Proposal Kelompok 4
Proposal Kelompok 4
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Juwita T Sitorus (2001010157)
Miftahul N Ulva (2001010171)
Devi k Saragih (2001010142)
Yeni S Safariani Purba (2001010168)
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan ice breaker dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 095204
kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun ?
2. Bagaimana hubungan ice breaker dengan motivasi belajar siswa kelas V SDN 095204
kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun?
3. Bagaimana hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN
095204 kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun?
4. Bagaimana hubungan ice breaker dengan motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa
kelas V SDN 095204 kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji dan mengetahui hubungan ice breaker dengan hasil belajar IPS siswa
kelas V SDN 095204 kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun
2. Untuk menguji dan mengetahui hubungan ice breaker dengan motivasi belajar siswa
kelas V SDN 095204 kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun?
3. Untuk menguji dan mengetahui hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar IPS
siswa kelas V SDN 095204 kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun?
4. Untuk menguji dan mengetahui hubungan ice breaker dengan motivasi belajar dan
hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 095204 kecamatan Tanah Jawa Kabupaten
Simalungun
E. Manfaat penelitian
a. Menambah wawasan, hasil belajar IPS siswa meningkat dan proses pembelajaran jadi
lebih menyenangkan
b. Dengan diketahui adanya hubungan positif dan kuat antara ice breaker dengan
motivasi belajar maka pendidik dapat menggunakan ice breaker untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa
c. Dengan diketahui adanya hubungan yang positif dan kuat antara ice breaker dan hasil
belajar maka guru dapat menggunakan ice breaker untuk meningkatkan hasil belajar
IPS siswa
d. Dengan diketahuinya bahwa motivasi belajar memiliki hubungan yang positif dan
kuat dengan hasil belajar maka pendidik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa
F. Kajian Teori
Berdasarkan Undang- Undang No. Pasal 4 tahun 1989, menyebutkan bahwa pendidikan
nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang bertanggung jawab.
Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses yang menyebutkan bahwa
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif.
Pelaksanaan pendidikan erat kaitannya dengan belajar.
Menurut Susanto (2014: 4), belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang
dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadi perubahan perilaku yang baik
dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak, menurut Lucy (2012:50) menyatakan
bahwa otak tidak dapat dipaksa untuk melakukan fokus dalam waktu yang lama, menurut
Sunarto (2012:3) menjelaskan bahwa ketika pikiran tidak bisa terfokus lagi, maka segera di
butuhkan upaya pemusatan perhatian kembali. Menurut Setyasto (2014: 129) mata pelajaran
IPS memiliki cakupan materi yang sangat luas dan terdiri dari aspek hafalan sehingga
mengakibatkan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi rendah, yang berdampak
pada hasil belajar peserta didik menjadi rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat Feriady
(2012: 2) bahwa pelajaran IPS dianggap sebagai pelajaran yang membosankan dan kurang
diminati siswa karena sebagian besar materi dalam pelajaran IPS adalah materi hafalan.
Data peringkat pendidikan wilayah ASEAN tahun 2017, Indonesia menempati peringkat
kelima dari sembilan negara dengan skor 0,603. Berdasarkan data UNESCO, di Indonesia
terdapat 11% murid gagal menuntaskan pendidikan dan Beradasarkan data oleh US News and
World Report, BAV Group, dan Wharton School of the University of Pennsylvania yang
dipublikasi oleh World Population Review, pada tahun 2021 lalu Indonesia masih berada di
peringkat ke-54 dari total 78 negara yang masuk dalam pemeringkatan tingkat pendidikan
dunia.
Motivasi
Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, Hidayah & Hermansyah (2016)
Motivasi belajar yang dimiliki siswa-siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat
berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu (Nashar,
2004:11). Putri(2015) terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan
hasil belajar siswa
Ice Breaker
Menurut Arimbawa, Suarjana, & Arini (2017:4), ice breaking merupakan suatu kegiatan
yang dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Bermakna dalam hal ini yaitu adanya
suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan sehingga dapat menciptakan rasa
nyaman siswa dalam belajar. Rasa nyaman tersebut diharapkan dapat membuat siswa lebih
fokus dan berkonsentrasi dalam proses belajar mengajar yang berujung pada peningkatan
hasil belajar. Lebih lanjut Alarifin & Astuti (2017:74) mengutarakan bahwa fungsi Ice
breaking adalah mencairkan suasana pembelajaran agar siswa dapat berkonsentrasi. Semakin
siswa berkonsentrasi dalam pembelajaran, maka hasil belajar yang diperoleh juga semakin
maksimal. Susanah (2014) kegiatan pembelajaran dengan menerapkan permainan penyegar
(ice breaking) dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar.
Hasil Belajar
Menurut Rusmono (2017) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah perubahan perilaku
individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan pisikomotorik. Menurut Suprijono
(2013:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap,
apresiasi dan ketrampilan, Maka Hasil belajar adalah perwujudan perilaku belajar yang
biasanya terlihat dalam perubahan, kebiasaan, keterampilan, sikap, pengamatan, dan
kemampuan.
Indikator variabel
Indikator variabel yang akan diukur adalah tingkat motivasi dan tingkat hasil belajar siswa,
menggunakan angket dan tes
G. Hipotesis
1. Adanya hubungan positif dan kuat antara ice breaker dengan hasil belajar IPS siswa
kelas V SDN 095204 Kecamatan Tanah jawa Kabupaten Simalungun
2. Adanya hubungan positif dan kuat antara ice breaker dengan motivasi belajar siswa
kelas V SDN 095204 Kecamatan Tanah jawa Kabupaten Simalungun
3. Adanya hubungan yang positif dan kuat antara motivasi belajar dan hasil belajar IPS
siswa kelas V SDN 095204 Kecamatan Tanah jawa Kabupaten Simalungun
4. Adanya hubungan yang positif dan kuat antara ice breaker dengan motivasi belajar
dan hasil belajar siswa kelas V SDN 095204 Kecamatan Tanah jawa Kabupaten
Simalungun
H. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, metode yang melibatkan teori, desain,
hipotesis dan penentuan subjek yang didukung dengan pengumpulan data dan melakukan
analisa data sebelum pengambilan kesimpulan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, suatu set tindakan dan pengamatan, yang
dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis atau mengenali hubungan sebab
akibat antara gejala. Dalam penelitian ini, sebab dari suatu gejala akan diuji untuk
mengetahui apakah sebab tersebut memengaruhi akibat.
Pemerolehan data dengan korelasi yaitu metode analisis data kuantitatif yang bertujuan
untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel sehingga dapat memudahkan
dalam menentukan serta memprediksikan nilai variabel lain.
Daftar Pustaka
Alarifin, D. H. & Astuti, Y. (2017). Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping Disertai
Permainan Penyegar (Ice Breaking) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA
Terpadu Tahun Pelajaran 2016/2017. Kappa Journal, 1 (1),
Press, 2014
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arimbawa, I. K., Suarjana, I. M., & Arini, N. W. (2017). Pengaruh Penggunaan Ice Breaker
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Mimbar PGSD UNDIKSHA. 5(2):
halaman 1-8.
Feriady, Muhammad, dkk. 2012. Pengaruh Presepsi Siswa tentang Ketrampilan Mengajar
Guru dan Fasilitas Belajar Siswa Siswa terhadap Minat Belajar IPS Kelas VIII
SMPN 3 Purbalingga . Economic Education Analysis Journal, 1(2): 2.
Hidayah, Nurul & Hermansyah, Fiki. (2016). Hubungan Antara Motivasi Belajar dan
Putri, Anike & Pelipa Emilia. 2015. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPA Di Sekolah Dasar Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa
Volume 1, Nomor 1
Sunarto. 2012. Icebreaker dalam Pembelajaran Aktif. Cakrawala Media. Surakarta.
Susanah, Riya & Alarifin, Dedy. Penerapan Permainan Penyegar (Ice Breaking) Dalam
Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar. JPF ISSN:
2337-5973, h.42-50.