Struktur Beton 1
06 & Flexural Strength – T Beam
07 Fakultas
TEKNIK Erlangga Rizqi Fitriansyah, MT
Program Studi
Teknik Sipil
Struktur Beton 1
Struktur
Beton 1
Kolom
Balok dan Pelat
Kolom
• Umumnya langkah pengecoran gedung: cor kolom – cor balok dan pelat –
cor kolom, dst
• Balok dan pelat dikerjakan pada waktu bersamaan
Balok T-Beam
• Karena monolith, pelat di sekitar balok dapat dianggap bagian dari balok
dalam menerima gaya momen sehingga membentuk seolah-olah balok
berbentuk T
Daerah tumpuan vs lapangan
• Tumpuan: atas tarik, bawah tekan, Lapangan: atas tekan, bawah tarik
• Sehingga flange pada balok T-beam hanya berkonstribusi pada posisi lapangan
• Area tekan beton dapat melebihi tebal flange (gambar d) atau tidak (gambar b)
Lebar efektif flange T-beam (be)
Case 2
Daerah tekan melebihi tebal flange (a > hf)
Analisa kuat momen T-beam pada momen positif
a ≤ hf a > hf
Catatan: perhitungan case 1 sama persis dengan balok biasa (ppt pertemuan 2)
Analisa kuat momen T-beam pada momen positif
Nilai a di atas salah,
Case 2 harus dihitung ulang
Ccf adalah gaya tekan dari flange
Karena
Fungsi:
• Untuk mencegah kegagalan secara mendadak
• Tulangan yang terlalu sedikit juga tidak memberikan kekuatan
tambahan karena posisinya yang berada di dalam beton
Contoh kasus 1
Potongan A-A
Contoh kasus 1
Kuat momen pada potongan A-A (daerah lapangan)
2
Contoh kasus
Contoh kasus 2
6D25
Contoh kasus 2
2. Karena a > hf, maka asumsi diatas ternyata salah, balok-T masuk pada ‘Case 2’
a
Contoh kasus 2
𝑓𝑦 420
𝜀𝑦 = = = 0,0021
𝐸 200000
Karena εs > εy maka tulangan tarik sudah meleleh
Contoh kasus 2
5. Menghitung kuat momen
ℎ𝑓 𝑎
𝑀𝑛 = 𝐶𝑐𝑓 𝑑 − + 𝐶𝑐𝑤 𝑑 −
2 2
120 206,4
= 408000 620 − + 877200 620 − = 681816960 𝑁𝑚𝑚
2 2
= 681,82 𝑘𝑁𝑚