Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KARDIORESPIRASI

Dosen Mata Kuliah:


dr. Muhamad Putra, M. Biomed
dr. Cyntya Harlyana, M. Biomed

Disusun oleh :
KELOMPOK 3
Alfan Raka Munggaran 22070100009
Arasyintia Riska 22070100020
Aufa Hana Nabila 22070100025
Berylla Asyarif 22070100030
Khoirudin Malik Firmansyah 22070100070
M. Rizky Ramadhani 22070100074
Mutiara Dzuhriyah 22070100110
Rahmatia A. Djaguna 22070100137
Rifki Ismahendriatno 22070100144
Wanda Riswana 22070100165
Zahra Mawardi 22070100167

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas berkah Rahmah Hidayah-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan
laporan dari pembelajaran praktikum biokimia. Laporan ini dibuat untuk menyelesaikan tugas
dari bagian pembelajaran yang bertemakan mengenai Kardiorespirasi. Laporan merupakan salah
satu metode yang digunakan untuk melatih para mahasiswa untuk mengetahui seberapa jauh
pengetahuan mahasiswa mengenai Kardiorespirasi.
Kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kesalahan datang dari
hambanya, saran dan kritik membangun untuk perbaikan laporan ini sangat kami harapkan. Terima
kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu kami: dr. Muhamad Putra, M. Biomed dan dr.
Cyntya Harlyana, M. Biomed atas segala ilmu dan materi yang telah diberikan.
Demikian laporan ini kami buat, semoga laporan ini dapat menambah wawasan bagi yang
membaca dan dapat bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. Terima
kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 18 Mei 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….…..(i)

DAFTAR ISI……………………………...……….…………………………………………………(ii)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………...……………………………………………………………..…...1

B. Tujuan…………………………..…………………………………….................................2

C. Rumusan Masalah………………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN

A. Uji OksiHemoglobin dan DeokasiHemoglobin………………………………………….3

B. Uji Karbomonoksida Hemoglobin………………………………………………………..5

C. Uji Methemoglobin………………………………………………………………………..7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…..………………………………………………………….……………..…8

B. Daftar Pustaka……………………………………………………….….……………….8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hemoglobin merupakan protein yang terdapat di dalam sel darah merah (SDM)/Red
Blood Cell (RBC) dan berfungsi antara lain untuk:
1. Mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh,
2. Mengikat dan membawa karbondioksida dariseluruh jaringan tubuh ke paru-paru,
3. Memberi warna merah pada darah,
4. Mempertahankan keseimbangan asam basa dari tubuh.

Hemoglobin merupakan protein tetramer kompak yang setiap monomernya terikat


pada gugus prostetik heme dan keseluruhannya mempunyai berat molekul 64.450 Dalton.
Darah mengandung 7,8 sampai 11,2 mMol hemoglobin monomer/L (12,6 sampai 18,4 g/dL)
tergantung pada umur dan jenis kelamin individu. Hemoglobin dapat mengikat 4 atom
oksigen per tetramer (satu pada tiap subunit heme). Atom Oksigen terikat pada atom Fe2+,
yang terdapat pada heme, pada ikatan koordinasi kelima. Hemoglobin yang terikat pada
oksigen disebut hemoglobin teroksigenasi atau oksihemoglobin (HbO2), sedangkan
hemoglobin yang telah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin (Hb).

Hemoglobin juga dapat mengikat gas hasil pembakaran yang tidak sempurna yaitu
Karbonmonoksida (CO) dan disebut Karbonmonoksida Hemoglobin (HbCO). Ikatan Hb
dengan CO 200 kali lebih kuat daripada ikatan Hb dengan oksigen dan akibatnya Hb tidak
dapat lagi mengikat, membawa dan mendistribusikan oksigen ke jaringan. Dalam keadaan
lain, muatan atom Fe yang terdapat pada pusat heme dapat berubah menjadi Fe3+. Hal ini
dapat terjadi karena oksidasi oleh senyawa-senyawa pengoksidasi. Hemoglobinnya disebut
hemoglobin teroksidasi atau methemoglobin (MetHb) atau Hb (Fe3+). Dalam bentuk ini Hb
tidak dapat mengikat oksigen atau kehilangan fungsinya yang amat penting. Beberapa derivat
dari Hb, misalnya oksiHb, Hb, dan HbCO dapat dibedakan dengan melakukan pengenceran,
dan pada pengenceran ini oksiHb terlihat berwarna merah kekuning-kuningan, Hb berwarna
merah kecoklatan dan HbCO berwarna merah terang (carmine tint).

Untuk lebih jelas lagi setiap derivat Hb dapat pula dibedakan dengan menggunakan
alat spektroskop, suatu alat yang dapat memperlihatkan absorpsi warna-warna tertentu dari
spektrum cahaya putih yang melewati larutan yang mengandung zat yang diperiksa. Bila
suatu larutan berisi suatu zat diletakkan antara alat tersebut sumber cahaya, maka akan
terlihat daerah (pita) berwarna hitam pada bagian spektrum tempat terjadinya penyerapan
warna tersebut. Dengan menentukan letak serta intensitas pita-pita absorpsi itu, maka dapat
ditentukan zat apa yang terkandung dalam larutan yang diperiksa.

1
Pada spektroskop yang tidak dilengkapi dengan skala panjang gelombang cahaya,
letak pita absorpsi itu ditentukan dengan membandingkan dengan garis-garis Fraunhofer itu
akan terletak pada perkiraan : B= 687 nm, C= 656 nm, D= 589 nm, b=517 nm, F= 486 nm,
dan G=431 nm. Diagram spektrum cahaya matahari dengan garis-garis Fraunhofer dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :

B. Tujuan
1. Memperlihatkan bahwa hemoglobin dapat mengikat dan melepaskan oksigen.
2. Memperlihatkan bahwa ikatan Hb dengan karbon monoksida jauh lebih kuat
dibandingkan ikatan Hb dan tidak dapat mengikat oksigen lagi.
3. Memperlihatkan bahwa besi dalam molekul Hb dapat dioksidasi sehingga terbentuk
MetHb yang tidak dapat mengikat oksigen lagi.
4. Penetapan kadar Hb kuantitatif (cara sianmethemoglobin).

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil warna yang terlihat pada uji oksihemoglobin dan deoksihemoglobin?
2. Buat kesimpulan dari uji tersebut!
3. Bagaimana hasil warna yang terlihat pada uji oksihemoglobin dan
karbominohemoglobin sebelum dan setelah pemberian pereaksi stokes?
4. Gejala-gejala apakah yang terlihat pada seseorang keracunan CO?
5. Buat kesimpulan dari uji tersebut!
6. Bagaimana hasil warna yang terlihat pada uji methemoglobin dan bagaimana kondisi
gelembung udara yang terbentuk?
7. Buatlah kesimpulan dari uji tersebut!

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Uji OksiHemoglobin dan DeoksiHemoglobin


1. Tujuan
Membuktikan hemoglobin dapat mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin
(HbO2), dan dapat terurai kembali menjadi O2 dan deoksihemoglobin.
2. Dasar
Dalam keadaan tereduksi Fe dalam molekul Hb dapat mengikat dan melepaskan
oksigen tergantung pada tekanan O2 dan CO2.

3. Bahan dan Pereaksi


1. Darah segar
2. Pereaksi Stoke, mengandung FeSO4 2% dan asam tartrat 3%.
3. Larutan NH4OH

4. Cara Kerja
3.1. Oksihemoglobin
a. Dalam sebuah tabung reaksi encerkan 1 mL darah dengan 7 mL air suling. Campur
dengan baik dan perhatikan warna merah kekuning-kuningan dari oksihemoglobin
yang terbentuk. Warna akan lebih jelas terlihat pada permukaan atas larutan dengan
tabung dalam posisi dimiringkan.
b. Pindahkan separuh isi tabung ke dalam tabung ke-2. Tabung 1 sebagai kontrol, dan
pada tabung ke-2 dilakukan uji deoksihemoglobin.

3.2. Pembentukan Deoksihemoglobin


a. Isi tabung ketiga dengan 2 mL pereaksi Stoke dan tambahkan NH4OH secukupnya
untuk melarutkan endapan yang terbentuk semula. Campuran ini merupakan
pereduksi yang kuat (amonium ferotartrat).
b. Masukkan beberapa tetes larutan stokes ke dalam tabung 2, aduk dengan baik.
OksiHb akan tereduksi menjadi deoksiHb. Bandingkan warna larutan dengan warna
tabung 1 (posisi tabung dimiringkan).
c. Bagi lagi larutan deoksiHb dalam dua tabung, pada satu tabung lakukan percobaan
ke-3 berikut, dan tabung lain sebagai kontrol.

3
3.3. Pembentukan kembali OksiHb dari DeoksiHb.
a. Kocok kuat-kuat tabung deoksiHb pertama (tutup mulut tabung dengan parafilm),
akan terjadi oksigenasi dari udara; perhatikan warna larutan dimana HbO2 kembali
terbentuk.
b. Oksigenasi dan deoksigenasi ini dapat dilakukan berulang-ulang.

4. Hasil

Hasil Tabung 1 Tabung II Tabung III


OksiHb DeoksiHb Reoksigenasi DeoksiHb

Merah Kekuningan Merah Kekuningan Merah Kekuningan


Lebih Terang dari Lebih Terang dari
Warna yang Tabung 1 Tabung 2
terbentuk

5. Dokumentasi
- Oksihemoglobin

No. Langkah-langkah Gambar

1. Encerkan 1 mL darah
dengan 7 mL air suling

4
2. Campur hingga warna merah
kekuning-kuningan dari
oksihemoglobin terbentuk

3. Pindahkan separuh isi tabung


ke dalam tabung 2. Tabung 1
sebagai kontrol,tabung 2
dilakukan uji
deoksihemoglobin

- Pembentukan deoksihemoglobin

No. Langkah-langkah Gambar

1. Isi tabung ketiga dengan 2 - Pereaksi stoke


mL pereaksi stoke dan
tambahkan NH4OH 3-5 tetes.

4
- NH4OH

- Setelah dicampur

2. Masukkan beberapa tetes


larutan stokes (di tabung 3)
ke dalam tabung 2,aduk
hingga oksiHB akan tereduksi
menjadi deoksiHB

4
3. Bandingkan warna larutan
tabung 1 dan tabung 2

- Pembentukan kembali OksiHb dari DeoksiHb

No. Langkah-langkah Gambar

1. Kocok kuat-kuat tabung


deoksiHb pertama(tutup
mulut tabung dengan
parafilm)

4
2. Akan terjadi oksigenasi dari
udara,perhatkan warna
larutan dimana HbO2
kembali terbentuk

- Perbandingan tabung 1,2,3

4
6. 5. Kesimpulan

Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung)
terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah
merah. Hemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi.
Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam eritrosit. Sebuah molekul
hemoglobin memiliki empat gugus heme yang mengandung besi fero dan empat rantai
globin. Hemoglobin juga merupakan komponen dalam darah yang mengandung Heme dan
Globin dimana dua komponen yang bersatu ini dapat mengikat ion Fe2+. Satu kesatuan
inilah yang menyebabkan Hb dapat mengikat O2. Sedangkan pereaksi stokes adalah
pereduksi kuat yang dapat mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+. Reaksi ini menyebabkan Hb
berubah menjadi MetHb dan tidak dapat lagi mengikat O2. Sehingga OksiHb (merah segar
kekuningan) berubah menjadi deoksi Hb (lebih gelap).

6. Pertanyaan
Peristiwa faal apakah yang ditiru dari percobaan ini?

Adanya peristiwa keseimbangan asam-basa (buffer) dalam darah yaitu


perubahan oksihemoglobin menjadi deoksihemoglobin.

4
B. Uji Karbon Monoksida Hemoglobin
1. Tujuan
Membuktikan bahwa Hb dapat mengikat CO yang ikatannya lebih kuat daripada Hb
dengan O2.
2. Dasar
Gas CO yang berasal dari proses-proses pembakaran yang tidak sempurna dapat
mengikat Hb membentuk HbCO. Ikatan ini sangat kuat (kurang lebih 200 kali lebih
kuat dibandingkan ikatan Hb dengan O2). HbCO berwarna merah terang.

3. Bahan dan Pereaksi


1. Darah segar
2. Sumber gas CO
3. Pereaksi Stokes
4. NH4OH

4. Cara Kerja
● Encerkan 1 mL darah dengan 7 mL air suling. Bagilah darah encer tersebut dalam 2
tabung reaksi.
● Pada tabung 1 alirkan gas CO (dalam lemari asam). Oksihemoglobin akan berubah
menjadi karbonmonoksida hemoglobin. Bandingkan warna larutan dalam kedua
tabung (tabung dimiringkan seperti di atas).
● Pindahkan masing-masing 1 mL dari tabung 1 (yang berisi HbCO) ke dalam tabung 3
dan tabung 4, dan masing-masing 1 mL dari tabung 2 (yang berisi HbO2) ke dalam
tabung 5 dan 6.
● Tambahkan pereaksi stokes pada tabung 3 dan 5. Perhatikan hasil yang diperoleh.
● Encerkan isi tabung ke-4 dan tabung ke-6 dengan 4 mL air suling. Bandingkan warna
kedua cairan itu. oksiHb berwarna kekuning-kuningan, sedangkan HbCO berwarna
merah terang (carmine tint).

5
5. Hasil

Tabung OksiHb KarbomonoksidaHb

Warna sebelum
penambahan
pereaksi stokes
Warna setelah
penambahan
pereaksi stokes

6. Kesimpulan

Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung)
terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah
merah. Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa Hb dapat mengikat CO yang
ikatannya lebih kuat daripada Hb dengan O2. Hb dalam darah yang dialiri gas CO akan
cenderung menjadi HbCO dapat dibuktikan dengan menambah pereduksi stokes pada
darah yang telah dialiri CO, ternyata tidak ada perubahan warna. Tidak seperti darah pada
percobaan satu, yang mengalami perubahan setelah dioksidasi dengan stokes. Hal ini
menunjukkan ikatan Hb terhadap CO lebih kuat dibanding dengan O2. Karakteristik CO
yang afinitasnya terhadap hemoglobin 250 - 300 kali lebih kuat daripada afinitas oksigen,
CO akan membentuk ikatan karboksihemoglobin, sehingga menghambat distribusi oksigen
ke jaringan tubuh, akibatnya organ yang sangat sensitive terhadap keracunan karbon
monoksida adalah organ-organ dengan kebutuhan oksigen paling banyak.

7. Pertanyaan
Gejala-gejala apakah yang terlihat pada seseorang yang keracunan CO?
1. Sakit kepala
2. Pusing
3. Merasa lemas
4. Muntah
5. Palpitasi
6. Pingsan
7. Metabolik asidosis
8. Myocadial ischemia/infark

8. Dokumentasi
C. Uji Methemoglobin
1. Tujuan
Memperlihatkan bila besi dalam molekul Hb dioksidasi menjadi Fe3+, maka
terbentuk MetHb yang tidak dapat lagi mengikat O2.
2. Dasar

3. Bahan dan Pereaksi


1. Darah segar
2. Pereaksi K3Fe(CN)6
3. Peraksi stokes

4. Cara Kerja
● Encerkan 1 ml darah dengan 4 ml air suling ke dalam tabung reaksi.
● Ke dalam tabung itu tambahkan beberapa tetes K3Fe(CN)6 33%. Perhatikan dan catat
perubahan warna yang terjadi. Kemudian tambahkan tambahakan pereaksi stokes
dalam tabung itu dan kocok kuat-kuat. Perubahan apa yang terihat?
● Encerkan 3 ml darah dengan 3 ml air suling dan panaskan sebentar, lalu tambahkan
K3Fe(CN)6. Campur dengan membalik-balikkannya. Perhatikan gelembung oksigen
yang terbentuk!

5. Hasil

Tabung Warna Tabung 1 Warna Tabung 2

+K3Fe(CN)6 Coklat Kekuningan +K3Fe(CN)6 1. Terlihat sedikit


gelembung setelah
dipanaskan,
namun warna
masih seperti awal
sebelum
dipanaskan yaitu
merah.

2. Setelah
dilakukan
pengocokan,
terjadi perubahan
warna menjadi
merah maroon
disertai gelembung
O2

Pengocokkan kuat Coklat Gelap Gelembung Udara Ada (+)

7
+Stokes 3 tetes pertama
terlihat perubahan
menjadi warna biru
kehijauan

Pengocokkan kuat Setelah diberi stoke


dan dilakukan
pengocokan kuat,
terjadi perubahan
menjadi warna hijau
tua.

Kemudian masih
dengan tebung yang
sama, ditembahkan
NH4OH, kemudian
dilakukan pengocokan
kembali, dan terjadi
perubahan warna dari
hijau tua menjadi
merah kembali

6. Dokumentasi

Tabung 1 berisi 1 ml darah dan 4 ml air suling yang telah diberi 3 tetes K3Fe(CN)6
33%.

7
Warna yang terlihat setelah pemberian 3 tetes stokes.

Warna yang terlihat setelah pemberian 3 tetes stokes dan pengocokkan kuat.

Warna yang terlihat setelah pemberian 3 tetes NH4OH dan pengocokkan kuat.

7
Tabung 2 berisi 3 ml darah dan 3 ml air suling yang sedang dipanaskan sebentar.

Diberikan 3 tetes stokes.

Gelembung udara yang terlihat setelah tabung dikocok pelan (dibalik-balik).

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hemoglobin merupakan protein tetramer kompak yang setiap monomernya terikat
pada gugus prostetik heme dan keseluruhannya mempunyai berat molekul 64.450 Dalton.
Darah mengandung 7,8 sampai 11,2 mMol hemoglobin monomer/L (12,6 sampai 18,4 g/dL)
tergantung pada umur dan jenis kelamin individu. Hemoglobin dapat mengikat 4 atom
oksigen per tetramer (satu pada tiap subunit heme). Atom Oksigen terikat pada atom Fe2+,
yang terdapat pada heme, pada ikatan koordinasi kelima. Hemoglobin yang terikat pada
oksigen disebut hemoglobin teroksigenasi atau oksihemoglobin (HbO2), sedangkan
hemoglobin yang telah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin (Hb).

Hemoglobin juga dapat mengikat gas hasil pembakaran yang tidak sempurna yaitu
Karbonmonoksida (CO) dan disebut Karbonmonoksida Hemoglobin (HbCO). Ikatan Hb
dengan CO 200 kali lebih kuat daripada ikatan Hb dengan oksigen dan akibatnya Hb tidak
dapat lagi mengikat, membawa dan mendistribusikan oksigen ke jaringan. Dalam keadaan
lain, muatan atom Fe yang terdapat pada pusat heme dapat berubah menjadi Fe3+. Hal ini
dapat terjadi karena oksidasi oleh senyawa-senyawa pengoksidasi. Hemoglobinnya disebut
hemoglobin teroksidasi atau methemoglobin (MetHb) atau Hb (Fe3+). Dalam bentuk ini Hb
tidak dapat mengikat oksigen atau kehilangan fungsinya yang amat penting. Beberapa derivat
dari Hb, misalnya oksiHb, Hb, dan HbCO dapat dibedakan dengan melakukan pengenceran,
dan pada pengenceran ini oksiHb terlihat berwarna merah kekuning-kuningan, Hb berwarna
merah kecoklatan dan HbCO berwarna merah terang (carmine tint).

B. Daftar Pustaka

1. Clinical guidance for carbon monoxide poisoning|natural disasters and severe


weather [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention; 2020 [cited 2023 May
14]. Available from: https://www.cdc.gov/disasters/co_guidance.html

2. Rahmi DL. LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA SISTEM RESPIRASI


HEMOGLOBIN [Internet]. Dokumen Tips; 2012 [cited 2023 May]. Available from:
https://dokumen.tips/documents/respirasi-03-laporan-praktikum-biokimia.html?page=1

Anda mungkin juga menyukai