Anda di halaman 1dari 2

1. Hak yang dijakin oleh UUD 1945 adalah sebagai berikut : mkri.

com
a) Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan. (pasal 28A).
b) Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah. (Pasal
28B ayat 1).
c) Hak mengembangkan diri. (Pasal 28C ayat 1).
d) Hak memperoleh keadilan. (Pasal 28D ayat 1).
e) Hak atas kebebasan pribadi. (Pasal 28I ayat 1).
f) Hak atas rasa aman. (Pasal 28G ayat 1).
g) Hak atas kesejahteraan kehidupan yang layak. (Pasal 28C ayat 1).
h) Hak turut serta dalam pemerintahan. (Pasal 27 ayat 3).
i) Hak wanita. (Pasal 49 ayat 1).
j) Hak anak. (Pasal 9 ayat 1A dan pasal 54 ayat 1).

2. Perkembangan HAM di dunia dimulai dari filsofis yunani seperti Socrates dan Pluto yang
meletakkan dasar bagj perlindungan dan jaminan HAM yang mana akan tercapai bila warga
melaksanakan hak dan kewajibanya masing-masing karena pada saat itu nilai-nilai keadilan
dan kebenaran tidak diakui. Maka dari itu,sejarah umat manusia mencatat perjuangan
manusia dan menuntut apa yang menjadi haknya dan perjuangan tersebut tampak adanya
berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil disusun dan disahkan seperti piagam magna
charta yang berisi dokumen yang mencatat beberapa hak yang diberikan oleh Raja John
sekaligus membatasi kekuasaan Raja John,bill of rights suatu undang undang yang diterima
oleh parlemen Inggris dari perlawanan Raja James II,declaration of independence suatu
deklarasi yang mebyatakan bahwa HAM adalah anugrah dari Tuhan,declaration des droits
suatu naskah yang dicetuskan pada permulaan revolusi Prancis terhadap perlawanan
kesewengan rezim lama,bill of rights,suatu naskah yang disusun oleh Amerika dan menjadi
bgaian dari Undang-undang. Karena dianggap kurang sempurna,maka dicetuskan hak hak
lain yang mana pada tahun 1941,Presiden Flankin D Roooselvet mencetuskan 4 kebebasan
diantaranya kebebsana untuk berbicara,memilih agama sesuai keyakinan,kebebasan dari
rasa takut,kebebasan dari kekurangan dan rasa lapar. Kemudian,hal inilah yang menjadi
untuk membentuk komisi hak asasi pada tahun 1946 dan pada tanggal 10 Desember tahun
1948 negara yang tergabung dalam PBB menerima pernyataan sedunia HAM. Pada tahun
1966,sidang umum PBB menyetujui perjanjian tentang ekonomi,sosial,budaya,sipil dan
politik

3. Tiga tahapan pembuatan perjanjian Internasional antara lain :

a). Perundingan (negoitation) = pendekatan oleh pihak yang bermaksud mengadakan perjanjian
internasional yang dilakukan secara resmi oleh orang yang mewakiki negaranya.

b). Penandatanganan (signature) = setelah diadakan perundingan,maka wakil negara


menandatangani kesepakatan teks perjanjian internasioanl.

c). Pengesahan (ratification) = mengesahkan atau persetujuan sebuah naskah suatu perjanjian
internasional atas nama negara.

4. Pandangan HAM secara partikukar relatif ini memandang bahwa persoalan HAM sebagai masalah
nasioanl dan dalam pelaksanaanya ini bergantung pada pemimpin negara. Pandangan ini juga bisa
menolak ketentuan internasional HAM jika di dalamnya terdapat dokumen yang tidak selaras
dengan karakteristik budaya bangsa karena dokumen HAM internasional ini harus bersumber pada
nilai budaya bangsa di dunia. Oleh karena itu,keputusan negara untuk menerima atau menolak
kaidah hukum internasional tentang perlindungan HAM berada sepenuhnya pada sumber hukum
yang berlaku di negara yang bersangkutan karena pandangan ini relevan dengan ide dasar
perlindungan HAM sebagaimana yang tertera dalam pernyataan umum hak hak manusia.

5. Pandangan hukum internasional dalam konteks HAM terdiri dari 4 yaitu pandangan universaal
absolut,universal relatif,partikularistik absolut,dan partikularistik relatif.

a). Universal absolut = sebuah pandangan relatif yang menganggap perlindungan HAM bersifat
universal/mutlak yang tidaj busa ditawar.

b). Universal relatif = pandangan ini mengakui bahwa HAM bersifat universal,namun pandangan ini
massih mengakui perkecualian yang didasarkan atas asas-asas hukum internasional.

c). Partikukaristik absolut = pandangan ini melihat HAM sebagai persoalan bangsa itu sendiru dan
dapat menolak ketentuan internasional meski tidak disertai alasan kuat dan dalam oelaksanaanya
bergantung pada pemimpin negara yang bersangkutaan

d). Partikularistik relatif = pandangan ini sifatnya sama seperti pandangan partikulatistik
absolut,hanya saja pandangan ini harus menyelaraskan dokumen oerlindungan HAM dan
penerapanya masih memperlihatkan nilai kultur atau budaya bangsa.

(Sumber : Buku Modul Hak Asasi Manusia PKN1431 ; https://referensi.elsam.or.id ;


https://bukumonline.com)

Anda mungkin juga menyukai