Anda di halaman 1dari 76

KIMIA KUALITATIF (3 SKS)

(ANORGANIK)
Tim Pengampu : Rht / Hbb

I. *Pendahuluan Analisa kualitatif


*Anal Kation Metod Standard (H2S),
*Metoda Alternatif,
*Analisa anion, *campuran
*Kualitatif-kromatografi

II. Dasar-dasar: Asam, Basa, Buffer,


Ka, Kb, Kh, pH, Kw,
Ksp, Kinst, kelarutan
Sudah dipelajari.. Di Modul I
Buku pegangan.

• 1 Qualitatif Inorganic Analysis


by Vogel

. 2 Chemical Principles in the Labo


ratory with Qualitative Analysis
by Emil J Slowinski

. 3 Laboratory Exercises in General


Chemistry. by VS Semishin
Kontrak kuliah

Pengampu tim : rh dan hbb


Jumlah pertemuan : 7 – 8 /modul
Metode : Tatap Muka
Tugas mandiri
Diskusi tugas mandiri/kelompok

UTS / MODUL I
UAS / MODUL II

N.A = NA. {UTS + UAS}


% penilaian :

Kehadiran (75%)  0%
Tugas mandiri + Klp  25 %
UTS (M.1) / UAS (M.2)  75 %
Total = 100 %

Bila range nilai 100 


[ M.1 + M.2 ]
NA = -------------------
2

Bila range nilai 50 


NA = M.1+M.2
Tujuan instruksional kimia analitik I

Mengetahui, memahami dan mampu menerapkan


sifat sifat kimia maupun fisika unsur-unsur / senyawa
yang ada dalam sampel untuk analisis.

Penerapan analisis.

Mengetahui ada / tidak nya unsur tersebut


Memisahkan unsur/senyawa dari campuran
Meng-identifikasi keberadaan unsur tersebut secara
difinitif mengacu sifat khas yang dimiliki unsur tersebut.
THE TEACHING OF
ANALYTICAL CHEMISTRY

• As analytcal procedures have become more automated,direct


interaction between analyst and sample has diminished.

• Clasical analysis
s A
• instrumental analysis

s I A
S I C A automated analysis

S I C A automated analysis
with robotic

S = sample C = computer
A = analyst R = Robotics
I = instrument
Analytical
information

reagen

,T
.)P

C1

=
1

f-
(fc

1
(s
=

)
S

Segitiga Emas
sample Chemical
information

Once obtained from the sample and reagen, analytical


information must be transleted into chemical informaion
(qualitative and quantitaive data)
Contoh proses pengendapan dalam pemisahan
untuk identifikasi

Dalam analisis identifikasi campuran  perlu pemisahan


dengan sebagian sampel tetap berada dalam larutan dan
sebagian dalam bentuk endapan.

Teori konsep ‘kelewat jenuh relatif’ dari Von Weimarn

Q-S
Kelewat jenuh relatif = ----------
S

Q = [ ] total zat sementara dlm larutan (krn pe (+) reagensia ).


S = kelarutan kesetimbangan.
Q-S = derajat kelewat jenuh pada saat pengendapan mulai
terjadi.
1. NaCl

AgNO3
2. Ag+

Cl - AgCl
Na Cl-
+

Ag+NO3- Larutan jernih  keruh  endapan putih.

Larutan jernih Larutan jernih


Cl
Cl Cl Cl Cl Ag+
Ag+ Cl Ag+
Cl Cl Cl Cl
Q Cl
Cl
Larutan keruh
-,+ Ag+ Ag+
Cl Ag+
Cl Ag Q–S Cl
---------
Ag+ Cl
S Ag+ Q-S
Endapan putih Cl Ag+
Kelewat jenuh
- SO4=
Cl BaSO4
Ba2+ + SO42-
Ag+ End putih
Ba2+

Ag+ Ba2+
Ag+ + Cl- AgCl
Cl- SO4= End putih

Ag+ + Cl- AgCl


- SO4=
Cl
Ba++ + 2Cl- BaCl2
+ 2+
Ag Ba

2Ag+ + SO42- Ag2SO4


Ketentuan apa saja yang perlu di perhatian
pH. Q, S, Ksp, Ba2+ + SO42- BaSO4
Campuran  CO3= / HCO3-
terhadap keasaman larutan.

CO2 HCO3-
CO3=

Fraksi Mol
dominan  HCO3-

5 6 7 8 9 10 11
no CO2
dominan  CO2
pH dominan CO3=
Faktor Q-S makin >>  ∑ inti endapan semakin banyak
partikel endapan semakin kecil  endapan halus.

Faktor S sebagai pembagi menunjukkan kekuatan menolak


proses pengendapan, atau menyebabkan
endapan larut kembali

Makin besar S  makin kecil angka derajat kejenuhan 


sedikit inti yang terbentuk

Untuk kepentingan pemisahan dalam rangka analisis


perlu pengaturan kondisi (mengatur pH, pemanasan, efek
ion bersamaan), sehingga faktor kelewat jenuh
terpenuhi (sesuai kondisi)  endapan terbentuk atau
endapan tidak terbentuk
Specialization in Analytical Chemis
• Methode Problems
1. Separation m  envirom analysis
2. Mass Spect m  food analysis
3. Atomic Spectcp  biocheml analys
4. Molcr Spectcp  pharmcl analysis
5. Structur Elucidt  Clinical analysis
6. Chemometrics  material science
7. Trace Analysis  automated analys
8. Micro analys  toxicologi
9. Surface anal  forensic analysis
10. Electroanalysis  geochemical anal
11. Thermal anal  extraterrestrial anal
The relationship among fundamental of analytical chem (I), anlytical
knoledge of spesific field (II), and knowledge required for specialist
(pie-haped area)

• Prodc of clinics
Microelectronc
ii i
II I
Chemical metallurgy
Technology

enviromental
protection
sampel pretreatment

Mechanical Chemical
sampling
*sample
treatment treatment
reagent indicator

chemical physical
treatment
reagent indication
signal readout
analytical investigation

*signal

mathematical investigation

Smoothing Feature
convolution selection
*Analytical information

Signal information

know chemical information

Training
Calibrationchem Inf
Knowledge
enough

Recognition
(e.g.pattern)
identification
chem Inf
knowledge for recognition

Signal Interpretation.
Trends in Periodic Table of Elements
KEDUDUKAN ANALISA KIMIA
mengetahui
ANALISIS KIMIA 
menentukan

*Macam *Struktur/sifat *Jumlah

* pertanian
Analisis dalam : * ilmu pengetahuan
* industri

Row material, kualitas kontrol, pengolahan

research & Development


ANALISA KIMIA
kation

kualitatif

Anorganik anion
organik

kuantitatif

klasik modern
LANGKAH DASAR
ANALISIS KUALITATIF (rht) Modul 2

1. ANALISIS KESIMPULAN
PENDAHULUAN SEMENTARA

Reaksi-kimia penunjang pemeriksaan pendahuluan:


a. Reaksi spesifik/khas  pereaksi spesifik untuk
bahan tertentu
b. Reaksi sensitif/peka  mampu menunjukan bahan
yang sedikit.
c. Reaksi selektif  reaksi atas sekelompok bahan
yang berbeda.
ANALISIS KESIMPULAN
2 SESUNGGUH NYA DIFINITIF

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN:

TEST 1. diperkuat TEST


SIFAT FISIS dipertegas 2. SIFAT KIMIA
2.

Analisa
kering

Pemeriksaan
pendahuluan

Analisa
basah
CONTOH ANALISIS
Sampel : serbuk warna biru

. Sifat fisis : * warna biru , * tidak bau, * larut dalam air


* kristal senyawa tunggal mirip kristal
CuSO4 * tidak campuran

1. Kesimpulan awal : SENYAWA CuSO4 5H2O


Bukan CuSO4 ?

CuSO4 serbuk putih


Higroskopis ?
2. Penegasan test kimia (1) : perubahan fisik

CuSO4 5H2O  ?  CuSO4 + 5H2O


pucat  uap air

serbuk putih

pembuktian proses, (sifat higroskopis) 


Penegasan test kimia (2) :

1.sampel dilarutkan dalam air


2. (+) NH4OH

• Larutan CuSO4 5H2O (+) 2.NH4OH endpan muda


tembaga sulfat basa
• Endp (+) NH4)OH >>  ion kompleks biru tua.

Reaksi yang terjadi :


Cu2+ + SO4= + 2.NH3 + 2.H2O  Cu(OH)2.CuSO4 + 2.NH4+

Cu(OH)2.CuSO4 + 8.NH3  2.[Cu(NH3)4]2+ + SO4= + 2.OH-


Bagaimana bila sampel tidak tunggal (campuran) ?

Praduga dari sifat fisis sampel diperlukan,

• larut dlm air 


tdk mungkin anion yang ada : CO3 =, S =, OH - ?

Cari info bagaimana sifat fisis Cu dengan anion

CuCO3)
CuS ? tidak larut dlm air

Cu(OH)2
* endapan warna hitam
CuS  sifat fisis :
* tdk larut dalam air

info kimia :  untuk meyakinkan praduga perkiraan

*CuS  larut dalam :

1. HNO3 panas

* 3CuS + 8HNO3 -----  3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO + 3S pth


htm
CuSO4
* lama  S teroksidasi  H2SO4 larutan biru jernih

S + 2.HNO3 -----  2.H+ + SO4= + 2.NO


2. Larutan KCN >>  kompleks [Cu(CN)4]3-

2CuS + 8.CN- ------  2.[Cu(CN)4]3+ + S2=


Cu2+ --------------------------------- Cu +
*reduksi
S= ------------------------------------------------------------- S
* oksidasi
* bersamaan terbentuk kompleks

* larutan H2S panas


• CuS tidak larut dalam
* larutan KOH

CuCO3 + H2O

Cu(OH)2  endapan biru muda


air

Sampel Larut , prediksi kemungkinan


padatan
kation yang ada !
Ni, Fe, atau Ni, Mn

NH4 OH >>>>  (+)

1. kompleks biru tua :  Ni , Cu

2. Endapan merah :  Fe(OH)3 , Mn(OH)2

Perlu cek,
Lrt CNS-
(+) pereaksi spesifik yang
bereaksi dengan satu kation.

Larutan Kompleks
[Fe(CNS)6]3-
merah darah.
Spesifik dan sensitif (batas pengenalannya) 25.10-5 mg Fe3+

• 4Fe3+ (+) 3[Fe(CN)6]4-  Fe4[Fe(CN)6]3


biru persia
spesifik & sensitif

Tulis reaksi Cu, Ni dengan amoniak  kompleks


( dengan warna yang tidak berbeda jauh )

Sampel larut dlm air  senyawa dalam bentuk garam Sulfat


• Cu2+ + NH4OH  endapan biru “ tembaga sulfat basa”
Cu(OH)2.CuSO4
NH4OH >>  kompleks biru tua [Cu(NH3)4]2+

* Ni 2+ + NH4OH  endapan hijau Ni(OH)2


NH4OH >>  kompleks biru tua [Ni(NH3)6]2+
Contoh lain:

Bidang Industri :

Analisa Raw Material  analisa bahan baku.

Sabun* : • Minyak kelapa /


Margarine :
Minyak kelapa sawit
• NaCl
Murni:
• NaOH*
Syarat bahan baku :tidak boleh mengandung Cu > 5 ppm, & Fe > 10 ppm

Menjaga kualitas ptoduk: ?


Unit quality qontrol

Sifat Cu & Fe  * ion Fe mudah terhidrolisa


muncul bintik coklat pada produk
* ion Cu bersifat katalis  minyak teroksidasi  tengik :
ANALISA PENDAHULUAN KERING.

Pengamatan fisis : *kristal ,*warna, *bau.

pemanasan bahan (sampel)


* tdk terurai

* terurai  perubahan fisik



# meleleh

sampel
# Perubahan wana
# Sublimasi/menguap tanpa mencair
# Terbentuk uap air
# Timbul gas / asap

Cara kerja analisa kering

HCl pkt

1)
sampel Massa basah

2
spatula

1--- 3 garam Cl  (MCln) mudah menguap


uap yang terbentuk tdk menyebabkan api berwarna
warna api tergantung dari kation M n+
M n+ + n HCl  MCl n
warna dari M n+

Perubahan warna pada nyala api :


Nyala oks nyala red kation
p p Cu
d d

p/d p/d Co

p/d d Ni

p/d p/d Na

Mengaburkan warna
Pengaruh warna Na, perlu dicegah dg penyerap warna kuning Na  kaca
cobalt (spektroskop)

• flame test dengan kaca cobalt

Warna flame warna flame dg kc Logam


cobalt

Golden-yellow Nil Natrum Na

Violet Crimson Kalium K

Brick -red Light-green Calsium Ca

Crimson Purple Strontium Sr

Yellow -green Bluis-green Barium Ba


SPECTROSCOPIC TEST
FLAME SPECTRA

• Sinar ads S
monokromatis
tertentu prisma spektra warna

element Diskripsi warna Panjang gelombang


spectra nm
Na Dobel kuning 589,0 - 589,6
K Dobel merah 766,5 - 769,9
Dobel violet 404,4 - 404,7
Li Merah tungal 670,8
Orange tunggal 610,3
Spetra warna

MERAH O K HIJAU BIRU UNGU

Na 589,6 / 589.0

K 766,9 / 766,5 404,7/404,4

Li 670,8 610,3

Ti 535,0

Ba 535,6-534,7-524,3-513,7 487,4
• 2) MUTUBORAKS (Na2B4O7.7H2O)

• dipanaskan dalam nyala oksidasi & reduksi  tidak berwarna dari


metaborat

. Spatula dengan metaborat disentuhkan sampel :


kemudian di panaskan dalam nyala oks & red pada kondisi
panas & dingin,
warna yang teramati adalah warna kation metaborat.
Reaksi yang terjadi :
1.penguraian boraks pada nyala oksidasi

• Na2B4O7.7H2O  Na2B4O7 + 10 H2O

• Na2B4O7  2 NaBO2 + B2O3


(metaborate)

B2O3 + CuO  Cu(BO2)2 (Cu,metaborate)

NaBO2 + CuO  NaCuBO3 (orthoborate)

2. penguraian pada nyala reduksi adanya C


dua reaksi terjadi bersama sama.
(i).Cu (II) berwarna ,tereduksi  Cu(I) tdk berwarna sbg metaborat

• 2Cu(BO2) 2 + 2NaBO2 + C  2CuBO2 + COg + Na2B4O7

(ii).Cu (II) borate tereduksi  Cu metal merah


• 2Cu(BO2) 2 + 4NaBO2 + 2C  2Cu + 2COg + 2Na2B4O7

Bila metal metaborat bercampur dengan Na metaborat  terbentuk


kompleks dengan tipe

Na2[Cu(BO2)4], Na2[Ni(BO2)4], Na2[Co(BO2)4

Cu(BO2) 2 + 2NaBO2  Na2[Cu(BO2)4]


REAKSI ARANG.
dipakai untuk mereduksi kation (logam)

Nyala api ditiupkan ke lekukan arang.


(Na2CO3 + sampel) dicampur 
masukkan dalam lekukan arang.
reaksi bertahap akan terjadi :

arang.
. Na2CO3 + M2(SO4)n  M2(CO3)n + Na2SO4

• M2(CO3)n  M2(O)n + nCO2

• M2(O)n  2.M + nO M = logam M2(O)n = oksida log


Cu CuO
Fe Fe2O3 , FeO
REAKSI BASAH

s
PELARUT

Macam pelarut : perlakuan


• 1. air : panas dingin
encer : v v
• 2. asam
pekat : v v

. 3. campuran asam

Amati gas yang keluar dari proses pelarutan


Contoh : H+  (HCl, H2SO4 ) encer

No PENGAMATAN KESIMPULAN
1 Gas tidak berwarna CO2 , dari CO3=,HCO3-
dg air barit keruh
2 Uap (cklt-mrh), bau NO2 dari nitrit
3 Gas(hj-kng),bau rangsang. Cl2 dari ClO3-
Lakmus merahbiru

4 Gas bau,merubah warna kertas yg di- SO2 dari Sulfit


basahi K2Cr2O7  hijau

5 Gas tdk berwarna, tes (4)  terbentuk SO2, S, dari Thiosulfat


endapan
ANALISIS SISTIMATIS KUALITATIF KATION
PEMISAHAN BERDASAR SE-GOLONGAN / KLP KATION
KARENA PERSAMAAN SIFAT TERHADAP PEREAKSI

* PEREAKSI
s

*PEREAKSI **
PEREAKSI

END LRT
* ditambahkan

*
* PEREAKSI *
* PEREAKSI *
* PEREAKSI *
* PEREAKSI

END LRT END LRT


KEUNTUNGAN CARA PEMISAHAN

• 1 Sampel tdk terbagi dalam reaksi spesifik

• 2 Menunjukkan per kelompok sesuai sifat


angota kelompok terhadap pereaksi yang di tambahkan

. 3 Pemisahan  kelompok kecil  terisolasi.

Hasil analisis sistimatis perlu pembuktian dengan pereaksi


selektif  terbentuk zat baru yang berbeda dari zat semula.
PENGENALAN BERDASAR SIFAT FISIS

pereaksi
mengendap endapan
• lrt
perub warna Lrt berwarna

pereaksi
melarut
lrt
endapan gas

perub bentuk

kristal
SKEMA ANALISA METODA STANDR (M.H2S)

gol HCl 6 M >>


s
I HCl (0,2M)=pH 0,5,-----
H2S jenuh (0,1M)
s
II
----, NH4OH,NH4Cl, pH 9
s (NH4)2S
III A,B
----,(NH4)2CO3 0,2 M,

s NH4OH, pH 9,5-10,
t.60oC, ---- mendidih
s larutan
endapan IV
S
sampel V sisa. s
METODA STANDART H2S
by BERGMANN  FREESENIUS NOYES

• Metoda H2S  metoda analisa berdasar pemisahan/pembagian


pergolongan (terbagi)
dalam 5 golongan .

Gol klorida : Ag , Hg, Pb  mengendap


GOL sebagai endp klorida berwarna putih.
I AgCl , Hg2Cl2 , Pb(Cl) 2 putih

Gol H2S  garam sulfida dari


GOL Pb, Cu, Cd, Bi, As(III,V), Sb(III,V),Sn(II,IV),Hg(II)
II2A/B
GOL Gol (NH4)2S  garam garam sulfida
III A/B al : Co, Ni, Fe, Mn, Zn, Al(OH)3, Cr(OH)3

GOL Gol (NH4)CO3  garam garam karbonat


IV al: CaCO3, SnCO3, BaCO3

GOL Gol Sisa. berisi ion Mg, K, Na,NH4


V
tetap berupa larutan.

Setiap kelompok golongan dipisahkan dan di identifikasi ,terisolasi secara


difinitif.
PEMBAHASAN METODA H2S

PERLAKUAN BAHASAN
Pe(+) HCl 6 M •Kation gol (II) teroksidasi ke
pd pemisahan gol I. posisi oks tertinggi.

Sn(II)  Sn(IV)
Sb(III)  Sb(V)
Pengaturan pH 0,5, •Untuk mengendapkan MS gol(II),

!
dengan H2S 0,1M
•Ksp MS gol (II) << dari gol (III) 
kondisi asam memungkinkan
pemisahan gol (II) dan (III) dpt
terjadi
PEMBAHASAN METODA H 2S

PERLAKUAN BAHASAN
Pengaturan pH 9-10 •Kation gol (III) mengendap sbg
sedikit alkalis. MS atau M(OH)n,
dengan buffer •kondisi ini [OH] dan [S=] sbg
media pengendap dalam larutan
sangat rendah,
•Bentuk kompleks (OH) dan (S),
dari M gol (III) tidak terbentuk
dan kation gol(IV) tidak
mengendap (mengapa?)

Pengaturan pH 9,5-10 kondisi •M gol (IV) mengendap sebagai


basis MCO3  akan memisahkan gol
(IV) dan (V)
Catatan penting keberhasilan metoda H2S

1. pe(+) pereaksi diupayakan urut

2. Upayakan pemisahan unsur per-gol dengan baik,

3. pertimbangkan harga relatif Ksp gol I & II

pe(+)HCl  Ag+, Hg2+, Pb2+  MCl (gol I)


pe(+)H2S  Ag+, Hg2+, Pb2+  MS bersama gol
H2S (gol II)
pe(+)H2S  tidak dapat / mampu mengendapkan MCl lagi

Pe(+)HCl pada endapan MS tidak mudah melarutkan


karena endapan MS lebih sukar larut dari endapan MCl
SKEMA ANALISIS
SENYAWA GOLONGAN I

Air,
(pendidihan)
M gol I
Cuci air panas,
(+) NH4OH >>
Pb

Aqua regia
panaskan
?
endapan Ag

larutaan Hg

Diagram alir pemisahan gol I


Tulis reaksi yang terjadi pada setiap langkah anlisis dari bagan gol klorida.

BAHASAN PROSEDUR ANAL GOL I

Perlakuan Bahasan
1. Mn+(gol I) •[Cl] > Ag,Pb sbg kompls Cl
di endapkan
sbg MCl •Shg pe(+)HCl harus tepat utk
mengendapkan saja tetapi
tidak mencukupi  kompleks.

2. Pe(+) H2O pada •Melarutkan PbCl2 bila ada ?


endapan gol I, dan kelrt PbCl2 (33,4g/l,100oC)
pemanasan (9,9 g/l,20oC), (uji dif Pb)
BAHASAN PROSEDUR ANAL GOL I

perlakuan bahasan
3. Pe(+) NH4OH •AgCl larut Ag(NH3)2Cl

•Hg2Cl2  HgNH2Cl + Hg
hitam abu-abu.
•Kompls Ag(NH3)+ akan rusak
pada pe(+) asam  Ag+ dan
mengendap kembali sbg AgCl

•Jika ada Hg+dan Ag+Ag(NH3)+ dan Hg


cenderung mengalami redoks,
•Jika Hg cukup >>>  kajian adanya Ag
meragukan.
BAHASAN PROSEDUR ANAL GOL I

4. Pe(+) aquaregia , kemudian •Pada pelarutan dg aquaregia


dipanaskan  Ag dan Hg sbg kompl Cl.
(HgCl4)=, (AgCl2)-

•pe(+) air pd larutan asam


kuat, akan me ngendapkan
kembali AgCl dan dapat
dipisahkan dg (HgCl4)=

•Pelarutan AgCl dlm NH3 dan


pengendapan kembali AgCl
pada pe(+) HNO3 sebagai
tes difinitif. Ag.
UJI DIFINITIF GOL I (GOL KLORIDA)

Uji Difinitif Pb
----- PbCl2 ,larut ?
[Ag,Hg,Pb]  MCl + H2O 
endp gol I AgCl , Hg2Cl2

• 2PbCl2 + 4H2O -----  2 Pb2+ + 4 HCl + 4OH-

• larutan ------  mengkristal spt jarum


PbCrO4
• PbCl2 + CrO4=  kng + 2Cl-
PbSO4
• PbCl2 + H2SO4 pkt  pth + 2Cl-
tetes tetes
Uji Difinitif Ag

AgCl + NH4OH  [Ag(NH3)2]+Cl- larut sbg grm kompleks

[Ag(NH3)2]+Cl- + HNO3  AgCl + 2 NH4NO3


putih

Reaksi Tananaef.
AgCl disentrifuse, hasil sentrifuse ditaruh di
kertas saring (+) 1 tetes MnSO4 dan KOH
MnSO4 + 2KOH  Mn(OH)2 + K2SO4

2AgCl + 3Mn(OH)2  2Ag + Mn2O3 + 3H2O + MnCl2


hitam

coklat pd pinggiran noda


Uji mikroskopi
teteskan lrt [Ag(NH3)2]+ pd gelas obyek dan panaskan sampai NH3 menguap
-----  kristal AgCl

• amati dengan mikroskop kristal jarum dari AgCl

• Uji Difinitif Hg

endapan campuran (HgNH2Cl , Hg)

• (+) 1-2 tetes akuregia,  sampai tidak terbentuk asap coklat

• Endapan camp (+) H2O  bagi dua untuk uji Hg


2 HgNH2Cl + 2HCl + HNO3  2HgCl2 + 2NO + N2 + 4H2O

2Hg + 6HCl + 2HNO3  2HgCl2 + 2NO + 4H2O


UJI DIFINITIF HgHg

* Bagian dr larutan (+) KI  HgI2 + Cl-

HgI2 + 2KI  HgI4= lrt , HgI3- lrt

* Reakasi Tananaef
bagian dari larutan diteteskan pada kertas saring, (+) 1 tetes SnCl2 5
%, 1 tetes anilin  end pth  hitam (anilin sbg katalisator)
2HgCl2 + Sn2+  Hg2Cl2 + Sn4+ + 2Cl-
anilin

2HgCl2 + Sn2+  2Hg + Sn4+ + 4Cl-


anilin
ANALISA PEMISAHAN KATION GOL H2S

• Endapan yang terbentuk dalam gol ini ;

As2S3 SnS cklt


*As  *Sn 
As2S5 SnS2

Sb2S3 CuS CdS


*Sb 
Sb2S5 PbS HgS

Bi2S3 cklt
TINJAUAN TEORI PEMISAHAN GOL

• Dasar teori untuk di mengerti , diketahui, difahami, mengapa


pemisahan baik antar gol atau dalam satu golongan harus dilakukan
sesuai prosedur yang cukup ketat.
antara lain :
* Pengaturan pH

!
* Pemanasan dan pendinginan
* Urutan penambahan pereaksi.
PEMISAHAN GOL H2S & (NH4)2S

• Kedua kation gol H2S & (NH4)2S mengendap  endapan MS (garam


S), kecuali Al , Cr
• Mengapa ? Garam-garam kedua gol H2S & (NH4)2S  tidak
mengendap bersama-sama.
Alasan teori :
• Gol H2S  garam sulfida yang terbentuk tidak larut
dalam asam keras / kuat encer.
• Gol (NH4)2S  garam sulfida yang larut dalam asam
keras / kuat encer.
• Adanya perbedaan harga relatif Ksp
* Keasaman larutan (pH)

• pH pengendapan gol H2S, dengan [H+] = 0,2 M menyebabkan [S=]


kecil (<<),  garam dg Ksp kecil yang akan mengendap dan sukar
larut

• Ksp gol H2S  CuS 10-35 HgS 10-52


Ag2S 10-50 CdS 10-27

• Ksp gol (NH4)2S  CoS 10-21 ZnS 10-22


FeS 10-17 MnS 10-13
Bahasan pengaturan pH
pada pemisahan per golongan.

• pengendapan gol H2S


gas H2S jenuh yang dialirkan ke larutan sampel dengan
pH 0,5 = [H+] = 0,2 M 
mempengaruhi [S=] dlm larutan. [S=] = ?

• gas H2S  gas yang sukar larut


[ ] max dlm larutan = 0,1M
dalam larutan  asam lemah sekali
Ka1 = 10-7 Ka2 = 10-13
H2S  H+ + HS- ………… Ka1 = 10-7
HS-  H+ + S= ………… Ka2 = 10-13

• Ka1 < ,  [HS-] yang dihasilkan kecil (< )


Ka2 << ,  ∑ HS- yang meng-ion <<,  S= kecil sekali (<<<)

• Adanya HCl  ∑ H+ dalam larutan bertambah cukup besar 


kesetimbangan bergeser

H2S  H+ + HS- + H+
< pengaruh ion bersamaan
HS-  H+ + S= + H+
<<
Pengaruh HCL secara kuantitatif terhadap [S-]

• H2S  H+ + HS-
[H+] [HS-] [H2S]
• Ka1 = --------------- [HS-] = Ka1 x ----------
[H2S] [H+]

HS-  H+ + S=
[H+] [S=] [HS-]
• Ka2 = ------------ [S=] = Ka2 x ----------
[HS-] [H+]
[H2S]

[S=] = Ka1 x Ka2 x --------


[H+]2

0,1
[S=] = 10-7 x 10-13 x [H+]max = 0,1M
[H+]2

10-21
[S=] = , untuk pe ( ) gol H2S, HCl = 0,2M
[H+]2

10-21
[S=] = ------- = 2,5 x 10-20
[0,2]2
Bila [Mn+] = 0,1 M 
[Mn+] x [S=] = 0,1 x 2,5.10-20 = 2,5 10-21

• Sehingga endapan akan terbentuk bila :


[Mn+] x [S=] > Ksp MS

• Garam garam Sulfida yang mempunyai :


Ksp > 2,5 10-21 akan tetap larut
Ksp < 2,5 10-21 akan mengendap

• Bila [ ] asam atau pH larutan diubah  [S=] dalam larutan akan


berubah.
* semakin asam  pH larutan <<  [S=] <<
* semakin basis  pH larutan >>  [S=] >>

• Ini berarti bila keadaan asam  garam Sulfida yang semula mengendap
 tdk mengendap dan sebaliknya.

• pH tinggi (basis)  garam sulfida yang semula tidak mengendap akan di


endapkan.

• Akibat perhitungan pH, maka pe(+) HCl harus diatur dg baik, sehingga
pengendapan atau pemisahan dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
. Bila HCl terlalu banyak  endapan S yang mempunyai
Ksp < 2,5.10-21 seharusnya mengendap

• Dalam gol H2S akan tetap larut, dan baru mengendap dalam gol (NH4)2S

• Bila HCl kurang  endapan MS dg Ksp > 2,5.10-21 


seharusnya mengendap pada go lII, tetapi telah
mengendap di gol II.

• Kecuali ZnS dg Ksp 10-23 tidak mengendap pada gol II, meskipun Ksp <
2,5.10-21
Karena pengabaian bbrp ketentuan dalam perhitungan : *hidrolsa
S=  hidrolisa memperbesar kelarutan

*perhitungan menggunakan [konsentrasi] bukan


aktifitas ion.  a = k, [ ]

PEMISAHAN GOL (NH4)2CO3

Pemisahan gol ini sama dengan gol Clorida (I)


Terisolasi satu sama lain.

Bagaimana diagram alir method standard pemisahan


gol II A / II B & III A / III B dengan bahasan setiap langkahnya.
Tugas kelompok.
PEMBUATAN GAS H2S

1. REAKSI PIRIT – HNO3 DALAM PESAWAT KIPP

FeS + 2 HNO3 --------  Fe(NO3)2 + H2S

2. ------ CAMPURAN PARAFIN, ASBES,BELERANG

S O
CH3-C-NH2 + H2O  CH3-C-NH2 + H2S
Keuntungan cara 2
1. Bahan (tioasetamida) berupa padatan
2. Mudah disimpan dan mudah pemakaian
3. S= terbentuk karena hidrolisa larutannya yg berjalan terus menerus
 pembentukan ( ) lebih kasar  memudahkan pemisahan
4. Endapan lebih murni

Pembentukan( ) cara ini dikenal sebagai cara


“HOMOGENIOUS PRECIPITATION”
pe ( ) homogen
KESIMPULAN PEMISAHAN
METODA H2S

1. gol (II) dan gol (III) dapat dipisahkan karena perbedaan


relatif Ksp dan pengaturan pH lrt

2. [H+],pH harus diatur dg cermat terjadi pemisahan


*[H+] (terlalu asam)  gol (II) mengendap sebagian
*[H+] (kurang )asam  sbg gol (III) mengendap bersama gol (II).

3. Pemisahan gol (III) dan (IV) , pH larutan dikondisikan lebih besar


dari pemisahan gol (II) / (III)
pengaturan harus secara cermat :
*masih terlalu asam  sebagian endapan gol (III) tdk terbentuk
contoh MnS  Ksp = 10-13
*menjadi terlalu basa  kation (IV) & (V) ikut mengendap bersama gol
(III)
contoh CaS  Ksp = 10-7
4. pemisahan gol (IV) & (V)  pH diatur lbh besar dari pH pemisahan
sebelum nya.

• pH tidak boleh terlalu tinggi  MgCO3 ikut mengendap


• pH tidak boleh terlalu rendah (Ba,Ca) sbg endp CO3 tidak mau
mengendap …..?
o MgCO3 tdk larut dlm air namun tdk ikut mengendap bersama (Ba,Ca,Sr) sbg endapan CO 3 
dpt dipisah akibat (pengaruh pH dan perbedaan Ksp) : MgCO 3 = 10.-4,4 BaCO3 = 10.-8,3
CaCO3 = 10.-8,4 SrCO3 = 10.-9

5. Pemisahan golongan IV. antara Ba2+, Ca2+, Sr2+ dengan kation lain segolongan
 pe (+) K2CrO4 untuk mengendapkan Ba2+  BaCrO4 (Ksp 10-10), SrCrO4 (Ksp 10-4,4) , CaCrO4
(Ksp 10-3,2)
 Asam kromat bukan asam lemah, pada pH rendah tdk melarutkan garam kromat, tetapi
mengapa pe (+) H+ utk mengatur pH, ion CrO4=
berkurang ????
CrO4=  Cr2O7=
2CrO4= + 2H+  Cr2O7= + H2O

Anda mungkin juga menyukai