotanya Belopa, sesuai keputusan
Gubernur Kepala Daerah Tk I Sulawesi Selatan Tenggara Nomor : 2067 A Tahun 1961
Tanggal 19 Desember 1961 oleh karena Belopa mengalami perkembangan pesat di
berbagai bidang, maka Belopa ditingkatkan statusnya menjadi kecamatan pada tahun
1983, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1983, pada perkembangan
berikutnya di bentuk pembantu Bupati wilayah III yang  berkedudukan di Belopa pada
Tahun 1993.

Anda mungkin juga menyukai