HOME
baca file Untuk Tampilan di halaman home.docx
PROFIL
Konten ada di halaman dibawah
RTRW
Pendahuluan
Tujuan Penataan Ruang
Kebijakan Penataan Ruang
Strategi Penataan Ruang
Rencana Struktur Ruang
Pusat-pusat Kegiatan
Sistem Jaringan Prasarana Utama
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Rencana Pola Ruang
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Penetapan Kawasan Strategis
Arahan Pemanfaatan Ruang
Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Ketentuan Perizinan
Ketentuan Insentif dan Disinsentif
Arahan Sanksi
RDTR
RDTR Kawasan Perkotaan Belopa
RDTR Ibukota Kec Kamanre
RDTR Ibukota Kec Lamasi
RDTR Ibukota Kec Lamasi timur
RDTR Ibukota Kec Walenrang Utara
RDTR Ibukota Kec Walenrang Barat
RDTR Ibukota Kec Walenrang Timur
RDTR Ibukota Kec Walenrang
RTBL
BERITA
Tata Ruang
Pemerintahan
Umum
WEBGIS
Peta Rencana Struktur Ruang
Peta Rencana Pola Ruang
Peta Penetapan Kawasan Strategis
Peta Administrasi
dst
DOWNLOAD
GALERI
KONTAK
SEJARAH SINGKAT
Kabupaten Luwu yang ada saat ini sejak awal adalah bagian
integral dari Kerajaan Luwu yang semula berkedudukan di Ussu
Malili.
(sekarang masuk wilayah Luwu Timur) sebagai pusat pengendalian
pemerintahan yang dipimpin Pajung Luwu Pertama.
Dalam dinamika perkembangan sejarah Kedatuan Luwu, Ware
(watampare) atau ibukota sebagai pusat pengendalian pemerintahan
Kedatuan Luwu telah berpindah tempat beberapa kali antara lain;
Pertama, mencapai wilayah Kab. Kolaka Utara. Kedua, CilallangKamanre Kec. Kamanre. Ketiga,Pattimang Kec. Malangke dan Keempat
atau terakhir ke Palopo.
Pada saat ibukota Pemerintahan Kedatuan Luwu berkedudukan di
Kamanre,
datu menempatkan
ke-16
sebelum
masehi
diadakan
reorganisasi
sistem
Wilayah Madika Bua dipimpin oleh Opu Madika Bua meliputi Kec.
Bua, Bastem, Kab. Tana Toraja, Kab. Kolaka, Kab. Kolaka Utara,
dan Walenrang-Lamasi.
tetapi,
tetap berpusat di
Datu
sesudah
itu
Kota
Palopo
sebagai
Ibukota
Kab.
Luwu
Februari 2004
ditempatkan di kota
nomor : 180/46/huk/2004
Tahap
ketiga
mengusulkan
ke
Gubernur
Sulawesi
Selatan
Gubernur
Sulawesi
Selatan
melanjutkan
usulan
Tahap
keempat
petunjuk
adalah
menteri
melakukan
dalam
negeri
kajian
melalui
akedemik
surat
sesuai
Nomor
5.
6.
Tahap
keenam
adalah
penyampaian
rancangan
Peraturan
Pemerintah
tentang
pemindahan
dengan
ADMINISTRASI
Luas wilayah administrasi Kabupaten Luwu + 3000,25 km2 terdiri dari 22 Kecamatan, 227
Desa/Kelurahan.
- Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kota Palopo dan Kabupaten Luwu Utara.
- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Sidenreng Rappang
- Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Belopa
dan Kabupaten Toraja Utara.
- Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Teluk Bone
Kecamatan Latimojong adalah kecamatan terluas di Kabupaten Luwu, luas Kecamatan
Latimojong tercatat sekitar 467,75 km 2 atau sekitar 15,59 persen dari luas Kabupaten
Luwu, menyusul kemudian kecamatan Walenrang Utara dan Walenrang Barat dengan
luas masing-masing sekitar 259,77 km2 dan 247,13 km2 atau 8,66 persen dan 8,24
persen. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kecamatan
Belopa Utara dengan luas kurang lebih 34,73 km2 atau hanya sekitar 1,16 persen.
Kecamatan
Larompong
Larompong Selatan
Suli
Suli Barat
Belopa
Kamanre
Belopa Utara
Luas
(km2)
225,25
131
81,75
153,5
59,26
52,44
34,73
Persen
7,51
4,37
2,72
5,12
1,98
1,75
1,16
Bajo
Bajo Barat
Basse Sangtempe
Latimojong
Bua Ponrang
Ponrang
Ponrang Selatan
Bua
Walenrang
Walenrang Timur
Lamasi
Walenrang Utara
Walenrang Barat
Lamasi Timur
Basse Sangtempe Utara
Total
68,52
66,3
181,7
467,75
182,67
107,09
99,98
204,01
94,6
63,65
42,2
259,77
247,13
57,65
2,28
2,21
6,06
15,59
6,09
3,57
3,33
6,80
3,15
2,12
1,41
8,66
8,24
1,92
119,3
3000,25
3,98
LETAK GEOGRAFIS
Secara geografis letak Kabupaten Luwu berada pada 2 o.3445- 3o.3030Lintang selatan
dan 120o.2115 - 121o.4311 Bujur Timur dari kutub Utara dengan patokan posisi Provinsi
Sulawesi Selatan. Dengan demikian posisi Kabupaten Luwu berada pada bagian Utara
dan Timur Provinsi Sulawesi Selatan.
TOPOGRAFI
Menurut ketinggian daerah sebagian besar wilayah Kabupaten Luwu berada pada
ketinggian 300 m ke atas. Luas wilayah yang berada di atas 300 m tercatat sekitar 54,2
persen, sisanya sekitar 45,8 persen wilayah berada pada ketinggian 0 300 m.
Tabel Ketinggian Daerah dan Luasan Kabupaten Luwu
Ketinggian
Luas (km2)
Persen
0-300
1343,64
45,80
300-500
369,15
12,58
500-1000
672,58
22,93
1000-1500
284,48
9,70
1500-2000
149,69
5,10
2000-2500
75,58
2,58
>2500
38,6
1,32
Total
2933,72
100,00
Wilayah dengan ketinggian di atas 1000 m terdapat pada wilayah kecamatan Latimojong
di mana 64% wilayahnya memiliki ketinggian 1000 m, 32% dengan ketinggian 300-500
m, hanya 4% wilayahnya yang mempunyai ketinggian di bawah 300 m. Sedangkan
daerah dengan ketinggian rendah terdapat di Kecamatan Belopa, Belopa Utara,
Kamaenre, Lamasi, Lamasi Timur dan Ponrang Selatan keseluruhan wilayahnya
mempunyai ketinggian di bawah 300 m.
Tabel Ketinggian Daerah dan Luasan per Kecamatan di Kabupaten Luwu
Kecamatan
Kec. Bajo
Kec. Bajo Barat
0-300
300500
54,2
3,61
5001000
10001500
15002000
20002500
0,63
61,32
21,69
19,53
2,25
7,81
42,75
117,95
36,35
19,39
3,09
33,84
101,4
15,12
0,07
Grand
Total
58,44
Kec. Belopa
>2500
104,79
7,33
231,58
153,52
30,63
30,63
31,6
31,6
Kec. Bua
102,84
25,91
40,29
9,49
178,53
107,58
27,77
30,75
0,14
166,24
Kec. Kamanre
51,02
51,02
Kec. Lamasi
45,16
45,16
65,76
65,76
Kec. Larompong
Kec. Larompong Selatan
Kec. Latimojong
Kec. Ponrang
127,77
46,64
29,16
21,47
98,8
9,2
0,41
17,11
36,73
87,86
71,48
94,2
6,44
14,37
2,46
8,71
0,71
234,46
108,41
88,66
Kec. Suli
76,66
5,41
0,2
71,7
25,92
55,68
27,66
Kec. Walenrang
48,21
9,78
14,61
6,57
71,64
54,66
38,57
378,05
117,47
88,66
82,27
9,17
0,68
190,81
79,17
14,65
55,54
0,01
89,33
1343,64
Grand Total
32,76
89,92
64,41
32,96
11,2
40,69
69,82
27,08
7,75
369,15
672,58
284,48
149,69
75,58
0,03
245,93
55,55
235,67
38,6
2933,72
KEMIRINGAN LERENG
Wilayah Kabupaten Luwu sebagian besar mempunyai kemiringan curam dengan tingkat
kelerengan 15-40% (agak curam) dengan persentase luasan wilayah 44,36%, diikuti
dengan kemiringan 0-2 (datar) dengan persentase luas 23,5%, kemiringan >40 (sangat
curam), kemudian 5-15% (bergelombang), dan kemiringan 2-5 (Landai).
Tabel kemiringan lereng di Kabupaten Luwu
0-2
Luas
(km2)
689,27
2-5
80,69
5-15
186,53
15-40
1301,7
Kelerengan (%)
>40
676,2
Grand Total
2934,39
% Luas
23,49
2,75
6,36
44,36
23,04
100
Pada tabel di bawah ini dapat kita lihat bahwa kemiringan lereng sangat curam (>40%)
terdapat pada kecamatan Latimojong, Walenrang Barat dan Kecamatan
Bassesangtempe. Sedangkan kemiringan lereng datar (0-8) banyak terdapat di
Kecamatan Ponrang, Ponrang Selatan dan Bua Ponrang.
Tabel kemiringan lereng di Kabupaten Luwu
Kecamatan
Kec. Bajo
Kec. Bajo Barat
Kec. Basse Sangtempe
Kec. Basse Sangtempe
Utara
Kec. Belopa
Kec. Belopa Utara
Kec. Bua
Kec. Bua Ponrang
Kec. Kamanre
Kec. Lamasi
Kec. Lamasi Timur
Kec. Larompong
Kec. Larompong Selatan
Kec. Latimojong
Kec. Ponrang
Kec. Ponrang Selatan
Kec. Suli
Kec. Suli Barat
0-2
2-5
5-15
15-40
>40
26,64
7,58
0,29
1,17
5,45
5,51
0,15
0,08
6,32
11,66
5,72
7,39
15,65
55,78
139,44
101,14
4,4
24,26
86,01
43,81
25,99
30,79
37,05
38,29
50,16
38,9
65,76
21,53
32,73
0,53
1,35
0,15
16,79
10,56
0,61
2,32
10,74
24,16
0,14
1,85
2,62
0,81
91,02
61,12
0,11
2,09
3,94
7,44
36,67
19,46
3,02
5,8
0,05
8,27
18,38
154,7
46,01
180,59
25,89
0,11
22,8
117,06
71,18
88,49
42,5
11,56
5,65
3,99
1,92
23,02
32,17
17,68
2,8
194,55
8,96
4,73
41,96
Grand
Total
58,46
104,79
231,61
153,59
30,64
31,6
178,62
166,3
51,02
45,16
65,76
234,52
108,44
378,16
117,48
88,65
82,29
190,88
Kec. Walenrang
Kec. Walenrang Barat
Kec. Walenrang Timur
Kec. Walenrang Utara
Grand Total
22,4
0,47
54,11
21,68
689,27
5,74
0,11
9,9
80,69
4,11
1,99
0,43
19,02
186,53
34,35
124,48
0,83
125,1
1301,7
12,58
119,02
0,08
60,02
676,2
79,18
245,96
55,56
235,72
2934,39
MORFOLOGI
Perbukitan
22,76
38,37
Pedataran
29,51
4,17
0,00
4,02
0,92
20,15
46,37
0,13
2,95
136,90
84,63
26,61
30,68
49,80
43,91
50,89
42,20
65,76
17,64
23,76
13,53
0,15
14,74
35,29
4,62
77,50
88,51
43,94
9,84
28,05
1,37
27,12
454,03
54,18
34,20
721,17
Pegunungan
6,16
62,25
231,56
153,52
108,58
75,96
79,91
0,00
378,04
26,45
23,57
145,68
46,50
245,93
174,35
1758,46
Grand Total
58,43
104,79
231,56
153,52
30,63
31,60
178,53
166,24
51,02
45,16
65,76
234,46
108,39
378,04
117,48
88,66
82,26
190,82
79,17
245,93
55,55
235,66
2933,66
JUMLAH PENDUDUK
Jumlah penduduk Kabupaten Luwu tahun 2011 adalah sebesar 335.828 jiwa terdiri dari
165.968 jiwa laki-laki dan 169.860 jiwa perempuan. Laju pertumbuhan penduduk dari
tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sebesar 1,01 persen, dengan jumlah penduduk
pada tahun sebelumnya sebesar 332.482 jiwa terdiri dari 164.314 jiwa laki-laki dan
168.168 jiwa penduduk perempuan.
Jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya yang tersebar di berbagai
kecamatan di Kabupaten Luwu. Seperti ditunjukkan pada tabel 3.1.1, tahun 2011 jumlah
penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Bua yaitu sebesar 31.266 jiwa atau 9,31
persen dan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Latimojong sekitar 5512 jiwa
atau 1,64 persen penduduk. Sementara jika dilihat dari kepadatan penduduk per km2,
Kecamatan Lamasi merupakan daerah terpadat yaitu 487,42 penduduk per kilometer
persegi (km2) dengan luas wilayah hanya 1,41 persen dari luas kabupaten Luwu,
sementara yang paling rendah kepadatannya terdapat di kecamatan Latimojong yaitu
hanya 11,78 penduduk per kilometer persegi (km2) dengan luas wilayah 15,6 persen dari
luas kabupaten Luwu.
Tabel jumlah penduduk dan kepadatan per kecamatan di Kabupaten Luwu
Kecamatan
Jumlah
Luas
Kepadata
%
%
Pendud
(km2)
n
Pendud
Luas
uk
(Jiwa/
uk
(Jiwa)
km2)
Kecamatan Bua
31266
204,01
153,26
9,31
6,80
Kecamatan Ponrang
26377
107,09
246,31
7,85
3,57
Kecamatan Ponrang Selatan
23983
99,98
239,88
7,14
3,33
Kecamatan Lamasi
20569
42,2
487,42
6,12
1,41
Kecamatan Larompong
19024
225,25
84,46
5,66
7,51
Kecamatan Suli
18665
81,75
228,32
5,56
2,72
Kecamatan Walenrang Utara
17923
259,77
69,00
5,34
8,66
Kecamatan Walenrang
17608
94,6
186,13
5,24
3,15
Kecamatan Larompong Selatan 15959
131
121,82
4,75
4,37
Kecamatan Walenrang Timur
15435
63,65
242,50
4,60
2,12
Kecamatan Belopa
14961
59,26
252,46
4,45
1,98
Kecamatan Belopa Utara
14691
34,73
423,01
4,37
1,16
Kecamatan Bua Ponrang
14596
182,67
79,90
4,35
6,09
Kecamatan Bajo
14381
68,52
209,88
4,28
2,28
Kecamatan Lamasi Timur
12288
57,65
213,15
3,66
1,92
Kecamatan Kamanre
11351
52,44
216,46
3,38
1,75
Kecamatan Bajo Barat
9418
66,3
142,05
2,80
2,21
Kecamatan Walenrang Barat
8987
247,13
36,37
2,68
8,24
Kecamatan Suli Barat
8577
153,5
55,88
2,55
5,12
Kecamatan Basse Sangtempe
7922
119,3
66,40
2,36
3,98
Utara
Kecamatan Basse Sangtempe
6335
181,7
34,87
1,89
6,06
Kecamatan Latimojong
5512
467,75
11,78
1,64
15,59
Total
335828
3000,2
111,93
100
100
5
Angka rasio jenis kelamin di bawah angka 100, tercatat hanya sekitar 98,
artinya bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada jumlah
penduduk laki-laki. Dalam 100 jiwa jumlah penduduk perempuan terdapat 98 jiwa
penduduk laki-laki. Jika diamati menurut kecamatan, di Kecamatan Suli Barat,
Bassesangtempe, Bassesangtempe Utara, Latimojong, Walenrang Utara,
Walenrang Barat, Lamasi Timur keadaannya menjadi terbalik angka rasio jenis
kelamin melebihi angka 100, yang berarti pula di kecamatan tersebut penduduk lakilaki lebih banyak dari penduduk perempuan.
Kecamatan
Kecamatan Larompong
Kecamatan Larompong Selatan
Kecamatan Suli
Kecamatan Suli Barat
Kecamatan Belopa
Kecamatan Kamanre
Kecamatan Belopa Utara
Kecamatan Bajo
Kecamatan Bajo Barat
Kecamatan Basse Sangtempe
Kecamatan Latimojong
Kecamatan Bua Ponrang
Kecamatan Ponrang
Kecamatan Ponrang Selatan
Kecamatan Bua
Kecamatan Walenrang
Kecamatan Walenrang Timur
Kecamatan Lamasi
Kecamatan Walenrang Utara
Kecamatan Walenrang Barat
Kecamatan Lamasi Timur
Kecamatan Basse Sangtempe Utara
Total
Jumlah
RT
4450
3658
3875
1982
3147
2523
3237
2950
2018
1710
1510
3313
5583
4934
6893
3655
3272
4854
3996
1743
2645
1827
73775
Laki-Laki
9488
7895
8934
4368
7033
Perempu
an
9536
8064
9731
4209
7928
5532
7173
6848
4678
3253
2824
7261
13159
11675
15173
8747
7693
10289
8987
4701
6135
4122
165968
5819
7518
7533
4740
3082
2688
7335
13218
12308
16093
8861
7742
10280
8936
4286
6153
3800
169860
Total
Rasio
19024
15959
18665
8577
14961
99,50
97,90
91,81
103,78
88,71
11351
14691
14381
9418
6335
5512
14596
26377
23983
31266
17608
15435
20569
17923
8987
12288
7922
335828
95,07
95,41
90,91
98,69
105,55
105,06
98,99
99,55
94,86
94,28
98,71
99,37
100,09
100,57
109,68
99,71
108,47
97,71
KETENAGAKERJAAN
Tenaga kerja adalah modal dasar untuk bergeraknya roda pembangunan.
Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan mengalami perubahan seiring dengan
berlangsungnya proses demografi. Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai
penduduk yang berusia 15 tahun keatas. Penduduk tersebut terdiri dari angkatan
kerja,
Sedangkan yang dimaksud angkatan kerja adalah mereka yang bekerja atau
sedang mencari pekerjaan, namun yang bukan angkatan kerja pada usia tersebut
adalah mereka yang sedang bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya.
Tabel Pekerjaan Utama Di Kabupaten Luwu, 2011
LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA
LAKIPEREMPUAN
LAKI
1 . Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan
Perikanan Forestry, Hunting and Fishery
Agriculture,
2 . Industri Pengolahan
Manufactoring Industry
3 . Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan &
Hotel Restaurant & Hotel
Trade,
4 . Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan/
Community, Soda! and Persona! Service
5 . Lainnya
- Pertambangan, dan Penggalian
Mining and Quarrying,
- Listrik, Gas dan Air
Electricity, Gas and Water
- Bangunan/Construction
- Angkutan, Pergudangan & Komunikasi
Transportation, Storage & Communication
- Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan
Bangunan,
Tanah dan Jasa Perusahaan
Financing, Insurance, ReaL Estate and
Busines Service
JUMLAH
JUMLAH
88.991
37.703
126.694
16.179
10.539
26.719
4.755
15.039
19.794
13.493
12.416
25.909
17.999
205
18.204
141.417
75.903
217.320
Penduduk usia kerja yang aktif di Kabupaten Luwu tahun 2011 adalah 217.323
jiwa. Berdasarkan lapangan kerja, dari 217.323 jiwa penduduk yang bekerja sekitar
58,30 persen mereka bekerja disektor pertanian, sedangkan sektor lainnya yang
cukup berperan dalam penyerapan tenaga kerja diantaranya sektor perdagangan
sekitar 9,11 persen, sektor jasa kemasyarakatan sekitar 11,92 persen dan sektor
industri pengolahan sekitar 12,29 persen serta sektor lainnya sekitar 8,38 persen.
AGAMA
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, agama yang dianut
penduduk Kab. Luwu meliputi Agama Islam, Kristen Protestan, Katolik dan Budha.
Sebagian Besar penduduk memeluk Agama Islam yaitu sebanyak 337.850 orang
diikuti pemeluk agama Kristen Protestan sebanyak 10.366 orang, Kristen Katolik
sebanyak 13.801 orang dan pemeluk Budha sebanyak 104 orang. Sedangkan
tempat ibadah menurut jenisnya hingga tahun 2011 adalah, Mesjid sebanyak 697
unit, Langgar/Musholla sebanyak 117 unit dan Gereja sebanyak 140 unit.
PERTANIAN
Pembangunan di bidang pertanian ini, Pemerintah Kab. Luwu lebih menerapkan strategi
optimalisasi sumber-sumber daya pertanian melalui intensifikasi sumber daya pertanian.
Perkembangan produktivitas tanaman Padi, Jagung dan Ubi Kayu menunjukkan bahwa
upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah terbukti perlu ditingkatkan lagi untuk
memberikan kontribusi terhadap perkembangan jumlah produksi tanaman Padi, Jagung
dan Ubi Kayu di Kab. Luwu.
Adapun perkembangan capaian indikator tersebut, masing-masing adalah
sebagai berikut :
1. Produksi tanaman padi selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2011
menunjukkan
kondisi
penurunan
sebagai
berikut
:
Jumlah produksi padi pada tahun 2010 mencapai 341.399,79 ton dan tahun 2011
sebesar 272.614 ton. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa produktivitas
tanaman padi dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami penurunan sebesar
68.785,79 ton atau sekitar 20,1 %. Penurunan produksi padi diakibatkan adanya
perbaikan beberapa bendung yang ada diwilayah Kabupaten Luwu.
2. Produksi tanaman Jagung selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2011
menunjukkan
kondisi
perkembangan
sebagai
berikut
:
Jumlah produksi jagung pada tahun 2010 sebesar 9.263,57 ton dan tahun 2011
sebesar 17.344,47 ton. Secara umum produktivitas tanaman jagung dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 8.080,9 ton
atau sekitar 46,59 %.
3. Produksi tanaman Ubi Kayu selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2011
menunjukkan
kondisi
perkembangan
sebagai
berikut:
Jumlah produksi ubi kayu pada tahun 2010 sebesar 4.445,70 ton dan pada tahun
2011 sebesar 7.081,72 ton. Secara umum produktivitas tanaman Ubi Kayu dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami peningkatan yakni sebesar
2.635,02 ton atau sekitar 37,22 %.
4. Produksi tanaman Ubi Jalar selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2011
menunjukkan
kondisi
perkembangan
sebagai
berikut:
Jumlah produksi Ubi Jalar pada tahun 2010 sebesar 3.115,88 ton dan pada
tahun 2011 sebesar 3.445,33 ton. Secara umum produktivitas tanaman Ubi Jalar
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami peningkatan yakni
sebesar 329,45 ton atau sekitar 9,56 %.
5. Produksi tanaman Kedalai selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2011
menunjukkan
kondisi
perkembangan
sebagai
berikut:
Jumlah produksi Kedelai pada tahun 2010 sebesar 243,27 ton dan pada tahun
2011 sebesar 1.165,53 ton. Secara umum produktivitas tanaman Kedelai dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami peningkatan yakni sebesar
922,26 ton atau sekitar 79,13 %.
6. Produksi tanaman Kacang Tanah selama tahun 2010 sampai dengan tahun
2011
menunjukkan
kondisi
perkembangan
sebagai
berikut:
Jumlah produksi Kacang Tanah pada tahun 2010 sebesar 260,75 ton dan pada
tahun 2011 sebesar 301,07 ton. Secara umum produktivitas tanaman Kacang
Tanah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami peningkatan yakni
sebesar 40,32 ton atau sekitar 13,39 %.
7. Produksi tanaman Kacang Hijau selama tahun 2010 sampai dengan tahun
2011
menunjukkan
kondisi
perkembangan
sebagai
berikut:
Jumlah produksi Kacang hijau pada tahun 2010 sebesar 252,00 ton dan pada
tahun 2011 sebesar 376,13 ton. Secara umum produktivitas tanaman Kacang
Hijau dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami peningkatan yakni
sebesar 124,19 ton atau sekitar 33,00 %.
PERKEBUNAN
Pembangunan perkebunan merupakan bagian dari sektor kehutanan dan
perkebunan di Kab. Luwu bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di
pinggiran kota atau wilayah perdesaan. Pengembangan tanaman perkebunan di
Kabupaten Luwu selain bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan di perdesaan,
meningkatkan konservasi lahan serta menciptakan kesempatan kerja baru.
Perkembangan produksi empat kelompok besar tanaman perkebunan periode
tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 meliputi beberapa komoditi yaitu komoditi
Kakao, Cengkeh, Kelapa Dalam dan Kopi Arabika dengan rincian perkembangan
sebagai berikut :
8. Produksi tanaman Kakao tahun 2010 sebesar 22.906,022 ton dan tahun 2011
sebesar 23,17 ton. Dari data yang ada maka perkembangan produksi tanaman
Kakao dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 secara umum mengalami
penurunanan sebesar 22.882,85 ton atau sekitar 99,89 %.
PERIKANAN
Untuk Produksi sektor perikanan terbagi ke dalam produksi perikanan tangkap
dan produksi perikanan budidaya. Total produksi perikanan tahun 2011 sebesar
475.241,08 ton, dengan rincian perikanan tangkap 15.731,08 ton dan perikanan
budidaya 459.510 ton.
Khusus untuk perikanan budidaya, total potensi lahan yang tersedia untuk
kegiatan budidaya perikanan cukup luas yaitu ; budidaya air payau seluas 10.525
hektar , budidaya laut 15.000 hektar dan budidaya air tawar 2.841 hektar. Lahan
pertambakan yang aktif berproduksi tahun 2011 seluas 9,472,50 hektar, atau sekitar
90,00 % dari potensi lahan yang tersedia, lahan budidaya laut untuk komoditas
Eucheuma cottonil seluas 7.559,7 hektar (50,40 % dari potensi lahan), sedangkan
budidaya air tawar untuk komoditas ikan mas dan ikan nila seluas 1.686 hektar.
Lahan budidaya tambak yang telah berproduksi didominasi oleh kegiatan budidaya
Polikultur rumput laut Gracillaria sp dengan Ikan Bandeng yaitu seluas 6.159 hektar.
Sedangkan Polikultur Gracillaria Sp, Ikan Bandeng dan Udang Windu seluas 569
Hektar, dan Polikultur budidaya Bandeng (Chanos chanos) dan Udang Windu
(Penaeus monodon) 947 hektar, dan udang vanamae (Lithopenaeus vannamae)
sekitar 10 hektar. Lahan tambak tradisional yang siap untuk dimamfaatkan masih
tersedia seluas 1.052,5 hektar.
Total produksi pada tahun 2011 dari kegiatan budidaya tambak sebesar
229.979,76 ton, budidaya laut sebesar 229,021 ton rumput laut basah dan budidaya
air tawar sebesar 473,67 ton. Produksi tambak menurut jenis komoditas yang
dibudidayakan berturut-turut yaitu budidaya udang windu 412,25 ton, udang
vanamae 86,46 ton, ikan bandeng 5.261,6 ton, rumput laut Gracillaria sp 222.099
ton rumput laut basah.
PETERNAKAN
Pada sektor Peternakan ini, Kabupaten Luwu termasuk daerah penghasil
ternak yang dapat mengirim hasil ternak tersebut ke luar daerah kabupaten tetangga
dan yang paling tinggi pengiriman keluar wilayah adalah babi. Populasi Ternak Besar
yang seperti sapi potong, kerbau, kuda pada tahun 2011 adalah : 15.259,00 ekor;
5.636,00 ekor dan 972,00 ekor. Sementara ternak kecil seperti kambing dan babi
masing-masing sejumlah 15.522,00 ekor dan 5.937,00 ekor. Sedangkan untuk
ternak jenis unggas untuk tahun 2011 tercatat sebanyak 2.679.911,00 ekor. Khusus
untuk ternak Babi, peningkatan populasi melebihi kebutuhan pemotong dalam
daerah, sehingga dikirim keluar daerah terutama ke Kabupaten.
Tana Toraja. Lokasi ternak Babi yang populasinya cukup tinggi yaitu di
Kecamatan Bastem, Walenrang Utara, Lamasi, Lamasi Timur, Ponrang, Ponrang
Selatan dan Kecamatan Bua.
KEHUTANAN
Menurut Fungsinya hutan dibagi menjadi hutan lindung, hutan suaka alam dan
hutan wisata, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap dan hutan konversi serta
APL. Kawasan hutan suaka Alam dan Hutan Wisata Alam sekitar 40,00 Ha, Hutan
Produksi terbatas 5.120,00 Ha danHutan Produksi tetap sekitar 18.339,00 Ha serta
Area Penggunaan Lahan (APL) 100.685,58 Ha. Dengan demikian di Produksi kayu
hutan menurut jenisnya yaitu kayu jati 1.250,44 M3 , kayu meranti 1.372,63 M3 dan
kayu rimba campuran 23.225,96 M3 Luas lahan hutan adalah 17.027,71 Ha.
Satuan
2011
Pasir/Kerikil
37.089,00
10.830,00
81.486,00
Sirtu
62.388,00
Kalsit/Tanah Urug
11.637,00
Tanah Liat
M
Batu Pecah
M
36.150,00
OBJEK WISATA
Pada dasarnya pengembangan pariwisata merupakan perpaduan antara pengembangan
produk pariwisata dan pengembangan pemasaran pariwisata melalui pendekatan
pemberdayaan dan partisipasi masyarakat (community-based tourism development)
dengan dukungan infra dan supra struktur yang memadai. Adapun potensi yang dimiliki
mencakup kesenian dan kebudayaan, wisata belanja dan wisata agro dengan tetap
memperhatikan kelestarian seni dan budaya itu sendiri serta kelestarian lingkungan.
Kab. Luwu memiliki beragam jenis objek wisata, yaitu :
a. Wisata Alam
- Wahana Wisata Kayu Lara Desa Temboe Kecamatan
- Larompong Selatan.
- Air Terjun Buntu Sawa Desa Binturu Kecamatan
- Larompong
- Air Terjun Salutodang Desa Kaili Kecamatan Suli Barat.
- Air Terjun Sarambu Masiang Desa Poringan Kecamatan Suli Barat.
- Permandian Sapuangirat Desa Kaili Kecamatan Suli Barat.
- Air Terjun Sarasa Jambong Desa Tumbu Bara Kecamatan Bajo Barat.
- Agrowisata Raya Bastem-Latimojong.
- Air Terjun Sarasa Katapu (air terjun kembar) Desa Ulusalu Kecamatan
Latimojong.
- Air Terjun Salosawa Desa Kanna Kecamatan Bastem.
- Air Terjun Bungalow (Jenis Wisata : Air Terjun) Berlokasi di Desa Tampa
Kecamatan Ponrang;
- Air Terjun Tampumia Desa Tampumia Kecamatan Bupon;
- Air Terjun Bilante Desa Bilante Kecamatan Larompong;
- Air Terjun Parapassoang Desa Posi Kecamatan Bua;
- Air Terjun Karangan Titale Desa Puty Kecamatan Bua;
- Air Terjun Magaddang, Toga, Tipayo dan Air Terjun Salonsa Desa Siteba
Kecamatan Walenrang Utara;
- Permandian Alam Bantolle Desa Tombang Kecamatan Walenrang;
b. Wisata Tirta
- Pantai Pasir Putih Bone Pute Kecamatan Larompong Selatan;
- Pantai Pasir Putih Ponnori Desa Temboe Kecamatan Larompong Selatan;
- Pantai dan Alam Buntu Matabing Desa Buntu Matabing Kecamatan
Larompong;
- Pantai Batu Killong Desa Towondu Kecamatan Suli;
- Pantai Pasir Putih Mamonta Desa Seppon Kecamatan Belopa Utara;
- Pantai Pasir Putih Salolo Desa Muladimeng Kecamatan Ponrang;
- Pantai Bone-Pance Desa Jenne Maeja Kecamatan Ponrang Selatan;
- Pantai Lare-lare Desa Lare-lare Kecamatan Bua.
c. Wisata Sejarah dan Budaya
- Tugu Lapandoso (Sejarah Pendaratan pembawa ajaran Agama Islam Datuk
Sulaeman) Desa Baroa Kecamatan Bua;
- Kuburan Tandi Pau (Assallange) Pemeluk pertama ajaran Agama Islam Desa
Tiromanda Kecamatan Bua;
- Air Bubun datu (Bunda) Desa Puty Kecamatan Bua;
- Kawasan sejarah Buntu Kamanre Kelurahan Cilallang Kecamatan Kamanre;
- Ayam Puang Ritede Kecamatan Bastem;
- Bubun Lamu Desa Tede Kecamatan Bastem;
- Benteng Tajojok Desa Uraso Kecamatan Bastem;
- Awatodong Desa Pantilang Kecamatan Bastem;
- Kawasan Pantilang Desa Pantilang Kecamatan Bastem;
- Loko Maindo (Jenis Wisata : Pemakaman) Berlokasi di Desa Maindo Kecamatan
Bastem
- Kuburan Tua Noling Kecamatan Bupon;
- Kawasan Kaili Desa Kaili Kecamatan Suli Barat;
- Goa Liang Andulan Desa Siteba Kecamatan Walenrang Utara;
- Goa Ilan Batu Desa Ilan Batu Kecamatan Walenrang Barat;
- Goa Pompessak Desa Siteba Kecamatan walenrang Utara;
- Goa Puang Massawae Desa Tombang Kecamatan Walenrang;
- Goa Palar Desa Bukit Sutra Kecamatan Larompong;
- Goa Lebani Desa Lebani Kecamatan Belopa Utara;
- Goa Bumbu Sawa Desa Balutan Kecamatan Bupon.