18
Sejarah Lahirnya dan Perkembangannya, 1966) yang memiliki wilayah
kekuasaan meliputi sebagian kecil wilayah Kota Gunungsitoli sekarang.
Akibat timbulnya perbedaan dalam memaknai hukum adat dan juga
adanya beberapa peperangan yang dihadapi, akhirnya Ori Laraga dan Ori
Taluidanoi mengalami kemunduran, yang membawa konsekuensi
perpindahan penduduk yang disertai dengan pembentukan beberapa Banua
(kampung) yang baru, yang cukup dikenal saat itu adalah Banua Bonio yang
lokasinya sekitaran sungai Nou. Untuk menyatukan beberapa kampung yang
telah terbentuk dikawasan sekitar Kota Gunungsitoli dalam satu kesatuan
hukum adat, maka keluarga besar Si Tolu Tua yang terdiri dari Marga
Zebua, Marga Harefa, dan Marga Telaumbanua, dengan difasilitasi oleh
Laso Borombanua Telaumbanua melakukan Owasa (Perjamuan Adat)
Pembentukan Banua Bonio, yang dilanjutkan dengan kesepakatan hukum
adat yang sangat terkenal dengan nama Fondrako Bonio Ni’owulu-wulu,
yang pelaksanaan kesepakatan tersebut menurut beberapa tokoh adat dan
budayawan jatuh pada tanggal 07 April 1629. Selanjutnya oleh mayoritas
kalangan adat dan budayawan mengakui bahwa tanggal 07 April 1629
sebagai tonggak sejarah lahirnya Kota Gunungsitoli, meskipun Panitia
Peneliti Perjuangan Rakyat dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia pada
1985 memutuskan bahwa Hari jadi Kota Gunungsitoli adalah 06 April 1678.
Penjajahan Belanda di Bumi Tanö Niha diawali pada tanggal 01 Januari
1800 sebagai akibat bangkrutnya VOC pada tanggal 31 Desember 1799.
Penjajahan Belanda di Nias pada saat itu belum meliputi keseluruhan
Kepulauan Nias dan juga belum terstruktur sampai dengan kekalahan
Belanda dari Inggris pada tahun 1821. Pada tahun 1825 Inggris
menyerahkan kembali Indonesia termasuk Nias kepada Belanda, namun
karena Belanda kekurangan bala tentara dan keuangan, maka Kepulauan
Nias tidak disentuh atau dibiarkan begitu saja. Selanjutnya, barulah pada
tanggal 04 Desember 1870 wilayah Nias mulai diperhatikan oleh Belanda
melalui pengangkatan J.F.A. de Rooij sebagai Kontroleur Pertama Onder
Afdeeling Nias dengan Luitenant der Chinezen bernama So Ghie. Dengan
demikian, Onder Afdeeling Nias terbentuk dan efektif bekerja mulai tanggal
18
04 Desember 1870 yang merupakan salah satu dari 6 (enam) Onder
Afdeeling di bawah kekuasaan Afdeeling Sibolga Keresidenan Tapanuli.
tahun 1919, Onder Afdeeling Nias ditingkatkan statusnya menjadi
Afdeeling Nias yang merupakan salah satu dari 4 (empat) Afdeelingwilayah
Residen Tapanuli. Afdeeling Nias dipimpin oleh Asisten Reseden, dengan
wilayah administratif terbagi atas 2 (dua) Onder Afdeeling, yaitu : Onder
Afdeeling Nias Selatan dengan Ibukota Teluk Dalam dan Onder Afdeeling
Nias Utara dengan Ibukota Gunungsitoli, yang masing-masing dipimpin
oleh seorang Controleur.
Pada masa penjajahan Jepang berdasarkan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1942 Pembagian wilayah pemerintahan di Daerah Nias tidak
mengalami perubahan, Kecuali Nama Onder Afdeeling mengalami
perubahan yaitu;
Afdeeling diganti dengan nama Gunsu Sibu, dipimpin seorang Setyotyo,
Dusun diganti dengan nama Gun yang dipimpin oleh seorang Guntyo,
Onder Distrik diganti dengan nama Fuku Gu, dipimpin seorang Fuku
Guntyo.
Pada tahun-tahun pertama zaman kemerdekaan pembagian wilayah
pemerintahan di daerah Nias tidak mengalami perubahan, demikian juga
struktur pemerintahan, yang berubah hanya nama wilayah dan nama
pemimpinnya sebagai berikut;
Nias Gunsu Sibu diganti dengan nama Pemerintahan Nias yang
dipimpin oleh seorang Luhak.
Gun diganti dengan nama Urung yang dipimpin oleh seorang asisten
kepala urung (Demang).
Fuku Gun diganti dengan nama Urung Kecil yang dipimpin oleh
seorang Kepala Urung Kecil (Asisten Demang).
Pada Tahun 1956 kabupaten Nias ditetapkan sebagai satu Kabupaten
Otonom di lingkungan Propinsi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-
Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi
Sumatera Utara tanggal 7 November 1956 yang sekaligus menandai bahwa
18
Kabupaten Nias pada tanggal tersebut secara resmi telah diakui dalam
cakupan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan batas-batas
yang meliputi wilayah Afddeling Nias Dulu (Staatsblad 1973 No. 563)
sebagaimana dimaksud dalam ketetapan Gubernur Propinsi
Tapanuli/Sumatera Timur tanggal 18 Januari 1950 No. 19/pn/dpdta/50,
sejak ditambah menurut Ketetapan Gubernur Propinsi sumatera Utara
tanggal 19 Mei 1951 No. 20/I/PSUjo, Keputusan Panitia Penyelenggara
Pembentukan Propinsi sumatera Utara tanggal 31 Januari 1952 (tidak
bernomor).
Pimpinan Daerah di Kabupaten Nias sejak awal Kemerdekaan pada
tahun 1945 sampai dengan hari ini telah berjumlah 16 Orang Bupati Yakni :
1. D.Z MARUNDRURI, Kepala Luhak Nias dari Tahun 1945 sampai
dengan Tahun 1946.
2. P.R. TELAUMBANUA, Bupati KDH Kab. Nias dari Tahun 1946
sampai dengan Tahun 1954.
3. HUMALA FREDERIK SITUMORANG, Bupati KDH Kab. Nias
dari Tahun 1954 sampai dengan Tahun 1956.
4. HERMAN SIRAIT, Bupati KDH Kab. Nias dari Tahun 1956 sampai
dengan Tahun1958.
5. A.W. HAREFA, Bupati KDH Kab. Nias dari Tahun 1958 sampai
dengan Tahun 1960.
6. ASANUDIN WARUWU, Bupati KDH TK. II Nias dari Tahun 1960
sampai dengan Tahun 1966.
7. KENAN SARAGIH, Bupati KDH Kab. Nias dari Tahun 1966 sampai
dengan Tahun 1967.
8. M. SANI ZEGA, Bupati KDH TK II Nias dari Tahun 1967 sampai
dengan Tahun 1975.
9. DALIMEND, Bupati KDH TK II Nias dari Tahun 1975 sampai
dengan Tahun 1981.
10. HANATI NAZARA, SH, Bupati KDH TK II Nias dari Tahun 1981
sampai dengan Tahun 1986.
18
11. S.M. MENDROFA, SH, Bupati KDH TK II Nias dari Tahun 1986
sampai dengan Tahun 1991.
12. Drs. TAL LAROSA, Bupati KDH TK II Nias dari Tahun 1991 sampai
dengan Tahun 1996.
13. Drs. H. ZAKHARIA Y. LAFAU, Bupati Nias dari Tahun 1996
sampai dengan Tahun 2001.
14. BINAHATI B. BAEHA, SH, Bupati Nias dari Tahun 2001 sampai
dengan Tahun 2011.
15. Drs. Sokhiatulo Laoli, MM, Bupati Nias dari Tahun 2011 sampai
dengan Tahun 2021.
16. Ya’atulo Gulo, S.E., S.H., M.Si, Bupati Nias dari Tahun 2021 sampai
Sekarang.
18
Kota Gunungsitoli yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008.
Berdasarkan Pasal 236 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
18
2.3. KEPEGAWAIAN
KETERANGAN
NO BAGIAN
L P
1. Bagian Adm. Pembangunan Setda Kab. Nias 7 2
Bagian Perekonomian Sumber Daya Alam
2. dan Pengadaan Barang dan Jasa Setda Kab. 11 2
Nias
3. Bagian Umum Setda Kab. Nias 18 4
4. Bagian Hukum Setda Kab. Nias 6 3
Bagian Kesejahteraaan Rakyat Setda Kab.
5. 5 5
Nias
6 Bagian Organisasi Setda Kab. Nias 7 3
Bagian Protokol dan komunikasi Pimpinan
7 4 3
Setda Kab. Nias
8 Bagian Pemerintahan setda Kab. Nias 5 2
18
Tugas Pokok :
Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pengelolaan
ketatusahaan dan administrasi kepegawaian dilingkungan Sekretariat
Daerah Kabupaten Nias.
Kepala Sub Bagian tatausaha dan rumah tangga
Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan urusan rumah
tangga dan perlengkapan Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah dan
Sekretariat Daerah Kabupaten Nias.
Kepala sub Bagian keuangan.
Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan
keuangan Sekretariat Daerah.
18
C. Kepala Bagian Hukum.
Tugas Pokok:
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas
Perangkat Daerah, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang
perundang-undangan, bantuan hukum dan HAM serta dokumentasi dan
informasi.
18
BLUD, perekonomian dan sumber daya alam serta pengadaan barang dan
jasa.
Kepala Sub Bagian Sumber Daya Alam.
Tugas Pokok :
Melaksanakan fasilitasi, koordinasi, layanan administrasi, pemantauan
dan evaluasi kebijakan pengembangan produksi pertanian tanaman
pangan, perikanan, peternakan dan kehutanan, lingkungan hidup serta
instansi teknis lainnya yang berhubungan dengan kegiatan produksi
daerah dan sumber daya alam.
18
Kepala Sub Bagian Penyusunan Program.
Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan penyusunan
perencanaan dan program dibidang Pembangunan Daerah.
18
Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan
kerjasama dan otonomi daerah.
18
Kepala Sub Bagian Protokol
Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
keprotokolan Pemerintah daerah .
18