َ َ ا َ َّ
َّسن َن مlِ ِ َو نم َُ اذ نم َ ً ُ َ َ َ َ َ ُ ً َ َ َ َ نم ً َ َ َّ
ِ ح ْ ِم هن د ب ح اد اأ ِّ ّ َ ا َّب ا د ا أ ن س ن أl l َ ُِت م ُ َريl ِ
َ َ lِ ُ ه ِل
ِخ ت
َّ َ
ه ِلl ِ ِ أ ُِت َم ه ِل مl َّ ََِ ن
ً َ نم َ َّ ب ا َ َ
َُ َر َُ و ۟ ه و ن أ ْ l ِ ه ِلl ِ ََّا وl ِ َا تأ ْ ِ ْا اl ِ ب
ً ِ
ُ َا
ِْ ذ
َ َ ا ًَ ا ب َ ّ
هلد
ا تأ ا ِ ِوl ِ ّ ن ْ ا و
Terjemah Arti: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan
itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka
menyesal).
asyaddu hubban lillah. Hub artinya kecintaan atau kerinduan. Asyaddu adalah kata superlatif
syadiid (sangat). Asyaddu hubban berarti sikap yang menunjukkan kecintaan atau kerinduan
luar biasa. Lillah artinya kepada atau terhadap Allah. Dari ayat tersebut tergambar bahwa iman
adalah sikap (atitude), yaitu kondisi mental yang menunjukkan kecenderungan atau keinginan
luar biasa terhadap Allah. Orang-orang yang beriman kepada Allah berarti orang yang rela
mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh
Allah kepadanya.
(ii) Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?
Keimanan berasal dari kata dasar “Iman”. Untuk memahami pengertian iman dalam ajaran
Islam strateginya yaitu mengumpulkan ayat-ayat Al-quran atau hadits yang
redaksionalnya terdapat kata iman, atau kata lain yang dibentuk dari kata tersebut yaitu
“aamana” (fi'il
madhi/bentuk telah), “yu’minu" (fi'il mudhari/bentuk sedang atau akan), dan mukminun
(pelaku/orang yang beriman). Selanjutnya dari ayat-ayat atau hadits tersebut dicari
pengertiannya
b. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!
َُ ْ ق ا
ً ْ ن هن ْ ل ً َ ب َ َ َ َ ب َ َ
رو
ُ
َ ُ ب ِم
z l ِلl ِ ن م ل بl ِ ذ أا َّد ِ
ُ َ
َم ََِ ُ َۖ ب ح َ ا
سح
َ َ َ ًَ َ ُ ً ُ َ ق ا ِ ِ ًَ ُ َ ًَ َ
ب ح ا ذ ْ م لl َ ّ بن و َّ َّب l َ ب حl َ ّ َّب
ّ ِْه َرأ
ُ
ّا
ُ ً َ َ ق ا َ ُ َ َ َ َ ب َ ئ ن َ
Bح ا َ ا و ل iل و ان و َّ ب ا َ lو ن ِ lك ون
ٱ َ ْ َ
ًِ هن و Bح
َ ُ َ ْ ئَ ن َ ً ُ َ ُ َ
ّ ك ا َ lو ن ِ۟ ُ ۚٓ ا د ا ونح م ا َأ ذأ
c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179 tersebut?
Pengertian iman menurut Al-Quran Surah Al-A'raf ayat 179 bahwa iman adalah meyakini
dengan hati dan dibuktikan dalam amal perbuatan dengan menggunakan seluruh indera yang
ada. Manusia dan jin dianugerahkan Allah dengan hati, namun sayangnya hati tersebut tidak
digunakan untuk meyakini ayat-ayat Allah serta tidak mengimani Allah. Manusia dan jin lebih
mendahulukan hawa nafsunya sehingga tidak menggunakan segala pemberiannya untuk
semakin menguatkan keimanan dan ketakwaannya. Seharusnya dengan hati, akal, dan seluruh
anggota tubuh yang dianugerahkan oleh Allah, manusia dan jin dapat semakin yakin akan
beradaan Allah, kebesaran, dan kekuasaan Allah. Manusia dan jin akan semakin taat dan mau
beribadah hanya kepada Allah.
d. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut?
- (QS. Al- Baqarah (2) : 165), Keimanan berasal dari kata dasar “Iman”. Untuk memahami
pengertian iman dalam ajaran Islam strateginya yaitu mengumpulkan ayat-ayat Al-quran atau
hadits yang redaksionalnya terdapat kata iman, atau kata lain yang dibentuk dari kata tersebut
yaitu “aamana” , “yu’minu” , dan mukminun .
- (QS. Al-A’raaf (7):179), Manusia dan jin dianugerahkan Allah dengan hati, namun sayangnya
hati tersebut tidak digunakan untuk meyakini ayat-ayat Allah serta tidak mengimani
Allah. Seharusnya dengan hati, akal, dan seluruh anggota tubuh yang dianugerahkan oleh
Allah, manusia dan jin dapat semakin yakin akan beradaan Allah, kebesaran, dan kekuasaan
Allah. Manusia dan jin akan semakin taat dan mau beribadah hanya kepada Allah.
2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik dan
pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya diisyaratkan
dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan Q.S. Qaaf (50) : 16.
a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut kedua ayat tersebut!
- Terjemahan : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (Ali ‘Imran Ayat 190)
-Terjemahan : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali ‘Imran Ayat 191)
Penjelasan : (Ali ‘Imran Ayat 190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi yang tanpa
ada contoh sebelumnya dan dalam pergantian malam dan siang dan perbedaan waktu
keduanya dengan memanjang dan memendek benar-benar merupakan petunjuk-petunjuk dan
bukti-bukti yang agung atas keesaan Allah bagi orang-orang yang mempunyai akal-akal yang
selamat. (Ali ‘Imran Ayat 191) Yaitu orang-orang yang mengingat Allah dalam semua kondisi
mereka, baik berdiri,duduk dan dalam keadaan mereka berbaring. Mereka mentadaburi dalam
penciptaan langit dan bumi seraya berkata, ”wahai tuhan kami, Engkau tidaklah menciptakan
makhluk ciptaan ini dengan sia-sia. Dan Engkah Maha suci dari hal itu. Maka jauhkanlah dari
kami siksaan neraka.
b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50) : 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut ayat tersebut!
- Terjemahan : Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
- Penjelasan : Sungguh Kami telah menciptakan manusia, dan Kami mengetahui apa yang
dibicarakan oleh hatinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada hablil warid, yaitu urat lehernya
yang bersambung dengan hati.
Dan di antara bukti kekuasaan Allah bahwasanya Allah menciptakan manusia dan
menjadikannya ada dari ketiadaan, dan bahwasanya Allah mengetahui hal yang
membahayakan, serta apa yang disembunyikan dalam hati. Sungguh Allah Maha Dekat
daripada urat leher, yaitu urat yang mengalirkan darah yang terhubung kepada jantung, maka
tiada yang tersembunyi bagi Allah sesuatu pun selamanya.
Pengertian terminologis sendiri adalah suatu penjelasan atas istilah, kata, konsep, maupun hal-
hal tertentu yang dapat memberikan pemahaman bagi manusia. Terminologis dalam
masyarakat artinya suatu konsep,gabungan yang digunakan masyarakat untuk mencakup
pembentukan suatu budaya.
b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan QS.
Az-Zukhruf: 32
Melalui surat ini Allah SWT memberitahukan bahwa tujuan penciptaan Adam dan
Hawa untuk mewariskan keturunan yang tersebar di muka bumi ini.Kemudian Allah SWT
menyebarkan laki-laki dan perempuan dalam jumlah yang banyak serta menjadikan mereka
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Tujuan mereka membentuk suku bangsa atau kelompok
tertentu agar saling mengenal. Dengan mengenal satu sama lain, mereka bisa saling tolong-
menolong, bantu-membantu, dan saling memenuhi hak-hak kerabat sekitar mereka.
Dapat disimpulkan melalui Surat Al Hujurat ayat 13, Allah SWT secara tegas melarang
segala bentuk tindakan kebencian kepada sesama manusia dengan mengatasnamakan suku,
ras, agama, dan lain sebagainya.Pentingnya kesadaran dan meningkatkan rasa toleransi
terhadap sesama perlu diwujudkan agar manusia tidak semena-mena melakukan tindakan
diskriminasi, rasisme, atau tindakan sejenis lainnya. Selain Islam melarangnya, tindakan ini
justru akan memecah belah bangsa dan menimbulkan kekacauan.
c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani!
5. Supremasi hukum
Supremasi hukum atau dalam KBBI diartikan sebagai kekuasaan tertinggi dalam hukum
memiliki arti bahwa terdapat jaminan terciptanya keadilan yang bisa dicapai bila menempatkan
hukum sebagai kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara. Tentu keadilan tersebut akan tercipta
apabila hukum diberlakukan secara netral, dalam artian tidak adanya pengecualian untuk
memperoleh suatu kebenaran atas nama hukum.
6. Keadilan sosial
Keadilan sosial atau social justice merupakan suatu keseimbangan dan pembagian yang
proporsional atau sesuai antara hak dan kewajiban antar warga dan negara yang meliputi
seluruh aspek kehidupan. Artinya seorang warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap
negaranya. Begitupula pula sebuah negara juga memiliki hak dan kewajiban atas warganya.
Yang mana hak dan kewajiban tersebut memiliki porsi atau ukuran yang sama sehingga
berimbang. Plural atau keberagaman pasti akan terjadi dalam kalangan masyarakat terlebih
dalam suatu negara yang merupakan kesatuan atau kumpulan dari berbagai kelompok
masyarakat, terlepas dari masyarakat asli maupun pendatang yang menutuskan untuk tinggal di
dalamnya.
Sedemikian sehingga yang dimaksud dengan pluralisme adalah sebuah sikap menerima dan
mengakui fakta serta tulus bahwa masyarakat itu bersifat majemuk atau beragam dan dapat
menjadi penyebab terciptanya masyarakat majemuk dan multikultural. Mulai dari kebiasaan,
nilai norma, dan kebudayaannya, seperti contohnya Negara kita sendiri, yaitu Indonesia.
Banyak sekali keragaman masyarakat, mulai dari bahasa, suku, agama, etnis, dan budayanya.
Sebagai masyarakat madani, tentunya sikap tersebut, yaitu pluralisme harus dimiliki dan dijaga
serta berkeyakinan bahwa keberagaman itu bernilai positif yang dirahmatkan oleh Sang Maha
Pencipta.
7. Partisipasi sosial
Berpatisipasi dalam lingkungan sosial merupakan salah satu cara untuk menjalin hubungan dan
kerjasama antar individu maupun kelompok untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Partisipasi
sosial yang bersih tanpa rekayasa merupakan awal yang baik untuk menciptakan masyarakat
madani. Hal ini bisa saja terjadi apabila terdapat nuansa yang memungkinkan otonomi (hak dan
kewajiban) individu terjaga dengan baik. Artinya dalam masyarakat madani harus seimbang
antara hak dan kewajibannya sesama individu. Sedemikian sehingga tercipta keadilan sosial
atau social justice sebagaimana telah disebutkan sebelumnya pada poin kedelapan.
Prinsip masyarakat beradab dan sejahtera (masyarakat madani) adalah keadilan sosial,
egalitarianisme, pluralisme, supremasi hukum, dan pengawasan sosial.
- Keadilan sosial adalah tindakan adil terhadap setiap orang dan membebaskan
segala penindasan.
- Egalitarianisme adalah kesamaan tanpa diskriminasi baik etnis, agama, suku, dll.