ABSTRAK
Rumah adat langkanae merupakan rumah raja pada masa pemerintahan
kerajaan Luwu atau biasa disebut Kedatuan luwu, Rumah adat luwu atau rumah adat
Langkanae ini terbuat dari bahan utama kayu yang dimana rumah adat ini memiliki
88 tiang. Meski Rumah Adat Luwu pernah dihancurkan oleh Belanda. Kerajaan luwu
atau Kedatuan Luwu merupakan kerajaan terbesar dipulau Sulawesi, batas
teritorialnya mencakup Poso (Sulawesi Tengah), Kolaka (Sulawesi Tenggara), Tana
Toraja (Sulawesi Selatan). Pusat Kedatuan Luwu berpusat di Palopo, Sulawesi
Selatan.
Kata Kunci : Langkanae, Kedatuan Luwu, bahan utama kayu, kerjaan terbesar
di pulau Sulawesi
ABSTRACT
The traditional house of langkanae is the king's house during the reign of the
kingdom of Luwu or commonly called Kedatuan luwu, this traditional luwu house or
Langkanae traditional house is made of the main wood material which has 88 poles.
Although the Luwu Traditional House was once destroyed by the Dutch. Luwu
kingdom or Luwu Union is the largest kingdom in the island of Sulawesi, its territorial
borders include Poso (Central Sulawesi), Kolaka (Southeast Sulawesi), Tana Toraja
(South Sulawesi). The Luwu Center for Unity is based in Palopo, South Sulawesi.
Selain itu, pada masa Lata’na Datu Luwu, Andi Kambo, dibangun
istanakediaman Datu Luwu. Akan tetapi, bangunan tersebut dirubuhkan oleh
pemerintah Belanda dan digantikan dengan arsitektur gaya Eropa pada tahun
1920. Dan kini menjadi Museum Batara Guru. Berdasarkan hal itulah, maka
Gambar. II.3 |
Rumah Adat Langkanae - Jl.Yusuf Arief, Palopo (kiri)
Rumah Adat Langkanae - Benteng Somba Opu, Makassar (Kanan)
Monumen “Toddopuli Temmalara” - Jl.Yusuf Arief, Palopo (Bawah)
(Sumber: http://palopotourism.info/monumen-toddopuli)
10 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N
Mapatetong Bola (Pendirian Kerangka Rumah)
Ketika pendirian kerangka rumah, dibutuhkan banyak tenaga, maka si
pemilik rumah harus mengundang sanak-saudara serta para
tetangganya untuk membantu. Pendirian kerangka harus dimulai dari
deretan tiang dimana ada posi’ bola yang dipimpin oleh panrita bola,
lalu disusul deretan tiang lainnya. Setelah itu, mulai dipasang pattolo
riawa dan pattolo riase untuk menahan deretan tiang agar tidak rebah.
Lalu, dipasang barakkapu, yang merupakan balok kecil sebagai lantai
yang merupakan lantai rakkeang. Sebagai penutup, kerangka
diselesaikan dengan pemasangan kerangka atap, lalu ditutup oleh
atap rumah.
Pemasangan pelengkap Rumah
Setelah kerangka rumah selesai, dilanjutkan dengan pemasangan
pelengkap dan ornamen-ornamen yang membuat rumah layak dihuni,
antara lain:
a) Addeneng, tangga sebagai jalan masuk ke rumah. Menurut
tempatnya, addeneng terbagi 3 yaitu:
Addeneng ri pangolo (tangga depan); sebagai jalan masuk
utama
Addeneng ri monri (tangga belakang); sebagai jalan alternatif
apabila ada urusan di belakang rumah
Addeneng rakkeang (tangga loteng); sebagai jalan naik ke
loteng untuk menyimpan hasil panen.
Untuk addeneng saoraja (rumah bangsawan) biasanya meng-
gunakan luccureng sebagai tempat berpegang saat naik atau
turun yang tidak boleh menggunakan kayu cendana, karena
kayu cendana dianggap raja kayu (tidak boleh diinjak).
b) Tanebba, balok kecil yang disusun sejajar dengan pattolo yang
berfungsi sebagai dasar lantai.
11 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N
c) Dapara, lantai rumah yang biasanya terbuat dari kayu
(papan/katapang) dan bambu yang biasa disebut salima (bambu
yang dibelah kecil-kecil).
d) Renring, dinding yang biasa dibuat dari kayu atau papan
(katapang/gamacca), bambu (dedde), dan daun kelapa atau
nipah (addada).
Menurut tempatnya, renring dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
Renring pangolo (dinding depan)
Renring uluang (dinding hulu, terletak di bagian kepala saat
tidur)
Renring monri (dinding belakang)
Renring tamping (dinding hilir, terletak di bagian kaki saat
tidur)
e) Tange, pintu yang digunakan sebagai akses ke dalam rumah
yang terbagi atas pintu depan dan pintu belakang.
f) Tellongeng, jendela untuk mengamati luar rumah dan ventilasi.
Biasanya ditempatkan di dinding, di antara 2 buah tiang.
Skala 1 : 100
Gambar IV.1 | Keterangan Kerangka kayu
(Sumber: Penulis)
12 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N
V. Bentuk Dasar
Rumah Adat Langkanae memiliki dasar bentuk persegi Panjang.
13 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N
VI. Pola Ruang
Berdasarkan kosmologi bentuk Rumah adat Luwu tersusun dari tiga tingkatan
yang berbentuk “segi empat”, Pandangan kosmogoni orang bugis ini dengan
apa yang disebut konsep Sulapa’ Eppa’ Wola Suji (Segi Empat Belah Ketupat).
Konsep ini merupakan filsafat tertinggi orang bugis yang menjadi seluruh wujud
kebudayaan dan sosialnya.Wujud Konsep ini juga dapat dilihat dalam bentuk
manusia. Dibentuk dan dibangun mengikuti model kosmos menurut pandangan
hidup mereka, anggapannya bahwa alam raya (makrokosmos) ini tersusun dari
tiga tingkatan, yaitu alam atas atau “banua atas”, alam tengah “banua tengah”
dan alam bawah “banua bawah”.
Dunia Tengah
(Ale-kawa)
Dunia Bawah
(Awa-Bola)
14 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N
Ruang Tengah (Ellek Ritenga): untuk ruang tidur kepala keluarga, isteri
dan anak-anak yang belum dewasa bersifat privat. Ada pula tempat
bersalin, dan ruang makan keluarga bersifat semi privat.
Ruang Dalam (Dapureng): untuk ruang tidur anak gadis dan nenek-kakek
bersifat privat. Ada bilik tidur untuk puteri, ruang yang paling aman dan
terlindung dibanding ruang luar dan ruang tengah. Serta terdapat pula
dapur yang sifatnya semi publik dan lego-lego (ruang tambahan).
15 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N
VII. Material
Material yang digunakan rumah adat langkanae adalah dominan dari
Kayu, berikut uraian material rumah adat langkanae.
1. Material Struktur
a) Struktur Bawah,
Palangga Aliri (pengganjal) palangga aliri ini terbuat dari batu.
Patollo (penghubung atau penyambung tiang) terbuat dari
bahan kayu jati atau batang kelapa.
b) Struktur Tengah
Aliri (tiang) terbuat dari kayu pohon nangka.
Patollo riawa (balok penahan tiang) terbuat dari kayu jati atau
cendana.
Arateng (Balok utama untuk Lepas Lantai) terbuat dari kayu
batang kelapa, lontar.
Tanebba (anak balok untuk lepas lantai) terbuat dari kayu jati
atau cendana.
Addeneng (tangga) tebuat dari kayu, kecuali kayu cendana
karna cendana dianggap raja kayu dan tidak boleh di ijnjak.
c) Stuktur Atas
Soddu/suddu (balok makelar)
Pasolle aju-tee (kaki kuda-kuda)
Coppo aju lekke (Balok bangunan)
Patollo riase (balok pengerat)
Bare’ (balok blander)
Material yang digunakan kayu batang lontar, kelapa dan jati
2. Material Konstruksi
Dapara (lantai rumah) pada umumnya terbuat dari kayu papan pohon
katapang dan salima (bambu) kayu bamboo yang dibelah kecil-kecil.
Renring (dinding) terbuat dari kayu papan (katapang/gamacca), bamboo
(dedde), dan daun kelapa atau nipah (addada).
16 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N
Atap menggunakan Nipa (daun sagu), sering perkembangan zaman ada
yang menggunakan atap seng dan genteng.
3. Material ornament
Material ornament terbuat dari papan kayu seperti ornamen bunga
parengreng yang diukir dan balok-balok kayu seperti ornamen timun yang
berada di lisplank dan ornament persegi banyak yang berada di ralling
tangga.
17 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N
Patollo riase (balok pengerat), balok penghubung ujung atas tiang
dari tiap baris arah lebar rumah, panjangnya lebih sedikit dari lebar
rumah
Bare’ (balok blander)
b) Konstruksi
Dapara (lantai rumah),pemasangan lantai berdasarkan status
penghuninya maka digolongkan sebagai berikut:
o Arung (bangsawan), lantai rumah tidak rata,karena adanya
tamping sebagai sirkulasi.
o To sama (rakyat biasa), rata tanpa tamping.
o Ata (hamba sahaja), terbuat dari bambu.
Renring (dinding), adapun konstruksi balok anak, merupakan
penahan lantai dan bertumpu pada balok pallangga arateng.
Sistem konstruksi dengan sistem ikat atau takik menggunakan pen,
dengan ketinggian yang disesuaikan dengan status penghuninya.
o Arung (bangsawan) = ½ lebar rumah + 1 siku + 1 jengkal telunjuk
+ 3 Jari pemilik.
o To sama (rakyat biasa) = ½ lebar rumah + 1 telapak tangan.
o Ata (hamba sahaja), = ½ lebar rumah + 1 siku + tinggi kepala +
kepalan tangan pemilik.
Sistem konstruksi untuk pasolla menggunakan sistem ikat, takik,
dan paku pen. Balok pasolla berbentuk pipih ± 3/12 cm atau 10/15
cm.
Balok bubungan diletakkan diatas balok makelar yang ditakik
kemudian diperkuat dengan pen, dengan dimensi balok ±8/10 cm
IX. Ornamen
Rumah adat langkanae memiliki ornamen yaitu bunga parengreng
itulah yang membedakan dengan rumah adat lainnya di Sulawesi Selatan.
Ornamen bunga parengreng memiliki warna hitam keabu-abuan artinya
“bunga yang menarik”, bunga ini hidup menjalar berupa sulur-sulur yang tiada
putus-putusnya. Memiliki arti yang terkandung bahwa rezeki yang tidak putus-
18 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N
putus seperti menjalarnya bunga parengreng. Posisi ornamen ini berada pada
papan jendela, induk tangga, anjong (tutup bangunan), kemudian ornamen
lainnya yaitu lisplank yang berada pada kiri kanan bangunan yang berbentuk
seperti timun, sedangkan pada bagian tangga yang berbentuk segi banyak
pada bagian luccureng atau sudut railing.
19 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N
X. Gambar
1. Tampak depan
20 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N
4. Tampak belakang
5. Potongan memanjang
6. Potongan melintang
21 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N
7. Perspektif Struktur
22 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N
10. Maket
23 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N
REFERENSI
24 | R U M A H A D A T L A N G K A N A E L U W U - S U L A W E S I S E L A T A N