METODE PERCOBAAN
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah mikroskop, gelas kimia
100 mL, pipet tetes, objek glass, cover glass, gunting, pisau, dan sendok.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquades (H 2O), batang
ketela pohon, bawang merah, kapuk, koran, metilen blue, dan serat kapas.
C. Prosedur Kerja
1. Mikroskop
Mempelajari bagian-bagian mikroskop, lalu gambar dan catat fungsinya.
Menggunting satu huruf dari kertas koran kemudian letakkan di atas objek glass.
Meteteskan aquades pada objek glass menggunakan pipet tetes dan tutup dengan
cover glass. Perhatikan di bawah mikroskop dengan pembesaran paling kecil dan
Mengoleskan sampel pada objek glass dan teteskan dengan metilen blue. Lalu,
dan granula).
Membuat sayatan tipis kulit ari bawang merah lakukan setitipis mungkin.
Lalu meletakkan sampel pada objek glass dan tetesi aquades menggunakan pipet
tetes. Menutup objek glass tersebut menggunakan cover glass. Perhatikan bagian
Mengambil gabus dari bagian tengah batang ketela pohon dan buat sayatan
setipis mungkin. Meletakan sampel tersebut pada objek glass dan tetesi dengan
aquades lalu tutup menggunakan cover glass. Perhatikan bagian bawah mikroskop
dan gambarkan hasilnya serta berikan keterangan (dinding sel dan vakuola).
Meneteskan air terlebih dahulu pada objek glass. Meletakkan 2-3 helai
serat kapas atau kapuk pada objek glass. Kemudian tutup dengan cover glass.
A. Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1. Kertas Koran
2. Sel Hewan
3. Sel Tumbuhan
sel.
5. Kapuk
luar.
6. Kapas
selnya.
B. Pembahasan
Sel yang selama ini dikenal sebagai unit terkecil dari organisasi tubuh
biologi khususnya terkait dengan organisme. Sebagai unit terkecil, maka sel
1. Kertas Koran
koran kemudian ditetesi dengan aquades pada sampel di atas objek glass yang
berfungsi untuk merekatkan potongan huruf tersebut agar tidak bergeser saat
ditutupi dengan cover glass. Setelah diamati pada mikroskop, nampak potongan
huruf dalam posisi terbalik dari huruf b menjadi huruf p. Hal itu dikarenakan oleh
sifat bayangan yang ditimbulkan oleh lensa okuler yang nyata, terbalik dan
diperbesar. Hal ini pula sesuai dengan teori Novitasari (2013: 43) yang
menyatakan bawha, lensa okuler memiliki sifat maya, tegak dan diperbesar.
diatas objek glass yang berfungsi sebagai wadah pengamatan dari cairan korekan
pipi. Kemudian ditambahkan metilen blue. Metilen blue sendiri berfungsi sebagai
indikator warna pada sampel sehingga terlihat lebih jelas pada saat pengamatan
serta indikator untuk megetahui apakah sel itu sudah mati. Kemudian ditutup
dengan cover gelas yang berfungsi agar sampel tidak atau berubah posisis
diperoleh yaitu terdapat membran sel, nukleus, granula, sitoplasma. Hal ini sesuai
dengan teori Gade (2014: 4), yang menyatakan bahwa di beberapa bagian sel pada
Menyayat kulit ari sampel tersebut lalu meletakkannya diatas objek glass. Fungsi
bawang merah diris tipis atau disayat adalah untuk mengenali organel-organel sel
yang terdapat pada bawang dengan lebih jelas. Bagian luarnya yang berfungsi
untuk meletakkan sampel yang akan diamati dan diletakkan diatas objek glass
cover glass yang berfungsi sebagai perekat agar sampel tidak bergeser. Setelah
diamati pada mikroskop, terdapat nukleus, dinding sel, sitoplasma. Hal ini sesuai
dengan teori Rafika (2015: 9080 yang menyatakan nukleus, dinding sel
4. Sel Mati
dengan sampel diambil di bagian tengah gabus yang ada di dalam batang.
Kemudian ditetesi sedikit aquades, lalu ditutp dengan cover glass kemudian
batang ketela tidak memiliki inti sel karena tidak ada aktifitas di dalamnya.
Organel yang dapat ditemui yaitu, dinding sel dan ruang sel. Dimana fungsi dari
dinding sel itu sendiri yakni sebagai pelindung, pemberi bentuk yang tetap dan
pembatas antara sel satu dengan yang lainnya, sedangkan ruang sel berwarna
putih dan terlihat kosong. Sel gabus sering disebut dengan sel mati. Hal ini sesuai
dengan (Winarto, 1981) hal ini terlihat pada sel gabus tumbuhan yang tergolong
sel mati karena hanya memiliki inti sel dan sitoplasma, sehingga ruang antar
selnya kosong.
serat yang ada pada setiap helaian. Mengambil beberapa helaian serat kapas dan
dengan cover glass. Setelah diamati di mikroskop, nampak sangat banyak helaian
tipis yang saling mengikat, memotong, dan menghimpit setiap helaiannya. Jika
sel-sel tersebut kembali diamati, nampak jelas serat atau fiber dalam bentuk
polimer. Hasil yang diperoleh yaitu dinding sel dan lumen. Kedua sampel tersebut
halus yang memiliki percabangan dan tidak berongga sedngkan, sel kapuk yaitu
berbentuk benang-benang tipis yang berjumlah sedikit. Hal ini sesuai dengan teori
Mulyawan (2015: 75), yang menyatakan bahwa serat kapas mempunyai lumen,
dinding lumen dan dinding luar yang kuat. Sedangkan pada serat kapuk terdapat