Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ICE BREAKING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DAN HASIL BELAJAR IPS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Penelitian Pendidikan

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Juwita T Sitorus (2001010157)
Miftahul N Ulva (2001010171)
Devi k Saragih (2001010142)
Yeni S Safariani Purba (2001010168)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANG SIANTAR
2022

A. Latar Belakang Masalah


Kualitas pendidikan di Indonesia masih belum optimal. Pembelajaran di sekolah
seharusnya dilakukan dengan menciptakan suasana pembelajaran yang inspiratif,
menyenangkan, efektif dan memotivasi siswa. Namun masih ditemukan pembelajaran yang
kurang inspiratif dan menyenangkan sehingga akan berpengaruh terhadap antusiasme siswa
dalam dunia pendidikan. Hal ini dibuktikan dalam data peringkat pendidikan wilayah
ASEAN tahun 2017, Indonesia menempati peringkat kelima dari sembilan negara dengan
skor 0,603. Berdasarkan data UNESCO, di Indonesia terdapat 11% murid gagal menuntaskan
pendidikan dan berdasarkan data oleh US News and World Report, BAV Group, dan
Wharton School of the University of Pennsylvania yang dipublikasi oleh World Population
Review, pada tahun 2021 lalu Indonesia masih berada di peringkat ke-54 dari total 78 negara
yang masuk dalam pemeringkatan tingkat pendidikan dunia. Artinya kualitas pendidikan di
Indonesia masih belum optimal. Dari permasalahan tersebut, maka harus dilakukan
peningkatan kualitas pendidikan baik itu faktor, guru maupun dari siswa.
Menurut Setyasto (2014: 129) mata pelajaran IPS memiliki cakupan materi yang sangat
luas dan terdiri dari aspek hafalan sehingga mengakibatkan tingkat pemahaman peserta didik
terhadap materi rendah, yang berdampak pada hasil belajar peserta didik menjadi rendah. Hal
ini sejalan dengan pendapat Feriady (2012: 2) bahwa pelajaran IPS dianggap sebagai
pelajaran yang membosankan dan kurang diminati siswa karena sebagian besar materi dalam
pelajaran IPS adalah materi hafalan.
Permasalahann tersebut juga terjadi di kelas V SDN 095204 Kecamatan Tanah Jawa
Kabupaten Simalungun, berdasarkan pengamatan dan wawancara yang kami lakukan kepada
guru respon siswanya kurang aktif saat belajar materi IPS dan hasil belajar IPS siswa
memiliki nilai yang kurang bagus, dan biasanya disebabkan oleh peserta didik yang merasa
bosan dan jenuh dengan pembelajaran tersebut hanya berisikan teori.
Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, (Hidayah & Hermansyah
(2016)). Motivasi belajar yang dimiliki siswa-siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran
sangat berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu
(Nashar(2004:11)).
Menurut Arimbawa, Suarjana, & Arini (2017:4), ice breaking merupakan suatu kegiatan
yang dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Bermakna dalam hal ini yaitu adanya
suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan sehingga dapat menciptakan rasa
nyaman siswa dalam belajar. Rasa nyaman tersebut diharapkan dapat membuat siswa lebih
fokus dan berkonsentrasi dalam proses belajar mengajar yang berujung pada peningkatan
hasil belajar. Lebih lanjut Alarifin & Astuti (2017:74) mengutarakan bahwa fungsi Ice
breaking adalah mencairkan suasana pembelajaran agar siswa dapat berkonsentrasi. Semakin
siswa berkonsentrasi dalam pembelajaran, maka hasil belajar yang diperoleh juga semakin
maksimal.

Untuk memperkuat alasan peneliti mengkaji tentang ice breaking dan motivasi belajar,
berikut adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya
yang menunjukkan hasil yang signifikan antara pemberian ice breaking maupun motivasi
belajar dengan hasil belajar, beberapa diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Susanah (2014) kegiatan pembelajaran dengan menerapkan permainan penyegar (ice
breaking) dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar. Putri(2015) terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa . Berdasarkan
uraian latar belakang tersebut peneliti memandang penelitian ini sangat penting bagi peneliti
dan untuk menambah kajian mengenai ice breaking, motivasi belajar, dan hasil belajar. Untuk
itu perlu diadakan kajian dalam bentuk penelitian dengan judul “Hubungan Ice Breaking
dengan
Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 095204 kecamatan Tanah Jawa
Kabupaten Simalungun

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan ice breaking dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN
095204 kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun ?
2. Bagaimana hubungan ice breaking dengan motivasi belajar siswa kelas V SDN
095204 kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun?
3. Bagaimana hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN
095204 kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan mengetahui hubungan ice breaking dengan hasil belajar IPS siswa
kelas V SDN 095204 kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun
2. Untuk menguji dan mengetahui hubungan ice breaking dengan motivasi belajar siswa
kelas V SDN 095204 kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun?
3. Untuk menguji dan mengetahui hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar IPS
siswa kelas V SDN 095204 kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun?

E. Manfaat penelitian

a. Menambah wawasan, hasil belajar IPS siswa meningkat dan proses pembelajaran jadi
lebih menyenangkan
b. Dengan diketahui adanya hubungan positif dan kuat antara ice breaking dengan
motivasi belajar maka pendidik dapat menggunakan ice breaking untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa
c. Dengan diketahui adanya hubungan yang positif dan kuat antara ice breaking dan
hasil belajar maka guru dapat menggunakan ice breaking untuk meningkatkan hasil
belajar IPS siswa

F. Kajian Teori

Menurut Susanto (2014: 4), belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang
dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadi perubahan perilaku yang baik
dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak, menurut Lucy (2012:50) menyatakan
bahwa otak tidak dapat dipaksa untuk melakukan fokus dalam waktu yang lama, menurut
Sunarto (2012:3) menjelaskan bahwa ketika pikiran tidak bisa terfokus lagi, maka segera di
butuhkan upaya pemusatan perhatian kembali. Menurut Setyasto (2014: 129) mata pelajaran
IPS memiliki cakupan materi yang sangat luas dan terdiri dari aspek hafalan sehingga
mengakibatkan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi rendah, yang berdampak
pada hasil belajar peserta didik menjadi rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat Feriady
(2012: 2) bahwa pelajaran IPS dianggap sebagai pelajaran yang membosankan dan kurang
diminati siswa karena sebagian besar materi dalam pelajaran IPS adalah materi hafalan.

• Ice Breaking

Menurut Arimbawa, Suarjana, & Arini (2017:4), ice breaking merupakan suatu kegiatan
yang dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Bermakna dalam hal ini yaitu adanya
suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan sehingga dapat menciptakan rasa
nyaman siswa dalam belajar. Rasa nyaman tersebut diharapkan dapat membuat siswa lebih
fokus dan berkonsentrasi dalam proses belajar mengajar yang berujung pada peningkatan
hasil belajar. Lebih lanjut Alarifin & Astuti (2017:74) mengutarakan bahwa fungsi Ice
breaking adalah mencairkan suasana pembelajaran agar siswa dapat berkonsentrasi. Semakin
siswa berkonsentrasi dalam pembelajaran, maka hasil belajar yang diperoleh juga semakin
maksimal. Susanah (2014) kegiatan pembelajaran dengan menerapkan permainan penyegar
(ice breaking) dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar.
Menurut Sunarto (2012:3) menjelaskan bahwa ketika pikiran tidak bisa terfokus lagi, maka
segera di butuhkan upaya pemusatan perhatian kembali. Upaya yang bisa dilakukan oleh guru
konvensional adalah dengan meningkatkan intonasi suara yang lebih keras lagi, mengancam
atau bahkan memukul-mukul meja untuk meminta perhatian kembali. Upaya demikian
sebenarnya justru semakin memperparah situasi pembelajaran, karena sebenarnya proses
pembelajaran sangat dibutuhkan keterlibatan emosional siswa. Dengan demikian sangatlah
penting bagi guru untuk menguasai berbagai teknik ice breaking dalam upaya untuk terus
menjaga stamina belajar para siswanya.
Contoh ice breaking yang akan kami lakukan adalah berupa yel-yel dan nyanyian

• Motivasi
Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, Hidayah & Hermansyah (2016)
Motivasi belajar yang dimiliki siswa-siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat
berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu (Nashar,
2004:11). Putri(2015) terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan
hasil belajar siswa Indikator motivasi
1. Tekun menghadapi tugas
2. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
3. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
4. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

• Hasil Belajar
Menurut Rusmono (2017) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah perubahan perilaku
individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan pisikomotorik. Menurut Suprijono
(2013:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap,
apresiasi dan ketrampilan, Maka Hasil belajar adalah perwujudan perilaku belajar yang
biasanya terlihat dalam perubahan, kebiasaan, keterampilan, sikap, pengamatan, dan
kemampuan.
Indikator hasil belajar contoh pada materi :Interaksi manusia dan lingkungannya pada tema 4

1) Menyebutakn macam-,macam interaksi manusia dengan lingkungannya


2) Berinteraksi dengan baik terhadap teman-temannya
3) Berbicara dengan sopan dan santun kepada guru dan orang yang lebih tua

• Hubungan Antara variabel


1) Hubungan tak simetris ditandai dengan adanya hubungan atau kaitan antara variabel
yang satu dengan variabel yang lainnya.
2) Hubungan positif artinya terdapat hubungan yang searah. Misalnya makin tinggi
motivasi peserta didik maka hasil belajar akan semakin tinggi atau meningkatkan.
3) Hubungan fungsional adalah variabel (variabel bebas dan terikat) menunjukan adanya
kaitan fungsi, misalnya ice breaking dan motivasi sama-sama memiliki fungsi
meningkatkan hasil belajar.

G. Hipotesis

1. Adanya hubungan positif dan kuat antara ice breaking dengan hasil belajar IPS siswa
kelas V SDN 095204 Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun
2. Adanya hubungan positif dan kuat antara ice breaking dengan motivasi belajar siswa
kelas V SDN 095204 Kecamatan Tanah jawa Kabupaten Simalungun
“Ice breaking sebagai aktivitas /kegiatan yang berisi permainan sederhana dan ringan
yang berfungsi untuk mencairkan suasana agar tidak kaku sehingga suasana menjadi
nyaman yang mampu meningkatkan motivasi peserta didik untuk mengikuti kegiatan
selanjutnya. Pada dasarnya manusia tidak mampu berkonsentrasi terhadap sesuatu
dengan waktu yang lama. Apalagi jika sesuatu itu tidak kita sukai. Maka dari itu ice
breaking berperan menjadi pemberi energi. Ketika kita menggunakan ice breaking
sebagai media untuk pengalihan perhatian, maka fokus siswa pada pembelajaran
maka otomatis akan meningkat.”

3. Adanya hubungan yang positif dan kuat antara motivasi belajar dan hasil belajar IPS
siswa kelas V SDN 095204 Kecamatan Tanah jawa Kabupaten Simalungun
“Semakin tinggi motivasi yang dimiliki siswa akan mendorong siswa belajar lebih
giat lagi dan frekuensi belajarnya menjadi semakin meningkat, sehingga hasil
belajarnyapun meningkat. Artinya semakin baik motivasi belajar siswa maka hasil
belajarnya juga akan semakin tinggi,”

H. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, metode yang melibatkan teori, desain,
hipotesis dan penentuan subjek yang didukung dengan pengumpulan data dan melakukan
analisa data sebelum pengambilan kesimpulan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, suatu set tindakan dan pengamatan, yang
dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis atau mengenali hubungan sebab
akibat antara gejala. Dalam penelitian ini, sebab dari suatu gejala akan diuji untuk mengetahui
apakah sebab tersebut memengaruhi akibat.
Pemerolehan data dengan korelasi yaitu metode analisis data kuantitatif yang bertujuan
untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel sehingga dapat memudahkan
dalam menentukan serta memprediksikan nilai variabel lain.
Ice breaking akan dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dalam kurun waktu 10-15 menit,
alat yang akan digunakan untuk mengukur motivasi adalah dengan menggunakan angket dan
untuk mengukur hasil belajar dengan menggunakan tes

Daftar Pustaka

Alarifin, D. H. & Astuti, Y. (2017). Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping Disertai
Permainan Penyegar (Ice Breaking) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA
Terpadu Tahun Pelajaran 2016/2017. Kappa Journal, 1 (1),

Ardi, N. Setyanto. 2014. Panduan Sukses Komunikasi Belajar-Mengajar. Jogjakarta: DIVA

Press, 2014

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Arimbawa, I. K., Suarjana, I. M., & Arini, N. W. (2017). Pengaruh Penggunaan Ice Breaker

Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Mimbar PGSD UNDIKSHA. 5(2):

halaman 1-8.

Bryman, A. (2016). Social research methods. Oxford university press.

Feriady, Muhammad, dkk. 2012. Pengaruh Presepsi Siswa tentang Ketrampilan Mengajar
Guru dan Fasilitas Belajar Siswa Siswa terhadap Minat Belajar IPS Kelas VIII
SMPN 3 Purbalingga . Economic Education Analysis Journal, 1(2): 2.

Hidayah, Nurul & Hermansyah, Fiki. (2016). Hubungan Antara Motivasi Belajar dan

Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2


Bandar Lampung, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Volume 3 Nomor 2.
Nashar, H. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran .
Jakarta: Delia Press

Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar proses

Putri, Anike & Pelipa Emilia. 2015. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPA Di Sekolah Dasar Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa
Volume 1, Nomor 1

Sunarto. 2012. Icebreaker dalam Pembelajaran Aktif. Cakrawala Media. Surakarta.

Susanah, Riya & Alarifin, Dedy. Penerapan Permainan Penyegar (Ice Breaking) Dalam
Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar. JPF ISSN:

2337-5973, h.42-50.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.

Undang- Undang nomor 2 pasal 4 tahun 1989.

Anda mungkin juga menyukai