(INPAFI)
Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.ph p/in pafi
e-issn 2549-8258, p-issn 2337-4624
Morawa siswa masih berada di bawah KKM cermin cembung? (2) meningkatkan hasil
yang ditetapkan 70. belajar siswa dengan cara penggunaan media
Pembuatan media pembelajaran dari cermin pelepah sawit pada pembelajaran
bahan lingkungan alam sekitar bisa menjadi discovery learning.
alternatif dalam pembelajaran IPA, sehingga Ada 3 bagian pelepah kelapa sawit
kendala-kendala belajar dalam pembelajaran yaitu petiole (pangkal batang), rachis (batang
cermin dapat diatasi, siswa dapat memahami tempat munculnya daun), dan leaflets (daun).
konsep cermin dengan benar. Media Bagian pelepah kelapa sawit yang digunakan
pembelajaran dapat digunakan sebagai bahan adalah (1) rachis (batang tempat munculnya
praktikum siswa dalam memahami konsep daun) untuk cermin, (2) leaflets (daun)
cermin. Pemanfaatan lingkungan sekitar digunakan untuk lidi atau arah berkas cahaya.
dalam pembelajaran cermin adalah dengan Pada karya inovasi pembelajaran ini
menggunakan pelepah kelapa sawit dan kaleng hasil belajar cermin mencapai penilaian aspek
bekas. kognitif, afektif dan psikomotor pada
Pada pelaksaanaan pembelajaran pembelajaran cermin di Kelas VIII-2 SMP
dengan media pelepah kelapa sawit Negeri Satap Tanjung Morawa. Untuk
dibutuhkan suatu model pembelajaran yang pencapaian hasil belajar yang baik atau sesuai
akan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil duru dapat membangun situasi-situasi dengan
belajar siswa. Model discovery learning tujuan pembelajaran yang tercakup di dalam
mendorong siswa untuk mengembangkan RPP, maka guru sebaiknya tidak mengajar
pengetahuannya. Konsep diperoleh dari proses dengan monoton dan hanya ceramah saja,
mengkonstruksi pengetahuan, sehingga diharapkan dalam proses pembelajaran
konsep yang keliru dalam materi cermin dapat penyampaian materi pelajaran akan
dihindari. Dengan model discovery learning melibatkan siswa. Guru dapat membangun
membuat siswa lebih kreatif dengan berkarya, situasi-situasi sehingga siswa termotivas i
mengajukan pendapat, menganalisis , dalam mengikuti pembelajaran IPA.
menyimpulkan dan membuat hipotesis. Siswa Schunk (2009:324) menyatakan Proses
didorong mandiri di dalam belajar (Trianto, pembelajaran IPA di sekolah mencakup
2012; Sanjaya, 2010). aktivitas-aktivitas pembelajaran
Berdasarkan paparan yang di atas maka kontruktivisme yang terdiri dari mengamati
dilakukan inovasi pembelajaran dengan fenomena-fenomena, mengumpulkan data-
membuat media pembelajaran dari pelepah data, menentukan serta menguji hipotesis,
kelapa sawit dalam pembelajaran cermin datar, dengan bekerja sama dengan orang lain.
cermin cekung dan cembung dengan model Media berperan dalam proses
discovery learning pada kelas VIII semester II pembelajaran, yang merupakan penyelesaian
Tahun Ajaran 2017/2018 di SMP Negeri 5 dari kurangnya alat-alat laboratorium dalam
Satap Tanjung Morawa. Adapun rumusan memahami materi IPA. Media pembelajaran
masalah dalam penelitian ini adalah: (1) berguna menyampaikan gagasan, pesan pada
Bagaimanakah mengembangkan media materi pelajaran kepada siswa. Teori yang
pelepah kelapa sawit sehingga dapat mendasari penerapan media dalam proses
digunakan dalam proses pembelajaran cermin pembelajaran dinyatakan oleh Dale dalam
datar, cermin cekung, dan cermin cembung ? Arsyad (2013: 13) yaitu Dale’s Cone of
(2) Apakah media pembelajaran pelepah Experience (Kerucut Pengalaman Dale).
kelapa sawit cermin dengan model discovery Arsyad menyimpulkan bahwa urutan-urutan
learning dapat meningkatkan hasil belajar yang tertera dalam Gambar 1, bahwa dalam
siswa kelas VIII2 di SMP Negeri 5 Satu Attap proses pembelajaran dan interaksi mengajar
Tanjung Morawa? Tujuan penelitian adalah: belajar tidak harus selalu melalui pengalaman
(1) mengembangkan media pelepah kelapa langsung, tetapi dapat dimulai dari
sawit sehingga dapat digunakan dalam proses pengalaman yang paling sesuai dengan situasi
belajar cermin datar, cermin cekung, dan dan kondisi siswa.
64
Rusti Lumban Gaol; Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Berbantuan
Simulasi PhET terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI di SMA Negeri 13 Medan
66
Rusti Lumban Gaol; Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Berbantuan
Simulasi PhET terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI di SMA Negeri 13 Medan
Cermin cekung bersifat konvergen yaitu Titik fokus terletak di daerah semu
mengumpulkan cahaya atau berpusat (belakang cermin) sehingga sering
pada satu titik yang disebut titik fokus (f) disebut cermin negatif (f = -)
Titik fokus terletak di daerah nyata 3 sinar istimewa pada cermin cembung,
(depan cermin) sehingga sering disebut (1) sinar datang sejajar dengan sumbu
cermin positif (f = +) utama, dipantulkan seolah-olah dari
3 sinar istimewa (1) sinar datang sejajar titik fokus, (2) sinar datang menuju titik
sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama,
fokus, (2) sinar datang yang melalui titik (3) sinar datang menuju titik M
fokus (f) mengenai permukaan cermin dipantulkan seolah-olah dari titik itu
akan dipantulkan sejajar sumbu utama, juga
dan (3) sinar datang melalui titik bayangan pada cermin cembung adalah
kelengkungan cermin, dipantulkan ke maya, tegak, dan diperkecil
titik itu juga F= titik fokus, O = pusat cermin, M =
Sifat bayangan pada cermin cekung yang titik pusat kelengkungan cermi
berada di depan cermin adalah nyata, (Halliday, et al., 2010).
terbalik. (jika nomor bayangan > nomor Penerapan media cermin pelepah sawit
benda, bayangan diperbesar, nomor materi sifat cahaya pada cermin datar, cekung
bayangan < nomor benda, bayangan dan cembung dalam proses pembelajaran
diperkecil menggunakan model pembelajaran discovery
F= titik fokus, O = pusat cermin, M = learning. Siswa belajar menemukan konsep
titik pusat kelengkungan cermin dengan praktek langsung dengan media yang
telah dibuat perkelompok. Kegiatan belajar jadi
sangat aktif di dominasi oleh siswa, guru hanya
mengarahkan saja. Siswa begitu antusias dalam
kegiatan diskusi terlihat siswa sangat senang
ketika mempersentasikan karya yang dibuatnya,
ada kepuasan tersendiri bagi siswa karena
terlibat langsung dalam pembelajaran ini.
67
Jurnal Inpafi 8 (4) (2020): 63-68
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Halliday, R. et.al (2010), Fisika Dasar, Edisi
Ketujuh Jilid 2. Jakarta PT. Geloara
Perkasa
Pahan, I. (2012). Panduan Lengkap Kelapa Sawit.
Penebar Swadaya: Jakarta
Sani, R.A. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk
Gambar 7. Grafik Data Hasil Belajar Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Bumi Aksara
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran
KESIMPULAN DAN SARAN Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media Group
Kesimpulan Schunk, H., Dale. Learning Theories (2012) Teori-
Berdasarkan hasil temuan pengembangan teori Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka
dan penelitian media cermin pelepah sawit Pelajar.
dengan model discovery learning, maka dapat Sink, D. L. (2014). Designs Models and Learning
disimpulka: Theories for Adults. American Society
1. Media cermin pelepah sawit dapat for Training and Development
Trianto. (2012). Model Pembelajaran IPA,
digunakan pada pembelajaran IPA Surabaya: Ikrar Mandiri
materi cermin datar, cekung dan
cembung. Media cermin pelepah
sawit ini layak digunakan dalam
pembelajaran IPA.
2. Penggunaaan media cermin pelepah
sawit dengan model discovery
learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Siswa dapat
memahami konsep dengan baik.
Dengan penggunaan media ini
suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan, sehingga siswa
antusias untuk mengikuti
pembelajaran IPA. Proses
pengembangan media cermin
pelepah sawit ini mampu
membangun karakter siswa yaitu
sikap ilmiah (disiplin, jujur,
kerjasama, perduli lingkungan)
Saran
1. Guru dapat membuat media
pembelajaran dari bahan lingkungan
sekitar, dan barang-barang bekas
2. Pembelajaran IPA sebaiknya harus
ada percobaan, sehingga siswa
paham konsep materi IPA.
68