Anda di halaman 1dari 13

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI

2.1 SEJARAH SINGKAT KABUPATEN NIAS


Menurut buku Sejarah Kebudayaan Ononiha (S. Zebua alias Ama
Waomasi Zebua 1984), leluhur ononiha memiliki banyak versi yang
berbeda-beda sebagian mengatakan berasal dari mongoliden tetapi terdapat
pula pendapat yang menyatakan berasal dari suku naga dan Khassi di Assam
Burma dan S.W. Mendrofa dalam bukunya “Fondrako Ononiha” yang
menyatakan bahwa nenek moyang ononiha berasal dari Persia. Kedua
pendapat ini dipengaruhi dari bentuk anatomi sebagian suku ononiha dan
bangunan-bangunan megalitik, yang diperkirakan tiba di Kepuluan Nias
pada 3000 atau 2000 Tahun yang lalu. Namun demikian para ahli sejarah
dan budaya dari nias meyakini betul bahwa leluhur pertama ononiha (suku
Nias) berasal dari negeri yang bernama Teteholi’ana’a (kira-kira dari
Indocina-Vietnam sekarang) antara 2000-1000 Tahun sebelum masehi.
Mereka itu sebanyak 5(lima) orang, yang disebut Si Lima Borodanomo
(Lima Induk Puak) yang datang secara beruntutan dalam selang waktu yang
relatif singkat. Mereka berasal dari satu keluarga yaitu Keluarga Raja
Balugu Sirao, Raja Negeri Teteholi’ana’a yang mempunyai empat orang
putera dan satu orang cucu yang untuk pertamakalinya mendiami dan
berkedudukan di Boronadu (Kecamatan Gomo). Setelah bermukim di
beberapa tempat dan beranak pinak, kemudian cucu dan cicit Raja Balugu
Sirao mendirikan kerajaan-kerajaan kecil ditempatnya masing-masing yang
dikenal dengan nama Banua atau Ori. Dari sekian banyak Ori yang dibentuk
saat itu, hampir mayoritas tidak memiliki catatan sejarah, kecuali
peninggalan sejarah berupa Omo Hada (rumah adat), Fondrako
(perjanjian/Kesepakatan/Garis Keturunan), kalaupun ada hanya bersifat
pendapat para tokoh adat dan budayawan yang tentu memiliki versi yang
berbeda-beda sehingga sulit untuk diyakini kebenarannya. Diantara Ori
tersebut, terdapat beberapa yang memiliki catatan sejarah, diantaranya Ori
Laraga dan Ori Taluidanoi (Dr. Marinus Telaumbanua, Kota Gunungsitoli,

18
Sejarah Lahirnya dan Perkembangannya, 1966) yang memiliki wilayah
kekuasaan meliputi sebagian kecil wilayah Kota Gunungsitoli sekarang.
Akibat timbulnya perbedaan dalam memaknai hukum adat dan juga
adanya beberapa peperangan yang dihadapi, akhirnya Ori Laraga dan Ori
Taluidanoi mengalami kemunduran, yang membawa konsekuensi
perpindahan penduduk yang disertai dengan pembentukan beberapa Banua
(kampung) yang baru, yang cukup dikenal saat itu adalah Banua Bonio yang
lokasinya sekitaran sungai Nou. Untuk menyatukan beberapa kampung yang
telah terbentuk dikawasan sekitar Kota Gunungsitoli dalam satu kesatuan
hukum adat, maka keluarga besar Si Tolu Tua yang terdiri dari Marga
Zebua, Marga Harefa, dan Marga Telaumbanua, dengan difasilitasi oleh
Laso Borombanua Telaumbanua melakukan Owasa (Perjamuan Adat)
Pembentukan Banua Bonio, yang dilanjutkan dengan kesepakatan hukum
adat yang sangat terkenal dengan nama Fondrako Bonio Ni’owulu-wulu,
yang pelaksanaan kesepakatan tersebut menurut beberapa tokoh adat dan
budayawan jatuh pada tanggal 07 April 1629. Selanjutnya oleh mayoritas
kalangan adat dan budayawan mengakui bahwa tanggal 07 April 1629
sebagai tonggak sejarah lahirnya Kota Gunungsitoli, meskipun Panitia
Peneliti Perjuangan Rakyat dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia pada
1985 memutuskan bahwa Hari jadi Kota Gunungsitoli adalah 06 April 1678.
Penjajahan Belanda di Bumi Tanö Niha diawali pada tanggal 01 Januari
1800 sebagai akibat bangkrutnya VOC pada tanggal 31 Desember 1799.
Penjajahan Belanda di Nias pada saat itu belum meliputi keseluruhan
Kepulauan Nias dan juga belum terstruktur sampai dengan kekalahan
Belanda dari Inggris pada tahun 1821. Pada tahun 1825 Inggris
menyerahkan kembali Indonesia termasuk Nias kepada Belanda, namun
karena Belanda kekurangan bala tentara dan keuangan, maka Kepulauan
Nias tidak disentuh atau dibiarkan begitu saja. Selanjutnya, barulah pada
tanggal 04 Desember 1870 wilayah Nias mulai diperhatikan oleh Belanda
melalui pengangkatan J.F.A. de Rooij sebagai Kontroleur Pertama Onder
Afdeeling Nias dengan Luitenant der Chinezen bernama So Ghie. Dengan
demikian, Onder Afdeeling Nias terbentuk dan efektif bekerja mulai tanggal

18
04 Desember 1870 yang merupakan salah satu dari 6 (enam) Onder
Afdeeling di bawah kekuasaan Afdeeling Sibolga Keresidenan Tapanuli.
tahun 1919, Onder Afdeeling Nias ditingkatkan statusnya menjadi
Afdeeling Nias yang merupakan salah satu dari 4 (empat) Afdeelingwilayah
Residen Tapanuli. Afdeeling Nias dipimpin oleh Asisten Reseden, dengan
wilayah administratif terbagi atas 2 (dua) Onder Afdeeling, yaitu : Onder
Afdeeling Nias Selatan dengan Ibukota Teluk Dalam dan Onder Afdeeling
Nias Utara dengan Ibukota Gunungsitoli, yang masing-masing dipimpin
oleh seorang Controleur.
Pada masa penjajahan Jepang berdasarkan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1942 Pembagian wilayah pemerintahan di Daerah Nias tidak
mengalami perubahan, Kecuali Nama Onder Afdeeling mengalami
perubahan yaitu;
 Afdeeling diganti dengan nama Gunsu Sibu, dipimpin seorang Setyotyo,
 Dusun diganti dengan nama Gun yang dipimpin oleh seorang Guntyo,
 Onder Distrik diganti dengan nama Fuku Gu, dipimpin seorang Fuku
Guntyo.
Pada tahun-tahun pertama zaman kemerdekaan pembagian wilayah
pemerintahan di daerah Nias tidak mengalami perubahan, demikian juga
struktur pemerintahan, yang berubah hanya nama wilayah dan nama
pemimpinnya sebagai berikut;
 Nias Gunsu Sibu diganti dengan nama Pemerintahan Nias yang
dipimpin oleh seorang Luhak.
 Gun diganti dengan nama Urung yang dipimpin oleh seorang asisten
kepala urung (Demang).
 Fuku Gun diganti dengan nama Urung Kecil yang dipimpin oleh
seorang Kepala Urung Kecil (Asisten Demang).
Pada Tahun 1956 kabupaten Nias ditetapkan sebagai satu Kabupaten
Otonom di lingkungan Propinsi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-
Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi
Sumatera Utara tanggal 7 November 1956 yang sekaligus menandai bahwa

18
Kabupaten Nias pada tanggal tersebut secara resmi telah diakui dalam
cakupan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan batas-batas
yang meliputi wilayah Afddeling Nias Dulu (Staatsblad 1973 No. 563)
sebagaimana dimaksud dalam ketetapan Gubernur Propinsi
Tapanuli/Sumatera Timur tanggal 18 Januari 1950 No. 19/pn/dpdta/50,
sejak ditambah menurut Ketetapan Gubernur Propinsi sumatera Utara
tanggal 19 Mei 1951 No. 20/I/PSUjo, Keputusan Panitia Penyelenggara
Pembentukan Propinsi sumatera Utara tanggal 31 Januari 1952 (tidak
bernomor).
Pimpinan Daerah di Kabupaten Nias sejak awal Kemerdekaan pada
tahun 1945 sampai dengan hari ini telah berjumlah 16 Orang Bupati Yakni :
1. D.Z MARUNDRURI, Kepala Luhak Nias dari Tahun 1945 sampai
dengan Tahun 1946.
2. P.R. TELAUMBANUA, Bupati KDH Kab. Nias dari Tahun 1946
sampai dengan Tahun 1954.
3. HUMALA FREDERIK SITUMORANG, Bupati KDH Kab. Nias
dari Tahun 1954 sampai dengan Tahun 1956.
4. HERMAN SIRAIT, Bupati KDH Kab. Nias dari Tahun 1956 sampai
dengan Tahun1958.
5. A.W. HAREFA, Bupati KDH Kab. Nias dari Tahun 1958 sampai
dengan Tahun 1960.
6. ASANUDIN WARUWU, Bupati KDH TK. II Nias dari Tahun 1960
sampai dengan Tahun 1966.
7. KENAN SARAGIH, Bupati KDH Kab. Nias dari Tahun 1966 sampai
dengan Tahun 1967.
8. M. SANI ZEGA, Bupati KDH TK II Nias dari Tahun 1967 sampai
dengan Tahun 1975.
9. DALIMEND, Bupati KDH TK II Nias dari Tahun 1975 sampai
dengan Tahun 1981.
10. HANATI NAZARA, SH, Bupati KDH TK II Nias dari Tahun 1981
sampai dengan Tahun 1986.

18
11. S.M. MENDROFA, SH, Bupati KDH TK II Nias dari Tahun 1986
sampai dengan Tahun 1991.
12. Drs. TAL LAROSA, Bupati KDH TK II Nias dari Tahun 1991 sampai
dengan Tahun 1996.
13. Drs. H. ZAKHARIA Y. LAFAU, Bupati Nias dari Tahun 1996
sampai dengan Tahun 2001.
14. BINAHATI B. BAEHA, SH, Bupati Nias dari Tahun 2001 sampai
dengan Tahun 2011.
15. Drs. Sokhiatulo Laoli, MM, Bupati Nias dari Tahun 2011 sampai
dengan Tahun 2021.
16. Ya’atulo Gulo, S.E., S.H., M.Si, Bupati Nias dari Tahun 2021 sampai
Sekarang.

Dan Empat Orang Wakil Bupati yakni :


1. Agus H. Mendrofa, Wakil Bupati Nias dari Tahun 2001 sampai
dengan Tahun 2006.
2. Temazaro Harefa, Wakil Bupati Nias dari Tahun 2006 sampai dengan
Tahun 2011.
3. Arosokhi Waruwu, SH,MH Wakil Bupati Nias dari Tahun 2011
sampai dengan Tahun 2021
4. Arota Lase, A.Md, Wakil Bupati Nias dari Tahun 2021 sampai dengan
sekarang.
Kabupaten Nias yang pada awalnya merupakan satu-satunya Kabupaten
tertua yang berada di wilayah Kepulauan Nias telah melahirkan 4 (empat)
Daerah otonom baru yakni :
 Kabupaten Nias Selatan yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003;
 Kabupaten Nias Utara yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2008;
 Kabupaten Nias Barat yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2008;

18
 Kota Gunungsitoli yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008.
Berdasarkan Pasal 236 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Kondisi saat ini, pasca pembentukan Daerah Otonom Baru tersebut,


secara administratif Pemerintahan Kabupaten Nias terdiri dari 10 (sepuluh)
kecamatan dan 170 (seratus tujuh puluh) desa. Dan berdasarkan Peraturan
Pemerintah nomor 30 tahun 2016, Ibukota Kabupaten Nias dipindahkan dari
wilayah Kota Gunungsitoli ke Wilayah Kecamatan Gido.

Pemerintah Daerah bersama DPRD Kabupaten Nias menetapkan


Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 2 tahun 2017 tentang Hari Jadi
Kabupaten Nias, sehingga 04 Desember 1870 menjadi Hari Jadi Kabupaten
Nias, dan 04 Desember Setiap Tahun akan dirayakan sebagai Hari Kelahiran
Kabupaten Nias. Dan tepatnya pada tahun ini, pada tanggal 04 Desember
2020, Kabupaten Nias berusia 152 Tahun. Peringatan Hari Jadi Kabupaten
Nias Tahun 2021 merupakan yang ke-Enam kalinya dilaksanakan.

18
2.3. KEPEGAWAIAN
KETERANGAN
NO BAGIAN
L P
1. Bagian Adm. Pembangunan Setda Kab. Nias 7 2
Bagian Perekonomian Sumber Daya Alam
2. dan Pengadaan Barang dan Jasa Setda Kab. 11 2
Nias
3. Bagian Umum Setda Kab. Nias 18 4
4. Bagian Hukum Setda Kab. Nias 6 3
Bagian Kesejahteraaan Rakyat Setda Kab.
5. 5 5
Nias
6 Bagian Organisasi Setda Kab. Nias 7 3
Bagian Protokol dan komunikasi Pimpinan
7 4 3
Setda Kab. Nias
8 Bagian Pemerintahan setda Kab. Nias 5 2

2.4 DISIPLIN KERJA


1. Jam Kerja:
a) Senin s.d kamis Pukul 08.30 s/d Pukul 16.30
Jam istirahat Pukul 12.00 s/d Pukul 13.00
b) Jumat Pukul 08.30 s/d Pukul 17.00
Jam Istirahat Pukul 11.30 s/d Pukul 12.30.
2.5 MEKANISME KERJA
Berhubung kami yang melaksanakan Praktek Kerja Mahasiwa (PKM) di
Sekretariat daerah Kab. Nias 10 (Sepuluh) orang dan di tugaskan di bagian
yang berbeda berikut rincian tugas pokok setiap bagian:
A. Kepala Bagian Umum
Tugas Pokok :
Melaksanakan penyiapan pelaksanaan kebijakan dan pemantauan dan
evaluasi di bidang tata usaha pimpinan, staf ahli dan kepegawaian,
keuangan, rumah tangga dan perlengkapan.
 kepala sub Bagian tata usaha pimpinan, staf ahli dan kepegawaian.

18
Tugas Pokok :
Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pengelolaan
ketatusahaan dan administrasi kepegawaian dilingkungan Sekretariat
Daerah Kabupaten Nias.
 Kepala Sub Bagian tatausaha dan rumah tangga
Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan urusan rumah
tangga dan perlengkapan Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah dan
Sekretariat Daerah Kabupaten Nias.
 Kepala sub Bagian keuangan.
Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan
keuangan Sekretariat Daerah.

B. Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat.


Tugas Pokok :
Melaksanakan penyiapan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah,
pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang keagamaan,
kesejahteraan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
 Kepala Sub Bagian Kesejahteraan Masyarakat
Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kesejahteraan
masyarakat.

 Kepala Sub Bagian Kesejahteraan Sosial.


Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kesjahteraan sosial.
 Kepala Sub Bagian Bina Mental.
Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan bidang keagamaan.

18
C. Kepala Bagian Hukum.
Tugas Pokok:
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas
Perangkat Daerah, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang
perundang-undangan, bantuan hukum dan HAM serta dokumentasi dan
informasi.

 Kepala Sub Bagian Perundang-Undangan.


Tugas Pokok:
Melaksanakan perumusan rancangan peraturan perundang-undangan
produk hukum daerah, meneliti dan menelaah serta mengevaluasi
pelaksanaannya.

 Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum.


Tugas Pokok:
Melaksanakan pelayanan bantuan hukum dan HAM kepada
Bupati/Wakil Bupati Nias, Aparat Perangkat Daerah, dan Aparat
Perangkat Desa.

 Kepala Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi Hukum.


Tugas Pokok:
Melaksanakan pendokumentasian produk-produk hukum daerah dan
produk-produk hukum lainnya.

D. Kepala Bagian Perekonomian, Sumber Daya Alam dan Pengadaan


Barang dan Jasa.
Tugas Pokok :
Melaksanakan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah,
pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pembinaan BUMD dan

18
BLUD, perekonomian dan sumber daya alam serta pengadaan barang dan
jasa.
 Kepala Sub Bagian Sumber Daya Alam.
Tugas Pokok :
Melaksanakan fasilitasi, koordinasi, layanan administrasi, pemantauan
dan evaluasi kebijakan pengembangan produksi pertanian tanaman
pangan, perikanan, peternakan dan kehutanan, lingkungan hidup serta
instansi teknis lainnya yang berhubungan dengan kegiatan produksi
daerah dan sumber daya alam.

 Kepala Sub Bagian Perekonomian, Pembinaan BUMD dan BLUD


Tugas Pokok :
Melaksanakan fasilitasi, koordinasi, layanan administrasi, pemantauan
dan evaluasi kebijakan yang berhubungan dengan Perekonomian,
Pembinaan BUMD dan BLUD.

 Kepala Sub Bagian Pengadaan Barang dan Jasa.


Tugas Pokok :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan daerah,
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi di bidang pengelolaan pengadaan barang dan jasa,
pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik, pembinaan dan
advokasi pengadaan barang dan jasa.

E. Kepala Bagian Administrasi Pembangunan.


Tugas Pokok :
Melaksanakan penyiapan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah,
pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penyusunan program,
pengendalian program dan evaluasi dan pelaporan.

18
 Kepala Sub Bagian Penyusunan Program.
Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan penyusunan
perencanaan dan program dibidang Pembangunan Daerah.

 Kepala Sub Bagian Pengendalian Program.


Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian
program.

 Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan.


Tugas Pokok :
Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan evaluasi dan
pelaporan dibidang pembangunan daerah.

F. Kepala Bagian Pemerintahan.


Tugas Pokok:
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan daerah, Pengoordinasian
perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan kebijakan
daerah, pemantauan pembinaan administrasi di bidang administrasi
pemerintahan, administrasi kewilayaan dan kerja sama dengan otonomi
daerah.
 Kepala Sub Bagian Administrasi Pemerintahan.
Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan
Administrasi Pemerintahan.
 Kepala Sub Bagian Administrasi Kewilayahan.
Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan
administrasi kewilayahan.

 Kepala Sub Bagian Kerjasama dan Otonomi Daerah.

18
Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan
kerjasama dan otonomi daerah.

G. Kepala Bagian Organisasi.


Tugas Pokok:
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan daerah, pengoordinasi
perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas
Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
daerah di bidang kelembagaan dan analisis jabatan, pelayanan publik dan
tata laksana serta kinerja dan reformasi birokrasi.
 Kepala Sub Bagian Kelembagaan dan Analisis Jabatan.
Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan menyangkut penataan Organisasi Perangkat
Daerah dan Analisis Jabatan.

 Kepala Sub Bagian Pelayanan Publik dan Tata Laksana


Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan menyangkut pelayanan publik dan tata
laksana pada setiap Organisasi Perangkat Daerah.
 Kepala Sub Bagian Kinerja dan Reformasi Birokrasi
Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan menyangkut akuntabilitas kinerja perangkat
daerah dan reformasi birokrasi

H. Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan


Tugas Pokok:
Melaksanakan penyiapan pelaksanaan kebijakan, Pengoordinasian
pelaksanaan tugas daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang protokol, komunikasi pimpinan dan
dokumentasi.

18
 Kepala Sub Bagian Protokol
Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
keprotokolan Pemerintah daerah .

2.6 PEMELIHARAAN TEMPAT KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP


1. Membersihkan tempat kerja sebelum memulai kerja.
2. Mengatur dan merapikan kembali tempat kerja setelah bekerja.
3. Mengembalikan peralatan ketempat semula setelah digunakan.

18

Anda mungkin juga menyukai