Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu proyek, perencanaan biasanya dilakukan untuk memastikan
bahwa suatu pekerjaan dilakukan sesuai dengan kualitas yang diinginkan, dalam
jangka waktu yang diberikan dan sesuai dengan target biaya. Penyimpangan
terhadap rencana bagaimanapun pasti terjadi dan dalam industri konstruksi dan
kejadian ini sangatlah lumrah. Penyimpangan ini terjadi disebabkan karena faktor
sifat alami dari pekerjaan konstruksi itu sendiri dan ketidak-pastian yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
Manajemen proyek terdiri dari dari struktur organisasi dari sistem
informasi.Organisasi ditetapakan oleh manajemen puncak (Top manajemen) dan
ditetapkan pula hubungan antara tim proyek dan manajemen proyek. Salah satu
struktur yang sering dipakai adalah struktur orgnisasi yang bersifat fungsional,
dimana struktur organisasi dikelompokan menurut area fungsi spesifik.
Pelaksanaan proyek konstruksi melibatkan banyak pihak, menggunakan
berbagai jenis sumber daya dan usaha serta menghadapi masalah yang sulit atau
bahkan tidak dapat dikendalikan. Hal menunjukkan bahwa diperlukan adanya
suatu alat atau metode perencanaan yang dapat membantu mengelola sumber daya
secara efektif dan yang dapat membantu mengantisipasi seawal mungkin
permasalahan-permasalahan yang akan timbul pada waktu pelaksanaan.
Pada pelakasanaan proyek pembangunan kantor Gubernur Papua oleh PT.
PP (Kontraktor) dan PT. Yodia Karya (konsultan /manajemen kontrusksi).
Dimana pada tahap pembersihan lokasi sampai pada tahap pekerjaan galian
terdapat pengunaan bore pile pada bangunan lama kantor Gubernur Papua. Maka
untuk mendukung efektivitas dan efisiensi kerja dalam pelaksanaan Pembangun
Kantor Gubernur Papua dibutuhkan manajemen yang baik agar pelaksanaan dan
pengawasan pekerjaan dapat terlaksanakan tepat waktu. Ada beberapa indikasi
masalah yang dapat menyebabkan pekerjaan proyek Pembangunan Kantor
Gubernur Papua macet atau dapat nilai minus. Diantaranya manajemen organisasi
proyek yang jelek atau kurang baik. Adapun penyebab utama manajemen
organisasi kurang baik dikarenakan tenaga kerja yang tidak mumpuni dan kualitas

1
tenaga kerja profesional kurang memadai. Dengan demikian untuk mengatasi
permasalahan tersebut penulis mengambil judul penelitian Pengaruh Organisasi
Proyek Terhadap Kinerja Pelaksanaan Konstruksi Pembangunan Kantor Gubernur
Papua.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik beberapa permasalahan
yang perlu diselesaikan, diantaranya:
1. Apa saja faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi kualitas tenaga
kerja pada perusahaan konstruksi baik pada Kontraktor maupun Konsultan?
2. Bagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan penempatan tenaga kerja di lapangan yang berkaitan dengan
struktur organisasi proyek yang kurang jelas?

1.3 Batasan Masalah


1. Responden untuk penelitian ini adalah pimpinan proyek Batasan masalah
dalam penelitian ini adalah (manajer proyek, team leader atau koordinator
proyek) yang ada di PT. PP dan Yodia Karya.
2. Penelitian ini tidak membahas secara detail perencanaan Kantor Gubernur
Papua.

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini diantaranya:
1. Mengetahui fakor-faktor internal yang mempengaruhi kualitas tenaga kerja
pada perusahaan konstruksi baik pada Kontraktor maupun Konsultan.
2. Mengetahui penyelesaian permasalahan internal yang mempengaruhi kualitas
kinerja tim proyek dalam struktur organisasi proyek pelaksanaan konstruksi
bangunan gedung.

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai pendalaman dan


pengembang ilmu dan pengetahuan masalah organisasi proyek khususnya dalam
pelaksanaan Pembangunan Kantor Gubernur Papua.

2
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II memuat teori-teori yang mendukung dan menjadi dasar
penelitian yang dilakukan pada penulisan proposal skripsi ini yaitu
mengenai proses perencanaan yang dilakukan di perusahaan jasa
konsultansi konstruksi dan cara pengukuran kinerja biaya proyek.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan
dalam penulisan proposal skripsi secara rinci tentang bahan atau
materi penelitian, alat atau instrumen penelitian dan langkah-langkah
penelitian mulai dari persiapan penelitian sampai dengan penyajian
data serta kesulitan-kesulitan yang timbul selama penelitian dan
pemecahannya.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada BAB ini akan dijabarkan analisa yang dilakukan pada Proyek
Konstruksi Pembangunan Kantor Gubernur Papua berdasarkan hasil
Uji Validitas, Uji Reabilitas, Uji Regresi Linear Berganda (Uji T, Uji
F, Uji Determinasi Berganda) yang menyebabkan keterlambatan pada
proyek tersebut.
BAB V PENUTUP
Pada BAB terakhir dalam Tugas Akhir ini akan dijabarkan rangkuman
dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta diberikan saran yang
pihak pelaksana proyek pembangunan Kantor Gubernur Papua.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kinerja Proyek


Pelaksanaan proyek konstruksi tidak lepas dari berbagai permasalahan baik
internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja proyek konstruksi khususnya
kinerja biaya, waktu dan mutu. Faktor internal proyek merupakan faktor yang
berasal dari dalam proyek baik dari pemilik, perencana, kontraktor atau konsultan.
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar proyek
konstruksi. Faktor internal dan eksternal proyek pada penelitian ini berupa faktor
penyebab terjadinya cost overrun, time overrun dan kegagalan mutu. Frederika,
A. (2017). PRODUCTIVITY AND BREAK EVEN POINT ANALYSIS OF READY MIX
CASTING. 5(1), 56–63.
Sampai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek. Apabila ingin melihat kinerja dari sebuah proyek maka lihat dari
keuangan dan waktu proyek tersebut, ketika biaya yang dikeluarkan melebihi
dari biaya yang sudah direncakan maka kinerja dari proyek tersebut dapat
dikatakan buruk; begitu juga dengan jadwal/waktu apabPelaksanaan proyek
konstruksi tidak lepas dari berbagai permasalahan baik internal dan eksternal
yang mempengaruhi kinerja proyek konstruksi khususnya kinerja biaya, waktu
dan mutu. Faktor internal proyek merupakan faktor yang berasal dari dalam
proyek baik dari pemilik, perencana, kontraktor atau konsultan. Sedangkan
faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar proyek konstruksi.
Faktor internal dan eksternal proyek pada penelitian ini berupa faktor
penyebab terjadinya cost overrun, Pelaksanaan proyek konstruksi tidak lepas
dari berbagai permasalahan baik internal dan eksternal yang mempengaruhi
kinerja proyek konstruksi khususnya kinerja biaya, waktu dan mutu. Faktor
internal proyek merupakan faktor yang berasal dari dalam proyek baik dari
pemilik, perencana, kontraktor atau konsultan. Sedangkan faktor eksternal
merupakan faktor yang berasal dari luar proyek konstruksi Tahap konsepsi
Secara umum konsepsi ini bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu inisiasi
proyek dan kelayakan. Inisiasi proyek adalah titik ketika suatu ide tentang proyek
lahir. Ide tersebut diklarifikasi dan diformulasikan dalam suatu pernyataan yang

4
jelas kemudian ditentukan dan dicari alternatif solusi untuk ide tersebut.
Sedangkan kelayakan adalah proses investigasi terhadap masalah dan
mengembangkan solusi secara lebih detail apakah penyelesaian masalah itu
cukup menguntungkan secara ekonomis dan bermanfaat (Indriani, 2019).
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dalam siklus proyek akan meliputi kegiatan penyiapan
rencana proyek secara detail dan penentuan spesifikasi proyek secara rinci.
b. Tahap Eksekusi
Pada tahap ini campur tangan pengguna jasa (user) sudah sangat kecil.
Pada pengambilan keputusan lebih banyak ditangan pelaksana proyek. Untuk
proyek konstruksi tahap ini meliputi kegiatan desain, pengadaan dan
konstruksi. Secara umum proyek mempunyai hasil akhir berupa produk fisik
akan mempunyai kegiatan eksekusi dan operasi yaitu penyerahan kepada
pengguna.
c. Tahap Operasi
Setelah hasil proyek diserahkan ke pengguna jasa (user) maka proyek
dianggap selesai. Keterlibatan kontraktor dianggap sudah selesai kemudian
pengguna jasa (user) mulai mengoperasikan hasil proyek tersebut.

Kontraktor pelaksanaan merupakan perusahaan yang bekerja dalam bidang


jasa konstruksi.jasa konstruksi dapat didefinisikan sebagai jasa layanan konsultasi jasa
perencanaan pekerjaan konstruksi. Sedangkan pekerjaan konstruksi adalah
keseluruhan atau sebagai rangkaian kegiatan perencanaan,pelaksanaa beserta
pengawasan. Sebagai perusahaan jasa konstruksi,maka kualitas sumber daya manusia
pada perusahaan kontraktor adalah merupakan salah satu aspek yang sangat penting
untuk kelangsungan hidup perusahan.
Peningkatan kualitas tenaga kerja secara garis besar dipengaruhi oleh
kedua faktor yaitu internal dan faktor eksternal. Dengan mengetahui faktor
internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi upaya peningkatan kualitas
tenaga kerja perusahaan secara bertahap dan terus menerus dapat dilakukan
sesuai dengan skla prioritas pengembangan perusahaan, sehingga misi dan
tujuan organisasi dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

5
Dalam organisasi proyek konstruksi, permasalahan yang timbul adalah sebagai
berikut:
X1 = aspek organisasi
X2 = aspek pekerja
X3 = aspek lingkungan fisik
X4 = aspek peralatan dan teknologi yang digunakan dalam proyek
X5 = aspek kualitas kinerja tim dalam struktur organisasi proyek kontraktor.
Y = aspek optimasi kinerja proyek
2.2 Dasar Teori Manajemen dan Organisasi

Manajemen proyek terdiri dari struktur organisasi dan sistem


informasi.Organisasi ditetapkan oleh manajem puncak (top manajemen) dan
ditetapkan pula hubungan antara anggota tim proyek dan manajer proyek,salah
satu struktur yang sering dipakai adalah struktur yang sering pakai adalah
struktur organisasi yang bersifat funsional, dimana struktur organisasi
dikelompokkan menurut area fungsi spesifik (Ummatin et al., 2017). Analisa
Manfaat Biaya Proyek Pembaharuan Unit. 3(1), 234–239.
2.2.1 Dasar Teori Organisasi
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.Sedangkan struktur organisasi adalah
kerangkah antara hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang
masing-masing memiliki tugas,tangungg jawab dan wewenang tertentu.
Struktur organisasi harus menunjukkan satuan-satuan organisasi dan garis
wewenang sehingga terlihat jelas batasa-batasan tugas wewenang dan
tangungg jawab dari setiap personil dalam organisasi. Dengan demikian
diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai
tujuan perusahaan. Badu, S. Q., & Djafri, N. (2013). Kepemimpinan &
Perilaku Organisasi.
2.2.2 Hirarki
Fungsi dari hierarki ini akan berkaitan dengan strategi yang
dilengkapi oleh beberapa aspek dasar. Aspek-aspek ini berupa elemen
yang akan selalu hadir dalam pembentukan fungsi manajemennya,
sehingga bisa menjadi acuan pelaku dalam merahi tujuanya sebagai
berikut.

6
1. Perencanaan
Perencanaan atau planning ini merupakan hal dasar yang dipikirkan
sebelum mengejerjakan sesuatu.Perencanaan biasanya dilengkapi
dengan sumber yang telah diriset secara detail, sehingga menjadi
informasi yang valid sebagai dasar pembentukan suatu rencana.
Hal ini merupakan hal yang dasar untuk mencapai suatu tujuan dalam
hierarki manajemen, hingga pelaku mampu melakukan evaluasi dari
berbagai riset berdasarkan data rencana awal.Hal ini juga membantu
pelaku untuk membuat rencana alternatif, jika terjadi kegagalan.
Perencanaan juga bisa fungsi untuk memilih rencana yang cocok
sehingga dapat digunakan untuk mencapai tujuan pelaku. Planning juga
merupakan hal penting,karena tanpa adanya perencanaan fungsi lainya
tidak akan berjalan dengan baik.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian atau organizing merupaka fungsi yang memiliki
tujuan untuk membagikan suatu ide besar menjadi hal yang sederhana.
Hal ini tentunya akan mempermudah pelaku yang ada bisa dilibatkan.
Pengorganisasian juga mampu membuat orang dipilih melaksanakan
tugasnya sesuai dengan potensi dan fungsinya. Sehingga,sumber daya
manusia menjadi lebih efektif dalam mengerjakan tugasnya, karena
tugas terbagi dengan baik.
Fungsi ini juga bisa berfungsi untuk menggerekan sumber daya
manusia supaya bisa bekerja sesuai dengan tupoksinya. Hal ini tentunya
bisa membangun kesadaran tersendiri untuk bergerak dan bekeja
bersama dalam mencapai tujuan perusahaan.
3. Pengarahan

Pengarahan atau directing merupakan fungsi hierarki manajemen


yang bisa dilakukan untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai
target. Hal ini tentunya dilengkapi dengan perencanaan yang baik dan
dukung oleh usaha peroganisasian. Fungsi ini juga bisa berfungsi untuk

7
mengerakan sumber daya manusia supaya bisa bekerja sesuai dengan
tupoksinya. Hal ini tentunya bisa membangun kesadaran tersendiri untuk
bergerak dan bekerja bersama dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pengarahan harus dilengkapi dengan kemampuan kepemimpinan
karena bisa membuat tujuan lebih cepat tercapai. Skil kepemimpinan
juga bisa membuat kinerja sumber daya tersebut menjadi lebih efektif.
4. Pengevaluasian

Pengevaluasian merupakan sistem untuk mengawasi dalam


melakukan evaluasi supaya kinerja setiap orang mampu
dikendalikan.Hal ini juga akan berkaitan dengan fungsi atau tidaknya
perusahaan sesuai dengan rencana awal.
Seorang pelaku atau manajer harus bisa memecahkan masalah
internal, sehingga tidak menganggu aspek eperasional perusahaan. Hal
ini tentunya akan membuat masalah menjadi lebih mudah dihadapi
sebelum menjadi lebih kompleks .
2.2.3 Tim Proyek
Membentuk tim sangat penting,terutama dalam sebuah proyek yang
diorientasikan pada lingkungan kerjanya dimana terdiri dari kegiatan antara
multidisipilin yang sangat komplek dan membutuhkan penggabungan dari
beberapa spesialisasi juga spesialisasi juga dukungan dari beberapa
kelompok. Husen, A. (2011). Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan
& Pengendalian Proyek. 69–70.
2.2.4 Sumber Proyek
Sumber daya proyek adalah sarana yang merupakan kebutuhan
untuk menjalankan proyek agar dapat mencapai tujuan dan sasaran proyek
secsrs efektif dan efesien.Perencana sumber daya yang baik sesuai dengan
kebutuhan logis proyek,akan membantu pencapaian sasaran dan tujuan
proyek secara maksimal.

2.3 Manajemen Mutu


Manajemen mutu merupakan satu cara dalam mengelola suatu organisasi
yang bersifat komprehensif dan terintergrasi.Manajemen mutu diarahkan dalam
rangkah. Nur Aisyah, R. (2018). Pengedalian biaya dan waktu pada proyek
penyelesaian gedung perawatan Obsgyn dan anak (Dua Lantai) (Study Kasus :

8
RSUD Kolonedale Kabupaten Morowali Utara). Journal of Chemical Information
and Modeling.
1. Memenuhi kebutuhan konsumen secara konsisten.
2. Mencapai peningkatan secara terus menerus dalam setiap aspek aktivitas
organisasi.

2.4 Faktor Dominan Kinerja


1. Kemampuan dan keahlian
Semakin luas keterampilan yang dimiliki oleh seorang karyawan,maka
semakin mudah karyawan tersebut dalam mencapai hasil kinerja yang
maksimal. Sedangkan keahlian merupakan pengetahuan yang dimiliki
karyawan tentang pekerjaannya.semakin baik pengetahuan karyawan
maka potensi karyawan tersebut dalam menghasilkan kinerja yang
berkualitas akan semakin tinggi.Oleh karena itu komponen yang sangat
berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan.
2. Kepribadian
Kepribadian atau karakter yang dimiliki karyawan berpengaruh
terhadap kinerjanya. Karyawan yang memiliki kepribadian yang baik
maka dapat melakukan pekerjaannya memiliki karakter ulet dan
bertanggung jawab akan melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh
dan penuh tanggung jawab sehingga hasil kinerjanya lebih baik
dibandingkan dengan karyawan deangan yang tidak memiliki karakter
tanggung jawab.
3. Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah dorongan bagi karyawan untuk melakukan
pekerjaannya.Biasanya motivasi kerja dipengaruhi oleh banyak
komponen lain seperti gaji,tunjangan kesehatan,keselamatan
kerja,kebijakan pimpinan,dan beberapa faktor lainya.Jika karyawan
memiliki dorongan yang kuat,maka karyawan aan termotivasi untuk
melakukan pekerjaannya dengan baik.Sehingga kinerja yang akan
dihasilkan karyawan tersebut akan baik pula.
2.5 Seputaran 5M Dalam Manajemen Proyek Konstruksi
Manajemen proyek konstruksi, yang juga masuk dalam kerangka ilmu

9
manajemen, berorientasi pada hasil, yang mana hasil tersebut harus dicapai
dengan tingakat efisiensi dan efektifitas yang tinggi.
Maka dari itu dikenal dengan namanya 5M dalam bidsng pekerjaan apapun yang
berkaitan dengan manajeman,termasuk proyek konstruksi. 5M ini adalah
kendalah yang sangat pentingn dan yang nantinya perlu diatur,diatur atau diatur,
agar target tercapai dengan baik.
1. Tenaga kerja (Ketenagakerjaan)
2. Mesin (peralatan)
3. Bahan (bahan bangunan)
4. Uang (uang)
5. Metode (metode yang diterapkan)
Penjelasan 5M sebagai berikut:
Tenaga kerja dalam proyek-proyek terdiri dari pekerja kasar atau
bangunan sampai pelaksana lapangan yang mewujudkan perencanaan /gambar
dari suatu konstruksi bangunan dengan penerapan displin ilmu ketenikan seperti
misalnya tukang pasang besi atau tukang pasang bekisting serta yang
lainnya.Mereka harus memiliki keterampilan sesuai tupoksi kerjanya.jika tidak
akan menghambat pelaksanaan proyek tersebut.
Dalam tingkat diatasnya tenaga kerja yang tidak berhubungan langsung
dengan pekerjaan kasar juga dibutuhkan, seperti misalnya pelaksana lapangan
yang mencatat pelaksanaan, bidang logistik yang disimpan, menjadwalkan dan
mengontrol bhan serta alat, kontrol kualitas yang mengukur kualitas pekerjaan
apakah sesuai dengan spesifikasi atau, hingga kualitas surveyor yang mencatat
kebutuhan volume pekerjaan dan kemajuan pekerjaan, sehinggah pada tingkat
tinngi,seperti keuangan hungga manajer situs mampu mengetahuai dan
mengontrol proses pekerjaan konstruksi
Selain itu peralatan juga sangat penting. Pekerjaan konstruksi
memerlukan alat-alat untuk memudahkan kita melakukan pekerjaan dengan
tujuan agar efesien dan efektif.Sejak dahulu kala peralatan-peralatan mekanis
guna keperluan konstruksi telah ditemukan. Seperti misalnya katrol, dan
peralatan penggali sederhana. Dijaman revolusi yang industri yang sudsh ada
keberapa ini, penggunaan alat terlihat dan memang semakin canggih. Apalagi

10
jika diintegrasikan dengan penerapan teknologi pintar yang bisa diakses kapan
saja semau kita.
Dalam proyek konstruksi, penggunaan alat spesifikasi biasanya
tergantung dari jenis kontruksi yang akan dilaksanakan, seperti misalnaya
penggunaan pelucuran gantry pada pekerjaan instalasi box girder pada
jembatan atau struktur jalan layang. Namun pada umumnya peralatatan-
peralatan yang bisa digunakan adalah mobil dumbtruck, loader, excavator dan
crane.
Selain itu peralatan yang digunakan para manpower/tenaga kerja kasar
juga harus dipertimbangkan.Seperti misalnya meteran, palu dan lain-lain. Di
jaman sekarang dimana orang-orang sudah semakin sadar keselamatan menjadi
salah satu kendala dan pertimbangan guna mencapai hasil yang lebih sempurna:
pekerjaan kelar,keuntungan diperoleh, tanpa perasaan bersalah telah
menghilangkan satu atau dua nyawa.
Bahan atau material juga menjadi kendala dalam proyek konstruksi karena
simpelnya begini. Bagaimana anda ingin membangun suatu jembatan atau
bendungan tanpa ada bahan-bahan seperti misalnya beton, besi, baja dan lain-
lain? Tentu dalam konstruksi bahan-bahan suatu ciptaan suatu struktur
bangunan itu sangat-sangat penting. Dalam manajemen dunia, pengaturan
bahan juga dikelola agar pelaksanaannya tetap terjaga. Kekurangan bahan dapat
berpengaruh terhadap hal lainnya. Misalnya akan berpengaruh terhadap waktu
penyelesaian,dan bisa jadi jika tambal, akan berpengaruh juga pada mutu dan
kualitas suatu pekerjaan.
Materi manajemen biasanya diurus oleh bidang logistik. Dalam proyek-
proyek, mereka mengatur sirkulasi dan distribusi pengadaan material, mulai dari
urusan pemasok material yang berkualitas tapi murah, hingga pengaturan
kudang penyimpanan material. Misalnya materia apa saja yang bisa ditumpuk
dan disimpan lebih lama, dan material apa saja yang tidak boleh disimpan dan
harus langsung dipakai.
Bidang logistik juga harus mengurus kebutuhan material sampai tingkat
nya yang bisa dianggap sepele, seperti misalnya paku atau mur dan kayu kaso,
tripleks dan lain-lain.Dalam pekerjaan konstruksi terutama yang menerapkan

11
cast in situ atau ditempat, pengunaan tripleks, kaso dan kayu akan sangat
berguna untuk pembuatan beton atau disebut bekiting. Tidak terkontrolnya
pengaturan kayu, paku, triplek ini akan membuat pembiayaan perusahaan
semakin membengkak. Pada hanya 3 materi yang kita anggap sepele saja.
Namun 3 bahan ini akan digunakan samapai pengiriman atau pekerjaan
konstruksi selesai.
Makan dari itu seorang manajer situs dan kepala logistik yang baik harus
mampu menanda dan memperkirakan materia-material mana saja yang akan
selalu digunakan terus menerus.Sehingga langkah awal yang pasti adalah
mencari rekanan pemasok yang mumpuni yang maupun memberikan harga
yang relatif murah serta dengan fasilitas plus- plus yakni pemberian
kredit/kasbon jika finansial perusahaan sedang kering. Selanjutnya berkaitan
dengan. Uang, uang dan uang.Tak sadar kita telah diperdaya olehnya. Namun
kekuatan uang atau kapital atau modal sejak dahulu kala tidak berpengaruh
terhadap apapun. Apapun itu.
Sektor yang merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan
fisik suatu bangsa dan negara membuat peluang hadirnya pundi-pundi kekayaan
bagi siapa yang terlibat didalamnya. Uang menjadi target dari para penawar jasa
konstruksi dalam sektor plat merah maupun swasta. Dalam kondisi makro ini,
kepiawaian perusahaan jasa konstruks dalam mengelola keuangan
perusahaannya akan mampu membuat perusahaannya bertahan, sekecik apapun
proyek yang didapatkan. Mulai dari skala perusahaan terbatas dengan grade 6-
7 hingga kerjasama melalui mulut yang menjadi pembuatan CV. Semua harus
piawai mengelola keuangan agar bisa bertahan dan bangkit.
Proyek konstruksi membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk
melaksanakannya. Maka dari itu dalam proses tender atau pelelangan adalah
syarat KD atau kemampuan dasar peserta lelang untuk mengikuti pelelangan.
KD, seperti dijelaskan dalam buku pelelangan jasa konstruksi karya
suparyakir, adalah kemampuan finansil penyedia jasa konstruksi calon peserta
lelang untuk mengikuti pelelangan.
Peraturan yang berlaku menetapkan, untuk kasus-kasus konstruksi dengan
kualifikasi non kecil, KD suatu peruasahaan harus 2npt. Npt adalah titik nilai

12
tertinggi yang pernah ditangani penyedia jasa konstruksi tersebut. Jadi jika suatu
perusahaan pernah menangani proyek 2 miilar,dia bisa mengikuti lelang/tender
selanjutnya dengan nilai kontrak maksimal 4 miliar.Begitu seterusnya. Dalam
dunia konstruksi, segala gambar yang ada dihitungan volumenya, selanjutnya
dari volume kita mendapatkan biaya material. Jika ditambah dengan pekerjaan
dan penerapan alat akan didapatkan rencana anggarang secara utuh. Dalam
pelaksanaan, rencana anggaran terus-menerus karena biasanya terjadi
eskakalasi harga dan lain-lain.
Lalu yang terakhir yakni metode.Metode disini bisa dianggap sebagai cara
yang kita tempuh untuk melaksanakan suatu pekerjaan konstruksi. Misalnya
pada pembangunan suatu jala tol, kita perlu memilih apakah fabrikasi beton
dikirim lewat pabarik yang masih dalam jangkauan atau mlahan justru membuat
fabrikasi beton sendiri,atau justru memilih opsi kedua-duanya.Atau misanya
Memilih precast atau cast in situ. Dan lain-lain.
Dalam metode konstruksi kitan akan dihadapakan dengan opsi-opsi yang
rasional, yang pada kelanjutannya bisa mengandung efektifitas & efesiensi yang
tinggi namun memiliki resiko yang tinggi, atau sebaliknya , risiko yang tinggi
bisa masuk ke dalam sektor keuangan dan anggarang hingga masalah
keselamatan dan keamanan. Pemilihan metode konstruksi biasanya melibatkan
penggunaan alat dan tenaga kerja yang kita pilih.
2.6 Analisasi Statistik
Secara umum, statistik adalah metode ilmiah dalam
mengumpulkan,menglarifikasihkan, meringkas, dan menganalisis data guna
mendukung pengambilan kesimpulan yang valid dan berguna sehingga dapat
menjadi dasar pengambilan keputusan yang masuk akal, analisa-analisa tersebut
sebagai berikut.
1. Analisa deskriptif, yaitu analisa untuk menggambarkan, menjabarkan dan
menguraikan data-data statistik berfrekuensi standar deviansi, median, modus
dan proporsi akan digunakan dalam analisa ini untuk menggabarkan
kecenderungan kontraktor - kontraktor di Lhokseumawe dalam penggunaan
struktur organisasi proyek konstruksi. Sun, T., & Khair. (2018). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan
Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister
Manajemen, 1(1), 59–70. https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2241

13
2. Analisa inferesial, adalah analisa dengan menggunakan data sampel untuk
memperkirakan sebuah parameter populasi yang tidak diketahui.Analisa
inferensial yang digunakan adalah Cronbach alpha dengan softwere SPSS 16
untuk menganalisa perbedaan organisasi proyek kontraktor yang satu dengan
organisasi proyek kontraktor lainya.
3. Analisa regresi, adalah analisa yang digunakan untuk memperlihatkan
huungan variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Ini
menghasilkan suatu persamaan yang menghubungkan suatu variabel tidak
bebas dengan variabel bebas yang jumlahnya lebih dari satu.

2.7 Pengujian Reliabilitas Kuesioner


Salah satu metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
co-alpha, untuk mengujinya dilakukan 4 tahap pengujian, sebagai berikut:
Uji regresi linier berganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktika ada
atau tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua variabel
bebas atau lebih (X1, X2, X3, …, Xn) dengan satu variabe terikat:
1. Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
(∑ 𝑥𝑖)2
∑ 𝑥𝑖 2 −
𝑆𝑖 = 𝑁
𝑁
Dimana:
Si : Varians skor dari tiap-tiap item pertanyaan
∑ 𝑥𝑖 2 : Jumlah kuadrat item Xi
(∑ 𝑥𝑖)2 : Jumlah item Xi yang dikuadratkan
N : Jumlah responden
Persamaan regresi linier berganda dirumuskan sebagai berikut:
a. Dua variabel bebas:
y = a + b1X1 + b2X2
b. Tiga variabel bebas:
y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
c. Empat variabel bebas:
y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

14
d. Lima variael bebas:
y = a + b1X1 +b2X2 + b3X3 + b4X4 + b
Koefisien korelasi yang biasanya digunakan untuk mengukur derajat
hubungan dari dua variabel adalah koefisien korelasi sederhana yaitu jenis
koefisien korelasi pearson (R).Rumusan untuk menghitung koefisien
pearson yaitu:
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑𝑥)(∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 ∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 } {𝑛 ∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 }
Dalam hal ini:
R = koefisien korelasi pearson
X = variabel bebas
Y = variabel terikat
n = jumlah sampel
sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X
terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinasi (R2)
sebagai berikut:
KP = R2 × 100%
Dimana:
KP = besarnya koefisien penentu (determinan)
R = koefisien korelasi.

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam proses penelitian ini
meliputi:
3.1.1 Studi Pustaka
Studi pustaka dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data
sekunder yang terkait dengan topik penelitian, yaitu Pengaruh Organisasi
Proyek Terhadap Kinerja Pelaksanaan Konstruksi Pembangunan kantor
Gubernur Papua. Adapun Penelitian ini dilakukan pada dua hal yaitu:
a. Studi pustaka terhadap materi kuliah,buku-buku tugas akhir, buku-buku
referensi, jurnal dan literatur yang terkait dengan topik penelitian.
b. Studi pada data proyek yang berkaitan dengan topik penelitian,
3.1.2 Teknik Observasi Langsung
Teknik observasi langsung merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara datang langsung ke lokasi penelitian,dimana teknik
ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data-data primer yang
dibutuhkan dalam tahap analisis. Manfaat yang di peroleh dengan datang
langsung ke lokasi penelitian adalah data primer yang diperoleh lebih
akurat dan penulis dapat mengetahui dengan pasti kondisi yang ada pada
lokasi penelitian. Adapun teknik observasi langsung ini dilakukan pada
dua hal, yaitu:
a. Teknik wawancara Teknik Wawancara yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara tanya jawab sepihak kepada yang bersangkutan (kontraktor
pelaksana dan konsultan perencana pada pelaksanaan konstruksi
pembangunan kantor gubernur papua.
b. Angket atau Kuisioner
Angket atau kuesioner disebut dengan surat menyurat karna
berhubungan dengan responden dilakukan melalui daftar pertanyaan
yang dikirimkan kepada responden. Ciri kas angket atau kuesioner
adalah terletak pada pengumpulan data melalui daftar pertayaan tertulis
yang disusun dan untuk mendapatkan informasi atau kebutuhan
narasumer data yang berupa manusia.

16
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Data Primer
Data yang diperoleh dari studi pustaka dan instansi terkait. Data Meliputi:
a. Pengamatan dan survey proyek bangunan gedung yang sedang
dilaksanakan tentang penempatan pekerja yang sesuai dengan keahliannya
b. Time schedule dan Laporan Harian digunakan sebagai dasar penentuan
letak kinerja tenaga kerja terhadap waktu penyelesaian pekerjaan proyek
konstruksi.
3.2.2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh secara langsung di lapangan.data primer meliputi:
a. Kuesioner terhadap tenagah kerja mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja tenagah kerja.
b. Wawancara terhadap konsultan mengenai hambatan yang terjadi selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
3.2.3 Waktu dan Lokasi
Pelaksanaan survey di laksanakan pada hari kerja dan hari
libur.Dengan mempertimbangkan pengaruh kinerja proyek akibat aktivitas
pada Kantor, maka diambil waktu yang paling kritis yaitu hari senin dan
jumat.Survey jln.Raya Soa,Siu Dok 2 Bawah Jayapura pengumpulan data
dilakukan observasi langsung jam 08.00 WIT. Lokasi penelitian ini dilakukan
pada Jln. Raya Soa Siu Dok 2 Bawah Jayapura. Pengaruh Orgnisasi Proyek
Terhadap Kinerja Pelaksanaan Konstruksi Kantor Jln. Raya Soa, Siu Dok 2
Bawah Jayapura Gubernur Papua.

Gambar 3. 1 Lokasi Proyek

17
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Analisa deskriptif, yaitu analisa untuk menggambarkan, menjabarkan dan
menguraikan data-data statistik berfrekuensi standar deviansi, median,modus
dan proporsi. Akan digunakan dalam analisa ini untuk menggabarkan
kecenderungan kontraktor - kontraktor di Lhokseumawe dalam penggunaan
struktur organisasi proyek konstruksi.
2. Analisa inferesial, adalah analisa dengan menggunakan data sampel untuk
memperkirakan sebuah parameter populasi yang tidak diketahui.Analisa
inferensial yang digunakan adalah Cronbach alpha dengan software SPSS
16 untuk menganalisa perbedaan organisasi proyek kontraktor yang satu
dengan organisasi proyek kontraktor lainya.
3. Analisa regresi, adalah analisa yang digunakan untuk memperlihatkan
hubungan variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Ini
menghasilkan suatu persamaan yang menghubungkan suatu variabel tidak
bebas dengan variabel bebas yang jumlahnya lebih dari satu.
3.4 Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Tahap I
Tahap persiapan.langkah yang di lakukan yaitu merumuskan masalah
penelitian,tujuan penelitian, menentukan hipotesis dan menggali kepustakaan
serta pembuatan kuesioner yang akan ditanyakan dalam penelitan agar dapat
berjalan lancar.
2. Tahap II
Tahap survey lapangan dan pengumpulan data. Langkah yang dilakukan
dalam tahap ini adalah:
a. Survey lapangan untuk melihat apakah proyek memenuhi syrat untuk
dijadikan lokasi penelitian serta melakukan proses perijinan kepada
pelaksana atau pemilik proyek.
b. Pengumpulan data tentang pengaruh kinerja terhadap pelaksanaan proye
dan waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi yang diperlukan untuk

18
mendukung penelitian dengan wawancara langsug atau pengisian
kuesioner.
3. Tahap III
Tahap penelitian adalah memetakan kinerja tenaga kerja serta scoring data
kuesioner dan rekapitulasi data masukan.
4. Tahap IV
Tahap identifikasi data. Adapun langkah yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu mengidetifikasih data penelitian menggunakan sistem rekapitulasi dari
kuesioner secara manual dengan bantuan sofwere Microsof Excel 2010.
5. Tahap V
Tahap pembahasan hasil identifikasi. Langkah yang dilakukan adalah
melakukan pembahasan dari hasil penelitian terhadap faktor- faktor yang
paling dominan mempengaruhi kinerja tenagah kerja, memetkan kinerja
tenagah kerja, dan dampaknya terhadap waktu penyelesaian pekerjaan proyek
untuk mendapatkan kesimpulan.

3.5 Jadwal Penelitian


Secara sistematis jadwal penelitian dibuat dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian

No KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL

1. Pengajuan judul proposal


2. Konsultasi penyusunan proposal
3. Lengkapi persyaratan administrasi proposal
4. Ujian sidang proposal
5. Revisi proposal
6. Pengurusan SK pembimbing tugas akhir
7. Pengumpulan data penelitian
8. Penyusunan dan bimbingan tugas akhir
9. Ujian tugas akhir
10. Revisi tugas akhir dan penjilidan

3.6 Bagan Alur Penelitian


Secara sistematis agan alur peneitian dapat digambarkan seperti dibawah
Secara sistematis agan alur peneitian dapat digamarkan seperti dibawah ini yang
menggambarkan proses peneltian dari awal sampai akhir.

19
Mulai

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


- Data dari hasil pembagian kuesioner - Pengamatan dan survey terhadap pekerja dan
kepada responden bangunan gedung
- Data Hasil wawancara langsung di - Time schedule dan laporan harian
lapangan

Analisa Data
- Identifikasidata
- Perekapan dan scoring hasil kuesioner
- Menyusun tabulasi data
- Pengujian realialitas kuesioner
- Membandingkan r hitung dan r tabel kuesioner

Memberikan saran upaya-upaya apa yang perlu


yang dilakukan dalam struktur organisasi proyek
terhadap kinerja pelakanaan konstruksi dan
waktu penyelesaian proyek yang efektif

selesai

20
BAB VI
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa
4.1.1 Analisis dan Pengukuran Variabel Berdasarkan Indikator-
Indikator
X1 = aspek organisasi
X2 = aspek pekerja
X3 = aspek lingkungan fisik
X4 = aspek peralatan dan teknologi yang digunakan dalam proyek
X5 = aspek kualitas kinerja tim dalam struktur organisasi proyek
kontraktor
Y = aspek optimasi kinerja proyek
4.1.2 Korelasi
Sebuah penelitian dikatakan terbukti keasliannya (valid) apabila dapat
dijadikan sebuah ukuran yang mampu mengungkapkan data dari variable
penelitian dengan tepat dan tidak menyimpang dari teori yang ada. Guna
mendapatkan hasil penelitian yang tepat (valid) dan reliabel dilakukan uji
validitas dan uji reabilitas.
1. Uji Validitas
Tabel 4.1 menunjukkan dengan menyediakan 20 kuesioner yang dimuat
dari 13 variabel pada Aspek Organisasi dan telah diisi oleh 10 responden
dalam penelitian ini, dicari r-tabel guna mengetahui validitas kuesioner.
Adapun persamaan yang digunakan untuk mengetahui r-tabel adalah df = N-
2 jadi berdasarkan jumlah responden pada penelitian ini diperoleh 10 - 2 = 8,
sehingga r-tabel untuk tingkat signifikansi yang digunakan 0,1 = 0,5494
(Sesuai Gambar 4.1). Total 20 kuesioner dinyatakan tepat (valid) karena r-
hitung memiliki nilai lebih besar dari r-tabel, dimana hasil ini sesuai dengan
teori bahwa r-hitung > r-tabel.

21
Gambar 4.1 Tabel r untuk DF 1 – 10
Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan apakah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam kuisioner
mengenai variabel bebas maupun variabel terikat dapat dinyatakan valid
(tepat dan tidak menyimpang dari teori yang ada). Pada point X1.7 dinyatakan
“Tidak valid” dimana bunyi dari pertanyaan tersebut adalah, “Koordinasi dan
komunikasi yang buruk antar divisi dalam organisasi kerja kontraktor pada
proyek anda”, berarti membuktikan bahwa di lokasi penelitian tidak terjadi
komunikasi serta hubungan antar divisi yang buruk.
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Aspek Organisasi
Indikator r-Tabel r-Hitung Keterangan
X1.1 0,5494 0,868 Valid
X1.2 0,5494 0,762 Valid
X1.3 0,5494 0,794 Valid
X1.4 0,5494 0,600 Valid
X1.5 0,5494 0,804 Valid
X1.6 0,5494 0,795 Valid
X1.7 0,5494 0,152 Tidak Valid
X1.8 0,5494 0,813 Valid
X1.9 0,5494 0,843 Valid
X1.10 0,5494 0,905 Valid
X1.11 0,5494 0,816 Valid
X1.12 0,5494 0,897 Valid
X1.13 0,5494 0,812 Valid
Sumber Analisa: 1.1

22
a. Kuesioner Aspek Organisasi (X1)
1. Proses sistematis untuk merencanakan
mengidenfikasikan,menganalisis dan merespon.
2. Kesalahan yang sering terjadi dan dilakukan oleh kontraktor proyek
konstruksi berujung pada kegagalan berupa keterlambatan, kerugian
dan mutu yang tidak sesuai spektek.
3. Faktor keuangan sering mengubah strategi perusahaan yang ada
mengubah rencana implentasi terhadap kesepakatan.
4. Kondisikan lingkungan kerja yang tidak layak, tidak rapih, alat
pelindung diri yang memadai dan tidak layak serta sistem peringatan
yang tidak memadai dapat menimbulkan resiko dan memperhambat
waktu pelaksanaan konstruksi.
5. Mengelolah dan mengontrol seluruh kegiatan proyek agar bisa
dilakukan secara hemat dari segi waktu dan biaya hingga mendapatkan
kualitas pekerjaan yang di inginkan dan dapat di pertangunggjawabkan.
6. Hambatan utama dalam mengimlementasikan atau metode operasi
gudang adalah keberadaan dari anggota organisasi. Kendalah budaya
organisasi yang menimbulkan situasi yang tidak kondusif bagi
manajemen untuk perbaikan dan perubahan.
7. Koordinasi dan komunikasi yang buruk antara divisi dalam organisasi
kerja kontraktor pada proyek anda.
8. Terjadinya tumpang tindih pekerjaan antara divisi dalam struktur
organisasi proyek anda.
9. Pembagian tugas (job desk) tiap divisi yang kurang jelas pada proyek
anda.
10. Buruknya ketersampain informasi dari satu divisi ke divisi lainya
pada proyek anda.
11. Kurangnya kontrol terhadap pelaksanaan proyek oleh pimpinan
proyek pada proyek anda.Kurang kejelasan arahan dalam mengambil
kebijakan sendiri pada proyek anda.
12. Kurangnya kejelasan arahan dalam mengambil kebijakan sendiri
pada proyek anda.

23
13. Buruknya hubungan koordinasi dengan pihak owner pada proyek
anda.
Tabel 4.2 menunjukkan dengan menyediakan 20 kuesioner yang dimuat
dari 6 variabel pada Aspek Lingkungan Pekerja dan telah diisi oleh 10
responden dalam penelitian ini, dicari r-tabel guna mengetahui validitas
kuesioner. Adapun persamaan yang digunakan untuk mengetahui r-tabel
adalah df = N-2 jadi berdasarkan jumlah responden pada penelitian ini
diperoleh 10 - 2 = 8, sehingga r-tabel untuk tingkat signifikansi yang
digunakan 0,1 = 0,5494 (Sesuai Gambar 4.1). Total 20 kuesioner dinyatakan
tepat (valid) karena r-hitung memiliki nilai lebih besar dari r-tabel, dimana
hasil ini sesuai dengan teori bahwa r-hitung > r-tabel.
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Aspek Pekerja
Indikator r-Tabel r-Hitung Keterangan
X2.1 0,5494 0,976 Valid
X2.2 0,5494 0,758 Valid
X2.3 0,5494 0,943 Valid
X2.4 0,5494 0,721 Valid
X2.5 0,5494 0,913 Valid
X2.6 0,5494 0,875 Valid
Sumber Analisa: 1.2

b. Kuesioner Aspek Pekerja (X2)


1. Metode pelaksanaan yang tidak efektif dapat menurunkan kinerja
parapekerja dalam pelaksanaan konstruksi
2. Waktu pelaksanaan yang tidak optimal akibat pembagian tugas yang
merangkap dan lebih bagi para pekerja.
3. Pembagian tugas bagi para pekerja sesuai kemampuan dan ahli.
4. Keberhasilan suatu proyek tergantung pada keberadaan pola dan
strategi organisasi ( tim penyedia )
5. Brifing setiap kegiatan dengan mendiskusikan durasi masing-masing
item pekerjaan yang ter jadwalkan bagi pekerja
6. Mengontrol dan mengakomodor setiap kegiatan konstruksi sesuai dan
tetap sasaran dengan mempertimbangkan sumber daya

24
Tabel 4.3 menunjukkan dengan menyediakan 20 kuesioner yang dimuat
dari 13 variabel pada Aspek Lingkungan Fisik dan telah diisi oleh 10
responden dalam penelitian ini, dicari r-tabel guna mengetahui validitas
kuesioner. Adapun persamaan yang digunakan untuk mengetahui r-tabel
adalah df = N-2 jadi berdasarkan jumlah responden pada penelitian ini
diperoleh 10 - 2 = 8, sehingga r-tabel untuk tingkat signifikansi yang
digunakan 0,1 = 0,5494 (Sesuai Gambar 4.1). Total 20 kuesioner dinyatakan
tepat (valid) karena r-hitung memiliki nilai lebih besar dari r-tabel, dimana
hasil ini sesuai dengan teori bahwa r-hitung > r-tabel.
Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Aspek Lingkungan Fisik
Indikator r-Tabel r-Hitung Keterangan
X3.1 0,5494 0,972 Valid
X3.2 0,5494 0,850 Valid
X3.3 0,5494 0,895 Valid
X3.4 0,5494 0,949 Valid
X3.5 0,5494 0,897 Valid
X3.6 0,5494 0,904 Valid
X3.7 0,5494 0,875 Valid
X3.8 0,5494 0,836 Valid
X3.9 0,5494 0,783 Valid
X3.10 0,5494 0,931 Valid
X3.11 0,5494 0,952 Valid
X3.12 0,5494 0,917 Valid
X3.13 0,5494 0,762 Valid
Sumber Analisa: 1.3
c. Kuesioner Aspek Lingkungan Fisik (X3)
1. Kegitan konstruksi yang tetap berjalan sesuai waktu yang ditentukan
berdasarkan komunikasi dan koordinasi yang baik antar tim.
2. Tepat waktu merupakan tujuan dan sasaran pelaksanaan konstruksi.
3. Kualitas dan mutu setiap pekerjaan harus secara rutin di akomodir dan
dikontrol dalam pelaksanaan konstruksi
4. Pembelanjaan material yang tidak sesuai speksifikasi agar
mendapatkan keuntungan untuk mempertahankan pekerjaan tetap
5. Brifing secara rutin sebelum dan sesudah pekerjaan dilakukan dapat
memotivasi pekerja untuk melaksanaan pekerjaan yang baik.

25
6. Kerjasama antara tim merupakan strategi yang efisean untuk
mendapatkan kualitas dan ketepatan waktu pelakasanaanyang optimal.
7. Permasalahan yang sering terjadi, diselesaikan dengan musyawarah
yang baik dengan mendapatkan saran dari setiap anggota tim.
8. Dengan membangun koordinasi dan komunikasi yang baik dalam tim
yang dapat membantu menganalisis seberapa resiko yang terjadi dalam
pelaksanaan konstruksi.
9. Konstruksi yang sudah pernah di kerjakan mengutamakan keuntungan
dari pada kualitas pekerja.
10. Kemampuan beradaptasi dalam segala perubahan baik terhadap
waktu pelaksanaan dan biaya pekerjaan dalam pelaksanaan konstruksi.
11. Lingkungan kerja yang tidak kondusif akibat kurang penerapan K3
pada lingkungan kerja dalam pelaksanaan konstruksi.
12. Kemampuan anggota memecahkan masalah merupakan hal yang
paling mendasar dalam organisasi proyek berdasarkan keahlihan
masing-masing dalam tim pada pelaksanaan konstruksi.
13. Menghargai setiap perbedaan pendapat dari anggota tim dalam
mencapai keberhasilan pelaksanaan konstruksi.
Tabel 4.4 menunjukkan dengan menyediakan 20 kuesioner yang dimuat
dari 7 variabel pada Aspek Peralatan dan Teknologi yang Digunakan Dalam
Proyek dan telah diisi oleh 10 responden dalam penelitian ini, dicari r-tabel
guna mengetahui validitas kuesioner. Adapun persamaan yang digunakan
untuk mengetahui r-tabel adalah df = N-2 jadi berdasarkan jumlah responden
pada penelitian ini diperoleh 10 - 2 = 8, sehingga r-tabel untuk tingkat
signifikansi yang digunakan 0,1 = 0,5494 (Sesuai Gambar 4.1). Total 20
kuesioner dinyatakan tepat (valid) karena r-hitung memiliki nilai lebih besar
dari r-tabel, dimana hasil ini sesuai dengan teori bahwa r-hitung > r-tabel

26
Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Aspek Peralatan dan Teknologi
yang Digunakan Dalam Proyek
Indikator r-Tabel r-Hitung Keterangan
X4.1 0,5494 0,900 Valid
X4.2 0,5494 0,930 Valid
X4.3 0,5494 0,870 Valid
X4.4 0,5494 0,899 Valid
X4.5 0,5494 0,856 Valid
X4.6 0,5494 0,863 Valid
X4.7 0,5494 0,819 Valid
Sumber Analisa: 1.4
d. Kuesioner Aspek Peralatan dan Teknologi Dalam Proyek (X4)
1. Kemampuan anggota memecahkan masalah berdasarkan bidang
keahlihan yang kompetitif atas penunjukan dan kepercayaan tim teknis
lapangan.
2. Saling percaya dalam tim pada setiap tanggungjawab yang diberikan
dalam pelaksanaan konstruksi.
3. Penggunaan alat berat berdasarkan item pekerjaan dengan estimasi
biaya yang lebih ekonomis.
4. Pengontrolan secara rutin terhadap keberadaan alat berat yang
digunakan dalam pelaksanaan konstruksi berdasarkan kerja sama tim
yang baik.
5. Penggunaan alat berat berdasarkan item pekerjaan dengan estimasi
waktu yang sudah terjadwalkan.
6. Kemampuan menganalisis resiko proyek dari segi penggunaan alat
berat pada pelaksanaan konstruksi.
7. Mengontrol dan mengestimasi biaya dan waktu pada pengunggunaan
alat berat berdasarkan manajemen yang baik.
Tabel 4.5 menunjukkan dengan menyediakan 20 kuesioner yang dimuat
dari 5 variabel pada Aspek Kualitas Kinerja Tim Dalam Struktur Organisasi
Proyek Kontraktor dan telah diisi oleh 10 responden dalam penelitian ini,
dicari r-tabel guna mengetahui validitas kuesioner. Adapun persamaan yang

27
digunakan untuk mengetahui r-tabel adalah df = N-2 jadi berdasarkan jumlah
responden pada penelitian ini diperoleh 10 - 2 = 8, sehingga r-tabel untuk
tingkat signifikansi yang digunakan 0,1 = 0,5494 (Sesuai Gambar 4.1). Total
20 kuesioner dinyatakan tepat (valid) karena r-hitung memiliki nilai lebih
besar dari r-tabel, dimana hasil ini sesuai dengan teori bahwa r-hitung > r-
tabel.
Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas
Aspek Kualitas Kinerja Tim Dalam
Struktur Organisasi Proyek Kontraktor.
Indikator r-Tabel r-Hitung Keterangan
X5.1 0,5494 0,939 Valid
X5.2 0,5494 0,914 Valid
X5.3 0,5494 0,965 Valid
X5.4 0,5494 0,965 Valid
X5.5 0,5494 0,945 Valid
Sumber Analisa: 1.5
e. Kuesioner Aspek Kualitas Kinerja Tim Dalam Struktur
Organisasi (X5)
1. Pengawasan yang tidak optimal mengakibatkan volume pekerjaan yang
over pada pelaksana konstruksi.
2. Optimasi biaya pada realisasi dilapangan dan mengesampingkan
kualitas pekerjaan dalam pelaksanaan konstruksi.
3. Kondisi realisasi biaya pekerjaan dilapangan sesuai target atas
kerjasama yang baik dalam pelaksanaan konstruksi.
4. Produk pekerjaan sesuai mutu yang di tentukan dalam spesifikasi teknis
pekerjaan.
5. Realisasi waktu sesuai dengan rencana proyek yang dilkerjakan.
Tabel 4.6 menunjukkan dengan menyediakan 20 kuesioner yang dimuat
dari 5 variabel pada Aspek Optimasi Kinerja Proyek dan telah diisi oleh 10
responden dalam penelitian ini, dicari r-tabel guna mengetahui validitas
kuesioner. Adapun persamaan yang digunakan untuk mengetahui r-tabel
adalah df = N-2 jadi berdasarkan jumlah responden pada penelitian ini

28
diperoleh 10 - 2 = 8, sehingga r-tabel untuk tingkat signifikansi yang
digunakan 0,1 = 0,5494 (Sesuai Gambar 4.1). Total 20 kuesioner dinyatakan
tepat (valid) karena r-hitung memiliki nilai lebih besar dari r-tabel, dimana
hasil ini sesuai dengan teori bahwa r-hitung > r-tabel.
Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas Aspek Optimasi Kinerja Proyek
Indikator r-Tabel r-Hitung Keterangan
Y.1 0,5494 0,933 Valid
Y.2 0,5494 0,904 Valid
Y.3 0,5494 0,920 Valid
Y.4 0,5494 0,874 Valid
Y.5 0,5494 0,860 Valid
Sumber Analisa: 1.6
f. KuesionerAspek Optimasi Kinerja Proyek (Y)
1. Untuk memudahkan pengendalian proyek dimana seorang manajer
proyek harus mempunyai acuan sebagai sasaran dan tujuan
pengendalian.
2. kualitas hasil pekerja sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan proyek
terlebih dahalu menyiapakan penyusunan anggaran yang harus
dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek.
3. waktu pelaksanaan pekerjaan adalah jangka waktu untuk melaksanakan
pekerjaan dihitung berdasarkan spmk sampai dengan serah trima
pertama pekerjaan.
4. kualitas biaya merupakan suatu hasil yg dpt diukur dngn efektif dan
efisien suatu pekerja yg dilkukan oleh sumber daya mnusia atau sum
daya dll.
5. kinerja waktu adalah perbandingan priode atau jangka waktu aktual
pelaksanaan proyek terhadap jangka waktu estimatisi pelaksanaan
proyek.

2. Uji Reabilitas
Tingkat reliabel suatu variabel atau konstruk penelitian dapat dilihat dari
tabel hasil uji statistic Croncbach Alpha. Semua variabel dikatakan “Reliabel”

29
apabila memiliki nilai Croncbach Alpha > 0,70. Adapun hasil nilai Croncbach
Alpha pada masing-masing aspek dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Uji reliabelitas dilakukan guna mengetahui tingkat keeratan pada
hubungan antara variabel bebas dan terikat sehingga digunakan kriteria
dengan nilai koefisien korelasi untuk memperhitungkan tingkat ke-eratan
tersebut.
Tabel 4. 6 Hasil Uji Reabilitas (Nilai Cronbach Alpha)
Croncbach
Variabel Keterangan
Alpha
Aspek Organisasi 0,709 Reliabel
Aspek Pekerja 0,934 Reliabel
Aspek Lingkungan Fisik 0,976 Reliabel
Aspek Peralatan dan Teknologi yang
0,947 Reliabel
Digunakan dalam Proyek
Aspek Kualitas Kinerja Tim Dalam
Struktur Organisasi Proyek 0,971 Reliabel
Kontraktor
Aspek Optimasi Kinerja Proyek 0,935 Reliabel
Sumber Analisa: 1.1 – 16
Tingkat keeratan pada hubungan antara variabel bebas dan terikat,
digunakan kriteria dengan nilai koefisien korelasi ditunjukkan pada Tabel 4.8
sebagai berikut (Sugiyono, 2007:231):
Tabel 4. 7 Kriteria Koefisien Korelasi
Tingkat
Korelasi Interval Koefisien
Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat Rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat Kuat

Berdasarkan uraian hasil uji reabilitas di atas mak ditemukan adanya


hubungan keeratan antara variabel terikat dengan variabel bebas dimana
Aspek Organisasi, Aspek Pekerja, Aspek Lingkungan Fisik, Aspek Peralatan
dan Teknologi yang digunakan dalam Proyek serta Aspek Kualitas Kinerja
Tim Dalam Struktur Organisasi Proyek Kontraktor berpengaruh terhadap
Optimasi Kinerja Proyek dengan tingkat hubungan yang tergolong Kuat
bahkan mengarah Sangat Kuat karena memiliki nilai korelasi interval
koefisien > 0,60.

30
4.1.3 Pengaruh Regresi Linear Berganda
1. Uji T
Uji t dilakukan guna mengetahui setiap indikasi atau pengaruh
masing-masing variabel bebas dimana dalam penelitian ini, variabel
bebas yang digunakan secara masing-masing terhadap variabel
terikatnya, yang dianggap konstan.
1. Apabila Nilai sig < 0.05 atau t-hitung > t-tabel maka dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
2. Apabila nilai sig > 0.05 atau t-hitung < t-tabel maka dapat dikatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Tabel 4.9 merupakan hasil pengujian Hipotesis X1, X2, X3, X4 dan
X5 dengan Uji t pada SPSS 20:
Tabel 4. 8 Uji Signifikansi Parsial (t-Test)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
(Constant) 1.645 3.096 .531 .623
Aspek Organisasi -.145 .172 -.342 -.839 .448
Aspek Pekerja .060 .375 .080 .161 .880

Aspek Lingkungan Fisik .290 .200 .754 1.449 .221

Aspek Teknologi dan


1
Peralatan yang .361 .386 .489 .934 .403
Digunakan dalam Proyek
Aspek Kualitas Kinerja
Tim Dalam Struktur
.009 .474 .011 .019 .986
Organisasi Proyek
Kontraktor
a. Dependent Variable: Aspek Optimasi Kinerja Proyek
Sumber: Analisa 2

31
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SPSS 20, maka
diperoleh hasil persamaan regresi sebagai berikut:
𝒀 = 𝟏. 𝟔𝟒𝟓 − 𝟎. 𝟏𝟒𝟓𝑿𝟏 + 𝟎. 𝟔𝟎𝑿𝟐 + +𝟎. 𝟐𝟗𝟎𝑿𝟑 + 𝟎. 𝟑𝟔𝟏𝑿𝟒 + 𝟎. 𝟎𝟎𝟗𝑿𝟓

Gambar 4.2 Tabel t-tabel


Nilai Df dalam penelitian ini adalah 5 yang diperoleh dari rumus Df
= N – k = 10 - 5. Terlihat pada tabel t dengan tingkat kepercayaan 95%
(α = 0.05), nilai t tabel pada df = 5 adalah 2.015. Nilai tersebut dapat
dibandingkan dengan nilai t hitung pada Tabel 4.6 di atas dengan
kesimpulan sebagai berikut:
1) Pengujian Hipotesis Pertama (X1)
Diperoleh nilai sig. untuk pengaruh terhadap Y adalah sebesar 0.448
> 0.05 dan nilai t-hitung yaitu -0.145 < t-tabel yaitu sebesar 2.015,
sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak atau tidak terdapat
pengaruh X1 terhadap Y.
2) Pengujian Hipotesis Ke-dua (X2)
Diperoleh nilai sig. untuk pengaruh terhadap Y adalah sebesar 0.880
> 0.05 dan nilai t-hitung yaitu 0.60 < t-tabel yaitu sebesar 2.015,
sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak atau tidak terdapat
pengaruh X2 terhadap Y
3) Pengujian Hipotesis Ke-tiga (X3)
Diperoleh nilai sig. untuk pengaruh terhadap Y adalah sebesar 0.221
> 0.05 dan nilai t-hitung yaitu 0.290 < t-tabel yaitu sebesar 2.015,

32
sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak atau tidak terdapat
pengaruh X3 terhadap Y.
4) Pengujian Hipotesis Ke-empat (X4)
Diperoleh nilai sig. untuk pengaruh terhadap Y adalah sebesar 0.403
> 0.05 dan nilai t-hitung yaitu 0.361 < t-tabel yaitu sebesar 2.015,
sehingga dapat disimpulkan bahwa H4. ditolak atau tidak terdapat
pengaruh X4 terhadap Y.
5) Pengujian Hipotesis Ke-lima (X5)
Diperoleh nilai sig. untuk pengaruh terhadap Y adalah sebesar 0.986
> 0.05 dan nilai t-hitung yaitu 0.009 < t-tabel yaitu sebesar 2.015,
sehingga dapat disimpulkan bahwa H5 ditolak atau tidak terdapat
pengaruh X5 terhadap Y.
2. Uji F
Uji F dalam penelitian ini dilakukan guna mencari apakah variabel
independen (variabel bebas) secara bersama – sama (stimultan)
mempengaruhi variabel dependen (variabel terikat). Uji F dilakukan
untuk melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-
sama terhadap variabel terikat.
1) Jika nilai sig < 0.05 atau F-hitung > F-tabel maka terdapat pengaruh
variabel X secara simultan terhadap variabel Y.
2) Jika nilai sig > 0.05 atau F-hitung < F-tabel maka tidak terdapat
pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y.

Gambar 4. 3 Nilai F Tabel


Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SPSS 20, maka
diperoleh hasil nilai F hitung sebagai berikut:

33
Tabel 4. 9 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
ANOVAa
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
Regression 296.284 5 59.257 90.591 .000b
1 Residual 2.616 4 .654
Total 298.900 9
a. Dependent Variable: Aspek Optimasi Kinerja Proyek
b. Predictors: (Constant), Aspek Kualitas Kinerja Tim Dalam Struktur
Organisasi Proyek Kontraktor, Aspek Organisasi, Aspek Lingkungan
Fisik, Aspek Pekerja, Aspek Teknologi dan Peralatan yang Digunakan
dalam Proyek
Sumber Analisa. 3
Apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka
keputusannya menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis
alternatif (Ha), yang berarti bahwa secara statistik dapat dibuktikan
bahwa ada pengaruh secara simultan antara X1, X2, dan X3, X4, dan
X5 terhadap Y. Tabel 4.10 menunjukkan nilai F hitung sebesar 90.591
dan F tabel sebesar 5.05, artinya data penelitian diterima yaitu Aspek
Organisasi, Aspek Pekerja, Aspek Lingkungan Fisik, Aspek Peralatan
dan Teknologi yang Digunakan dalam Proyek serta Aspek Kualitas
Kinerja Tim Dalam Struktur Organisasi Proyek Kontraktor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Aspek Optimasi Kinerja
Proyek karena variabel bebas dapat dikatakan mempengaruhi variabel
terikat apabila nilai F-hitung yang diperoleh ≥ nilai F-tabel (90.591 >
5.05).

3. Uji Determinasi Berganda (R2)


Analisis regresi linier berganda dilakukan guna mengetahui
seberapa besar pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel
tidak bebas dan juga dapat meramalkan nilai variabel tidak bebas
apabila seluruh variabel bebas sudah diketahui nilainya.

34
Tabel 4. 10 Uji Determinasi (R2)
Model Summary
Std. Error
R Adjusted R
Model R of the
Square Square
Estimate
1 .996a .991 .980 .809
a. Predictors: (Constant), Aspek Kualitas Kinerja Tim
Dalam Struktur Organisasi Proyek Kontraktor, Aspek
Organisasi, Aspek Lingkungan Fisik, Aspek Pekerja,
Aspek Teknologi dan Peralatan yang Digunakan dalam
Proyek
Sumber Analisa.4
Tabel 4.11 menunjukkan hasil R hitung sebesar 0.996 maka untuk
mengetahui pengaruh variabel-variabel X terhadap Variabel Y
digunakan koefisien determinan R2 yang dinyatakan dalam presentase,
dengan hasil sebagai berikut:
𝑅2 = 0.9962 × 100%
𝑅2 = 0.992016 × 100% = 99.20 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 99%
Berdasarkan output SPSS pada Tabel 4.11 nilai R Square sebesar
0.991. Hal ini mengandung arti bahwa pengaruh variabel X1, X2, X3,
X4, dan X5 secara simultan terhadap variabel Y adalah sebesar 99%.
Berdasarkan Tabel 4.11 diperoleh informasi tentang besarnya
pengaruh dari seluruh variabel indenpenden terhadap variabel
dependen. Pengaruh tersebut disimbolkan dengan R (korelasi). Seperti
yang ditujukkan pada Tabel 4.11 bahwa nilai pada kolom R adalah
0.992016 artinya Aspek Organisasi, Aspek Pekerja, Aspek
Lingkungan Fisik, Aspek Peralatan dan Teknologi yang Digunakan
dalam Proyek serta Aspek Kualitas Kinerja Tim Dalam Struktur
Organisasi Proyek Kontraktor terhadap Aspek Optimasi Kinerja Proyek
sebesar 99%. Namun nilai tersebut bisa dikatakan terkontaminasi oleh
berbagai nilai pengganggu yang mungkin menyebabkan kesalahan
pengukuran, untuk itu SPSS memberikan alternatif nilai R Square
sebagai perbandingan nilai akurasi pengaruhnya. Nilai R Square lebih
kecil akibat adanya penyesuaian namun demikian sebagai catatan nilai
tersebut tidak selalu lebih kecil dan terkadang lebih besar. Untuk lebih
akurat, prediksi pengaruh dapat berpatokan pada nilai Adjusted R

35
Square yaitu nilai R Square tadi yang sudag lebih disesuaikan dan
lazimnya ini yang paling akurat. Pada Tabel 4.11 nilai Adjusted R
Square sebesar 0.980 atau 98%. Terakhir pada Tabel 4.11 terdapat
kolom Standard Error of The Estimate yang memperlihatkan tingkat
keakuratan model regresi dengan nilai 0.809 nilai ini dapat dikatakan
membentuk keakuratan model sebesar 80,9%.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian Reliabilitas pada setiap instrument penelitian
untuk aspek internal terhadap kinerja pada pelaksanaan konstruksi pembangunan di
Papua, diperoleh nilai Cronbach Alpha untuk aspek Organisasi (X1) sebesar 0.709,
aspek Pekerja sebesar 0.934, aspek Lingkungan Fisik sebesar 0.976, aspek
Peralatan dan Teknologi yang Digunakan dalam Proyek sebesaar 0.971 serta aspek
Kualitas Kinerja Tim dalam Struktur Organisasi Proyek Kontraktor sebesar 0.935.
Ketentuan kriteria sebuah variabel dinyatakan “Reliabel” apabila nilai Reliabilitas
Cronbach Alpha nya lebih besar daripada 0,60 (≥ 0,60), maka dari itu seluruh
variabel pada penelitian ini dapat dikatakan sudah melampaui kriteria tersebut.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa hasil kuisioner dapat memberikan hasil yang
sama atau tidak berbeda apabila dilakukan pengisian kuisioner kembali terhadap
pertanyaan yang sama.
Analisis terhadap kuisioner untuk aspek organisasi, aspek pekerja, aspek
lingkungan fisik, aspek peralatan dan teknologi yang digunakan dalam proyek, serta
aspek kualitas kinerja tim dalam struktur organisasi proyek kontraktor, dan aspek
kinerja proyek dilakukan dengan mengacu pada nilai skor nilai rata-rata dari total
10 responden yang telah memberikan penilaian terhadap setiap subaspek atau
variabel pertanyaan. Apabila skore total yang berada dalam range bernilai 5 untuk
jawaban “Sangat Tidak Setuju” (range skala 4,001 – 5), (range skala 4) untuk
jawaban “Tidak Setuju”, (range skala 2,001-3) untuk jawaban “Netral”, (range
skala 1,001 - 2) untuk jawaban “Setuju” serta (range skala 0 – 1) untuk jawaban
“Sangat Setuju”. Berdasarkan tiap aspek ini akan diambil satu subaspek yang paling
dominan untuk dianalisis lebih lanjut. Sub-aspek yang paling dominan dapat dilihat
dari nilai varian terkecil. Hasil selengkapnya untuk setiap jawaban pada setiap

36
subaspek dari aspek-aspek dengan nilai varian paling kecil akan ditabulasikan pada
Tabel 4.14 sampai dengan Tabel 4.18 serta grafik mean score jawaban responden
pada setiap aspek ditunjukkan pada Gambar 4.4 sampai dengan Gambar 4.9.
Tabel 4. 11 Hasil Rekapitulasi Jawaban Akhir Responden untuk Aspek Organisasi
No Sub-Aspek Mean Jawaban
A1 Kemampuan menganalisis resiko proyek 0,969 Sangat Setuju
A2 Manajemen Perusahaan 0,973 Sangat Setuju
A3 Strategi Perusahaan 0,972 Sangat Setuju
A4 Lingkurnagan Kerja Perusahaan 0,971 Sangat Setuju
A5 Tujuan Perusahaan 0,971 Sangat Setuju
A6 Budaya Perusahaan 0,971 Sangat Setuju
Koordinasi dan komunikasi yang buruk antar
A7 divisi dalam organisasi kerja kontraktor pada 0,972 Sangat Setuju
proyek anda
Terjadinya tumpang tindih pekerjaan antara
A8 0,974 Sangat Setuju
divisi dalam struktur organisasi proyek anda
Pembagian tugas (job desk) tiap divisi yang
A9 0,974 Sangat Setuju
kurang jelas pada proyek anda
Buruknya ketersampaian informasi dari satu
A10 0,971 Sangat Setuju
divisi ke divisi lainnya pada proyek anda
Kurangnya kontrol terhadap pelaksanaan
A11 0,973 Sangat Setuju
proyek oleh pimpinan proyek pada proyek anda
Kurangnya kejelasan awahan dalam mengambil
A12 0,971 Sangat Setuju
kebijakan sendiri pada proyek anda
Buruknya hubungan koordinasi dengan pihak
A13 0,974 Sangat Setuju
owner pada proyek anda
Sumber Analisis Data SPSS, (2022)

37
0.975
0.974 0.974 0.974
0.974
0.973 0.973
0.973
0.972 0.972
0.972
0.971 0.971 0.971 0.971 0.971
0.971
Mean

0.970
0.969
0.969
0.968
0.967
0.966
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13
Sub Aspek

Gambar 4.4 Grafik Mean Score Jawaban Responden untuk Aspek Organisasi

Apabila diperhatikan dengan teliti berdasarkan Tabel 4.12 yang


menggambarkan homogenitas jawaban, terlihat bahwa pada aspek organisasi,
subaspek “Terjadinya tumpang tindih pekerjaan antara divisi dalam struktur
organisasi proyek”, “Pembagian tugas (job desk) tiap divisi yang kurang jelas pada
proyek”, serta “Buruknya hubungan koordinasi dengan pihak owner pada proyek”
merupakan subaspek yang memperoleh nilai rata-rata tertinggi untuk jawaban
“Sangat Setuju”, hal ini tentu dapat mempengaruhi kualitas kinerja tim dalam
sebuah perusahaan kontraktor.
Tabel 4. 12 Hasil Rekapitulasi Jawaban Akhir Responden untuk Aspek Pekerja
No Sub-Aspek Mean Jawaban
B1 Kemampuan metode kerja anggota proyek 0,915 Sangat Setuju
Kemampuan menyelesaikan pembagian kerja di
B2 0,919 Sangat Setuju
proyek
Kemampuan menempatkan pekerja di dalam
B3 0,918 Sangat Setuju
proyek
Kemampuan dalam mengelola organisasi
B4 0,927 Sangat Setuju
proyek
Kemampuan menerapkan jadwal kerja dengan
B5 0,934 Sangat Setuju
anggota proyek
Kemampuan dalam membagi beban kerja
B6 0,935 Sangat Setuju
mengelola proyek
Sumber Analisis Data SPSS, (2022)

38
0.940
0.935
0.934
0.935

0.930 0.927

0.925
Mean

0.919
0.920 0.918
0.915
0.915

0.910

0.905
B1 B2 B3 B4 B5 B6
Sub Aspek

Gambar 4.5 Grafik Mean Score Jawaban Responden untuk Aspek Pekerja
Tabel 4.13 menggambarkan homogenitas jawaban pada aspek Pekerja,
subaspek “Kemampuan dalam membagi beban kerja mengelola proyek”
merupakan subaspek yang memperoleh nilai rata-rata tertinggi untuk jawaban
“Sangat Setuju”, hal ini tentu dapat meningkatkan kualitas kinerja tim dalam sebuah
perusahaan kontraktor.
Tabel 4. 13 Hasil Rekapitulasi Jawaban Akhir Responden
untuk Aspek Lingkungan Fisik
No Sub-Aspek Mean Jawaban
C1 Komunikasi yang baik dalam tim proyek 0,972 Sangat Setuju
C2 Tepat waktu 0,975 Sangat Setuju
C3 Mutu yang dihasilkan 0,974 Sangat Setuju
C4 Tepat biaya 0,973 Sangat Setuju
Kemampuan memotivasi anggota tim
C5 0,974 Sangat Setuju
proyek
C6 Peran serta anggota tim proyek 0,974 Sangat Setuju
C7 Kemampuan menyelesaikan masalah 0,975 Sangat Setuju
C8 Kemampuan menganalisis resiko proyek 0,976 Sangat Setuju
Keberhasilan pekerjaan yang pernah
C9 0,976 Sangat Setuju
dihasilkan
Kemampuan beradaptasi dalam segala
C10 0,973 Sangat Setuju
perubahan
C11 Lingkungan kerja perusahaan 0,973 Sangat Setuju
Kemampuan anggota memecahkan
C12 0,973 Sangat Setuju
masalah
C13 Kemampuan mengatasi perbedaan 0,977 Sangat Setuju
Sumber Analisis Data SPSS, (2022)

39
0.978
0.977
0.977
0.976 0.976
0.976
0.975 0.975
0.975
0.974 0.974 0.974
0.974
Mean

0.973 0.973 0.973 0.973


0.973
0.972
0.972
0.971
0.970
0.969
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13
Sub Aspek

Gambar 4. 6 Grafik Mean Score Jawaban Responden untuk


Aspek Lingkungan Fisik
Tabel 4.14 menggambarkan homogenitas jawaban pada aspek Lingkungan
Fisik, subaspek “Kemampuan mengatasi perbedaan” merupakan subaspek yang
memperoleh nilai rata-rata tertinggi untuk jawaban “Sangat Setuju”, hal ini tentu
dapat meningkatkan kekompakan kinerja tim dalam sebuah perusahaan kontraktor.
Tabel 4. 14 Hasil Rekapitulasi Jawaban Akhir Responden untuk Aspek Peralatan
dan Teknologi yang Digunakan dalam Proyek.
No Sub-Aspek Mean Jawaban
Kemampuan anggota memecahkan Sangat
D1 0,937
masalah Setuju
Sangat
D2 Saling percaya 0,932
Setuju
Kondisi Peralatan dan mesin yang akan di Sangat
D3 0,936
gunakan Setuju
Sangat
D4 Tepat biaya 0,937
Setuju
Sangat
D5 Tepat waktu 0,941
Setuju
Sangat
D6 Kemampuan menganalisis resiko proyek 0,944
Setuju
Sangat
D7 Manajemen perusahaan 0,945
Setuju
Sumber Analisis Data SPSS, (2022)

40
0.950

0.945
0.945 0.944

0.941
0.940
Mean
0.937 0.937
0.936
0.935
0.932

0.930

0.925
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
Sub Aspek

Gambar 4.7 Grafik Mean Score Jawaban Responden untuk Aspek Peralatan dan
Teknologi yang Digunakan dalam Proyek

Tabel 4.15 menggambarkan homogenitas jawaban pada aspek Aspek


Peralatan dan Teknologi yang Digunakan dalam Proyek, subaspek “Manajemen
perusahaan” merupakan subaspek yang memperoleh nilai rata-rata tertinggi untuk
jawaban “Sangat Setuju”, hal ini tentu dapat meningkatkan kualitas kinerja tim
dalam sebuah perusahaan kontraktor.
Tabel 4. 15 Hasil Rekapitulasi Jawaban Akhir Responden untuk Aspek Kualitas
Kinerja Tim dalam Struktur Organisasi Proyek Kontraktor
No Sub-Aspek Mean Jawaban
Kesesuaian rencana dari volume dan Sangat
E1 0,919
biaya pekerjaan di lapangan Setuju
Kesesuaian biaya realisasi dari volume Sangat
E2 0,906
pekerjaan di lapangan Setuju
Kondisi realisasi biaya pekerjaan Sangat
E3 0,906
dilapangan sesuai target Setuju
Produk pekerjaan sesuai mutu yang di Sangat
E4 0,902
tentukan Setuju
Realisasi waktu sesuai dengan rencana Sangat
E5 0,903
proyek yang dikerjakan Setuju
Sumber Analisis Data SPSS, (2022)

41
0.925
0.919
0.920

0.915

0.910
Mean
0.906 0.906
0.905 0.902 0.903

0.900

0.895

0.890
E1 E2 E3 E4 E5
Sub Aspek

Gambar 4.8 Grafik Mean Score Jawaban Responden untuk Aspek Kualitas
Kinerja Tim dalam Struktur Organisasi Proyek Kontraktor

Tabel 4.16 menggambarkan homogenitas jawaban pada aspek Aspek


Kualitas Kinerja Tim dalam Struktur Organisasi Proyek Kontraktor, subaspek
“Kesesuaian rencana dari volume dan biaya pekerjaan di lapangan”
merupakan subaspek yang memperoleh nilai rata-rata tertinggi untuk jawaban
“Sangat Setuju”, hal ini dapat meningkatkan kualitas kinerja tim dalam
sebuah perusahaan kontraktor.

Indikasi Optimasi Kinerja Proyek berdasarkan variasi aspek


Organisasi
Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa variabel bebas “Aspek
Organisasi” memberikan pengaruh secara signifikan dan bersifat positif
terhadap Optimasi Kinerja Pelaksanaan Konstruksi Pembangunan kantor
Gubernur Papua, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis
pertama diterima. Organisasi dalam sebuah proyek memegang peranan
penting, baik bagi yang didalam kantor maupun bagi yang berada di
laapangan. Dengan adanya organisasi yang terstruktur dan tersusun baik,
maka segala item pekerjaan akan mampu dilaksanakan oleh setiap divisi
yang ditugaskan.
Indikasi Optimasi Kinerja Proyek berdasarkan variasi aspek Pekerja
Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa variabel bebas “Aspek
Pekerja” memberikan pengaruh secara signifikan dan bersifat positif

42
terhadap Optimasi Kinerja Pelaksanaan Konstruksi Pembangunan kantor
Gubernur Papua, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis
pertama diterima. Pekerja merupakan salah satu variabel penting yang
memberikan dampak fisik serta menyokong pengerjaan suatu proyek agar
dapat terlaksana dengan baik dan lancar dan merupakan salah satu factor
yang mampu mempercepat pengerjaan suatu proyek.
Indikasi Optimasi Kinerja Proyek berdasarkan variasi aspek
Lingkungan Fisik
Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa variabel bebas “Aspek
Lingkungan Fisik” memberikan pengaruh secara signifikan dan bersifat
positif terhadap Optimasi Kinerja Pelaksanaan Konstruksi Pembangunan
kantor Gubernur Papua, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis
pertama diterima. Lingkungan Fisik seperti komunikasi yang baik antar
pekerja dalam proyek, ketepatan waktu, kualitas mutu yang dihasilkan, serta
ketepatan biaya dapat membantu proses pelaksanaan konstruksi
pembangunan berjalan baik dan lancar.
Indikasi Optimasi Kinerja Proyek berdasarkan variasi aspek Peralatan
dan Teknologi yang digunakan dalam proyek
Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa variabel bebas “Aspek
Peralatan dan Teknologi yang digunakan dalam proyek” memberikan
pengaruh secara signifikan dan bersifat positif terhadap Optimasi Kinerja
Pelaksanaan Konstruksi Pembangunan kantor Gubernur Papua, dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis pertama diterima. Pemeliharaan
peralatan yang tersedia dan akan digunakan selama proyek berlangsung
sangat fundamental untuk dilaksanakan untuk mencegah adanya
keterlambatan pekerjaan serta semakin canggih teknologi yang digunakan
dalam proyek, semakin baik karena akan semakin mempersingkat durasi
pengerjaan suatu proyek
Indikasi Optimasi Kinerja Proyek berdasarkan variasi aspek Kualitas
Kinerja Tim dalam Struktur Organisasi Proyek Kontraktor
Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa variabel bebas “Aspek
Kualitas Kinerja Tim dalam Struktur Organisasi Proyek Kontraktor”

43
memberikan pengaruh secara signifikan dan bersifat positif terhadap
Optimasi Kinerja Pelaksanaan Konstruksi Pembangunan kantor Gubernur
Papua, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis pertama
diterima. Kualitas Kinerja Tim dalam Struktur Organisasi Proyek Kontraktor
seperti kesesuaian rencana awal pengerjaan proyek (biaya dan waktu),
realisasi pengerjaan di lapangan (waktu dan mutu), merupakan beberapa hal
yang menunjang pengerjaan suatu proyek dapat berjalan sesuai dengan
perencanaan dan mendukung kinerja proyek berjalan baik.

44
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang sudah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menghasilkan :
1. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi kualitas tenaga kerja pada
perusahaan konstruksi diantaranya
a. Aspek Organisasi (X1) sebesar 0.709,
b. Aspek Pekerja (X2) sebesar 0.934,
c. Aspek Lingkungan (X3) Fisik sebesar 0.976,
d. Aspek Peralatan dan Teknologi yang digunakan dalam Proyek (X4) sebesaar
0.947,
e. Aspek Kualitas Kinerja Tim dalam Struktur Organisasi Proyek Kontraktor
(X5) sebesar 0.971,
f. Dan aspek optimis kinerja (Y) sebesar 0,935.
Dari keenam aspek diperoleh factor internal tertinggi yaitu, Aspek
Lingkungan fisik sebesar 0,976 berdasarkan nilai Cronbach Alpha pada uji
regresi linear berganda.
2. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan aspek lingkungan
fisik yakni:
a. Keikutsertaan tukang/pekerja pada pelatihan perkala untuk meningkatkan
kemampuan kinerja tukang/ pekerja.
b. Diterapkan system satu pintu dan pengunaan kode untuk dapat mengkses
lokasi proyek.
c. Rutin dilaksanakanya brifing pagi sebelum proyek dilaksanakan dan brifing
sore setelah proyek selesai.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan tersebut dapat disampaikan saran yang sekiranya dapat
menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan pelaksana proyek Kantor Gubernur
Papuan, diantaranya:
1. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa aspek Pekerja memiliki nilai
Cronbach alpha terkecil, dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa

45
berdasarkan hasil kuisioner yang telah diberikan dan dijawab oleh para Pekerja,
ditemukan fakta bahwa masih perlu penanganan dalam hal menentukan metode
kerja yang tepat bagi anggota proyek, menyelesaikan pembagian kerja di proyek,
serta menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan yang tepat
di dalam proyek.
2. Pihak perusahaan pelaksana proyek perlu mengkaji ulang beberapa hal penting
terutama dalam manajemen perusahaan terhadap organisasi proyek dan
kesejahteraan para pekerja sehingga kendala-kendala yang ditemukan di proyek
dapat ditangani dengan baik.

46
DAFTAR PUSTAKA
Asiyanto. 2003. Construction Project Cost Management. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Dipohusodo, Istimawan. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Dipohusodo, Istimawan. 1995. Manajemen Proyek Dan Konstruksi Jilid 2.
Yogyakarta.
Ervianto. W. I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi Yogyakarta,
Yogyakarta.
Badu, S. Q., & Djafri, N. (2013). Kepemimpinan & Perilaku Organisasi.
Frederika, A. (2017). PRODUCTIVITY AND BREAK EVEN POINT ANALYSIS OF
READY MIX CASTING. 5(1), 56–63.
Husen, A. (2011). Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan & Pengendalian
Proyek. 69–70.
Indriani, M. N. (2019). METODE PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
PROYEK KONSTRUKSI.
Kerzner, H. (2009). Harold Kerzner.
Melfianora. (2019). Penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan Studi Literatur. Open
Science Framework, 1–3.
Prianto, Khusnul, Sri Murni Dewi & Alwafi Pujiraharjo, 2012, Pengaruh
Kompetensi Manajer Proyek Terhadap Keberhasilan Proyek Pada
Perusahaan Kontraktor Di Kabupaten Malang, Media Teknik Sipil Volume
10 No.2, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Salindeho, John, 1988, Masalah Tanah Dan Pembangunan. Cetakan Kedua,
Penerbit Sinar Grafika, Jakarta.
Santoso, I, 1999, Analisa Overrun Biaya Pada Beberapa Tipe Proyek Konstruksi,
Dimensi Teknik Sipil Volume 1 Nomer 2, Journal Manajemen Konstruksi .
Setyanto, E dan P.F. kaming, 2000, Study Tentang Produktivitas Tenaga Kerja
Konstruksi di Yogyakarta Dan Sekitarnya, Proceeding Of Conference Of
Construction Project Management Critical Issue And Challenge Into The
Next Millenium 56-57, Yogyakarta.

47
Soeharto, I, 1999, Manajemen Proyek (Dari KonseptualSampai Operasional), Jilid
I, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tarigan, Zeplin Jiwa Husada, 2008, Kompetensi Manajer Proyek Terhadap Kinerja
Kualitas dan Kinerja Inovasi Untuk Meningkatkan Kinerja Organisasi,
fportofolio.petra.ac.id, Surabaya.
Sun, T., & Khair. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 1(1), 59–70.
https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2241.
Nur Aisyah, R. (2018). Pengedalian biaya dan waktu pada proyek penyelesaian
gedung perawatan Obsgyn dan anak (Dua Lantai) (Study Kasus : RSUD
Kolonedale Kabupaten Morowali Utara). Journal of Chemical Information
and Modeling.
Ummatin, K. K., Manajemen, J., Universitas, R., Semen, I., Gresik, I., Yakin, D.
A., Manajemen, J., Universitas, R., Semen, I., Gresik, I., Manajemen, J.,
Universitas, R., Semen, I., Gresik, I., Ratio, B. C., Kota, S., & Author, C.
(2017). Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembaharuan Unit. 3(1), 234–239.

48

Anda mungkin juga menyukai