Anda di halaman 1dari 6

MALUKU UTARA

Nama : Alvian Irhamsyah

Kelas : 7B

No.Absen : 04
1.informasi

Sebagai salah satu Provinsi termuda dari 33 Provinsi di Indonesia, Maluku Utara resmi terbentuk
pada tanggal 4 Oktober 1999, melalui UU RI Nomor 46 Tahun 1999 dan UU RI Nomor 6 Tahun
2003. Sebelum resmi menjadi sebuah provinsi, Maluku Utara merupakan bagian dari Provinsi
Maluku, yaitu Kabupaten Maluku Utara.

Pada awal pendiriannya, Provinsi Maluku Utara beribukota di Ternate yang berlokasi di kaki
Gunung Gamalama, selama 11 tahun. Tepatnya sampai dengan 4 Agustus 2010, setelah 11 tahun
masa transisi dan persiapan ifrastruktur, ibukota Provinsi Maluku Utara dipindahkan ke Kota
Sofifi yang terletak di Pulau Halmahera yang merupakan pulau terbesarnya.

Maluku utara memiliki luas sekitar : 31.982 km. Dan populasi sebanyak :1,256 juta (2019)..

Geografis Maluku Utara yang terletak pada Koordinat 3º 40' LS- 3º 0' LU123º 50' - 129º 50' BT,
sebenarnya merupakan gugusan kepulauan dengan rasio daratan dan perairan sebanyak 24 : 76.
Memiliki gugusan pulau sebanyak 395 buah, 83% atau sekitar 331 pulaunya belum berpenghuni.

Provinsi Maluku Utara terkenal juga dengan sebutan Moloku Kie Raha atau Kesultanan Empat
Gunung di Maluku, karena pada mulanya daerah ini merupakan wilayah 4 kerajaan besar Islam
Timur Nusantara, terdiri dari:

1.Kesultanan Bacan;

2.Kesultanan Jailolo;

3.Kesultanan Tidore; dan

4.Kesultanan Ternate.

Terdapat beragam suku yang mendiami wilayah Maluku Utara, yaitu Suku Madole,Suku Pagu,
Suku Ternate, Suku Makian Barat, Suku Kao, Suku Tidore, Suku Buli, Suku Patani, Suku Maba,
Suku Sawai, Suku Weda, Suku Gane, Suku Makian Timur, Suku Kayoa, Suku Bacan, Suku Sula,
Suku Ange, Suku Siboyo, Suku Kadai, Suku Galela, Suku Tobelo, Suku Loloda, Suku Tobaru,
Suku Sahu, Suku Arab, dan Eropa.

Pergerakan perekonomian daerah di Maluku Utara sebagian besar bersumber dari perekonomian
rakyat yang bertumpu pada sektor pertanian, perikanan dan jenis hasil laut lainnya. Komoditas
utama yang mendukung nadi perekonomian di Maluku Utara meliputi:

1.Kopra

2.Buah Pala

3.Cengkeh

3.Perikanan, yang sebagian telah diekspor ke Jepang

4.Emas

4.Nikel, yang sebagian telah diekspor ke Jepang


- Rumah adat Baileo ( Pulau seram)

Rumah adat Baileo ada di Maluku dan Maluku Utara. Saat ini rumah adat ini masih eksis dan
dapat ditemukan di Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Menilik sejarahnya lebih
jauh, rumah Baileo sejatinya merupakan rumah adat dari Suku Huaulu yang mana merupakan
penduduk asli dari Pulau Seram, Ambon.

Rumah adat Baileo termasuk yang mendominasi di wilayah Maluku. Tak heran karena mudah
untuk dijumpai, rumah Baileo pun menjadi identitas bagi masyarakat Maluku yang berpusat pada
kebudayaan adat Maluku, selain Masjid atau Gereja.

-Keunikan

Keunikan yang dimiliki oleh rumah Baileo terletak pada bagian lantai yang sengaja dibuat lebih
tinggi dan bangunannya yang tidak memiliki dinding dan jendela.

Termasuk ke dalam jenis rumah panggung, keunikan lainnya yang paling kentara dari rumah
Baileo adalah kayu penyangga di sekeliling rumah yang berhiaskan ukiran ayam atau anjing
yang berpasangan serta dihiasi pula oleh ukiran matahari, bulan, dan bintang yang berwarna-
warni.

-Fungsi

Sebagai rumah adat Maluku yang begitu mendominasi pada masanya, rumah Baileo memiliki
berbagai fungsi penting.

Pada zaman dahulu, rumah Baileo bahkan hanya dapat ditinggali oleh para raja dan kepala desa.
Sedangkan seiring berjalannya waktu rumah Baileo dapat ditinggali oleh masyarakat biasa serta
digunakan untuk berbagai kegiatan seperti tempat diskusi para tetua adat, rumah ibadah, hingga
balai desa.

-Gaya Arsitektur Bangunan

Rumah Baileo dibangun menggunakan bahan-bahan alam yang ada di sekitar seperti kayu dan
papan untuk pondasi bangunan, sedangkan pada bagian atapnya menggunakan daun sagu atau
daun rumbia yang telah dikeringkan.

Rumah adat Maluku ini memiliki bentuk persegi dan mengambil konsep rumah panggung yang
memiliki kolong. Uniknya, alas bangunan ini menggunakan papan yang disusun pada kerangka
bangunannya tanpa dipaku. Meskipun begitu, alas papan tersebut terpasang dengan kuat dan
tidak berderit karena menggunakan teknik kunci pada pemasangannya.

Filosofi

Jika pada era modern, fungsi rumah cenderung hanya sebagai tempat tinggal dan tidak memiliki
unsur filosofis, rumah adat sendiri justru bukan hanya sekedar tempat tinggal dan bahkan banyak
mengandung filosofi kehidupan di dalamnya.Sama halnya dengan rumah adat Baileo yang juga
memiliki nilai filosofis dan diharapkan membawa kebaikan bagi penghuninya.

Bahkan pada masanya, saat akan mendirikan rumah Baileo, maka akan diadakan semacam
upacara ritual terlebih dahulu yang memiliki tujuan agar proses pembangunan rumah berjalan
lancar, rumah dapat berdiri kokoh dan tahan lama, dan orang yang meninggali rumah tersebut
dapat terlindungi dari segara mara bahaya.

Ukiran pada kayu-kayu penyangga pun memiliki filosofi tersendiri mengenai keharmonisan
hidup. Dimana melambangkan harapan agar masyarakat Maluku bisa menjaga keutuhan dan
tetap bersama-sama selamanya.
-senjata khas adat maluku utara

Anda mungkin juga menyukai