Anda di halaman 1dari 3

2.4.1.

Uji SEM

Uji FE-SEM (Field Emission Scanning Electron Microscopes) dilakukan untuk menguji topografi dan
morfologi permukaan dari plester nanofiber/hidrogel. Struktur permukaan dari spesimen digunakan
untuk mengetahui karateristik atau penampakan fisik dari plester tersebut. (Amanzadi et al., 2019)
perbandingan swelling power dari suatu hydrogel memainkan peranan yang sangat penting dalam
proses penyembuhan luka . Perbandingan swelling power dengan dan tanpa genipin pada suatu
permukaan hydrogel ditunjukkan pada gambar 2a. Kapasitas swelling yang tinggi mengindikasikan
efisiensi suatu wound dressing yang dapat melakukan adsorbsi cairan luka (eksudat) secara maksimal
(Geever, LM., et al.,2007)

2.4.2 Uji Kadar Air atau Water holding capacity (WHC)

Ide Utama : Hidrogel memiliki kemampuan menahan air yang sangat baik (sebagai salah satu bahan
superabsorben) It is well established that superabsorbent polymers (SAPs) or hydrogels such as cross-
linked polyacrylamides (CLP) increase the WHC… (WHC.pdf pg 1)

Kemampuan ini dimanfaakan dalam penyembuhan luka / wound dressing. Karena luka membutuhkan
kelembapan dan kesediaan air agar tidak kering

KRITERIA HIDROGEL AMORF YANG BAIK:

1. Low Cost

2. High Availability

3. High SR : Water absorbed at various times.

4. High SC : Teabag Method.

kelembaban dan swelling ratio hidrogel yang disiapkan merupakan parameter penting untuk menyelidiki
sifat penyerap cairan untuk mempertahankannya Lingkungan lembab di atas dasar luka. Sampel kering
(masing-masing 1 g, W1) direndam dalam 100 ml PBS (pH 7,4) pada suhu 37°C ± 1°C.

Setelah interval waktu yang telah ditentukan, sampel basah dihilangkan dengan kertas tisu untuk
menghilangkan kelebihan cairan dan kemudian ditimbang (W2) kemudian dihitung menggunakan
Persamaan.

2.4.3. Uji pH
Pengukuran pH dilakukan dengan mencelupkan pH meter ke dalam sediaan gel yang telah dibuat
sebelum dan setelah diberi kondisi penyimpanan dipercepat yaitu pada suhu 5ºC dan 35ºC selama 12
jam sebanyak 10 siklus. Nilai pH yang sesuai dengan persyaratan mutu yaitu 4,5-10,5 (Emma Sri, 2014).
Larutan polimer yang merupakan bahan pembuat plester nanofiber/hidrogel multilayer ini dituangkan
ke dalam gelas beker. Selanjutnya, pH meter dinyalakan. Sebelum elektroda dimasukkan ke dalam
larutan polimer, ujung elektroda perlu dibilas dengan air deionisasi untuk stabilisasi. (Sun et al., 2020)

3.1.1 Hasil Uji SEM

Morfologi merupakan parameter penting untuk pembalut luka. Struktur hydrogel itu sendiri harus
memiliki struktur berpori untuk menyerap eksudat dari luka. gambar SEM dari S/C-H sebelum
pengikatan silang (0G-S/C-H) dan setelah pengikatan silang (0.5G-S/C-H – 1.0G-S/C-H) berperan untuk
mengamati tentang pengaruh konsentrasi Gn pada struktur mikro internal hidrogel seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2b-2f.Perubahan signifikan diamati pada gambar SEM hidrogel non-cross-
linked dan cross-linked. Gambar 2b dan 2c menunjukkan Penampilan mikro dan gambar penampang 0G-
S/C-H. Hidrogel sebelum pengikatan silang (Gambar 2c) ditampilkan pori-pori yang saling berhubungan
dengan buruk, distribusi pori yang heterogen dan kurangnya jaringan yang disebabkan oleh tidak adanya
ikatan silang antara serisin dan kitosan. Di sisi lain, gambar SEM dari hidrogel berikatan silang dengan
konsentrasi Gn yang berbeda (Gambar 2d-2f) mengungkapkan struktur karakteristik yang terdiri dari
mesh interpenetrasi dengan pori-pori yang terlihat jelas dan distribusi pori yang seragam. Ketika
konsentrasi Gn meningkat dari 0,5 menjadi 1,0% b/b, ukuran pori-pori mengecil. Berdasarkan sifat fisik,
derajat ikatan silang, rasio pembengkakan dan karakter morfologi 0,8G-S/C-H dipilih untuk analisis
massa, reologi, analisis tekstur dan aktivitas penyembuhan luka in-vivo (Rodrigues, S., et al,2012)

3.1.2. Hasil Uji WHC

Swelling ratio suatu hidrogel memainkan peran penting dalam proses penyembuhan luka. Swelling
ratio dengan atau tanpa Gn ditunjukkan pada table di bawah. Swelling ability yang lebih tinggi dari
balutan luka yang efisien menunjukkan bahwa bahan tersebut memungkinkan penyerapan maksimum
cairan dan eksudat dari luka. Gambar 2a menunjukkan pengaruh konsentrasi Gn pada swelling ratio
pada PBS pH 7,4 setelah periode perendaman 24 jam. Rasio pembengkakan menurun dari 338 ± 11
menjadi 180 ± 24 dengan peningkatan konsentrasi Gn dari 0,5% menjadi 1,0% b/b. Dengan peningkatan
konsentrasi Gn, kerapatan cross-link yang lebih tinggi akan terjadi,yang selanjutnya memperluas
struktur jaringan hidrogel diikuti dengan berkurangnya ruang bebas di dalam hidrogel yang
mengakibatkan penurunan swelling ratio (Zhao, R., et al.,2014). Swelling ratio tertinggi disebabkan oleh
adanya bahan hidrofilik yaitu serisin dan kitosan dalam hidrogel dengan kemampuan penyerapan air
yang lebih tinggi dari gugus polar –COOH, –OH, –NH2 ada dalam serisin dan kitosan. Ketika gugus-gugus
polar ini berikatan silang melalui Gn maka hidrogel kehilangan sifat penyerapan airnya yang dan
mengurangi swelling ability nya (Geever, LM., et al.,2007). Swelling ratio meningkat hingga 770 ± 13,1%
pada periode perendaman 10 jam tetapi setelah 10 jam terjadi penurunan swelling ratio hidrogel yang
tidak berikatan silang. Swelling ratio hidrogel non ikatan silang ditampilkan lebih cepat dan sifat
pembengkakan maksimum tetapi tidak memiliki struktur hidrogel yang stabil.

Anda mungkin juga menyukai