Anda di halaman 1dari 4

Kesenian

Ada dua bentuk kesenian tradisional di Maluku Utara, yaitu kesenian istana dan kesenian rakyat.
Kesenian istana terdiri dari bentuk-bentuk kesenian yang dikembangkan untuk kalangan istana, dan
ritual umum sekaligus non-ritual. Tari menari istana Ternate dengan tarian legu dan dadansa. Di
Kesultanan Tidore ada tarian Siokona dan Ngofa Bira. Di Istana Bacan Ada tari Mara Bose, Syukur
Dzikir, Maena. Waila, dan Aila.

Sementara kesenian rakyat terdiri atas dua jenis yaitu perang dan pergaulan. Tarian perang
seperti menari Cakalele (cakalele, bunga, shosoda, cingari dan sisi), dan menari kedelai kedelai.
Sementara menari pergaulan terdiri atas; menari Anakona / Sigo Yaara, Pasang, Togal, Donci, Dinggi
Denga, Lala, Gala, Kakarongan, Gala Haisua, Lalayon, Dana-Dana, diiringi dengan musik tradisional
antara lain, tifa, gong, suling, filuti bangseli, rebana dan marwas. Kesenian rakyat tersebar di daerah
Maluku Utara seperti Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Utara, Halmahera
Timur, Halmahera Barat, dan Kepuluan Sula.

Sastra Lisan

Selain kesenian yang ada dalam jumlah sastra lisan Ternate. Sastra lisan tersebut adalah Dola
bololo, Dalil moro, Dalil tifa, Pantun, Cum-cum, Mantra, Tamsil, Rorasa, Moro-moro se salamu, Legu,
dan Salai jin. Sastra lisan Ternate ini, jika digunakan akan berguna dalam membina dan
mengembangkan kesusastraan nasional. Pasalnya, sastra lisan sangat terkait dengan tradisi
masyarakat dalam pergaulannya yang sangat harmonis, baik dari sosial maupun ekonomi dan
internal maupun eksternal.

Karena itu, sastra lisan Ternate hanya dapat diwariskan dari mulut ke mulut yang perlu segera
didokumentasikan dan diinventarisir dengan cermat dalam upaya mempertahankan bahasa dan
sastra daerah.

Permainan Rakyat

Selain kesenian dan satra lisan, ada beberapa permainan rakyat di Maluku Utara yang saat ini
paling punah bila tidak dikembangkan. Beberapa permainan rakyat yaitu:

1). Dodengo berarti pertarungan satu lawan satu. Permainan dodengo mirip dengan menari perang
(cakalele). Permainan rakyat membentuk pencak silat yang menggunakan gabah (pelepah pohon
sagu) atau pelapah daun pisang yang dibuat sebagai tombak tiruan dan salawaku (perisai).

2). Dodorobeberarti menembak menembak. Permainan dodorobe adalah permainan anak-anak dan
remeja yang tradisional.

Makanan Adat

Selain kesenian, satra oral dan permainan rakyat, ada beberapa makan adat (Ternate) yaitu;
(1) Bubur Sirikaya. Terbuat dari telur ayam, gula, kelapa dan sari daun pandan. Rasanya manis,
berlemak dan enak. Makna filosofinya melambangkan budi pekerti masyarakat Maluku Utara
bersama pemimpinnya.

2.Katupa kobo (Ketupat Kerbau). Berjumlah tiga hingga empat buah. Sifat kerbau adalah kuat, rajin,
dan setia. Makna filosofinya; Sifat kerbau yang kuat, rajin dan setia, seharusnya menjadi sifat
masyarakat Maluku Utara yang memikul tanggung jawab atas bahtera rumah tangganya.

3. Katupa nanasi (Ketupat Nanas). Berjumlah tiga hingga empat buah. Buah nenas bagaikan
permaisuri yang bertahta di atas singgasana dengan megah dan bermahakota, berkulit tinggi,
memiliki duri, dan isinya sangat enak, diharapkan menjadi sifat masyarakat Maluku Utara yang setia
mendukung rumah tangga.

4.Nasi jaha. Nasi yang dimasak dibambu atau dibungkus dengan daun sagu yang panjangnya empat
puluh senti meter dan garis tengah tiga senti meteran sebanyak sepuluh potong dipasang dan terakit
di dalam piring yang dilengkapi perahu atau armada laut. Melambangkan masyarakat Maluku Utara
yang memiliki sifat patriotisme dalam menyesuaikan tanah air.

5. Bubur kacang hijau yang disajikan melambangkan kekayaan hasil pertanian masyarakat Mauku
Utara yang melimpah.

6. Ikan dan Terong yang diletakkan di atas piring dan kepala ikan serta tangkai terong menghadap ke
kepala meja. Melambangkan kehidupan laki-laki dan perempuan di masyarakat Maluku Utara yang
saling menyayangi.

7. Boboto (sering juga disebut Boto-boto) berjumlah 4 buah, mengandung makna dari awal mula
masyarakat di pulau Ternate di bawah otoritas empat Momole. Gam Raha yang ada di Kesultanan
Ternate dan

8. Pupulak adalah beras yang diberi warna: putih, kuning, merah dan hijau yang melambangkan
semua suku bangsa yang ada di Moloku Kie Raha (Maluku Utara) .

Rumah Adat Maluku – Maluku di dunia internasional disebut sebagai Moluccas dan Molukken.
Provinsi ini memiliki rumah adat dengan representasi kebudayaan yang tinggi. Rumah adat Maluku
dikenal dengan nama Baileo.

Pasalnya rumah yang berada di provinsi tertua di Indonesia ini berasal dari Jaziratul Mulk atau negeri
para raja.

Dalam bahasa Indonesia baileo memiliki arti balai. Balai sendiri merupakan tempat bermusyawarah
dan pertemuan rakyat dengan dewan rakyat. Seperti saniri negeri dan dewan adat, yang
menunjukkan bahwa sistem demokrasi sudah dikenal oleh rakyat lima-sewa sejak dulu.

Rumah adat Maluku ini merupakan satu-satunya bangunan peninggalan yang menggambarkan
kebudayaan siwa-lima. Sehingga bangunan ini dipilih menjadi bangunan yang mewakili daerah
provinsi Maluku.
Pakaian adat Maluku merupakan salah satu bentuk kebudayaan dari Provinsi Maluku yang masih ada
sampai saat ini. Pakaian adat Maluku ini dikenal dengan nama baju Cele atau kain Salele. Walaupun
pakaian ini sederhana, tetapi pakaian ini memiliki nilai estetika yang berbeda dengan pakaian adat
yang lain.

Penggunaannya pun mudah tidak serumit pakaian adat milik provinsi lain. Pakaian-pakaian adat dari
provinsi Maluku ini memiliki ciri khas tersendiri. Provinsi Maluku tidak hanya memiliki satu macam
pakaian adat saja, melainkan ada beberapa pakaian adat dari Maluku.

Tetapi pakaian adat yang resmi dari Provinsi Maluku adalah baju Cale. Berikut adalah beberapa ciri
khas dari baju cale:

Maluku Utara adalah provinsi yang lahir pada tahun 1999 dengan ibu kota Sofifi. Wilayah yang
masuk ke dalam kawasan Maluku Utara antara lain Morotai, Makian, Halmahera, Ternate, Tidore,
Talibu, Bacan, Karisuta, Gebe dan wilayah lainnya.

Sama seperti daerah di Indonesia lainnya, Maluku Utara juga memiliki sejumlah lagu daerah, antara
lain:

► Una Kapita, Momina Jiko, Dana-Dana (Ternate)

► Wako Koliho, Reke Duka (Tidore)

► Lenso Merah (Tobelo)

► Wako Koliho (Tidore)

► Dodo Meu Ampong (Makian)

► Lngsa Busu (Halmahera)

Anda mungkin juga menyukai